You are on page 1of 39

Bambang aryanto

Syok?

pengertian

Suatu kondisi komplek yg mengancam jiwa yg ditandai dg tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan dan sel sel tubuh. ( Rice. 1991 dlm brunert - suddarth 2002).

Berdasarkan etiologinya dibagi atas

Klasifikasi syok

Syok hipovolemik Syok distributif Syok sepsis Syok neorogenik Syok anafilaktik Syok obstruktif Syok kardiogenik

Syok kardiogenik

Syok Kardiogenik adalah sindrom kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jaringan yang tidak adekuat. Tjokronegoro (2003) , Syok Kardiogenik adalah didasarkan pada sebuah sirkulasi darah yang tidak memadai akibat kegagalan primer dari ventrikel jantung untuk berfungsi secara efektif. Hollenberg S (2004)

pengertian

pengertian

Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998

Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya, menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). (Brunner & Suddarth, 2002) Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri.

pengertian

Gangguan kontraktilitas miokardium. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik. MCI akut beserta komplikasi penyerta Valvular stenosis. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung). Cardiomyopathy Trauma jantung Temponade jantung akut Komplikasi bedah jantung

etiologi

manifestasi klinik

Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas), tampak pucat, dan apprehensive (anxious , discerning, gelisah, takut, cemas) Hipoperfusi jaringan Keadaan mental tertekan/depresi Anggota gerak teraba dingin Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam (oliguria). takikardi (> 100x/menit) Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90110 kali/menit

manifestasi klinik

Hipotensi : tek sistol kurang dari 80 mmHg Diaphoresis (diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis, perspirasi) Distensi vena jugularis Indeks jantung kurang dari 2,2 L/menit/m2. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg. Suara nafas dapat terdengar jelas dari edem paru akut

Brunert & suddart (2002)

manifestasi klinik

Tanda klasik syok kardiogenik Tekanan darah rendah Nadi cepat lemah Hipoksia otak Penurunan haluaran urin Kulit lembab dan dingin

tahapan syok

Tahap awal/kompensasi MAP turun 10-15 mmHg Aktivasi SS simpatis melawan SS parasimpatis Ditandai oleh vasokonstriksi selektif: ginjal, otot, kulit dan splanknik menperbaiki sirkulasi otak dan jantung Penurunan aliran darah koroner metabolisme anaerob dan dialtasi arteri Ginjal pelepasan hormon Epinefrin, norepinefrin Glikokortikoid Renin angiotensin aldosteron Pituitari anterior: sekresi ADH Peningkatan CO

Peningkatan produksi energi Peningkatan volume sirkulasi Peningkatan kontraktilitas

tahapan syok

Tahap lanjut/intermediate/progresif MAP turun > 20 mmHg Nadi me sampai 150 x/ ,halus. Napas cepat., dalam. Urin sa 20 ml/jam Perubahan status mental, kesadaran Bila kompensasi awal gagal Vasokonstriksi berlanjut dengan pe MAP perfusi jaringan tidak adekuat dan hipoksia Metabolisme anaerob sistemik produksi asam laktat asidosis metabolik Penurunan produksi ATP ggn transpor membran edema sel, ruptur sel Respon renal berlanjut Perburukan fungsi jantung

Penurunan CO

Tahap Irreversible Kompensasi tidak mampu Kerusakan multi organ Sering tidak berespon terhadap pengobatan mempertahankan perfusi otak dan jantung Depresi fungsi miokard berlanjut Iskemia otak depresi fungsi neuron kehilangan mekanisme kompensasi neuronal sentral Vasokonstriksi mikrosirkulasi penurunan venous return

tahapan syok

Iskemia ventrikel

Masalah Struktur

Disritmia

Aliran darah tidak efektif

patofisiologi

Penurunan isi sekuncup

Pengosongan ventrikel tidak efektif


Peningkatan tekanan paru

Penurunan curah jantung

Edema Paru
Penurunan Oksigenasi

Penurunan suplai oksigen sel Gangguan perfusi jaringan

Gangguan Metabolisme selular

Penurunan kontraktilitas jantung

patofisiologi

Penurunan isi sekuncup

Kongesti pulmonal

Penurunan curah jantung

Gangguan perfusi jaringan

penatalaksanaan

Meningkatkan suplai O2 ke Miokard


Suplemen O2 dan ventilator mekanik Narkotik analgesik mengurangi nyeri dan beban

miokard Reperfusi dengan trombolitik

Memaksimalkan CO

Agen anti aritmia Pacu jantung Volume loading Simpatomimetik (dopamin, epinefrin, norepinefrin)

Mengurangi beban kerja ventrikel kiri


Vasodilator: nitropruside, nitrogliserin, hidralazine,

captopril, enalapril

Tindakan umum

penatalaksanaan

Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi. Berikan oksigen 8 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 120 mmHg Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. Bila mungkin pasang CVP. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

farmakoterapi

penatalaksanaan

Terapi cairan, kristaloid (RL, NaCl 0,9%), koloid.(albumin, dextran). Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit Medikasi vasoaktif (Dopamin dan dobutamin) (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan.

Pompa Balon Intra Aorta. Terapi lain yang digunakan untuk menangani syok kardiogenik meliputi penggunaan alat bantu sirkulasi. Sistem bantuan mekanis yang paling sering digunakan adalah Pompa Balon Intra Aorta (IABP = Intra Aorta Baloon Pump). IABP menggunakan counterpulsation internal untuk menguatkan kerja pemompaan jantung dengan cara pengembangan dan pengempisan balon secara teratur yang diletakkan di aorta descendens. IABP akan menguatkan diastole,yang mengakibatkan peningkatan perfusi arteria koronaria jantung. IABP dikempiskan selama sistole, yang akan mengurangi beban kerja ventrikel.

penatalaksanaan

keperawatan
Pencegahan pada keadaan ternentu syok kardiogegik dapat di cegah dg mengenali tanda tanda awalnya. Pemantauan hemodinamik Tanda vital , gambaran EKG, bunyi napas tambahan, perubahan irama jantung dan temuan fisik lainnya. Pemantauan cairan Pemantauan jalur IV, haluaran urin, kadar BUN, kreatinin, kenyamanan dan keselamatan Menjamin keselamatan, kengurangan kecemasan, mengurangi nyeri, pengontrolan infeksi, posisi nyaman, penjelasan prosedur

penatalaksanaan

komplikasi

Cardiopulmonary arrest Disritmi Gagal multisistem organ Stroke Tromboemboli

Masalah keperawatan

Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas, gangguan irama jantung Tidak efektifnya perfusi jaringan kardiopulmoner b.d iskemia miokard akut Penurunan perfusi jaringan Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme Resiko tinggi infeksi

Outcome & intervensi

DX 1 Penurunan curah jantung b.d gangguan kontraktilitas, gangguan irama jantung


Outcome yang disarankan (NOC)

Outcome & intervensi

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)


Perawatan jantung Perawatan jantung : Akut Kewaspadaan jantung Perawatan sirkulasi : Alat bantu mekanis Regulasi hemodinamik Manajemen syok : jantung

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Perawatan jantung

Aktivitas: Evaluasi nyeri dada (seperti: intensitas, lokasi, penyebaran, durasi, faktor presipitasi, dan faktor yang meringankan) Lakukan penilaian yang komprehensif pada sirkulasi perifer (seperti: hitung nadi perifer, edema, kapiler refill, warna, dan suhu ekstremitas) Dokumentasikan adanya disritmia jantung Catat adanya tanda dan gejala penurunan curah jantung Pantau tanda vital dengan sering Pantau status kardiovaskuler Pantau disritmia jantung, termasuk gangguan pada ritme dan konduksinya Pantau status pernafasan untuk gejala gagal jantung Pantau abdomen untuk indikasi penurunan perfusi Pantau keseimbangan cairan (seperti intake/output dan berat badan per hari)

Outcome & intervensi

Pantau fungsi pacemaker, jika sesuai Kenali adanya gangguan pada tekanan darah Kenali efek psikologis dari kondisi yang mendasari Evaluasi respon pasien terhadap ektopi atau disritmia Berikan terapi antiaritmia tergantung pada kebijaksanaan unit Rumah Sakit (seperti: medikasi antiaritmia, kardioversi, atau defibrilasi), jika sesuai Pantau respon pasien terhadap medikasi antiaritmia Ajarkan pasien dan keluarga tentang pembatasan dan peningkatan aktivitas Susun periode latihan dan istirahat untuk mencegah fatigue Pantau toleransi aktivitas pasien Pantau adanya dispnea, fatigue, takipnea, dan orthopnea Dukung penurunan stress Bangun hubungan yang suportif dengan pasien dan keluarga Ajarkan pasien bahwa penting untuk melaporkan jika terasa nyeri dada dengan segera Sediakan dukungan spirital untuk dan/atau keluarga, jika sesuai

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Perawatan jantung : Akut Aktivitas: Evaluasi nyeri dada (seperti: intensitas, lokasi, penyebaran, durasi, faktor presipitasi, dan faktor yang meringankan) Sediakan alat untuk menghubungi perawat yang sedang bertugas, dan beritahu pasien dan keluarga bahwa panggilan mereka akan segera dijawab Pantau ritme dan denyut jantung Auskultasi bunyi jantung Kenali frustasi dan ketakutan yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengkomunikasikan dan karena paparan pada mesin dan lingkungan asing Auskultasi paru untuk bunyi crackles atau yang lainnya Pantau status neurologi Pantau masukan/keluaran, keluaran urin, dan berat badan setiap hari, jika sesuai Pilih lead EKG terbaik untuk pemantauan lebih lanjut, jika sesuai Dapatkan 12-Lead EKG, jika sesuai Ambil gambaran serum, CK (kreatin kinase), LDH (Lactat dehydrogenase) , dan level AST (aspartat transaminase), jika sesuai Pantau fungsi ginjal (seperti: BUN dan level CR), jika sesuai

Outcome & intervensi

Pantau uji fungsi hati, jika sesuai Pantau nilai lab untuk elektrolit, yang dapat meningkatkan resiko disritmia (seperti: potassium dan magnesium serum), jika sesuai Pantau tekanan darah dan parameter hemodinamik, jika tersedia (seperti: tekanan vena sentral dan tekanan kapiler/arteri pulmoner Berikan makanan kecil dengan sering Batasi masukan kafein, sodium, kolesterol, makanan berlemak tinggi Pantau keefektifan terapi oksigen, jika sesuai Pantau faktor yang menentukan dalam pemberian oksigen (seperti PaO 2 dan level Hb dan curah jantung), jika sesuai

Outcome & intervensi

DX 4 Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme Outcome yang disarankan (NOC) Status nutrisi Intake nutrisi Intake makanan dan cairan Energi Massa tubuh Berat tubuh Ukuran biokimia Hal terkait lainnya

Mengontrol berat badan Status nutrisi: intake makanan dan cairan Status nutrisi: intake zat makanan

Outcome & intervensi

Mengontrol berat badan Mempertahankan intake kalorioptimal harian Menyeimbangkan latihan dengan intake kalori Memilih nutrisi makanan dan snack Menggunakan suplemen nutrisi jika diperlukan Makan sebagai respon makan Mempertahankan pola makan yang dianjurkan Memelihara penyerapan makanan Mempertahankan keseimbanagan cairan Mengenal tanda-tanda dan symptom ketidakseimbangan elektrolit Status nutrisi: intake makanan dan cairan Intake kalori Intake ptotein Intake lemak Intake karbohidrat Intake vitamin Intake mineral Intake zat besi Intake kalsium Hal terkait lainnya Status nutrisi: intake zat makanan

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Tahap-tahap makan Mengontrol ketidakteraturan makan Pengontrolan cairan Konsul menyusui pengontrolan nutrisi Terapi nutrisi Penyuluhan nutrisi Memantau nutrisi Terapi menelan Memantau tanda-tanda vital Bantuan penambahan berat badan Mengontrol berat badan

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Tahap-tahap makan Mengontrol ketidakteraturan makan Pengontrolan cairan Konsul menyusui pengontrolan nutrisi Terapi nutrisi Penyuluhan nutrisi Memantau nutrisi Terapi menelan Memantau tanda-tanda vital Bantuan penambahan berat badan Mengontrol berat badan

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Tahap-tahap makan AKTIVITAS


Memantau munculnya suara di bagian perut atau usus Mengatur NPO, jika diperlukan Menekan saluran nasoastric dan memantau daya tahan, jika diperlukan Memantau kesiapan dan kehadiran reflek muntah, jika diperlukan Memantau daya tahan penyerapan pecahan es dan air Mengetahui jika pasien telah kentut Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya untuk mengontrol makanan secepat mungkin tanpa komplikasi Meningkatkan makanan dari makanan yanpa cairan, banyak cairan, lunak,hingga teratur, atau memilih makanan trtantu untuk dewas dan anakanak, jika perlu Meningkatkan cairan glukosa atau larutan elektrolit di mulut, setengah resep yang dianjurkan hingga semua resep yang dianjurkan untuk bayi Memantau daya tahan terhadap peningkatan makanan Menyarankan enam kali makan secara sedikit, daripada tia kali makan banyak, jika diperlukan Menempatkan pengaturan makanan pada kamar tidur, pada grafik/peta, dan dalam rencana perawatan

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Mengontrol ketidakteraturan makan AKTIVITAS Kolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatah lainnya untuk mengembangkan rencan pengobatan: meliputi pasien dan /atau orang yang terkait, jika diperlukan Berunding dengan tim atay pasien untuk membuat sebuah target berat, jiak pasien tidak sampai pada batas berat yang dianjurkan sesuai umur dan postur tubuh Membuat sejumlah catatan mengenai penambahan berat badan sehari-hari yang diinginkan Berunding dengan ahli makanan untuk menentukan keperluan intake kalori sehari-hari untuk mencapai dan /atau mempertahankan target berat badan Mengajarkan dan memperkuat konsep nutrisi yang b agus dengan pasien (dan orang terkait, jika diperlukan) Anjurkan pasien untuk mendiskusikan makanan pilihan dengan ahli makanan Mengembangkan hubungan persahabatan yang mendukung dengan pasien Memantau parameter fisiologi (tanda-tanda vital dan jumlah elektrolit), jika diperlukan Menimbang berat badan menjadi sebuah rutinitas (e.g. pada waktu yang sama setiap hari dan setelah buang air) Memantau intake dan output cairan, jika diperlukan

INTERVENSI YANG DISARANKAN (NIC)

Outcome & intervensi

Pengontrolan cairan AKTIVITAS Menimbang berat badan harian dan pantau gejala yang terjadi Menghitung atau menimbang diaper Memelihara keakuratn laporan jumlah intake dan output cairan Memasang kateter urin, jika diperlukan Memantau status cairan (e.g. kelembaban membrane mukosa, kecukupan denyut nadi, dan tekanan darah ortostatis), jika diperlukan Memantau hasil laboratorium secara relevan untuk menyimpan cairan (e.g. meningkatkan grafik dengan spesifik, meningkatkan BUN, pengurangan hematocrit, peningkatan tingkat osmolalitas urin) Memantau status hemodinamis, meliputi CVP,MAP, PAP, dan PCWP,, jika mungkin Mengukur tanda-tanda vital, jika perlu Memantau indikasi cairan yang berlebihan (e.g. peningkatan CVP tekanan pembuluh darah kapileredema, vena di leher, dan asites), jika diperlukan Memantau perubahan berat badan pasien sebelum dan setelah dialysis, jika diperlukan

Outcome & intervensi

Memperkirakan lokasi dan luas edema, jika dianjurkan Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan Melakukan terapi intravena, jika dianjurkan Mengontrol status nutrisi Memberikan cairan ,jika diperlukan Memberikan obat untuk melancarkan buang air Memberikan cairan intravena pada suhu ruangan

and then..

You might also like