You are on page 1of 50

KEKUATAN PASIR CETAK I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Dalam proses pengecoran logam pasir cetak, sangat perlu untuk mengetahui sifat-sifat fisis dan mekanis yang dimiliki oleh pasir cetak. Sifat fisis dan mekanis ini sangat mempengaruhi hasil coran. Baik atau tidaknya hasil coran sangat mempengaruhi sifat material cetakan. Pasir cetak yang baik memiliki permeabilitas yang baik dan juga kekuatan yang baik. Kekuatan pasir cetak sangat penting agar cetakan tidak rusak dan hasil coran yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik. Sering terjadinya retakan atau patahan pada pasir cetak karena tidak memiliki kekuatan yang cukup. Itulah mengapa kekuatan pasir cetak tidak boleh disepelekan dalam pembuatan cetakan dari pasir cetak. Sifat mekanik dari pasir cetak harus memenuhi standart dari sifat yang telah di tentukan seperti kekuatan tekan pasir cetak, kekuatan geser pasir cetak, dan kekuatan tarik pasir cetak agar hasil coran yang dihasilkan memiliki sifat mekanik yang baik.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK II. TEORI DASAR A. Definisi Pasir Cetak Pasir cetak adalah suatu pasir yang memiliki kemampuan bentuk untuk digunakan sebagai bahan pembuat cetakan dalam pengecoran logam sehingga memudahkan dalam pembuatan cetakan yang sesuai dengan bentuk yang kita inginkan dan memiliki permeabilitas dan temperature yang cocok. Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2). Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic (lake sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak industri pengecoran. Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan beberapa factor penting seperti bentuk dan ukuran pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan produk yang mulus/halus. Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung) dan air. Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagi bahan pembuat cetakan. Dalam membuat cetkan dengan pasir cetak yang harus diperhatikan adalah kadar air dan permeabilitas. Hubungan antara kadar air dan permeabilitas cukup erat, yaitu semakin tinggi kadar air maka permeabilitas akan semakin meningkat akan tetapi peningkatan ini memiliki titik optimum yang jika kandungan air ditambahkan terus menerus maka
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK permeabilitas menjadi menurun. Saat kandungan air terus menerus ditingkatkan maka akan mempengaruhi daya ikat pengikat, kandungan air yang terus ditambahkan akan membuat air yang ditambahkan menjadi air bebas dan mengisi celah butir. Berikutnya hubungan antara kadar air dengan kekuatan pasir cetak, kadar air tentunya mempengaruhi pasir cetak dan pengaruhnya sejalan, maksudnya yaitu apabila ditambahkan kadar air maka kekuatan akan meningkat juga akan tetapi sama dengan permeabilitas, hubungan ini memiliki titik optimum dimana apabila ditambahkan terus menerus air maka pasir cetak akan menjadi pasta. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi dari air pada pasir cetak ialah mengaktifkan daya ikat bentonit sehingga dapat digunakan untuk mengikat pasir cetak.Di dalam literatur disebutkan standar kadar air berkisar sekitar 1,5% 8% Sumber : indo-mekanikal.blogspot.com/pengecoran-logam.html(2012) B. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan pasir cetak. 1. Kadar Air Fungsi air adalah untuk mencairkan lempung sebagai pelarut butiran

pasir, dengan meningkatnya ikatan antar butir pasir maka kekuatan pasir akan meningkat. Bila kadar air bertambah maka kekuatan pasir akan meningkat. Bila kadar air bertambah maka kekuatan akan terus meningkat sampai titik maksimum kemudian turun bila kadar air terus ditambahkan.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK Kadar air standart untuk pasir cetak adalah antara 1.5% - 8% tergantung dari jenis cetakan dan logam yang di tuang {Richard W Heinc principle of metal casting}. 2. Kadar Lempung Lempung sebagai zat pelekat butiran pasir jika temperaturnya tepat dan didukung oleh kandungan air yang tepat akan merekatkan butiran pasir yang satu dengan yang lain. Dan dengan adanya daya ikat dari lempung tadi maka butir pasir akan saling berkatan sehingga kekuatan pasir meningkat. Sebaliknya jika lempung tidak dapat berfungsi dengan baik maka ikatan antar butir pasir melemah akibatnya kekuatannya menurun. Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Kadar lempung untuk pasir cetak standart adalah 2 30% { Richard W Heinc principle of metal casting 864}, ukuran butir tanah lempung sekitar 0,005 mm 0,02 mm {Tata surdia, Teknik pengecoran logam III}. Lempung tersusun atas kuorlinit, monmorilonit, kuarsa fildpor, mika dan kotoran lain { Richard W Heinc principle of metal casting 86}. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering. 3. Distribusi Pasir Cetak Pasir yang heterogen kekuatannya lebih baik daripada yang homogen. Bila butir pasir heterogen celah-celah diantara butir pasir diisi oleh butir pasir yang lain yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar. Sehingga jarak antara butir pasir semakin rapat maka kekuatannya meningkat. 4. Bentuk dan ukuran Butir Pasir Cetak Bentuk dan ukuran Butir Pasir Cetak adalah bulat, bersudut sebagian, dan kristal. Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan keuletan tertentu sedangkan pasir berbutir kristal kurang baik untuk pasir cetak sebab akan pecah menjadi butir yang kecil pada saat pencampuran selain itu juga membutuhkan pengikat dalam jumlah besar. Dimensi ukuran butir pasir yang kecil dengan demikian akan menghasilkan kekuatan yang lebih baik dari pada butir yang berukuran besar.
Sumber : http://dwidebrina.blogspot.compengujian-kekuatan-pasir-cetak.html

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK C. Sifat Fisis dan Mekanik 1. Sifat Fisis Sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu berapa es tersebut berubah menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan fisis. Demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es seperti mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk kedalam sifat fisisnya. Sama halnya bila kita mengatakan Helium lebih ringan daripada udara, kita mereferensikannya pada sifat fisis helium tersebut. Berdasarkan Sifat Fisis atau Fisika, zat diidentifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Sifat ekstensif merupakan sifat yang didasari atas jumlah dan ukurannya atau sifat zat yang dapat dibedakan menurut jumlah dan ukurannya. Misalnya panjang zat, volume zat, dan lain-lain. Jika ukuran zat berubah maka panjangnya juga berubah, begitu pula dengan volumenya. b. Sifat intensif meruapkan Sifat yang tidak dipengaruhi oleh jumlah dan ukurannya. Misalnya massa zat, jenis zat dan lain-lain. Sebesar dan sebanyak berapapun zat itu, massanya tidak berubah, jenisnya juga tidak berubah.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK Perubahan Fisis Perubahan fisis adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru. Contoh perubahan fisis : a. Perubahan Wujud Es balok yang mencair menjadi air. Air menguap menjadi uap. Kapur barus menyublim menjadi gas, dsb b. Perubahan Bentuk Gandum yang digiling menjadi tepung terigu. Benang diubah menjadi kain. Batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan triplek, dll c. Perubahan Rasa Berdasarkan Alat Indera Perubahan suhu. Perubahan rasa, dan lain sebagainya. Sifat fisis Senyawa Ion, Senyawa kovalen, dan Logam : a. Sifat fisis senyawa ion Beberapa sifat fisis senyawa ion antara lain : 1. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 2. Keras tetapi rapuh Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan. 3. 4. Berupa padatan pada suhu ruang Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik 5. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi

menghantarkan listrik dalam fasa cair. Zat dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa muatan listrik. b. Sifat fisis senyawa kovalen Beberapa sifat fisis senyawa kovalen antara lain : 1. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang Dalam senyawa kovalen molekul-molekulnya terikat oleh gaya antar-molekul yang lemah, sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas. 2. 3. Bersifat lunak dan tidak rapuh Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 4. Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik 5. Pada umumnya tidak menghantarkan listrik Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air, ada yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terhidrolisis membentuk ion-ion. c. Sifat fisis logam Beberapa sifat fisis logam antara lain: 1. Berupa padatan pada suhu ruang Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair. 2. Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar. 3. 4. Mempunyai permukaan yang mengkilap Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat pada atom-atom logam. 5. Penghantar listrik yang baik Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik jika diberi suatu beda potensial. 6. Memberi efek foto listrik dan efek termionik Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.
Sumber : http://budisma.web.id/sifat-fisis-senyawa-ionsenyawakovalenlogam

2.

Sifat Mekanik Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut diperbaiki dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi. Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu : Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap atau bebannya mengalami perubahan yang lambat. Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar berubah ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut. Berikut adalah beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui : a. Elastis (elasticity) Elastis menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan yang diberikan. Akan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya, maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima bebang yang menimbulkan deformasi. b. Kekuatan (strength) Kekuatan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung. c. Kekerasan (hardness) Kekerasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan. d. Kekakuan (stiffness) Kekakuan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan. Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang. e. Plastisitas (plasticity) Plastis menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle). f. Ketangguhan (toughness) Ketangguhan menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur dan mampu menahan beban impack tinggi atau beban kejut. Jika sebuah benda mendapat beban impack, maka sebagian energi diserap dan sebagian energi dipindahkan. Pengukuran ketangguhan = luasan di bawah kurva tegangan-regangan dari titik asal ke titik patah. g. Keuletan (Ductility) Sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beban tarik sebelum benar-benar patah (rupture). Material ulet adalah material yang dapat ditarik menjadi kawat tipis panjang dengan gaya tarik tanpa rusak. Keliatan ditandai dengan persen perpanjangan panjang ukur spesimen selama uji tarik dan persen pengurangan luas penampang. Besar keuletan dapat dinyatakan dengan pernyataan sebagai berikut : % Pertambahan = (pertambahan panjang ukur : panjang ukur awal) x 100% % Pengurangan luas = ((luas awal - luas akhir): Luas awal) x 100% h. Kelelahan (fatigue) Kelelahan merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya. i. Melar (Creep) Melar merupakan kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap. j. Kelunakan (Malleability) Sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan yang bekerja sebelum benar-benar patah. Kebanyakan material yang sangat liat adalah juga cukup lunak. k. Kegetasan (Brittleness) Kegetasan Menunjukkan tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak. Material yang getas akan tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dahulu. Material getas tidak mempunyai titik mulur atau proses pengecilan penampang (necking down process) dan kekuatan patah = kekuatan maksimum. Material getas, misalnya : Besi cor, batu, dan semen cor, yang umumnya lemah dalam uji tarik, sehingga penentuan kekuatan dengan menggunakan uji tekan. l. Kelenturan (Resilience) Sifat material yang mampu menerima beban impack tinggi tanpa menimbulkan tegangan lebih pada batas elastis. Ini menunjukkan
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK bahwa energi yang diserap selama pembebanan disimpan dan dikeluarkan jika material tidak dibebani. Pengukuran kelenturan sama dengan pengukuran ketangguhan.
Sumber : http://mustazamaa.wordpress.comsifatmekanik-bahan

D. Kekuatan Tekan, Geser, dan Retak 1. Kekuatan Tekan Pengujian kekuatan tekan untuk mengetahui kemampuan pasir cetak dalam menahan tekanan yang dihasilkan logam cair yang terjadi pada dinding cetakan dan inti. Standar kekuatan tekanan basah yang diinginkan adalah (5-22 Psi) (Principle of Metal Casting) sedangkan untuk kekuatan tekan keringnya (22-250 Psi). Tegangan kekuatan tekan kering dari pasir dengan pengikat lempung mempunyai hubungan dengan cacat yang terjadi pada waktu penuangan logam. Kekuatan tekan kering yang rendah cenderung menyebabkan cacat terpotong. Sedangkan kekuatan tekan yang berlebihan membuat pembuatan yang susah. Sedangkan pada kekuatan tekan basah pasir cetak dengan tanah lempung atau bentonit sebagai pengikat menunjukkan berbagai sifat sama dengan kadar air. Karena itu kadar air adalah factor yang sangat penting dalam pembuatan pasir cetak. Jika kadar lempung dibuat tetap dan kadar air ditambah maka kekuatan beransur-angsur bertambah sampai titik maksimum dan seterusnya namun kecenderungannya serupa timbul jika kadar air dibuat tetap dan kadar lempung ditambah. Titik maksimum dari

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK kekuatan dan permeabilitas adalah keadaan dimana butir pasir dikelilingi oleh ketebalan tertentu dan campuran lempung dan air dengan kelebihan kadar air kekuatan dan permeabilitas turun. Karena ruangan antar butir - butir pasir ditempati oleh lempung yang berlebihan air. Air yang tidak cukup akan menurunkan kekuatan karena kurang lewkatnya lempung, selanjutnyua tanah lempung yang berbutir menempati ruangan antar butir pasir grafik bibawah ini kadar air yang diturunkan dalam pembuatan cetakan pasir adalah antara 8-17 % dan kadar lempungnya 8-16 % . Secara umum pasir cetak dalam keadaan basah memiliki kekuatan yang lebih rendah daripada pasir dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena kadar air yang absorsi pada waktu permukaan lempung telah hilang kekuatan pasir tersebut dalam keadaan kering sehingga kekuatannya lebih meningkat. Dengan mengetahui angka kekuatan pasir cetak geser yanmg terjadi pada inti timbul tekanan yang diberikan oleh logam cair. Sehingga terjadi pergeseran inti sebanyak kekuatan geser yang diinginkan adalah (1,5-7 Psi). 2. Kekuatan Geser Pengujian kekuatan geser bertujuan untuk mengetahui kemampuan pasir cetak dalam menahan kekuatan geser yang ditimbulkan oleh logam cair pada saat dituangkan ke dalam cetakan. 3. Kekuatan Retak Pengujian Kekuatan tekan bertujuan untuk mengetahui kemapuan pasir cetak dalam menahan distribusi retakan yang terjadi akibat tekanan yang
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK timbul oleh logam cair dengan volume yang penuh, penuhnya volume penuangan logam cair dapat menyebabkan retak pada produk cetakan. Hal ini disebabkan karena distribusi tekanan pada saat penuangan logam cair yang telah penuh dapat menekan cetakan dari segala arah sehingga cetakan pasir cetak harus mampu menahan volume penuangan dengan temperatur yang tinggi.
Sumber : http://mustazamaa.wordpress.comsifatmekanik-bahan

E. Diagram Fasa Fe3C

Gambar 1. Diagram kesetimbangan Fe3C


Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 1. Struktur mikro/fasa utama a. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C. b. Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic). c. Cementit ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic. d. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C. e. Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C. 2. Penjelasan diagram: a. Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro dinamakan Sementit Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling kanan). Sifat sifat cementitte: sangat keras dan sangat getas b. Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu kamar terbentuk struktur mikro ferit.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK c. Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid. d. Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid, struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit. e. Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur mikro yang terbentuk adalah campuran antara perlit dan sementit. f. Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah, akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro Austenit. g. Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan naiknya kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi Austenit. Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada proses pendinginan

perubahan perubahan pada struktur kristal dan struktur mikro sangat bergantung pada komposisi kimia 3. Penekanan terletak pada Struktur mikro, garis-garis dan Kandungan Carbon. 1. Kandungan Carbon 0,008 % C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature kamar.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 0,025 % C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723Derajat Celcius 0,83 % C = Titik Eutectoid 2 % C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada temperature 1130 Derajat Celcius 4,3 % C = Titik Eutectic 0,1 % C = Batas kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493 Derajat Celcius 2. Garis Garis Solidus adalah garis yang menunjukkan temperatur di mana zat tersebut stabil dalam keadaan padat Likuidus adalah garis yang menunjukkan temperatur di mana zat tersebut stabil dalam keadaan cair Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid solution dengan solid solution Garis Acm = garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite) Garis A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada pemanasan. Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi Ferrit pada pendinginan. Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementid.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Ferrite.
Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm

F. Diagram Tegangan Regangan

Gambar 2. Diagram Tegangan Regangan Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm Keterangan : 1. Daerah Elastis merupakan kondisi bahan dimana bahan mengalami perubahan bentuk atau deformasi akibat adanya tegangan yang di berikan pada bahan tersebut dan apabila tegangan tersebut di hilangkan maka bahan tersebut kembali ke bentuk semula.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 2. Titik Proporsional merupakan titik dimana berlakunya Hukum Hooke. Bunyi hukum hooke yaitu hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Ini terjadi untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik. 3. Titik Yield merupakan titik dimana mulur mulai terjadi deformasi plastis, perpanjangan dan pengecilan luas penampang. Mulur adalah suatu proses aliran palstik bila logam dipengaruhi oleh tegangan konstan untuk jangka waktu yang cukup lama. 4. Daerah Plastis merupakan kondisi bahan dimana bahan mengalami perubahan bentuk atau deformasi akibat adanya tegangan yang di berikan pada bahan tersebut dan apabila tegangan tersebut di hilangkan maka bahan tersebut tidak dapat kembali ke bentuk semula. 5. Titik ultimate merupakan titik dimana terjadi tegangan maksimum yang terjadi pada bahan yang ditarik. Dapat pula disebut tegangan tarik maksimum yang dapat diterima oleh bahan, yang merupakan awal terjadinya necking. Necking adalah penyempitan luas permukaan specimen pada saat ditarik atau pada saat perpanjangan dan terjadi distribusi tegangan pada daerah penyempitan setempat pada uji tarik menimbulkan keadaan tegangan tiga sumbu pada daerah penyempitan. 6. Titik Break merupakan titik dimana bahan telah putus akibat diberikan tegangan atau beban secara terus menerus. Sumber : http://iwansugiyarto.blogspot.com/2011/11/puntiran.html
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK G. Diagram Tegangan Regangan Berbagai Jenis Material Pada gambar di bawah dapat dilihat bahwa jenis-jenis material itu memperlihatkan perbedaan kurva-kurva tariknya satu dengan yang lainnya. Umpamanya pada besi tuang dapat dilihat bahwa kurvanya tidak mengikuti hukum Hooke itu berarti bahwa kurva tariknya tidak memperlihatkan garis modulus yang lurus. Selain itu pada kurva tersebut kita melihat bahwa besi tuang adalah sangat getas. Oleh karena itu hampir tidak memiliki regangan, sebaliknya tembaga mempunyai regangan yang sangat tinggi jadi sangat ulet. 1. Bahan Tidak ulet Pada bahan tidak ulet, dapat kita lihat pada grafik dimana grafik menunjukkan tidak ada deformasi plastik yang terjadi pada material. Contoh : Besi Cor

Gambar 3. Diagram Bahan tidak ulet


Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm

2.

Bahan Ulet dengan titik Luluh Pada bahan ulet terjadi titik luluh. Dimana pada grafik ini terlihat beberapa titik yang berubah akibat pemberian tekanan secara terus menerus. Contoh : Baja karbon rendah.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK

Gambar 4. Diagram Bahan Ulet dengan titik luluh Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm 3. Bahan Ulet Tanpa Titik Luluh yang Jelas Pada grafik ini terlihat hubungan antara tegangan dan regangan yang tidak jelas dengan nilai dari titik luluhnya, dimana akibat di berikan tegangan maka bahan ini akan terus mengalami perpanjangan dilanjutkan dengan pengecilan penampang dan mengalami perpatahan. Contoh : Aluminium

Gambar 5. Diagram Bahan Ulet tanpa titik luluh


Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm

4.

Kurva tegangan dan regangan yang sesungguhnya, regangan dan tegangan nominal. Pada grafik ini terlihat hubungan antara tegangan dan regangan yang memiliki 2 garis akhir.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK

Gambar 6. Diagram Sesungguhnya


Sumber : http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.htm

Keterangan : Sb : Kekuatan Patah St : Kekuatan tarik SL : Kekuatan luluh Ef : Perpanjangan / elongasi sebelum patah. X : titik patah Yp : titik luluh
Sumber :http://yefrichan.wordpress.com/2010/05/20/tegangan-dan-regangan/

H. Bentuk Butir Pasir Cetak Bentuk butir pasir cetak digolongkan menjadi beberapa jenis yang ditunjukkan pada gambar. Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya baik sekali. Pasir bentuk Kristal kurang baik untuk pasir cetak karena akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran serta memberikan permeabilitas pengikat dalam jumlah banyak.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 1. Butir Pasir Bulat (Round Grain)

Gambar 7. Butir Pasir Bulat


Sumber : http://memedcupu.blogspot.com/ distribusi-besar-butir.

Butiran ini mempunyai hubungan yang paling sedikit antara butiran yang satu dengan yang lainnya dalam jumlah yang diperlukan sehingga membuat permeabilitas menjadi tinggi. Butiran bulat terbentuk karena butir butir sedang bergesekan berulang-ulang akibat adanya angin, gelombang atau aliaran air sehingga menghasilkan bentuk bulat. Jenis butir ini umumnya tebentuk membulatdan hamper tidak ada yang membentuk sudut. Kelebihan : a. Permeabilitasnya tinggi karena luas bidang kontak anta butir sedikit sehingga rongga yang tebentuk besar b. Sedikit memerlukan jumlah pengikat Kekurangan : a. Kekuatannya rendah karena luas bidang kontaknya kecil sehingga banyak tedapat rongga-rongga.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 2. Butir Pasir Sebagian Bersudut (Sub Angular Grain)

Gambar 8. Butir Pasir Sebagian Bersudut


Sumber : http://memedcupu.blogspot.com/ distribusi-besar-butir.

Butiran ini mempunyai kemampuan permeabilitas yang sedikit dibawah butiran bundar dan kekuatannya melebihi butiran bundar. Butiran sebagian bersudut terjadi karena butiran besudut saling begerak dan bertumbukan sehingga sudutnya pecah dan membentuk sub angular grain. Permeabilitas butian ini lebih rendah daripada butir pasir bulat, disebabkan oleh lebih banyaknya luas bidang kontak sehingga ronga-rongga yang ada lebih sempit. Namun kekuatannya lebih tinggi daripada buti pasir bulat. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyaknya luas bidang kontak, sehingga kerapatan antar butir tinggi dan rongga-rongganya lebih sempit. Kelebihan : a. Kekuatannya lebih tinggi karena luas bidang kontaknya lebih besar sehingga rongga-rongga antar butir lebih sempit Kekurangan : a. Memerlukan jumlah pengikat agak banyak.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK b. Permeabilitasnya lebih rendah, karena luas bidang kontak antar butir lebih besar sehingga rongga-rongga antar butir lebih sempit untuk dialiri udara 3. Butir Pasir Bersudut (Angular Grain)

Gambar 9. Butir Pasir Bersudut


Sumber : http://memedcupu.blogspot.com/ distribusi-besar-butir.

Bentuk butinya mayoritas bersudut, namun sudut yang terbentuk belum terlalu runcing. Butiran bersudut terbentuk oleh dekomposisi bahan tanpa ada gesekan. Butiran ini memiliki permeabilitas rendah disbanding dengan butir pasir sebagian bersudut dan butir pasir bulat dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar, sehingga rongga-rongga yang ada sempit. Akan tetapi, butiran bersudut ini memberikan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan butiran sebagian bersudut, dikarenakan luas bidang kontaknya yang lebih besar dan rongga-rongga yang ada sempit, sehingga kerapatannya tinggi. Kekurangan : a. Memerlukan pengikat dalam jumlah yang banyak

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK b. Permeabilitasnya lebih rendah dibandingkan dengan buti bulat dan buti sebagian bersudut, dikarenakan luas bidang kontaknya yang lebih besar, sehingga rongga-rongga antar butirnya lebih sempit Butiran ini menyebabkan kekuata yang tinggi dan permeabilitas rendah dari butiran sudut sebagian. Karena bersudut sehingga menutup rongga-rongga untuk partikel atau lebih padat. Kelebihan : a. Kekuatannya lebih tinggi daripada butirr bulat dan butir sebagian besudut, karena luas bidang kontaknya lebih besar dan rongga-rongga yang ada kecil, sehingga kerapatannya tinggi 4. Butir Pasir Kristal

Gambar 10. Butir Pasir Kristal


Sumber : http://memedcupu.blogspot.com/ distribusi-besar-butir.

Bentuk butir dari pasir ini memiliki sudut yang kurang pada ujungujungnya. Butiran ini memiliki permeabilitas yang rendah sekali dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar akibat butir kristal yang pecah menjadi kecil-kecil dan mengisi rongga-rongga. Namun memiliki kekuatan yang besar dikarenakan luas bidang kontak yang ada lebih besar
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK akibat butir kristal pecah menjadi kecil-kecil dan mengisi rongga-rongga antar butir, sehingga kerapatannya tinggi. Kelebihan : a. Luas bidang kontaknya lebih besar akibat kristal yang pecah dan mengisi rongga-rongga antar butir sehingga kerapatannya tinggi b. Kekuatannya lebih tinggi daripada jenis butir lain Kekurangan : a. Memerlukan pengikat yang sangat banyak b. Permeabilitas lebih rendah daripada buti lainnya dikarenakan luas bidang kontaknya lebih besar akibat butir Kristal yang pecah dan mengisi rongga-rongga sehingga udara yang mengalir sedikit. Kesimpulannya Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak, karena memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya baik. Pasir butir kristal kurang baik untuk pasir cetak sebab akan pecah menjadi butir-butir kecil pada pencampuran serta memberikan ketahanan api dan pemeabilitas buruk pada cetakan dan selanjutnya membutuhnkan pengikat dalam jumlah banyak. Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacammacam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir tesaring yang mempunyai ukuran seagam. Besar butir yang diinginkan adalah dari tiga mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. (Tata Surdia. Teknik Pengecoran Logam. Hal 111)
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK I. Syarat Syarat Pasir Cetak Pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat mampu bentuk yang baik Pasir cetak harus mempunyai sifat ini karena untuk menyesuaikan pola dan cetakan yang dihasilkan harus kuat, sehingga tidak mudah usak karena dipindah-pindahkan dan mampu menahan logam cair ketika dibuang ke dalam cetakan. 2. Permeabilitas yang cocok Permeabilitas adalah kemampuan suatu pasir cetak untuk dialiri suatu fluida (yang dimaksud adalah udara). Pasir cetak harus memiliki sifat ini agar dapat menyerap udaa yang terjebak. Permeabilitasnya harus cocok karena jika pemeabilitasnya kurang maka kemampuan alir udara juga kurang sehingga dapat menyebabkan udara terjebak dan jika

permeabilitasnya terlalu tinggi maka akan mengalami cacat permukaan. 3. Distribusi besar butir yang cocok Distribusi besar butir harus cocok karena akan bepengaruh terhadap hasil coran. Apabila distribusi besar butir kurang baik, maksudnya butir pasir satu dengan lainnya terlalu padat, sehingga udara atau gas yang timbul dalam rongga cetakan akan sulit keluar dan akan menimbulkan cacat. Namun jika distribusi besar buti cocok, maka hasil coran akan baik. Karena dalam distribusi besar butir yang baik/cocok, permeabilitas juga akan baik sehingga berpengaruh juga pada hasil coran, yaitu coang yang
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK baik dengan kekuatan yang baik pula. Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran bermacam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir-butir tesaring yang mempunyai ukuran seagam. Besar butir yang diinginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari buti-butir pasir mempunyai ukuran dari 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir yang seragam. (Tata Surdia. Teknik Pengecoran Logam. Hal 111) 4. Tahan terhadap logam yang dituangkan (temperature tinggi) Butir pasir dan pengikat harus mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap temperatur tinggi pada saat logam cair dengan tempeatu tinggi dituangkan ke dalam cetakan. Karena logam cair dengan temperatur tinggi mempunyai daya tumbuk yang membuat kecepatan alir tinggi, maka dari itu pasir cetak harus tahan temperatur tinggi. 5. Komposisi yang cocok Dalam pembuatan pasir cetak, komposisi antara air, pasir, dan lempung harus cocok. Air sebagai activator yang dapat mengaktifkan daya ikat pada lempung, sehingga buti pasir satu dengan lainnya akan terikat karena lempung dapat terktivasi secara baik. 6. Mampu dipakai berulang kali, pasir harus dapat dipakai berulang-ulang supaya ekonomis. 7. Pasir cetak harus murah dan mudah di dapat.
Sumber : http://memedcupu.blogspot.com/2012/06/pengujian-distribusi-besarbutir.html(2012)

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK J. Jenis Jenis Cacat 1. Blow

Gambar 11. Blow


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Blow yaitu rongga bulat besar yang disebabkan gas karena menempati daerah logam cair pada permukaan kop. Blow biasanya terjadi pada permukaan coran yang cembung. 2. Scar

Gambar 12. Scar


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Scar yaitu blow yang dangkal yang biasanya dijumpai pada permukaan coran yang rata. 3. Blister

Gambar 13. Blister


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Blister adalah scar yang tertutup oleh lapisan tipis logam.


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 4. Gas holes

Gambar 14. Gas Holes


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Gas holes (lobang gas) yaitu gelembung gas yang terperangkap yang mempunyai bentuk bola dan terjadi ketika sejumlah gas larut dalam logam cair. 5. Pin holes

Gambar 15. Pin Holes


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Pin holes adalah lobang blow yang sangat kecil dan terjadi pada atau dibawah permukaan coran. 6. Porosity

Gambar 16. Porosity


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Porosity (porositas) adalah lobang sangat kecil yang tersebar merata diseluruh coran.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 7. Drop

Gambar 17. Drop


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Drop adalah Tonjolan pada permukaan kop yang disebabkan karena jatuhnya pasir dari kop. Inclusion

Gambar 18. Inclusion


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Inclusion (inklusi) adalah adanya partikel non logam yang ada pada logam induk. 8. Dross

Gambar 19. Dross


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Dross adalah impuritas ringan yang berada pada permukaan coran.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 9. Dirt

Gambar 20. Dirt


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Dirt adalah lobang kecil pada permukaan kop karena jatuhnya pasir ke benda coran. ketika pasir dilepaskan akan meninggalkan lobang kecil. 10. Wash

Gambar 21. Wash


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Wash adalah tonjolan pada permukaan drag yang timbul di dekat saluran masuk, hal ini disebabkan oleh erosi pada pasir karena kecepatan logam cair yang tinggi memasuki dasar saluran masuk. 11. Buckle

Gambar 22. Buckle


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Buckle adalah bentuk V yang panjang, dangkal dan lebar yang terbentuk pada permukaan rata coran karena suhu tinggi logam.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 12. Scab

Gambar 23. Scrab


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Scab adalah lapisan tipis logam, kasar yang menonjol diatas permukaan coran, pada puncak lapisan tipis pasir. 13. Rat tail

Gambar 24. Rat tail


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Rat tail yaitu penurunan angular, dangkal dan panjang yang biasanya ditemukan pada pengecoran tipis. 14. Penetration

Gambar 25. Penetration


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Penetration yaitu tonjolan berongga, kasar karena cairan logam mengalir diantara partikel pasir dikarenakan permukaan cetakan begitu lunak dan berongga.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 15. Cold shut

Gambar 26. Cold shut


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Cold shut adalah terjadinya misrun pada tengah coran karena pengecoran dilakukan dengan saluran masuk di dua sisi. 16. Swell

Gambar 27. Swell


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Swell adalah cacat yang dijumpai pada permukaan vertikal pengecoran jika pasir cetakan berdeformasi karena tekanan hidrostatik yang disebabkan kandungan uap air yang tinggi didalam pasir. 17. Hot tear

Gambar 3328. Hot tear


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Hot tear adalah retak yang terjadi karena tegangan sisa yang tinggi.

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 18. Misrun

Gambar 29. Misrun


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Misrun terjadi adanya rongga yang terjadi apabila karena tidak cukup pemanasan logam cair mulai membeku sebelum mencapai titik terjauh dari rongga cetakan. 19. Shrinkage cavity

Gambar 30. Shrinkage cavity


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Shrinkage cavity (rongga penyusutan) adalah rongga karena terjadinya penyusutan pada logam ketika membeku dimana saluran penambah tidak bisa mengisinya. 20. Shift

Gambar 31. Shift


Sumber http://dialerbisnis.blogspot.com.proses-pengecoran.html

Shift adalah ketidaklurusan antara kedua bagian cetakan atau inti.


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 3.2.3 Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Tabel 1.1 Data Hasil Pengujian Kadar Air No T 1 a2 b 3 Kekuatas Tekan
( tekan ) ( N / cm )

Kekuatas Geser
( geser ) ( N / cm )

Kekuatas Retak
( retak ) ( N / cm )

7 8 8.3 23.3 7.766666667

1.4 1.5 1.9 4.8 1.6

1.8 2 2.2 6 2

ex

Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Pengujian Kekuatan Tekan Pasir Cetak No. 1 2 3 ( tekan ) ( X ) 7 8 8.3 (X-) -0.766666667 0.233333333 0.533333333 ( X - ) 0.587777778 0.054444444 0.284444444 x 7.766666667 7.766666667 7.766666667

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Pengujian Kekuatan Tekan Pasir Cetak No. 1 2 3 ( geser ) ( X ) 1.4 1.5 1.9 (Y-) -0.2 -0.1 0.3 ( Y - ) 0.04 0.01 0.09 x 1.6 1.6 1.6

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Pengujian Kekuatan Tekan Pasir Cetak ( retak ) ( X ) 1.8 2 2.2 (Z-) -0.2 0 0.2 ( Z - ) 0.04 0 0.04

No. 1 2 3

x 2 2 2

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 1. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Perhitungan Statistika a. Kekuatan Tekan Pasir Cetak 1. P (rata-rata) P
p n
P1 P 2 P3 n

788,3 3

= 7,766666667 2. Simpangan Baku :

( P P ) 2 n 1
0.9266666 n 1
0,9266666 2

= 0,463333 3. Simpangan Baku rata-rata :

n
0,4633333 3

= 0,267505

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK 4. Kesalahan Relatif :


Kr

P 0,463333 7,76666666 7

= 0,0596566 5. Interval kesalahan X = { ( / 2 db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) } X - { ( / 2 . db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) } 23,3 { 4,303 . 0,463333}< n < 23,3 + { 4,303 . 0,463333} ( 23,3 1,993721 ) < n < ( 23,3 + 1,993721 ) 21,3062 < n < 25,2937

b. Kekuatan Geser Pasir Cetak 1. P (rata-rata) P


p n
P1 P 2 P3 n

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK


1,4 1,51,9 3

= 1,6 2. Simpangan Baku :

( P P ) 2 n 1
0.14 n 1
0,14 2

= 0,7 3. Simpangan Baku rata-rata :

n
0,7 3

= 0,404145 4. Kesalahan Relatif :


Kr

0,7 1,6

= 0,4375 5. Interval kesalahan X = { ( / 2 db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) }


LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK X - { ( / 2 . db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) } 4,8 { 4,303 . 0,7 }< n < 4,8 + { 4,303 . 0,7 } ( 4,8 3,0121 ) < n < ( 4,8 + 3,0121 ) 1,7879 < n < 7,8121

c. Kekuatan Retak Pasir Cetak 1. P (rata-rata) P


p n
P1 P 2 P3 n

21,82,2 3

=2 2. Simpangan Baku :

( P P ) 2 n 1
0.08 n 1
0,08 2

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK = 0,04 3. Simpangan Baku rata-rata :

n
0,04 3

= 0,02309 4. Kesalahan Relatif :


Kr

P
0,04 2

= 0,02 6. Interval kesalahan X = { ( / 2 db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) } X - { ( / 2 . db ) } < n < X + { ( / 2 . db ) } 6 { 4,303 . 0,04 }< n < 6 + { 4,303 . 0,04 } ( 6 0,17212 ) < n < ( 6 + 0,17212 ) 5,82788 < n < 6,17212

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK GRAFIK

Tekan vs Retak
2.5 2 Retak 1.5 1 0.5 0 6.5 7 7.5 Tekan 8 8.5 Tekan vs Retak

Tekan vs Geser
2 1.5 Geser 1 Tekan vs Geser 0.5 0 6.5 7 7.5 Tekan 8 8.5

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK

Geser vs Retak
2.5 2 Retak 1.5 1 0.5 0 0 0.5 1 Geser 1.5 2 Geser vs Retak

Tekan vs ( X - X )
0.6 0.4 0.2 (X-X) 0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1 Tekan 6.5 7 7.5 8 8.5 Tekan vs ( X - X )

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK

Geser vs ( X - X )
0.4 0.3 0.2 (X-X) 0.1 0 -0.1 -0.2 -0.3 Geser 0 0.5 1 1.5 2 Geser vs ( X - X )

Retak vs ( X - X )
0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 -0.05 0 -0.1 -0.15 -0.2 -0.25

(X-X)

0.5

1.5

2.5

Retak vs ( X - X )

Retak

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

KEKUATAN PASIR CETAK

Tekan vs ( X - X )2
0.7 0.6 0.5 ( X - X )2 0.4 0.3 0.2 0.1 0 6.5 7 7.5 Tekan 8 8.5 Tekan vs ( X - X )2

Geser vs ( X - X )2
0.1 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 0 0.5 1 Geser 1.5 2

( X - X )2

Geser vs ( X - X )2

LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM

You might also like