You are on page 1of 9

2003 Digital by USU digital library 1 RINITIS VASOMOTOR Dr.

Andrina Yunita Murni Rambe Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu en!akit Telinga "idung Tenggorok #ni$ersitas Sumatera #tara %NDA"#&#AN Gangguan vasomotor hidung adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. 1 Rinitis vasomotor adalah gangguan pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik.2 Kelainan ini merupakan keadaan yang non-infektif dan non-alergi. Rinitis vasomotor disebut juga dengan vasomotor catarrh, vasomotor rinorrhea, nasal vasomotor instability, non spesific allergic rhinitis, non - Ig E mediated rhinitis atau intrinsic rhinitis. 1,3Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi sehingga sulit untuk dibedakan. !ada umumnya pasien mengeluhkan gejala hidung tersumbat, ingus yang banyak dan en"er serta bersin-bersin #alaupun jarang. 1,$ %tiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat gangguan keseimbangan fungsi vasomotor dimana sistem saraf parasimpatis relatif lebih dominan. Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlangsung temporer, seperti emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dan sebagainya, yang pada keadaan normal faktor-faktor tadi tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu tersebut. 1,3,& 'iagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis yang "ermat, pemeriksaan ()( serta beberapa pemeriksaan yang dapat menyingkirkan kemungkinan jenis rinitis lainnya. 2,3 !enatalaksanaan rinitis vasomotor bergantung pada berat ringannya gejala dan dapat dibagi atas tindakan konservatif dan operatif. $,* ANATOMI A. "idung &uar. )idung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba#ah +
,

1. !angkal hidung - bridge . 2. 'orsum nasi 3. !un"ak hidung - apeks . &. /la nasi . Kolumela $. 0ubang hidung - nares anterior . )idung luar dibentuk oleh tulang dan tulang ra#an yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung., Kerangka tulang terdiri dari + ,,1 1. 2epasang os nasalis - tulang hidung . 2. !rosesus frontalis os maksila 3. !rosesus nasalis os frontalis 2003 Digital by USU digital library 2 2edangkan kerangka tulang ra#an terdiri dari beberapa pasang tulang ra#an yang terletak dibagian ba#ah hidung, yaitu +,,1 1. 2epasang kartilago nasalis lateralis superior 2. 2epasang kartilago nasalis lateralis inferior - kartilago alar mayor . 3. 3eberapa pasang kartilago alar minor &. (epi anterior kartilago septum nasi

4tot-otot ala nasi terdiri dari dua kelompok yaitu +1 1. Kelompok dilator + - m. dilator nares - anterior dan posterior . - m. proserus - kaput angulare m. kuadratus labii superior 2. Kelompok konstriktor + - m. nasalis - m. depresor septi B. "idung dalam Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk tero#ongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya. Kavum nasi bagian anterior disebut nares anterior dan bagian posterior disebut nares posterior - koana . yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. , a. Vestibulum (erletak tepat dibelakang nares anterior, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrisae., b. Septum nasi 2eptum dibentuk oleh tulang dan tulang ra#an. 3agian tulang terdiri dari + ,,1 - lamina perpendikularis os etmoid - vomer - krista nasalis os maksila - krista nasalis os palatina 3agian tulang ra#an terdiri dari + ,,1 - kartilago septum - lamina kuadrangularis . - kolumela c. Kavum nasi Dasar 'idung 'asar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus horisontal os palatum.,,1 Ata( 'idung (erdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sfenoid. 2ebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filamen-filamen n. olfaktorius yang berasal dari permukaan ba#ah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka superior. ,,1 Dinding lateral 'inding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus medial.1 Konka 2003 Digital by USU digital library 3 !ada dinding lateral hidung terdapat & buah konka. 5ang terbesar dan letaknya paling ba#ah ialah konka inferior, kemudian yang lebih ke"il ialah konka media dan konka superior, sedangkan yang terke"il disebut konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid., Meatus nasi 'iantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. 6eatus inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. !ada meatus inferior terdapat muara duktus nasolakrimalis. 6eatus media terletak diantara konka media dan dinding

lateral rongga hidung. 'isini terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior. !ada meatus superior yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid., Dinding medial 'inding medial hidung adalah septum nasi. , endara'an "idung !endarahan untuk hidung bagian dalam berasal dari 3 sumber utama+ 1 1. a. etmoidalis anterior, yang mendarahi septum bagian superior anterior dan dinding lateral hidung. 2. a. etmoidalis posterior - "abang dari a. oftalmika ., mendarahi septum bagian superior posterior. 3. a. sfenopalatina, terbagi menjadi a. nasales posterolateral yang menuju ke dinding lateral hidung dan a. septi posterior yang menyebar pada septum nasi. 3agian ba#ah rongga hidung mendapat pendarahan dari "abang a. maksilaris interna, diantaranya ialah ujung a. palatina mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. 3agian depan hidung mendapat pendarahan dari "abang-"abang a. fasialis. , !ada bagian depan septum terdapat anastomosis dari "abang-"abang a. sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior dan a. palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach ( Littles area yang letaknya superfisial dan mudah "edera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis. , 7ena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. 7ena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena oftalmika superior yang berhubungan dengan sinus kavernosus.,,1 ersara)an 'idung 1. 2araf motorik oleh "abang n. fasialis yang mensarafi otot-otot hidung bagian luar. 3 2. 2araf sensoris. 3agian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n. etmoidalis anterior, merupakan "abang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmika - 8.7-1 .. Rongga hidung lainnya , sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui ganglion sfenopalatina. 3 3. 2araf otonom. (erdapat 2 ma"am saraf otonom yaitu + 3 a. 2araf post ganglion saraf simpatis - /drenergik .. 2003 Digital by USU digital library 4 2araf simpatis meninggalkan korda spinalis setinggi (1 9 3, berjalan ke atas dan mengadakan sinapsis pada ganglion servikalis superior. 2erabut post sinapsis berjalan sepanjang pleksus karotikus dan kemudian sebagai n. petrosus profundus bergabung dengan serabut saraf parasimpatis yaitu n. petrosus superfisialis mayor membentuk n. vidianus yang berjalan didalam kanalis pterigoideus. 2araf ini tidak mengadakan sinapsis didalam ganglion sfenopalatina, dan kemudian diteruskan oleh "abang palatina mayor ke pembuluh darah pada mukosa hidung. 2araf simpatis se"ara dominan mempunyai peranan penting terhadap sistem vaskuler hidung dan sangat sedikit mempengaruhi kelenjar. b. 2erabut saraf preganglion parasimpatis - kolinergik .. 3erasal dari ganglion genikulatum dan pusatnya adalah di nukleus salivatorius superior di medula oblongata. 2ebagai n. pterosus superfisialis mayor berjalan menuju ganglion sfenopalatina dan mengadakan sinapsis

didalam ganglion tersebut. 2erabut-serabut post ganglion menyebar menuju mukosa hidung. !eranan saraf parasimpatis ini terutama terhadap jaringan kelenjar yang menyebabkan sekresi hidung yang en"er dan vasodilatasi jaringan erektil. !emotongan n. vidianus akan menghilangkan impuls sekretomotorik : parasimpatis pada mukosa hidung, sehingga rinore akan berkurang sedangkan sensasi hidung tidak akan terganggu. &. 4lfaktorius - pen"iuman . 8ervus olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan ba#ah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius didaerah sepertiga atas hidung. , Fisiologi 'idung )idung berfungsi sebagai jalan nafas, alat pengatur kondisi udara - air "onditioning ., penyaring udara, indra penghidu - olfa"tory ., untuk resonansi suara , refleks nasal dan turut membantu proses bi"ara. 3,, K%K%RA AN 6ygind - 11,, ., seperti yang dikutip oleh 2unaryo - 111, ., memperkirakan sebanyak 3; 9 $; < dari kasus rinitis sepanjang tahun merupakan kasus rinitis vasomotor dan lebih banyak dijumpai pada usia de#asa terutama pada #anita.1; =alaupun demikian insidens pastinya tidak diketahui.2, 3iasanya timbul pada dekade ke 3 9 &.3 2e"ara umum prevalensi rinitis vasomotor bervariasi antara * 9 21<. 'alam suatu penelitian yang dilakukan oleh >essen dan >an?on - 11,1 . dijumpai sebanyak 21< menderita keluhan hidung non 9 alergi dan hanya < dengan keluhan hidung yang berhubungan dengan alergi. !revalensi tertinggi dari kelompok non 9 alergi dijumpai pada dekade ke 3. 2ibbald dan Rink - 1111 . di 0ondon menjumpai sebanyak 13< dari pasien, menderita rinitis perenial dimana setengah diantaranya menderita rinitis vasomotor. 2unaryo, dkk - 111, . pada penelitiannya terhadap 23,3 kasus rinitis selama 1 tahun di R2 2ardjito 5ogyakarta menjumpai kasus rinitis vasomotor sebanyak 33 kasus - 1,3, < . sedangkan pasien dengan diagnosis banding rinitis vasomotor sebanyak 2&; kasus - 1;,;* < .. 1; %TIO&O*I %tilogi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipi"u oleh ?at-?at tertentu. 1,2, ,11 3eberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor + 1,3,12 2003 Digital by USU digital library 5 1. obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti ergotamin, "hlorproma?in, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal. 2. faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi dan bau yang merangsang. 3. faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil dan hipotiroidisme. &. faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue. ATOFISIO&O*I 2istem saraf otonom mengontrol aliran darah ke mukosa hidung dan sekresi dari kelenjar. 'iameter resistensi pembuluh darah di hidung diatur oleh sistem saraf simpatis sedangkan parasimpatis mengontrol sekresi kelenjar. !ada rinitis vasomotor terjadi disfungsi sistem saraf otonom yang menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis yang disertai penurunan kerja saraf simpatis. 3aik sistem simpatis yang hipoaktif maupun sistem parasimpatis yang hiperaktif, keduanya dapat menimbulkan dilatasi arteriola dan kapiler disertai peningkatan permeabilitas kapiler, yang akhirnya akan menyebabkan transudasi "airan, edema dan kongesti. ,$,13,1&

(eori lain mengatakan bah#a terjadi peningkatan peptide vasoaktif dari selsel seperti sel mast. (ermasuk diantara peptide ini adalah histamin, leukotrin, prostaglandin, polipeptide intestinal vasoaktif dan kinin. %lemen-elemen ini tidak hanya mengontrol diameter pembuluh darah yang menyebabkan kongesti, tetapi juga meningkatkan efek asetilkolin dari sistem saraf parasimpatis terhadap sekresi hidung, yang menyebabkan rinore. !elepasan peptide-peptide ini tidak diperantarai oleh @g-% -non-@g % mediated. seperti pada rinitis alergi.1& /danya reseptor ?at iritan yang berlebihan juga berperan pada rinitis vasomotor. 3anyak kasus yang dihubungkan dengan ?at-?at atau kondisi yang spesifik. 3eberapa diantaranya adalah perubahan temperatur atau tekanan udara, perfume, asap rokok, polusi udara dan stress - emosional atau fisikal ..1& 'engan demikian, patofisiologi dapat memandu penatalaksanaan rinitis vasomotor yaitu +&,1& 1. meningkatkan perangsangan terhadap sistem saraf simpatis 2. mengurangi perangsangan terhadap sistem saraf parasimpatis 3. mengurangi peptide vasoaktif &. men"ari dan menghindari ?at-?at iritan. ATO*%N%SIS Rinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovaskular pembuluhpembuluh darah pada mukosa hidung, terutama melibatkan sistem saraf parasimpatis. (idak dijumpai alergen terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rinitis alergi. Keadaan ini merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non 9 spesifik. 2erangan dapat mun"ul akibat pengaruh beberapa faktor pemi"u.1;,11 1. 0atar belakang 2,1 - adanya paparan terhadap suatu iritan !memi"u ketidakseimbangan sistem saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah dan kelenjar pada mukosa hidung !vasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung !hidung tersumbat dan rinore. - disebut juga A rinitis non-alergi - nonallergi" rhinitis . A - merupakan respon non 9 spesifik terhadap perubahan 9 perubahan lingkungannya, berbeda dengan rinitis alergi yang mana merupakan respon terhadap protein spesifik pada ?at allergen nya. 2003 Digital by USU digital library 6 - tidak berhubungan dengan reaksi inflamasi yang diperantarai oleh @g% - @g%-mediated hypersensitivity . 2. !emi"u - triggers . + 2,11,1 - alkohol - perubahan temperatur : kelembapan - makanan yang panas dan pedas - bau 9 bauan yang menyengat - strong odor . - asap rokok atau polusi udara lainnya - faktor 9 faktor psikis seperti + stress, ansietas - penyakit 9 penyakit endokrin - obat-obatan seperti anti hipertensi, kontrasepsi oral *%+A&A K&INIS Gejala yang dijumpai pada rinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama se#aktu perubahan posisi.1,2,$,*,11 Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata. 1,2,$,* Gejala dapat memburuk pada pagi hari #aktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan

suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.1 2elain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke tenggorok - post nasal drip .. 11 3erdasarkan gejala yang menonjol, rinitis vasomotor dibedakan dalam 2 golongan, yaitu golongan obstruksi - blo"kers . dan golongan rinore runners : snee?ers .. !rognosis pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. 4leh karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, perlu anamnesis dan pemeriksaan yang teliti untuk memastikan diagnosisnya. 1 DIA*NOSIS 'alam anamnesis di"ari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi.1 3iasanya penderita tidak mempunyai ri#ayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia de#asa.1,$,11 3eberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap paparan ?at iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan apabila tidak terpapar.3 !ada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka hipertrofi dan ber#arna merah gelap atau merah tua karakteristik ., tetapi dapat juga dijumpai ber#arna pu"at. !ermukaan konka dapat li"in atau berbenjol - tidak rata .. !ada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. /kan tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah yang banyak.1,*,11,12 !ada rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip. 11 !emeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi. (est kulit - skin test . biasanya negatif, demikian pula test R/2(, serta kadar @g % total dalam batas normal. Kadang- kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. @nfeksi sering menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.1,2,*,11 !emeriksaan radiologik sinus memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin tampak gambaran "airan dalam sinus apabila sinus telah terlibat. 1 (abel 1. Gambaran klinis dan pemeriksaan pada rinitis vasomotor - 'ikutip dari kepustakaan . 2003 Digital by USU digital library 7 Ri#ayat penyakit - (idak berhubungan dengan musim - Ri#ayat keluarga - - . - Ri#ayat alergi se#aktu anak-anak - - . - (imbul sesudah de#asa - Keluhan gatal dan bersin - - . !emeriksaan ()( - 2truktur abnormal - - . - (anda 9 tanda infeksi - - . - !embengkakan pada mukosa - B . - )ipertrofi konka inferior sering dijumpai Radiologi C 9 Ray : D( - (idak dijumpai bukti kuat keterlibatan sinus - Emumnya dijumpai penebalan mukosa 3akteriologi - Rinitis bakterial - - . (est alergi @g % total - 8ormal !ri"k (est - 8egatif atau positif lemah

R/2( - 8egatif atau positif lemah DIA*NOSIS BANDIN*,, 1. Rinitis alergi 2. Rinitis infeksi Rinitis alergi Rinitis $asomotor 6ulai serangan 3elasan tahun 'ekade ke 3 9 & Ri#ayat terpapar allergen - B . Ri#ayat terpapar allergen - - . %tiologi Reaksi /g - /b terhadap rangsangan spesifik Reaksi neurovaskuler terhadap beberapa rangsangan mekanis atau kimia, juga faktor psikologis Gatal F bersin 6enonjol (idak menonjol Gatal dimata 2ering dijumpai (idak dijumpai (est kulit !ositif 8egatif 2ekret hidung !eningkatan eosinofil %osinofil tidak meningkat %osinofil darah 6eningkat 8ormal 2003 Digital by USU digital library 8 @g % darah 6eningkat (idak meningkat 8eurektomi n. vidianus (idak membantu 6embantu (abel 2. 'ikutip dari kepustakaan 11,12 %NATA&AKSANAAN !engobatan rinitis vasomotor bervariasi, tergantung kepada faktor penyebab dan gejala yang menonjol. 2e"ara garis besar, pengobatan dibagi dalam + 1-3, ,$,11-1* 1. 6enghindari penyebab : pen"etus - /voidan"e therapy . 2. !engobatan konservatif - Garmakoterapi . + - 'ekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat. Dontohnya + !seudoephedrine dan !henylpropanolamine - oral . serta !henylephrine dan "#ymeta$oline semprot hidung .. - /nti histamin + paling baik untuk golongan rinore. - Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore dan bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi lokal yang disebabkan oleh mediator vasoaktif. 3iasanya digunakan paling sedikit selama 1 atau 2 minggu sebelum di"apai hasil yang memuaskan. Dontoh steroid topikal + %udesonide, &luticasone, &lunisolide atau %eclomethasone - /nti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan utamanya. Dontoh + @pratropium bromide - nasal spray . 3. (erapi operatif - dilakukan bila pengobatan konservatif gagal . + - Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan /g843 2 < atau triklorasetat pekat - "hemi"al "autery . maupun se"ara elektrik - ele"tri"al "autery .. - 'iatermi submukosa konka inferior - submu"osal diathermy of the inferior turbinate . - 3edah beku konka inferior - "ryosurgery . - Reseksi konka parsial atau total -partial or total turbinate rese"tion.

- (urbinektomi dengan laser - laser turbine"tomy . - 8eurektomi n. vidianus - vidian neure"tomy ., yaitu dengan melakukan pemotongan pada n. vidianus, bila dengan "ara diatas tidak memberikan hasil. 4perasi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan keluhan rinore yang hebat. (erapi ini sulit dilakukan, dengan angka kekambuhan yang "ukup tinggi dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi Sim(tom +enis tera(i rosedur 4bstruksi hidung Reduksi konka - Kauterisasi konka - "hemi"al atau ele"tri"al . - 'iatermi sub mukosa - 3edah beku - "ryosurgery . Reseksi konka - (urbinektomi parsial atau total - (urbinektomi dengan laser - laser turbine"tomy . 2003 Digital by USU digital library 9 Rinore 7idian neure"tomy - %ksisi nervus vidianus - 'iatermi nervus vidianus (abel 3. (erapi operatif terhadap rinitis vasomotor - 'ikutip dari kepustakaan . KOM &IKASI 11 1. 2inusitis 2. %ritema pada hidung sebelah luar 3. !embengkakan #ajah RO*NOSIS !rognosis dari rinitis vasomotor bervariasi. !enyakit kadang-kadang dapat membaik dengan tiba 9tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang diberikan.11 K%SIM #&AN 1. Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang 9 kadang dijumpai adanya bersin 9 bersin. 2. !enyebab pastinya tidak diketahui. 'iduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipi"u oleh faktor-faktor tertentu. 3. 3iasanya dijumpai setelah de#asa - dekade ke 9 3 dan & .. &. Rinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya yang mirip dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat diperlukan pemeriksaan pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis lainnya terutama rinitis alergi dan men"ari faktor pen"etus yang memi"u terjadinya gangguan vasomotor. . !enatalaksanaan dapat dilakukan se"ara konservatif dan apabila gagal dapat dilakukan tindakan operatif. K% #STAKAAN 1. %lise Kasakeyan. Rinitis 7asomotor. 'alam + 2oepardi %/, 8urbaiti @skandar, %d. 3uku /jar @lmu !enyakit ()(. %disi ke-3. >akarta + 3alai !enerbit GK E@, 111*. h. 1;* 9 ,. 2. Rhinitis vasomotor + http+::###.i"ondata."om:health:pedbase:files:R)@8@(@1.)(6 3. Kopke R', >a"kson R0. Rhinitis. 'alam + 3yron >, 3ailey >3,%d. 4tolaryngology )ead and 8e"k 2urgery. !hiladelphia+ 0ippin"ott Domp, 1113.p. 2$1 9 ,*. 2003 Digital by USU digital library 10 &. 2egal 2, 2hlamkovit"h 8, %viatar %, 3erenhol? 0, 2arfaty 2, Kessler /. 7asomotor rhinitis follo#ing trauma to the nose. /nn 4torhinolaryng 1111H

1;,+2;,-1;. . >ones /2. @ntrinsi" rhinitis. 'alam + 6a"kay @2, 3ull (R, %d. Rhinology. 2"ott3ro#nIs 4tolaryngology. $th ed. 0ondon + 3utter#orth-)einemann, 111*. p. &:1:1 9 1*. $. Dody '(R, Kern %3, !earson 3=. !enyakit (elinga, )idung dan (enggorokan, %GD, >akarta, 11,$, h. 1,3 9 ,. *. 3ernstein >6. !eran )ipersensitivitas 'engan !erantaraan @g % !ada 4titis 6edia dan Rinitis. 'alam + 3allenger >>, %d.!enyakit ()( Kepala F 0eher, >ilid 1, %disi ke 913. >akarta + 3inarupa /ksara, 111& . h. 1*$ 9 1. ,. 'amayanti 2oetjipto, %ndang 6angunkusumo. )idung. 'alam + 2oepardi %/, 8urbaiti @skandar , %d. 3uku /jar @lmu !enyakit ()(. %disi ke-3. >akarta + 3alai !enerbit GK E@, 111*. h. ,1 9 1 . 1. 3allenger >>. /plikasi Kilinis /natomi dan Gisiologi )idung dan 2inus !aranasal. 'alam + 3allenger >>, %d.!enyakit ()( Kepala F 0eher, >ilid 1, %disi ke 913. >akarta + 3inarupa /ksara, 111& . h. 1 9 2 . 1;. 2unaryo, 2oepomo 2, )anggoro 2. !ola Kasus Rinitis di !oliklinik ()( R2E! 'r. 2ardjito 5ogyakarta (ahun 111,. 'isampaikan pada Kongres 8asional !erhati C@@, 2emarang, 2, - 3; 4ktober, 1111. 11. 3e"ker =, 8aumann ) ), !falt? D R. %ar, 8ose, and (hroat 'iseases / !o"ket Referen"e. 2nd ed. 8e# 5ork + (hieme 6edi"al !ublishers @n", 111&. p. 21;-3. 12. Ramalingam KK,2reeramamoorthy. / short pra"ti"e of otolaryngology.@ndia + /ll @ndia !ublishers F 'istributors, 1112, p.11$ 9 *. 13. 2utji Rahardjo, 3urhanuddin, GG Kuhu#ael. %fektifitas Kauterisasi Konka !ada !enderita Rinitis 7asomotor. 'isampaikan pada Kongres 8asional !erhati C@, 5ogyakarta, &-* 4ktober, 111 . 1&. =ain#right 6, Gombako 0/. 7asomotor Rhinitis + http+::###.meds"hool.lsuhs".edu:otor:7asorhi.htm 1 . 7asomotor - non allergi" rhinitis . + http+::###.regionalallergy."om:edu"ation:understanding:sinusitis:rhinitis: rhinitis.html 1$. Groves >, Gray RG. / 2ynopsis of 4tolaryngology. &th ed. Great 3ritain + >ohn =right F 2ons 0td, 11, . p. 13;-1. 1*. Graft 'G. /llergi" and nonallergi" rhinitis + http+::###.postgradmed."om:issues:111$:;,J1$:graft1.htm

You might also like