You are on page 1of 52

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Usaha pemerintah provinsi NTB untuk menekan angka kematian ibu dan bayi masih cukup berat, sebab hingga kini angka kematian ibu dan bayi di daerah ini masih sangat tinggi. Data tahun 2009 menyebutkan, jumlah kematian bayi menembus angka 545 orang. Sedangkan untuk kematian ibu saat melahirkan berjumlah 121 orang dari 93.281 proses melahirkan. Data tersebut diberikan oleh kepala BAPPEDA NTB H.Rosiady Sayuti. Menurutnya angka kematian bayi sebenarnya turun jika dibandingkan dengan tahun 2006 lalu. Saat itu jumlah ibu yang meninggal mencapai 360 orang dari 100.000 proses melahirkan. atau rata-rata 72 orang per 1000 proses melahirkan, jelasnya. Meskipun demikian, Pemprov NTB akan tetap berusaha untuk mengejar rata-rata angka kematian ibu dan bayi nasional yang hanya 42 orang meninggal per 1000 proses melahirkan. Saat ini alokasi dana APBD untuk bidang kesehatan juga cukup tinggi yaitu sekitar 14,6 %. Untuk menurunkan angka kematian ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, dengan mendirikan dan menyebarluaskan peskesmas di berbagai daerah dan juga bidan-bidan desa di berbagai pelosok-pelosok desa. Alat-alat canggih juga telah dilengkapi di berbagai puskesmas seperti ultrasonografi untuk mendeteksi dengan tepat janin yang dikandung. Dengan adanya tenaga-tenaga terlatih tersebut dapat menarik

masyarakat untuk bersalin di tempat pelayanan kesehatan yang memadai seperti rumah sakit, puskesmas, polindes atau di bidan praktek swasta. Sehingga proses persalinannya dapat selalu dipantau baik kesejahteraan ibu, janin maupun kemajuan persalinan. Dengan demikian, apabila terdapat patofisiologis dari proses persalinan dapat segera di deteksi. Sehingga penatalaksanaannyapun

dapat segera dilakukan agar tidak merugikan baik bagi kesehatan ibu maupun janin. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny I dengan observasi persalinan normal menggunakan manajemen kebidanan 7 Langkah Varney. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan Pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 2. Mampu merumuskan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 3. Mampu merumuskan diagnosa dan masalah potensial pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 5. Mampu menyusun rencana asuhan pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 6. Mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang telah dilaksanakan pada Ny I dengan observasi persalinan normal secara sistematis. 1.3 Manfaat 1. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sarana untuk mendidik mahasiswa agar lebih terampil dan cekatan dalam memberikan pelayanan terhadap ibu bersalin melalui manajemen kebidanan dengan 7 langkah varney.

2. Bagi Pembimbing Lahan Dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan, sehingga kebutuhan ibu bersalin dapat terpenuhi secara optimal.

3. Bagi Mahasiswa Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dalam melakukan praktik selanjutnya, dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan kegiatan intra natal care pada ibu bersalin.

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Teori 2.1.1 Devinisi Persalinan Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001). Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2006). Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir ( Prawirohardjo, 2006 ).

2.1.2 Teori Penyebab Bermulanya Persalinan Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain: a. Penurunan kadar progesteron Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar Progesteron dan Estrogen di da;lam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his. b. Teori oxytocin Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c. Keregangan otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya

teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan. d. Pengaruh janin Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. e. Teori Prostaglandin Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan ( Sarwono, 2009 ).

2.1.3 Tanda-tanda Persalinan Tanda- tanda persalinan atau inpartu yaitu : 1. Terjadinya his persalinan His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks. His persalinan memiliki ciri-ciri yaitu pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan, sifat his teratur, interval semakin pendek dan kekuatan semakin besar, serta terjadi perubahan pada serviks. 2. Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan melepasnya lendir yang berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.

3. Dilatasi dan effacement Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis servikalis yang semula panjangnya 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas ( Sarwono, 2006 ).

2.1.4 Tahapan Persalinan Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala : 1. Kala I : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase : a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan multigravida 2 cm tiap jam. 2. Kala II : Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara. 3. Kala III : Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Prosesnya 5-15 menit setelah bayi lahir.

4. Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 2 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan ( Saifuddin, 2006 ).

2.1.5 Mekanisme Persalinan Normal Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat persalinan. Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan : a. Engagement 1) Diameter biparietal melewati PAP 2) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan 3) Multipara terjadi permulaan persalinan 4) Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan. b. Descent (Turunnya Kepala) 1) Turunnya presentasi pada inlet Disebabkan oleh 4 hal: a) Tekanan cairan ketuban b) Tekanan langsung oleh fundus uteri c) Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II) d) Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus. e) Synclitismus dan Asynclitismus 1. Synclitismus 2. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat antara symplusis dan promotorium. 3. Os Parietal depan dan belakang sama tinggi. 4. Asynclitismus Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau agak kebelakang mendekati promotorium. 7

Asynclitismus Posterior Sutura sagitalis mendekati simplusis, Os parietal belakang lebih rendah dari Os parietal depan.

Asynclitismus Anterior Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal depan > Os parietal belakang.

c.

Flexion Majunya kepala mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul Flexi (dagu lebih mendekati dada). Keuntungan: Ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil (D. SOB = 9,5 cm) Outlet.

d.

Internal Rotation 1) Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis 2) Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang tengah dan PBP) 3) Terjadinya bersama dengan majunya kepala 4) Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.

e.

Extension 1) Defleksi kepala 2) Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas 3) Dua kekuatan kepala 4) Mendesak ke bawah 5) Tahanan dasar panggul menolak ke atas 6) Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion lahir lewat perinium = occiput, muka dagu. Kekuatan kedepan atas

f.

External Rotation 1) Setelah kepala lahir kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam

2) Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP. g. Expulsi Bahu depan di bawah symphisis sebagai Hypomoklion lahir bahu belakang, bahu depan badan seluruhnya ( Saifuddin, 2006 ).

2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Menurut Helen Varney (2006), manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Standar 7 langkah Varney, yaitu : 1. Langkah 1 : Pengkajian Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara: 1. Data subjektif Yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain: biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan & nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. 2. Data objektif Yang menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesui dgn

kebutuhan & pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang

(laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya). Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

2. Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan Potensial Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. a. Diagnosa kala I G0P0A0H0, usia kehamilan atterm, tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase aktif.

10

b. Diagnosa kala II G0P0AOH0, usia kehamilan atterm, tunggal, hidup, intrauterin, letak kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan kala II. c. Diagnosa kala III Kala III normal d. Diagnosa kala IV Kala IV normal 3. Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi. Masalah potensial yang dapat terjadi pada persalinan adalah: a. Kala I Kala I memanjang b. Kala II Partus kasep c. Kala III Atonia uteri Retensio plasenta Rest plasenta d. Kala IV Perdarahan

4. Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang

11

lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi

diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan. Apabila diagnosa/masalah potensial: tidak ada, maka dalam menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, seperti: Mandiri Kolaborasi Rujukan

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan

12

efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

6. Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik 6.1. Kala I a. Ruangan yang bersih, nyaman, penerangan yang cukup sudah disediakan b. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis c. TTV : 1) TD 2) N 3) S 4) RR d. VT 10 cm (pembukaan lengkap) e. Partus set, heating set Peralatan dan tempat resusitasi telah disiapkan f. Perlengkapan disiapkan dam pakaian ibu serta bayi telah disiapkan

13

g. Ibu selalu berbaring miring kiri dan jalan-jalan h. Ibu sudah makan dan minum 6.2. Kala II Bayi lahir spontan, bayi langsung menangis, dengan letak belakang kepala, dengan penilaian selintas: bayi menangis dengan kuat, bayi bergerak aktif, kulit bayi berwarna kemerahan, dengan APGAR SCORE satu menit pertama setelah lahir 7. Kemudian mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tanagn tanpa membersihkan verniks, mengganti handuk basah dengan handuk kering, membiarkan bayi di atas perut ibu. 6.3. Kala III a. K/u ibu baik, kesadaran composmetis b. TTV : 1) TD 2) N 3) S 4) RR c. Plasenta lahir leng.kap , baik selaput amnion korion dan kotiledon. d. Pengeluaran darah tidak melebihi 500 cc. e. Tidak ada robekan f. Bayi biarkan di atas perut ibu selama 1 jam untuk dilakukan IMD. 6.4. Kala IV a. K/u baik, kesadaran composmetis b. TTV 1) TD 2) N 3) S 4) RR c. TFU d. Kontraksi

14

e. Kandung kemih f. Jumlah perdarahan : Tidak melebihi 100 cc

60 Langkah APN I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua

a. Ibu merasakan ada dorongan kuat dan meneran. b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina. c. Perenium tampak menonjol. d. Vulva dan sfingtar ani membuka. II. PERSIAPAN ALAT
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong prersalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi siapkan: a. Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat b. 3 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi) c. Alat penghisap lender d. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi Untuk ibu: a. Menggelar kain di perut bawah ibu b. Menyiapkan oksitosin 10 unit c. Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set III. PERSIAPAN DIRI
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan 4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci

tangan dengan sabun air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam VT.

15

6. Masukan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik). IV. MEMASTIKAAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menekannya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atu kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. 9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepas.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relak sasi

uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120160x/menit). a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal b. Mendokumentasikan hasil-hasil periksa dalam,DJJ,semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf V. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN.
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik

dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada

rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

16

VI. MEMIMPIN PERSALINAN


13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan

kuat untuk meneran.


14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit. VII. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.


16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu. 17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

VIII. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Ajurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan ada lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. 22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara

biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis, kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu

untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan

17

tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan diantara ibu jari dan jari lainnya).
25. Melakukan penilaian selintas pada bayi dan warna kulit tangisan dan

tonus otot.
26. Keringkan tubuh bayi.

IX. MANAJEMEN AKTIF KALA III


27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus (hamil/tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi

baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit

IM. X. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


30. Setelah 2 menit pasca persalinan, pegang tali pusat dengan satu

tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat. 32. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi,

selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.
33. Pindahkan klem pada tali pysat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. 34. Letakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas simfisis

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

18

35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil

tanggan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kronial).
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta

terlepas. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
37. Pegang dan putar placenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian

lahirkan dan tempatkan placenta pada wadah yang disediakan


38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di pundus dan lakukan masase dengan gerakan melinggkar dengan lambat hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). XI. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa ke-2 sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi di pastikan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan pendarahan. XII. ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan

pervaginam.
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
43. Lanjutkan

pemantauan

kontraksi

dan

mencegah

perdarahan

pervaginam.

19

44. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. 46. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam ke 2 pasca persalinan.
47. Periksa kembali bayi untuk pastikan bayi bernapas dengan baik

(normal 40-60 kali per menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5).
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dan larutan klorin 0,5 %

untuk de kontaminasi (10 menit).


49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.
50. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. 51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberim minum dan makanan yang di inginkannya.


52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%. 53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% balikan

bagian dalam keluar dan rendam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. 55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik 56. Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri

tetes mata anti biotic profilaksis dan vitamin K1 1mg IM dipaha kiri ke anterolateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan temperature tubuh (normal 36,5-37,50 C) setiap 15 menit
57. Setelah 1 jam pemberian vit K1 berikan suntik imunisasai hepatitis B

dipaha kanan anterolateral. Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit

20

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
60. Lengkapi partograf.

21

BAB 3 TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I DENGAN OBSERVASI PERSALINAN NORMAL DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TANGGAL 22 JANUARI 2014

Hari/ tanggal : Rabu, 22 Januari 2014 Waktu Tempat KALA I I. PENGUMPULAN DATA A. Data Subjektif 1. Identitas/Biodata Biodata Nama Umur Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat Istri Ny I 27 tahun Islam Sasak SMP IRT Narmada Suami Tn S 34 tahun Islam Sasak SMA Swasta Narmada : 08.15 Wita : Ruang Bersalin Rumah Sakit Bhayangkara

Tanggal Masuk : Rabu, 22-01-2014, pukul : 08.15 wita 2. Keluhan Utama Ibu datang mengeluh keluar lendir dan sakit perut menjalar ke pinggang.

22

3. Riwayat Keluhan Utama Ibu mengatakan keluar lendir dan sakit perut menjalar ke pinggang sejak subuh tanggal 22 januari 2014 dan gerakan janin masih dirasakan sampai sekarang. 4. Riwayat Menstruasi a. Menarche b. Siklus c. Lama d. Warna e. Jumlah f. Flour albus g. Dismenorea : 12 tahun : 28 hari : 7 hari : merah segar : 2 x ganti pembalut dalam sehari : Tidak ada : Tidak ada

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifa yang lalu


Riwayat Hamil Ke UK Jenis persalinan Penolong Tempat penyulit BBL (gram) JK Umur Ket

H Bidan BPS -

B -

N -

I Ini

aterm -

Spontan -

3300 -

7 thn -

H -

6. Riwayat kehamilan sekarang a. Hamil ke b. Umur kehamilan c. HPHT d. ANC e. Imunisasi TT f. Gerakan janin g. Keluhan umum : 2 (dua) : 35- 36 minggu : 17-05-2013 : 6 kali di Puskesmas : 2 kali lengkap : Masih dirasakan : Tidak ada

h. Tanda bahaya/penyulit : Tidak ada

23

i. Obat yang dikonsumsi : Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain, selain yang diberikan oleh bidan. Ibu hanya meminum tablet Fe (1x1) 3 bungkus (90 tablet) selama hamil. j. Kekhawatiran khusus : Tidak ada

7. Riwayat kesehatan/ penyakit yang pernah diderita dahulu dan sekarang a. Penyakit Kardiovaskuler b. Penyakit Hipertensi c. Penyakit Diabetes d. Penyakit Hepatitis e. Penyakit Malaria f. Penyakit HIV/ AIDS g. Penyakit Campak h. Penyakit Asma i. Penyakit Ginjal j. Penyakit Anemia k. Penyakit Tuberkulosis l. Gangguan mental m. Riwayat kembar : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Belum dilakukan pemeriksaan lab. : Tidak ada : Ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

8. Riwayat Biopsikososial Ekonomi a. Status perkawinan b. Respon ibu dan keluarga : Menikah syah 1 kali lamanya 9 tahun. : Ibu senang menghadapi persalinan dan berharap persalinannya berjalan lancar dan normal c. Riwayat KB Rencana KB d. Dukungan keluarga : Implan : Implan : Suami sangat yang diharapkan. e. Pengambil keputusan : Suami mendukung kehamilan

24

f. Beban kerja

: Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan menyapu

g. Kebiasaan hidup sehat

: Ibu dan suami tidak merokok dan minum minuman keras

9. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Pola Nutrisi 1) Makan Makan terakhir Komposisi Porsi Makanan pantangan 2) Minum Minum terakhir Komposisi Porsi : Tgl 22-01-2014 pukul 14.00 wita : Air gula : 1 gelas : Tgl 22-01-2014 pukul 07.00 wita : Roti, nasi, lauk, sayur, air mineral botol : porsi : Tidak ada

Minuman pantangan : Tidak ada 3) Eliminasi BAB terakhir BAK terakhir 4) Istirahat/tidur Istirahat terakhir Lamanya B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum b. Kesadaran c. Tinggi Badan d. BB sebelum hamil BB sesudah hamil : Baik : Composmentis : 160 cm : 68 kg : 77 kg : Tgl 21-01-2014 pukul 10.00 wita : 5 - 6 jam : Tgl 20-01-2014 : Tgl 22-01-2014 pukul 13.50 wita

25

e. LILA f. Tanda-tanda vital


: 25 cm

Tekanan Darah Nadi Suhu Respirasi

: 120/80 mmHg : 80 x/menit : 36,5 C : 24 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala Inspeksi Palpasi b. Wajah Inspeksi Palpasi c. Mata Inspeksi Inspeksi e. Telinga Inspeksi f. Leher Inspeksi Palpasi g. Payudara Inspeksi h. Abdomen Inspeksi Palpasi : Tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra, ada striae albican : : TFU 29 cm, teraba bokong di fundus uteri. Leopold I : Simetris, puting susu menonjol, dan ada hiperpigmentasi pada sekitar areola,colostrum ada : Tidak ada bendungan vena jugularis : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid : Bersih, Tidak ada penumpukan serumen : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries d. Mulut dan gigi : Wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum : Tidak ada oedema : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada bekas luka jahitan : Tidak ada benjolan, tidak ada oedema

26

Leopold II

: Teraba punggung kanan

Leopold III : Persentasi kepala, sudah masuk PAP Leopold IV : Kepala masuk PAP 3/5 bagian. PBBJ HIS Auskultasi i. Genetalia Inspeksi : Vulva tidak oedema, vagina tidak varises, tidak ada jaringan parut di perineum, ada lendir. Pemeriksaan dalam pukul : 08.15 wita VT 3 cm, effacemen 30 %, ketuban (+), presentasi kepala, denominator belum jelas, kepala turun HI, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat. j. Ekstremitas atas Inspeksi Palpasi : Bersih, simetris dan kuku tidak pucat : Tidak ada oedema : 2790 gram : (-) : DJJ: (+), irama 12-12-12, frekuensi 144 x/menit

Ekstremitas bawah Inspeksi : Bersih, simetris, kuku tidak pucat dan tidak ada varises Palpasi Reflek patella : Tidak ada oedema : (+/+)

3. Pemeriksaan Penunjang (Tanggal 22-01-2014) a. HB b. Golongan Darah c. Protein Urine : 11,4 gr /dl :O : negatif

II.

INTERPRETASI DATA DASAR a. Diagnosa G2P1A0H1, umur kehamilan 35-36 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase laten.

27

Dasar Subyektif :

Ibu mengatakan hamil ke-2 dan tidak pernah mengalami keguguran. Ibu mengatakan HPHT : 17-05-2013 Ibu mengatakan hamil 9 bulan, pergerakan janin masih dirasakan aktif.

Obyektif :

K/u ibu dan janin baik, TD :120/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36,5 C, Rr: 24 x/menit.

TFU 29 cm, teraba bokong di fundus, punggung kanan, presentasi kepala, sudah masuk PAP 3/5 bagian.

DJJ (+), Irama 12-12-12, Frekuensi 144 x/menit. Pemeriksaan dalam Tanggal 22 Januari 2014 pukul 08.15 wita. VT 3 cm, effacemen 30 %, ketuban (+), presentasi kepala, denominator belum jelas, kepala turun HI, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat.

b. Masalah : Ketidaknyamanan Dasar : Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut .

c. Kebutuhan Menjelaskan pada ibu tentang penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan dan cara mengatasinya. III. IDENTIFIKASI ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Tidak ada IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Mandiri : Observasi kesejahteraan ibu dan janin dan kemajuan persalinan menggunakan partograf. Kolaborasi : Tidak ada Rujukan : Tidak ada

28

V.

RENCANA ASUHAN MENYELURUH 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan. 2. Anjurkan ibu untuk makan dan minum. 3. Ajarkan ibu cara relaksasi. 4. Mempersiapkan alat 5. Berikan ibu dukungan moril. 6. Observasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf.

VI.

PELAKSANAAN TINDAKAN Tanggal 22 Januari 2013 Pukul: 08.15 wita 1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa, keadaan janin baik, TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5C, R:24 x/menit, His masih belum ada, DJJ (+), irama 12-12-12, frekuensi 144 x/menit dan ibu belum boleh meneran. 2. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang manis seperti teh hangat, air gula untuk tenaga ibu saat persalinan. 3. Mengajarkan cara relaksasi seperti menarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan menghembuskannya pelan-pelan lewat mulut saat ada kontraksi/his. 4. Petugas kesehatan atau bidan mempersiapkan alat-alat terlebih dahulu seperti alat partus set, heating set, resusitasi set, dan berbagai kelengkapan lainnya. 5. Memberikan dukungan moril kepada ibu dengan meyakinkan ibu dan memberikan pujian serta tidak mengkritik ibu, memberikan informasi proses persalinan, mendengarkan keluhan ibu, menghadirkan orang terdekat bagi ibu yaitu suami atau keluarga lainnya. 6. Mengobservasi kesejahteraan ibu, kesejahteraan janin dan kemajuan persalinan meliputi: a. Kesejahteraan janin 29

Denyut jantung janin (setiap 30 menit), warna air ketuban (setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap pemeriksaan dalam). b. Kemajuan persalinan Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap 30 menit), pembukaan serviks dan penurunan kepala ( setiap 4 jam). c. Kesejahteraan ibu Nadi (setiap 30 menit ), tekanan darah (setiap 4 jam), temperatur tubuh (setiap 2 jam), kandung kemih (setiap berkemih), makan dan minum (setiap makan dan minum).

Tabel observasi persalinan Kala I TTV Tgl/ Waktu TD N S DJJ HIS Frek Pengeluaran Keluhan Utama Ket

+/- Frek /10m Lama pervaginam nt

22-012014 08.15

120/80

80

36,5

144

lendir

Sakit perut VT 3 cm, eff menjalar ke 30%, ketuban pinggang. (+), kepala turun HI, denominator belum jelas, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.

08.45

80

144

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang.

30

09.15

82

148

1x

15

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang.

09.45

80

136

1x

15

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang..

10.15

80

36,7

144

1x

15

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang.

10.45

84

148

3x

20

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang.

11.15

84

144

3x

35

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang.

11.45

82

136

4x

45

lendir

Sakit perut menjalar ke pinggang. -

31

12.15

110/80

82

36,7

148

4x

45

Lendir dan air ketuban merembes

Sakit perut menjalar ke pinggang.

VT 7 cm, eff 70%, ketuban (+) merembes warna jernih, kepala turun HIII, denominator uuk kidep, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.

12.45

86

144

5x

45

Lendir dan air ketuban merembes

Sakit perut menjalar ke pinggang.

13.15

86

136

5x

50

air ketuban merembes

Sakit perut menjalar ke pinggang.

32

13.45

86

144

5x

50

air ketuban merembes

Sakit perut menjalar ke pinggang.

14.15

86

36,7

144

5x

50

Bloody show

Sakit perut menjalar ke pinggang.

14.40

100/70

86

146

5x

50

Lendir campur darah dan air ketuban jernih.

Ibu merasa sakit perut dan pinggang tambah kuat dan ingin meneran seperti BAB.

VT 10 cm, eff 100%, ketuban (-), kepala turun HIII, denominator uuk kidep, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.

VII. EVALUASI TINDAKAN Tanggal 22 Januari 2014 Pukul : 14.40 wita 1. Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya dan janinnya, bahwa keadaan umum ibu baik.

33

Pukul 14.40 wita, VT 10 cm, eff 100 %, ket (-) warna jernih, teraba kepala, UUK kiri depan, penurunan kepala HIII, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat. 2. Ibu bersedia untuk makan dan minum 3. Ibu mengerti tehnik relaksasi yang diajarkan 4. Alat dan ruangan yang bersih, nyaman, dan penerangan yang cukup sudah disediakan. 5. Ibu merasa senang atas dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan. 6. Observasi telah dilakukan.

KALA II Hari/ tanggal Tempat Waktu I. : Rabu, 22 Januari 2014 : Rumah Sakit Bhayangkara : Pukul 14.40 wita

PENGUMPULAN DATA DASAR A. Subyektif 1. Ibu mengatakan ingin meneran. 2. Ibu mengatakan ingin BAB. 3. Ibu mengatakan sakit perut dan pinggang yang semakin kuat B. Obyektif 1. K/U ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 86x/mnt, S: 36,7oC, R: 24x/mnt 2. His semakin kuat lamanya 50 detik, frekuensi 5x dalam 10 menit, DJJ (+), irama teratur 12-13-12, frekuensi: 146x/menit. 3. Ada dorongan untuk mengedan, tekanan anus (+), perineum menonjol, vulva membuka, ada pengeluaran lendir campur darah. 4. VT 10 cm, eff 100%, ket (-) warna jernih, teraba kepala, uuk kiri depan, Kepala HIII, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat.

34

II.

INTERPRETASI DATA DASAR a. Diagnosa G2P1A0H1, Umur kehamilan 35-36 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, letak kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala II. Dasar subyektif

Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ingin meneran Ibu mengatakan sakit perut dan pinggang yang semakin sering dan kuat.

Dasar Obyektif

Keadaan umum ibu dan janin baik. Pengeluaran lendir campur darah semakin banyak. Dorongan mengedan, perineum menonjol, vulva membuka, tekanan anus (+). VT 10 cm, eff 100%, ket (-) warna jernih, teraba kepala, uuk kiri depan, Kepala HIII, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat.

b. Masalah : Ketidaknyamanan Dasar : Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut dan ingin meneran c. Kebutuhan

Informasi mengenai proses persalinan kala II Cara meneran yang baik dan posisi yang nyaman Motivasi dari keluarga dan bidan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Tidak ada IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Mandiri Kolaborasi Rujukan V. : Menolong persalinan secara APN : Tidak ada : Tidak ada

RENCANA ASUHAN 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.

35

2. Berikan dukungan moril pada ibu 3. Atur ibu pada posisi persalinan 4. Bimbing ibu cara meneran yang baik. 5. Tolong persalinan sesuai dengan langkah APN VI. PELAKSANAAN Tanggal 22 Januari 2014 Pukul 14.43 Wita 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum ibu baik. Keadaan janin ibu baik, posisi normal dan bunyi jantung teratur, dan memberitahu ibu bahwa sebentar lagi akan melahirkan karena pembukaan sudah lengkap. Sakit pinggang sampai ke perut bagian bawah masih terjadi karena kepala bayi ibu terus turun pada jalan lahir, sehingga ibu akan mengalami sakit pinggang dan perut bagian bawah. 2. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi dukungan moril dan meminta keluarga untuk menemani selama proses persalinan. 3. Mengatur ibu pada posisi persalinan yaitu dengan posisi setengah duduk. 4. Membimbing cara meneran yang baik yaitu dalam posisi setengah duduk tempelkan dagu di dada dan menarik kaki kebelakang sambil membuka paha lebar-lebar, bila sakit datang ibu diminta menarik nafas dalam-dalam dari hidung dan mengeluarkan dari mulut dan meneran seperti BAB. Apabila rasa sakit hilang, ibu diminta istirahat. 5. Menolong persalinan sesuai dengan langkah APN

Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu keinginan untuk meneran, tekanan pada anus (ibu merasa seperti ingin BAB), perineum menonjol, vulva membuka.

Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan, mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril 3 cc kedalam wadah partus set.

Menggunakan celemek, cuci tangan, lalu menggunakan handscoen. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik, kemudian spuit

36

dimasukkan lagi kedalam wadah partus set dan kemudian wadah ditutup kembali.

Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas DTT, kemudian melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Ternyata pembukaan sudah lengkap (10 cm).

Mendekontaminasi

sarung tangan

yang telah digunakan

untuk

pemeriksaan dalam ke dalam larutan clorin 0,5 % dan merendamnya selama 10 menit.

Memeriksa DJJ untuk memastikan bahwa DJJ dalam Batas normal dan ternyata DJJnya (+) frekuensi 146x/menit, irama teratur 12-13-12.

Memberitahu ibu bahwa pembukaaan sudah lengkap dan keadaan janinnya baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman yaitu meminta bantuan kepada keluarga untuk membantu ibu dalam posisi setengah duduk.

Memimpin ibu untuk meneran pada saat ada dorongan yang kuat untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk istirahat jika sakit berhenti.

Pada saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayinya, dan meletakkan kain yang bersih di bawah bokong ibu.

Membuka partus set. Memakai sarung tangan steril. Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi untuk melindungi kepala bayi agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat. Menganjurkan ibu untuk meneran sekuat tenaga hingga lahir kepala bayi.

Memeriksa lilitan tali pusat dan ternyata tidak ada lilitan tali pusat Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan yaitu ke sebelah kiri.

Menempatkan

kedua

tangan

dalam

posisi

biparietal

kemudian

melahirkan bahu depan dengan menarik perlahan ke arah bawah untuk

37

melahirkan bahu depan. Selanjutnya mengangkat kepala bayi ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.

Setelah kedua bahu dilahirkan, tangan kiri menelusuri badan bayi dari bahu hingga menyelipkan telunjuk tangan kiri di antara pergelangan kaki, sedangkan tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu bayi.

Setelah keseluruhan badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada tangan sedemikian rupa sehingga menghadap kearah penolong, kemudian melakukan penilaian awal yaitu bayi langsung menangis dengan kuat, bernafas tanpa kesulitan, bayi bergerak aktif, warna kulit merah, kemudian bayi diletakkan di atas perut ibu, dikeringkan, ganti kain kedua sambil melakukan penilaian apgar score pada 1 menit pertama dan 5 menit kedua.

Kemudian melakukan jepit potong tali pusat dengan cara mengklem tali pusat 3 cm dari umbilikalis dan tali pusat diurut ke arah ibu dan di pasangkan klem kedua 2 cm dari klem pertama, menggunting tali pusat di antara kedua klem, kemudian ikat tali pusat dengan benang tali pusat steril, mengikat 2 kali dengan simpul mati.

Kemudian selanjutnya meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi katak untuk kontak kulit dan IMD segera setelah bayi lahir, untuk mendapatkan ASI pertama dari ibunya, sambil diselimuti bayi agar tetap terjaga kehangatannya.

38

Tabel Apgar Score

Aspek yang 1 menit dinilai Appearance Kulit merah, ekstremitas biru Pulse rate Grimance Activity Respiration 100 x/ menit Menyeringai Sedikit fleksi Teratur 40 x/menit Jumlah

Nilai 1

5 menit Seluruh badan merah

Nilai 2

2 1 1 2 7

> 100 x / menit Menangis Sedikit fleksi Teratur

2 2 1 2 9

VII. EVALUASI Tanggl 22 Januari 2014 Pukul 14.50 Wita


1.

Bayi lahir spontan, letak kepala, tunggal, hidup, bernafas tanpa kesulitan, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, seluruh tubuh kemerahan, A-S: 7-9 dan bayi langsung di IMD. K/U ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 88 x/menit, S: 36,80C, R: 24 x/menit, TFU sepusat, perdarahan 70 cc.

2.

KALA III Hari/ tanggal Tempat Waktu : Rabu, 22 Januari 2014 : Rumah Sakit Bhayangkara : 14.50 Wita

I.

PENGKAJIAN DATA A. Data Subyektif


1. Ibu mengatakan bayi sudah lahir dan perutnya masih terasa mulas 2. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya

B. Data Obyektif
1. Bayi lahir spontan

39

2. K/U ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 88 x/menit, S:36,8 0C, R: 24

x/menit.
3. Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi uterus baik, pendarahan 70 cc. 4. Plasenta belum lahir tampak tali pusat di vulva.

II. INTERPRETASI DATA DASAR a. Diagnosa Dasar: Subyektif : Perut ibu masih terasa mulas. Obyektif: 1. Bayi lahir pukul: 14.50 Wita. 2. Plasenta belum lahir. 3. TFU sepusat, kontraksi baik, pendarahan 70 cc 4. Tali pusat tampak menjulur didepan vulva. b. Masalah c. Kebutuhan : Tidak ada : Tidak ada : Kala III

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Tidak ada IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Mandiri Kolaborasi Rujukan V. : Manajemen aktif Kala III : Tidak ada : Tidak ada

RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH 1. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan. 2. Melakukan manajemen aktif kala III.

VI. PELAKSANAAN ASUHAN Tanggal 22 januari 2014 Pukul 15.00 Wita 1. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan umum ibu baik, keadaan bayinya baik 40

dengan jenis kelamin perempuan dan harus segera disusui yang juga akan membantu untuk pengeluaran plasenta. 2. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu: a. Melakukan cek fundus uteri untuk memastikan tidak ada bayi kedua, memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik, lalu menyuntikkan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 paha bagian luar segera 1 menit setelah lahir. b. Mengontrol pelepasan placenta dengan melakukan PTT yaitu tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan tepi atas symfisis. Bila tali pusat lebih panjang berarti plasenta sudah lepas, tetapi bila plasenta tidak bertambah panjang berarti placenta belum lahir. Ternyata tali pusat bertambah panjang. Adanya semburan darah, uterus membulat. Kemudian melahirkan plasenta dengan cara melakukan PTT yaitu tangan menegangkan tali pusat dan tangan kiri menekan atas symfisis sambil mendorongnya ke arah dorso kranial. c. Saat placenta tampak di introitus vagina, tangan kanan penolong menerima placenta kemudian memutar searah jarum jam agar selaput tidak robek. d. Melakukan masase fundus uteri dengan arah memutar menggunakan 4 palmar jari selama 15 detik atau 15 kali sambil mengecek kontraksi uterus dan perdarahan. 3. Memeriksa kelengkapan plasenta meliputi kotiledon, selaput amnion dan korion, dan ternyata lengkap. 4. Memeriksa adanya robekan jalan lahir, ternyata tidak ada. VII. EVALUASI Tanggal : 22 Januari 2014 Pukul : 15.00 Wita Plasenta lahir spontan dengan cara Schultze kemudian melakukan masase yang pertama selama 15 detik searah jarum jam, hingga kontraksi uterus membaik, setelah itu penolong memeriksa kelengkapan plasenta: kotiledon lengkap,

41

selaput amnion dan korion lengkap, diameter 18x22x2, berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm. Keadaan umum ibu baik. Ibu mengatakan sangat lelah dan perutnya teras mules.

KALA IV Hari/ tanggal Tempat Waktu : Rabu, 22 Januari 2014 : Rumah Sakit Bhayangkara : 15.00 Wita

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif

1. Ibu mengatakan sangat lelah dan perutnya mules


B. Data Obyektif

1. Keadaan umum ibu baik, Tekanan Darah: 110/70 mmHg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,8 C, Respirasi 24 x/menit. 2. Kontraksi uterus baik 3. TFU 2 jari di bawah pusat 4. Kandung kemih kosong 5. Perdarahan 80 cc setelah plasenta lahir 6. Bayi dan plasenta sudah lahir II. INTERPRETASI DATA DASAR a. Diagnosa

: Kala IV

Dasar subyektif : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-01-2014 Pukul 14.50 wita. Ibu mengatakan plasenta lahir tanggal 22-01-2014 pukul 15.00 wita. Ibu mengatakan merasa lelah dan perutnya terasa mules.

Dasar obyektif :

Keadaan umum ibu baik dengan TD: 110/70 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 36,8 0C, Respirasi : 24x/menit.

42

Plasenta lahir lengkap. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong. : Ketidaknyamanan. : Ibu mengatakan perutnya mules : Penjelasan tentang penyebab perut terasa mules merupakan hal yang fisiologis.

b. Masalah Dasar c. Kebutuhan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Tidak ada IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA Mandiri : Pemantauan Kala IV

Kolaborasi : Tidak ada Rujukan : Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH 1. Beritahu ibu tentang keadaanya setelah melahirkan dan informasikan pada ibu penyebab perutnya terasa mules. 2. Periksa robekan jalan lahir. 3. Dekontaminasi alat-alat. 4. Observasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua. 5. Bersihkan badan ibu dan memasang softeks. 6. Pasangkan selimut dan lanjutkan IMD. 7. Setelah 1 jam IMD dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi yang meliputi TB, BB, lika, lida, lila, suhu, reflek hisap dan anus. 8. Motivasi keluarga untuk memberi makan dan minum pada ibu, anjurkan ibu untuk istirahat.

43

9. Beri penyuluhan tentang a. Kebersihan diri (personal hygiene) b. ASI ekslusif c. Perawatan tali pusat d. Cara menyusui yang benar 10. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas. 11. Anjurkan mobilisasi dini. 12. Pemantauan Kala IV.

VI. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH Hari/tanggal : Rabu, 22 Januari 2014 Waktu : Pukul 15.00 wita

1. Memberitahu ibu bahwa keadaanya baik dan menjelaskan bahwa rasa mules yang ia rasakan adalah normal karena pengembalian bentuk rahim ke bentuk semula seperti sebelum hamil. Untuk mengatasinya ibu dapat menarik nafas panjang dari hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut. 2. Memeriksa adanya robekan jalan lahir, kemudian nilai perluasan laserasi perineum, ternyata tidak ada robekan. 3. Lakukan pendekontaminasian alat-alat. 4. Melakukan observasi TTV atau pemantauan kala IV yaitu satu jam pertama setiap 15 menit dan satu jam kedua setiap 30 menit meliputi Tekanan darah, Nadi, TFU, Kontraksi uterus, Kandung Kemih dan Perdarahan, kecuali suhu setiap 1 jam. 5. Membersihkan badan ibu dengan air bersih dan mengeringkan/mengelap badan ibu, kemudian memasangkan softeks. 6. Memasangkan selimut pada ibu agar ibu merasa nyaman dan melanjutkan IMD. 7. Setelah 1 jam IMD, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi ibu, secara umum keadaan bayi baik, tidak ditemukan kelainan kongenital, dengan berat badan 2900 gr dan panjang badan 49 cm, lika 33 cm, lida 33 cm, lila 11 cm.

44

Kemudian injeksi Vitamin K1 1 mg secara IM pada paha kiri bayi. 8. Menganjurkan keluarga untuk selalu mendampingi ibu dan memberikan motivasi serta memberi makan dan minum pada ibu, juga menganjurkan ibu istirahat yang cukup agar keadaannya cepat pulih. 9. Beri penyuluhan tentang: a. Kebersihan Diri (personal hygine) Anjurkan ibu untuk menggunakan pakaian yang terbuat dari katun agar keringat dapat diserap dan apabila baju sudah basah atau kotor agar segera diganti dan anjurkan ibu untuk sering mengganti pembalut. b. Asi Eksklusif Menganjurkan ibu agar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, tanpa makanan pendamping lain selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan. c. Perawatan Tali Pusat Mengajarkan cara merawat tali pusat yang benar yaitu tali pusat dicuci dan bideri sabun pada saat bayi dimandikan, lalu dikeringkan. Jangan beri obat-obatan agar tidak terjadi infeksi. d. Cara Menyusui yang Benar Mengajarkan cara menyusui yang benar yaitu dengan cara perut bayi menempel pada perut ibu dengan kepala bayi menghadap ke arah payudara ibu, dagu bayi menempel pada areola. Kemudian mulut bayi dimasukkan ke puting menempel sampai sampai areola. 10. Tanda-tanda Bahaya Pada Masa Nifas a. Demam b. Perdarahan aktif c. Bau busuk dari vagina d. Pusing e. Lemas luar biasa f. Penyulit dalam menyusukan banyinya g. Nyeri panggul atau perut yang lebih hebat

45

11. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini untuk mempercepat proses involusio uteri. 12. Memantau KU ibu, TTV, suhu, kontraksi, TFU, kandung kemih, dan perdarahan sampai 2 jam PP.

Tabel Pemantauan Kala IV TTV Jam ke Waktu TD R Suhu Nadi TFU 2 jari pusat 2 jari pusat 2 jari pusat 2 jari pusat 2 jari pusat 2 jari pusat Kontraksi Kandung uterus Baik Baik Baik Baik Baik Baik kemih Kosong Kosong Kosong Kosong Kosong Kosong Perdarahan (mmHg) (x/mnt) (C) (x/mnt) 15.00 15.15 I 15.30 15.45 16.15 II 16.45 110/80 22 84 110/70 110/70 110/80 24 24 22 36,7 86 84 84 110/70 110/70 24 24 36,8 88 88

5 cc 5 cc 5 cc 10 cc 10 cc 10 cc

VII.

EVALUASI Hari/tanggal : Rabu, 22 Januari 2014 Waktu : Pukul 16.45 Wita

1. Ibu telah mengetahui keadaan diri dan bayinya. 2. Tidak ada robekan jalan lahir. 3. Lat telah didekontaminasi. 4. Observasi telah dilakukan. 5. Badan ibu telah bersih dan ibu telah memakai pembalut. 6. Ibu telah melakukan IMD 7. Pemeriksaan fisik pada bayi telah dilakukan. 8. Ibu telah didampingi keluarga. 9. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan akan berusaha untuk melaksanakannya.

46

10. Ibu mengerti tanda-tanda bahaya masa nifas dan akan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda tersebut. 11. Ibu telah melakukan mobilisasi. 12. Keadaan umum ibu telah baik, kesadaran composmetis yaitu tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,7 0C dan respirasi: 22 x/menit, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong dan perdarahan 45 cc.

47

BAB 4 PEMBAHASAN

Dalam melakukan asuhan pada ibu bersalin dilakukan dengan 60 langkah Asuhan Persalinan Normal (APN). 1. Kala I : pada kasus Ny. I dengan multigravida, kala I berlangsung selama 6 jam, hal ini sesuai dengan teori dimana lamanya kala I untuk multigravida adalah 6-7 jam. Sehingga antara teori dan praktek telah sesuai. 2. Kala II : pada kasus Ny. I, kala II berlangsung selama 10 menit yang ditandai dengan adanya keinginan dan dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Menurut teori, kala II berlangsung selama 1,5 jam - 2 jam (multigravida) dimulai dari pembukaan lengkap hingga lahirnya bayi, dan adanya tanda-tanda kala II. Sehingga, antara teori dengan praktek tidak berkesinambungan, dimana pada prakteknya kala II dapat berlangsung lebih cepat dari yang dibahas dalam teori, tetapi dalam praktek dapat ditemui tanda-tanda kala II seperti dalam teori dan penatalaksanaan yang diberikan oleh Rumah Sakit Bhayangkara standar 3. Kala III : pada kasus Ny. I, kala III berlangsung selama 10 menit, yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk uterus, semburan darah tiba-tiba, dan tali pusat yang semakin memanjang. Menurut teori, kala III berlangsung selama 5-15 menit dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta. Dan ditandai dengan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta. Sehingga, antara teori dengan praktek saling berkesinambungan baik lamanya kala III maupun tanda pelepasan plasenta yang ditemui pada kasus Ny. I dan penatalaksanaan yang diberikan oleh Rumah Sakit Bhayangkara standar. 4. BBL : pada kasus Ny. I, bayi yang baru lahir langsung didekapkan di dada ibunya/ melakukan IMD. Dalam teori, bayi yang baru lahir harus segera dilakukan kontak kulit dengan ibunya untuk meningkatkan ikatan batin antara ibu memenuhi memenuhi

48

dan bayinya. Sehingga, antara teori dengan praktek saling berkesinambungan dan penatalaksanaan yang diberikan oleh Rumah Sakit Bhayangkara standar. 5. Kala IV : pada kasus Ny. I dilakukan observasi selama 2 jam setelah memenuhi

persalinan. Menurut teori, observasi 2 jam PP dilakukan selama 2 jam setelah lahirnya plasenta yang meliputi observasi tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Sehingga, antara teori dengan praktek saling berkesinambungan dan penatalaksanaan yang diberikan oleh Rumah Sakit Bhayangkara memenuhi standar. Dalam praktik ini kami dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung dilapangan selain pembelajaran yang didapatkan pada perkuliahan.

49

BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang diuraikan dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada ibu Persalinan Normal di Rumah Sakit Bhayangkara terdapat kesesuaian dengan teori yang ada yang kami dapatkan dipendidikan. 1. Anamnesa dilahan telah dilakukan sesuai dengan pedoman anamnesa dan telah mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan (anamnesa persalinan). 2. Selain itu data obyektif didapatkan dari hasil pemeriksaan, meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan dalam untuk memantau kemajuan persalinan telah dilakukan sesuai prosedur. 3. Asuhan kebidanan pada Ny I telah dilakukan sesuai diagnosa, masalah dan kebutuhan dari tiap-tiap fase persalinan. Mulai dari kala I sampai dengan kala IV baik asuhan fisik maupun asuhan psikologis. 4. Khusus Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Bhayangkara telah menerapkan 60 langkah APN. 5. Untuk memantau kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan telah dikelola sesuai dengan partograf dengan tetap waspada jika melwati garis waspada pada partograf, namun ternyata semua berjalan normal sehingga telah dilakukan asuhan dengan tetap menggunkan partograf sebagai acuan data Ny I. 6. IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dengan cara memeluk bayinya untuk melakukan kontak kulit antara ibu dan bayinya. IMD membangun hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Telah dilaksanakan dan IMD berhasil.

50

5.2. Saran 1. Bagi mahasiswa Agar mahasiswa mampu mengkaji kesehatan ibu bersalin dilakukan melalui 7 langkah varney, yaitu pengumpulan data, interpretasi data dasar, antisipasi masalah potensial, penetapan kebutuhan terhadap tindakan segera, rencana asuhan menyeluruh, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. 2. Bagi para bidan di lahan praktik Bidan di Rumah Sakit Bhayangkara telah memberikan asuhan persalinan pada ibu bersalin sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayinya untuk itu bidan diharapkan agar tetap mempertahankannya. 3. Untuk lahan praktek Rumah Sakit Bhayangkara telah memberikan pelayan yang komprehensif sesuai dengan teori yang ada, untuk itu lahan praktek diharapkan agar tetap mempertahankannya. 4. Untuk pendidikan Diharapkan pendidikan tetap meningkatkan mutu pembelajaran sehingga menghasilkan mahasiswa yang kompeten dalam bidangnya.

51

DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatl Edisi I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

52

You might also like