You are on page 1of 8

Acta Pharmaciae Indonesia 1(1) 8-15

Peningkatan Laju Disolusi Tablet Piroksikam menggunakan Polisorbat 80 Increasing dissolution rate of Piroxicam Tablet using Polisorbat 80
ABSTRAK

Ratih Hapsari Gunawi, Dhadhang Wahyu Kurniawan, Vitis Vini Fera Ratna Utami
Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto e-mail: dhadhang.wk@gmail.com

Kata kunci: Laju disolusi Tablet piroksikam Polisorbat 80

Piroksikam merupakan obat dengan dosis kecil (10-20 mg/hari) dan termasuk BCS kelas II yang memiliki kelarutan dalam air rendah sehingga mempengaruhi laju disolusinya. Salah satu cara untuk meningkatkan laju disolusi dapat ditambahkan suatu surfaktan yaitu polisorbat 80. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan polisorbat 80 terhadap laju disolusi tablet piroksikam. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah sebanyak 4 formula yang memvariasikan konsentrasi polisorbat 80 yaitu 0%, 1%, 3%, dan 5%. Uji disolusi dilakukan menggunakan tipe dayung pada kecepatan pengadukan 100 rpm. Medium disolusi yang digunakan HCl pH 1,2 0,05 sebanyak 900 mL. Sampel yang diperoleh pada menit ke 5, 10, 15, 30, 45, 60, dan 90 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum piroksikam (337 nm). t=45 menit (C45) dimana tablet piroksikam pada t=45 menit tidak kurang dari 75% (Metode Wagner). Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa formula ke 2, 3, dan 4 memenuhi persyaratan disolusi tablet piroksikam yaitu > 75% (USP, 2007). Formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% menunjukan nilai Ct45 tertinggi yaitu sebesar 97,06%. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh penambahan polisorbat 80 terhadap laju disolusi tablet piroksikam.

Metode Wagner
Keywords: The rate of dissolution Piroxicam tablet Polysorbate 80 Wagner methods Piroxicam is a small dose drug (10-20 mg /day) and including a BCS class II low water solubility characteristics that can affect dissolution rate. To improve the dissolution rate can be added by using a surfactant is polysorbate 80. This study is aimed to determine the effect of addition of polysorbate 80 on piroxicam tablet dissolution rate. Tablets prepared by wet granulation method with 4 formula concentration of polysorbate 80 0%, 1%, 3%, and 5%, respectively. Dissolution testing is carried out by a paddle type at 100 rpm. Dissolution medium used HCl pH 1.2 0.05 up to 900 mL. Samples obtained from minutes to 5, 10, 15, 30, 45, 60, and 90 measured absorbance in the UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of maximum piroxicam (337 nm). Dissolution disclosure of data viewed through the concentration at t = 45 min (C45) where the tablet piroxicam at t = 45 minutes of not less than 75% (Wagner Methods). Dissolution results showed that the formula for 2, 3, and 4 meet the requirements of piroxicam dissolution of the tablet is >75% (USP, 2007). Thus there is the influence of polysorbate use of piroxicam tablet dissolution rate. Formula 4 with the concentration of polysorbate 80 as much as 5% showed the highest Ct45 at 97.06%.

Pendahuluan Uji disolusi merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam merancang suatu sediaan tablet agar laju pelepasan obat dari tablet tersebut dapat diketahui. Obat yang memiliki disolusi yang baik akan memberikan bioavailabilitas yang baik pula sehingga semakin banyak jumlah obat yang diabsorpsi secara utuh oleh tubuh dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Laju disolusi dapat berhubungan langsung dengan kemanjuran suatu obat dan merupakan suatu karakteristik mutu yang penting

dalam menilai mutu obat yang digunakan peroral untuk mendapatkan efek sistemik. Selain itu uji disolusi merupakan suatu parameter penting dalam pengembangan produk dan pengendalian mutu obat (Isnawati, 2003). Piroksikam termasuk BCS (Biopharmaceutic Classification System) kelas II yang memiliki karakteristik kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus tinggi sehingga mempengaruhi proses absorbsi dan laju disolusinya (Sari, 2004). Piroksikam juga termasuk obat dosis

R. H. Gunawi, D. W. Kurniawan, V. V. F. R. Utami

rendah dengan dosis lazim 10-20 mg per hari Tabel 1 Formula tablet piroksikan sehingga jumlah dan macam eksipien yang digunakan Bahan Jumlah bahan dalam formulasi tablet berpengaruh besar terhadap F1 F2 F3 F4 efektivitas obat ini. Piroksikam Piroksikam (mg) 20 20 20 20 Polisorbat 80 (%) 0 1 3 5 Eksipien yang dapat digunakan untuk meningkatkan Polivinilpirolidon (%) 5 5 5 5 laju disolusi adalah surfaktan. Penambahan suatu Laktosa (%) 92 91 89 87 surfaktan dapat meningkatkan laju disolusi tablet Talk (%) 1 1 1 1 dengan cara menurunkan tegangan permukaan. Salah Magnesium stearat (%) 2 2 2 2 satu surfaktan yang dapat digunakan adalah Bobot tablet (mg) 200 200 200 200 Keterangan: 1 batch = 200 tablet polisorbat 80, yang merupakan salah satu surfaktan non-ionik. Polisorbat 80 merupakan emulgator yang Pembuatan granul piroksikam larut dalam air, surfaktan ini bersifat netral, sedikit Piroksikam, laktosa, dan PVP dicampur hingga dipengaruhi elektrolit namun selanjutnya netral homogen, kemudian ditambahkan etanol sedikit terhadap pengaruh kimia (Voight, 1994). Polisorbat demi sedikit hingga diperoleh massa yang dapat 80 juga sering digunakan dalam sediaan farmasi baik dikepal. Kemudian ditambahkan polisorbat 80 sesuai sediaan oral, parenteral, topikal dan secara umum dengan rancangan formula masing-masing hingga merupakan bahan yang tidak toksik dan tidak merata dan homogen. Massa ini kemudian diayak mengiritasi (Ansel,1989). dengan ayakan 14 mesh. Granul yang diperoleh Beberapa penelitian terdahulu telah menggunakan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 50 oC polisorbat 80 sebagai surfaktan pada pembuatan selama 3 jam atau sampai kering. Setelah kering, tablet parasetamol. Hasil penelitian tersebut granul diayak lagi dengan ayakan 16 mesh, menunjukkan penambahan polisorbat 80 dalam selanjutnya ditambahkan magnesium stearat dan talk, formulasi tablet parasetamol, dapat meningkatkan lalu dicampur hingga homogen sampai terbentuk laju disolusi parasetamol dan penambahan polisorbat massa siap kempa. 80 sebanyak 3 % dalam formula menghasilkan tablet Evaluasi granul yang memiliki laju disolusi paling baik (Najib et al., 2010). Berdasarkan penelitian di atas, polisorbat 80 Evaluasi granul yang dilakukan meliputi sudut diam dapat meningkatkan laju disolusi untuk tablet obat dan uji waktu alir. yang kelarutannya buruk, dimana laju disolusi Pemeriksaan granul menggunakan metode sudut merupakan salah satu komponen yang penting dalam diam dilakukan dengan cara memasukkan granul ke sediaan farmasi dan merupakan bagian dari kontrol dalam corong uji waktu alir yang berdiri bebas pada kualitas sediaan farmasi. Dengan demikian, maka ketinggian tertentu di atas kertas grafik pada bidang perlu dilakukan penelitian menggunakan polisorbat horizontal. Penutup corong dibuka sehingga granul 80 pada pembuatan tablet piroksikam yang kelarutan keluar dan ditampung pada bidang datar. Sudut diam dalam airnya rendah sehingga dapat meningkatkan granul dapat dihitung dengan rumus: laju disolusi tablet piroksikam. Bahan dan Metode Bahan tPiroksikam, polisorbat 80, laktosa, talk, magnesium stearat, Polivinilpirolidon (PVP), HCl 37%, etanol, dan akuades. Penentuan formula tablet piroksikam Empat formula tablet piroksikam dibuat dengan variasi penambahan polisorbat 80 masing-masing 0%, 1%, 3%, dan 5%. Formula yang dibuat dapat dilihat pada Tabel 1. Tan = H/R atau =arc tan [H/R] (1) Keterangan : = sudut istirahat; H = tinggi tumpukan; R = jari-jari tumpukan granul atau d (Voigt, 1994). Uji waktu alir dilakukan dengan menimbang 100 gram granul, dimasukkan ke dalam corong yang ujung tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis, dihitung waktu alir granul (Voigt, 1994). Waktu alir granul yang baik adalah tidak lebih dari 10 detik dalam 100 gram granul (Lieberman et al., 1994).

Acta Pharmaciae Indonesia 1(1) 8-15

10

Pembuatan tablet Granul yang sudah jadi ditambahkan magnesium stearat, talk, kemudian dicampur hingga homogen. Pengempaan massa tablet menggunakan mesin tablet single punch dengan mengatur ukuran dan bobot massa tablet yamg sudah diujikan sebelumnya. Apabila pengaturan alat telah selesai, granul yang sudah siap kemudian dikempa dengan cara dimasukkan melalui hopper dan mesin pengempa tablet mulai dijalankan. Parameter yang dibuat konstan pada pengempaan tablet ini adalah berat total masing-masing tablet 200 mg dan kekerasan tablet dikendalikan berada pada kisaran 4-10 kg (Voigt, 1994). Uji sifat fisik tablet Uji sifat fisik tablet meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, dan uji waktu hancur menggunakan disintegration tester. Uji disolusi Uji disolusi meliputi penentuan panjang gelombang maksimum piroksikam, pembuatan kurva baku piroksikam, pembuatan medium disolusi, pelaksanaan uji disolusi, dan pengambilan sampel. Piroksikam ditimbang seksama sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam 100 mL HCl pH 1,2. Larutan tersebut kemudian diencerkan hingga diperoleh konsentrasi 10 g/mL dengan cara 1 mL larutan diencerkan dalam 50 mL HCl. Larutan dengan konsentrasi 10 g/mL dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 180-380 nm. Secara teoritis piroksikam mempunyai panjang gelombang maksimum 333 nm (Anonim, 2007). Kurva baku dibuat dengan cara mengencerkan larutan baku piroksikam 50 g/100mL menggunakan HCl pH 1,2. Sehingga diperoleh 5 konsentrasi larutan baku yang memberikan absorbansi larutan pada rentang nilai 0,2-0,8. Absorbansi larutan baku dibaca pada panjang gelombang maksimum. Dari hasil pembacaan panjang gelombang maksimum dibuat kurva hubungan absorbansi sebagai fungsi konsentrasi sehingga diperoleh persamaan regresi linier y = bx + a (Anonim, 2007). Medium disolusi yang digunakan adalah HCl sebanyak 900 mL yang dimasukkan ke dalam labu disolusi. Cara pembuatannya yaitu 4 ml HCl 37 %

ditambah akuades hingga 1000 mL. Larutan diatur pada pH 1,2 0,05 (Anonima, 1995). Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan dissolution tester tipe II yaitu tipe dayung. Kecepatan putar pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm. Suhu percobaan dipertahankan berada pada 3738 C (Anonim, 1994). Sampel hasil disolusi tablet piroksikam diambil dari medium disolusi pada menit ke 5, 10, 30, 45, 60, dan 90, masing-masing sebanyak 5,0 mL. Sampel yang diambil kemudian diganti dengan medium disolusi baru dalam jumlah yang sama yaitu 5,0 mL sehingga volume medium disolusi tetap (Kiran et al., 2010). Sampel yang telah diperoleh dari menit ke 5, 10, 30, 45, 60, dan 90 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum piroksikam dalam medium disolusi. Hasil absorbansi yang diperoleh dimasukkan dalam persamaan regresi linier untuk memperoleh konsentrasinya. Sampel uji disolusi dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sehingga diperoleh absorbansi sampel. Analisis data Data yang diperoleh dari pengujian parameter sifat fisik tablet dan evaluasi granul dianalisis melalui pendekatan teoritis dengan membandingkan syaratsyarat yang terdapat dalam Farmakope Indonesia Edisi III dan IV. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan metode ANAVA satu arah sengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisik sediaan tablet dengan berbagai formula. Pengungkapan data disolusi pada penelitian ini dilihat melalui nilai konsentrasi pada t=45 menit (C45) mengacu pada syarat yang ditetapkan dalam USP XXIII tahun 1995 yang menyatakan bahwa kadar piroksikam pada tablet piroksikam pada t=45 menit tidak kurang dari 75%. Hasil dan Pembahasan Evaluasi granul Evaluasi granul dalam penelitian ini meliputi uji sudut diam dan waktu alir granul.

11

R. H. Gunawi, D. W. Kurniawan, V. V. F. R. Utami

Tabel 2 Hasil evaluasi sudut diam granul Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Sudut diam () 28,17 2,237 28,37 1,595 25,47 1,097 25,17 0,950

tertinggi sebesar 2,05 detik pada formula 1 dan nilai waktu alir terendah sebesar 1,26 pada formula 2. Jika dibandingkan formula tanpa polisorbat 80 dengan formula yang mengandung polisorbat 80 mempunyai waktu alir yang lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat polisorbat 80 yang kental akan membentuk lapisan halus pada permukaan massa granul sehingga menghasilkan granul yang halus dan menyebabkan waktu alir menjadi lebih singkat. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,011 yang menunjukkan waktu alir antarformula granul berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana waktu alirnya 2,05 detik, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 2, 3, dan 4 yang kurang dari 2 detik. Pada formula 2, 3, dan 4 waktu alirnya kurang sesuai dengan yang diharapkan, kemungkinan disebabkan salah satu faktornya yaitu kelembaban granul yang kurang terkontrol. Uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Hasil uji keseragaman bobot menunjukkan tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 7,5% (185-215 mg) dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 15% (170-230 mg), artinya semua formula tablet memenuhi syarat uji keseragaman bobot berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III. Keseragaman bobot dikatakan baik apabila mempunyai koefisien variasi (CV) kurang dari 5% (Lachman et al., 1989). Semakin kecil nilai CV, maka variasi bobot akan semakin kecil dan dapat menghasilkan tablet yang seragam. Hasil perhitungan CV ke-empat formula menunjukkan besarnya kurang dari 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa semua formula memenuhi persyaratan. Harga CV paling besar yaitu 3,698% pada formula 2 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 1%, sedangkan CV paling kecil yaitu 2,394% pada formula 1 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 0%. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,013 menunjukkan keseragaman bobot tablet antar-formula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 3 dengan formula 1,

Sudut diam diperoleh dengan membagi tinggi tumpukan granul dengan jari-jari tumpukan granul. Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ke-empat formula memenuhi persyaratan evaluasi sudut diam granul dengan kategori sifat alir baik. Sifat alir granul dikatakan baik apabila sudut diam antara 25-30 (Aulton, 1988). Nilai sudut diam tertinggi didapatkan pada formula 2 sebesar 28,37 dan nilai sudut diam terendah sebesar 25,17 pada formula 4. Adanya polisorbat 80 yang bersifat hidrofil menyebabkan massa granul mudah dibasahi sehingga pada waktu pencampurannya massanya lebih cepat homogen. Polisorbat 80 yang kental akan membentuk lapisan halus pada permukaan massa granul sehingga menghasilkan granul yang halus (Lachman et al., 1994). Terlihat semakin tinggi kadar polisorbat 80 maka sudut diamnya semakin kecil yang berarti sifat alirnya semakin baik. Tetapi pada formula 1 dan 2 sudut diamnya kurang sesuai dengan yang diharapkan, kemungkinan disebabkan oleh kelembaban granul yang kurang terkontrol. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,064 yang menunjukkan sudut diam antarformula granul tidak berbeda signifikan. Tabel 3 Hasil evaluasi waktu alir granul Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Waktu alir (detik) 2,050.319 1,260.056 1,450.272 1,560.079

Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan evaluasi waktu alir granul. Waktu alir granul yang baik adalah tidak lebih dari 10 detik dalam 100 gram granul (Lieberman et al., 1994). Nilai waktu alir

Acta Pharmaciae Indonesia 1(1) 8-15

12

2, dan 4, kemungkinan disebabkan kelembaban granul yang kurang terkontrol sehingga berpengaruh pada laju alir granul ketika dimasukkan ke dalam hopper. Perbedaan laju alir granul ini dapat mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan uji sifat fisik keseragaman ukuran tebal dan diameter tablet piroksikam karena masih dalam rentang yang diizinkan. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari satu sepertiga tebal tablet (Anonim, 1979). Didapatkan hasil bahwa semua formula tablet memiliki diameter yang sama yaitu 0,81, namun tebal tablet tiap formula berbeda-beda. Nilai tebal tablet tertinggi yaitu sebesar 0,345 pada formula 1 dan nilai tebal tablet terendah sebesar 0,308 pada formula 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet pada masing-masing formula memenuhi persyaratan keseragaman ukuran. Keseragaman tebal tablet analisis statisitik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 menunjukkan harga signifikansi sebesar 0,000 yang berarti bahwa tebal tablet antarformula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana ketebalan tabletnya 0,345 cm, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 2, 3, dan 4 yang kurang dari 0,345 cm. Perbedaan tebal tablet tiap formula ini dipengaruhi oleh sifat alir granul yang mempengaruhi jumlah bahan yang diisikan ke dalam hopper dan menghasilkan keseragaman tebal tablet yang berbeda. Analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 4 formula tablet memenuhi persyaratan kekerasan tablet yaitu kekerasannya berada dalam rentang 4-8 kg. Nilai kekerasan tablet tertinggi didapatkan pada formula 1 sebesar 4,9 kg dan nilai kekerasan tablet terendah didapatkan pada formula 4 yaitu sebesar 4,35 kg. Formula yang tidak mengandung polisorbat 80 mempunyai kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang mengandung polisorbat 80. Adanya polisorbat 80 mengurangi daya ikat antargranul sehingga menghasilkan kekerasan tablet yang rendah. Hal ini disebabkan oleh polisorbat 80 yang membentuk lapisan tipis pada permukaan granul, sehingga daya ikat antar-granul juga menurun. Akibatnya mempengaruhi kekerasan tablet yang dihasilkan (Lachman et al., 1994). Berdasarkan hasil

analisis statistik ANAVA satu arah dengan signigikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,005 yang menunjukkan kekerasan tablet antarformula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 1 dimana kekerasan tabletnya 4,9 kg, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 3, dan 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi polisorbat 80 mempengaruhi kekerasan tablet piroksikam. Hasil uji friabilitas menunjukan bahwa pada formula 1 tidak memenuhi syarat friabilitas tablet di mana kerapuhannya lebih dari 1%. Hal ini dimungkinkan sifat dari granul tablet formula 1 yang paling lembab. Lachman et al (1994), mengemukakan bahwa friabilitas dipengaruhi oleh kandungan air dari granul. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,234 yang menunjukkan kerapuhan tablet antar formula tidak berbeda signifikan. Analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 4 formula tablet memenuhi persyaratan waktu hancur tablet yaitu kurang dari 15 menit. Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa formula yang mengandung polisorbat 80 mempunyai waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan formula yang tidak mengandung polisorbat 80. Dalam hal ini bahan obat yang bersifat hidrofob dengan adanya penambahan surfaktan bila bersentuhan dengan air akan lebih mudah dibasahi karena surfaktan sifatnya menurunkan tegangan permukaan, akibatnya tablet menjadi lebih mudah hancur (Lachman et al., 1994). Semakin tingginya konsentrasi polisorbat 80 pada formula maka semakin cepat waktu hancur tablet setelah dilakukan uji waktu hancur. Nilai waktu hancur terlama yaitu sebesar 8,038 menit didapatkan pada formula 1 dan nilai waktu hancur tercepat sebesar 7,298 menit didapatkan pada formula 4. Berdasarkan hasil analisis statistik ANAVA satu arah dengan signifikansi 0,05 diperoleh harga signifikansi sebesar 0,044 yang menunjukkan waktu hancur tablet antar formula berbeda signifikan. Perbedaan signifikan terdapat pada formula 4 dimana waktu hancurnya 7,298 menit, nilainya berbeda signifikan dibandingkan dengan formula 1, dan 2. Dengan demikian dapat dikatakan konsentrasi polisorbat 80 mempengaruhi waktu hancur tablet piroksikam di mana semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 semakin cepat waktu hancurnya dan sebaliknya.

13

R. H. Gunawi, D. W. Kurniawan, V. V. F. R. Utami

Tabel 4 Hasil uji keseragaman bobot tablet piroksikam Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Keseragaman Bobot (mg) 204,7 4,900 203,3 7,519 198,9 5,180 204,9 7,278 Koefisien Variasi (%) 2,394 3,698 2,604 3,553

Tabel 5 Hasil uji keseragaman ukuran tablet piroksikam Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Ukuran Diameter Tablet (cm) 0,81 0,00 0,81 0,00 0,81 0,00 0,81 0,00 Syarat rentang diameter tablet (cm) 0,460-1,035 0,435-0,978 0,411-0,924 0,415-0,933 Ukuran Tebal Tablet (cm) 0,345 0,009 0,326 0,006 0,308 0,006 0,311 0,003

Tabel 6 Hasil uji kekerasan tablet piroksikam Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Kekerasan (kg) 4,9 0,212 4,85 0,134 4,45 0,071 4,35 0,078

Tabel 7 Hasil uji kerapuhan tablet piroksikam Formula 1 2 3 4 Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Kerapuhan(%) 1,035 0,061 0,665 0,002 0,450 0,073 0,645 0,030

Tabel 8 Hasil uji waktu hancur tablet piroksikam Formula 1 2 3 4 Uji disolusi Hasil pembacaan panjang gelombang larutan baku piroksikam pada rentang panjang gelombang 290-390 nm mendapatkan panjang gelombang maksimum piroksikam 337,0 nm. Kurva larutan baku piroksikam dalam medium disolusi ditunjukkan pada Gambar 1. Perbedaan konsentrasi polisorbat 80 0% PS 80 1% PS 80 3% PS 80 5% PS 80 Waktu Hancur (menit) 8,038 0,184 7.985 0,092 7,575 0,304 7,298 0,057 Dari kurva di atas diperoleh persamaan regresi linear y = 0,017 x + 0,103 dimana titik potong sumbu Y/intercept (a) = 0,103, kemiringan/slope (b) = 0,017 dengan koefisien korelasi (rhitung) = 0,968. Sampel disolusi yang telah diambil dalam waktu tertentu dilihat absorbansinya pada panjang gelombang 337,0 nm. Kadar piroksikam dalam

Acta Pharmaciae Indonesia 1(1) 8-15

14

sampel disolusi dihitung dengan mengkonversi absorbansi sampel menggunakan persamaan regresi linier kurva baku y = 0,017 x + 0,103. Nilai x yang didapat adalah nilai kadar piroksikam yang terdapat dalam sampel disolusi. Kemudian dibuat dalam nilai persentase piroksikam yang terdisolusi dengan rumus: Persentase zat terdisolusi= (nilai X)/( obat dalam tablet) x 100 % .... (3) Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat persentase piroksikam yang terdisolusi dalam sampel pada menit ke-45 yang dinamakan metode Wagner. Kadar piroksikam dalam sampel yang paling tinggi yaitu pada formula 4 sebesar 97,06% dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5%. Profil disolusi tablet piroksikam dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan metode Ct45 hasil penelitian menunjukan formula 1 tidak memenuhi syarat metode Wagner (Ct45) karena zat terdisolusi hanya sebesar 69,31%. Formula yang memenuhi syarat metode Wagner (Ct45) adalah formula 2, 3, dan 4 yang telah

terlarut/terdisolusi lebih dari 75% pada menit ke 45. Persentase zat terdisolusi yang paling kecil terdapat pada formula 2 yaitu 77,84% dan paling besar terdapat pada formula 4 yaitu 97,06%. Formula 4 menunjukan persentase kadar terdisolusi yang paling besar yaitu 97,06%. Hasil ini menunjukkan formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% memiliki laju disolusi yang paling cepat, pada 5 menit awal jumlah zat aktif yang terlarut sudah mencapai 72,34%. Formula 4 juga memiliki waktu hancur yang paling cepat dibandingkan dengan formula lain. Polisorbat 80 sebagai surfaktan berfungsi untuk penambah kelarutan, pada penelitian ini polisorbat 80 dengan konsentrasi 5% yang paling cepat melarutkan zat aktif piroksikam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 maka akan semakin tinggi pula zat aktif piroksikam yang akan terlarut dalam medium disolusi.

0,8 Absorbansi 0,6 0,4 0,2 0 5 10 15 20 25 30 Konsentrasi (g/mL) Gambar 1 Kurva hubungan antara absorbansi dan konsentrasi larutan baku piroksikam dalam medium disolusi Tabel 9 Persentase Kadar Piroksikam terlarut/terdisolusi Formula 5 menit 47,45 55,39 65,98 72,34 10 menit 51,96 61,71 74,31 77,75 Persentase zat terdisolusi (%) 15 30 45 menit menit menit 59,51 66,18 69,31 64,31 71,96 77,84 78,43 84,81 89,02 84,12 89,61 97,06 60 menit 81,27 85,88 93,14 99,31 90 menit 86,47 92,94 97,45 105,78

F1 F2 F3 F4

15

R. H. Gunawi, D. W. Kurniawan, V. V. F. R. Utami

120 % zat terdisolusi 100 80 60 40 20 0 0 5 10 15 30 45 60 90 Menit keGambar 2 Profil disolusi tablet piroksikam Formula1 Formula2 Formula3 Formula4

Simpulan Konsentrasi Polisorbat 80 sebagai surfaktan dapat meningkatkan laju disolusi tablet piroksikam, semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 maka semakin tinggi laju disolusi tablet piroksikam. Formula 4 dengan konsentrasi polisorbat 80 sebanyak 5% menunjukkan nilai Ct45 tertinggi yaitu sebesar 97,06%. Daftar Pustaka Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta:7-8. Anonim, 1994, The Pharmaceutical Codex, 12 th ed, The Pharmaceutics Press, London:1010-1011. Anonim, 2007, The United States Pharmacopeia, 30rd Ed, The US Pharmacopeial Convention Inc, Twinbook Parkway, Rockville:1375,2960, 2996. Anonima, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta:488-489,515,683,687,771. Anonimb, 1995, The United States Pharmacopeia, 23rd Ed., The US Pharmacopeial Convention Inc, Twinbook Parkway, Rockville: 1375. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Universitas Indonesia

Press, Jakarta:154,257-259,261-263,271-273, 399-405. Aulton, M. E., 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone Inc, New York, Halaman : 600-615, 647-66. Isnawati, A., 2003, Profil Disolusi dan Penetapan Kadar Tablet Kotrimoksazol Generic Berlogo dan Tablet Dengan Nama Dagang, Media Litbang Kesehatan, XIII(2), 21. Kiran, N.R., Palanichamy., Rajesh, M., 2010, Formulation and Evaluation of Orodispersible Piroxicam Tablets, Journal of Pharmaceutical Science and Research, 2(10): 615-621. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, S., Iis Arsyah, I., UI Press, Jakarta:686,699-701,705. Najib, A., 2010, Studi Komparsi Terhadap Laju Disolusi Tablet Parasetamol Dengan Penambahan Polisorbat 80, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Sari, Retno, 2004, Peningkatan Laju Disolusi Piroksikam dengan Sistem Dispersi Padat Piroksikam-HPMC 3 Cps., Majalah Farmasi Airlangga 4(1): 16-19. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5, diterjemahkan oleh Soewandhi, S.N., Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta:163-224.

You might also like