You are on page 1of 10

BAB I

EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

A.PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN

Shalih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid


menyatakan “ innamal hayata madrasatun” artinya
sesungguhnya kehidupan itu merupakan lembaga
pendidikan. Pernyataan ini apabila digambarkan
dalam program pendidikan maka akan menjelaskan
bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan
bertanggung jawab untuk memelihara , membimbing,
dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan
kehidupan peserta didik agar ia memiliki makna dan
tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses
pendidikan bertujuan untuk mewujudkan perubahan-
perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Proses pendidikan yang dimaksud tidak terlepas dari
beberapa komponen yang mendukungnya. Salah satu
komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan
pendidikan adalah penilaian. Konsep penilaian dalam
wacana pendidikan memiliki makna ganda yaitu:
pertama, penilaian ditempatkan sebagai salah satu

1
aktivitas epistemologi pendidikan Islam yang berguna
untuk mengetahui berapa “banyak hasil yang
diperoleh dalam proses pendidikan”. Kedua, penilaian
ditempatkan sebagai aksiologi pendidikan Islam yang
berguna untuk memberi “muatan nilai” dalam setiap
komponen dan proses pendidikan. Penilaian dalam
konteks ini lebih mengarah pada aspek epistimologi
pendidikan Islam dan bukan aksiologinya.
(Langgulung, 1985 : 3).
Omar Muhammad al-Toumy al-Saibany (1979 :
339) menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang
diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang
asasi, yaitu:
1.Tujuan personal yang berkaitan dengan
individu-individu yang sedang belajar untuk
terjadinya perubahan yang diinginkan, baik
perubahan tingkah laku, aktivitas dan
pencapaiannya serta pertumbuhan yang
diinginkan pada pribadi peserta didik.
2.Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat sebagai unit sosial berikut dengan
dinamika masyarakat umumnya.
3.Tujuan-tujuan profesional yang berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran sebagai

2
ilmu, seni dan profesi.

Evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang


berarti menilai. Penilaian atau evaluasi menurut Edwin
Wandt dan Gerald W. Brown (1957 : 1) adalah ‘ act or
process to determining the value of something’ yaitu
aktivitas atau proses untuk menentukan nilai atas
sesuatu. Penilaian dalam pendidikan berarti
seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan
nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan. Muhibbinsyah (2003 : 195) menyatakan
evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata
evaluasi adalah assesment yang menurut Tardif (1989
: 25) berarti proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi
dan assesment ada pula kata lain yang memiliki arti
yang sama dan relatif lebih dikenal dalam dunia
pendidikan kita yakni, tes, ujian dan ulangan. Istilah
‘Ulangan’ dan ‘Ulangan Umum’ yang dulu disebut THB
(Tes Hasil Belajar) itu adalah alat-alat ukur yang
banyak digunakan untuk menentukan taraf

3
keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (the
teaching-learning process) atau untuk menentukan
taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan
kenaikan kelas. Sementara itu, istilah evaluasi
biasanya digunakan untuk menilai hasil pembelajaran
para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu,
seperti Evaluasi Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang
kini disebut Ujian Akhir Nasional (UAN).
Selain evaluasi terdapat istilah lain yaitu
measurement. Measurement berasal dari kata to
measure yang berarti mengukur. Measurement
berarti perbandingan data kuantitatif dengan data
kualitatif lainnya yang sesuai dengan tujuan
mendapatkan nilai (angka). Pengukuran dalam
pendidikan berarti usaha untuk memahami kondisi-
kodisi objektif tentang sesuatu yang akan dinilai.
Ukuran atau patokan yang menjadi pembanding perlu
ditetapkan secara konkrit guna menetapkan nilai atau
hasil perbandingan. Hasil penilaian tidak bersifat
mutlak tergantung dari kriteria yang menjadi ukuran
atau pembandingnya. (Qahar, 1972 : 1)
Suharsimi Arikunto (1955 : 3) mengajukan tiga
istilah dalam menerjemahkan kata evaluasi yaitu
pengukuran, penilaian dan evaluasi. Pengukuran

4
(measurement) adalah membandingkan sesuatu
dengan alat ukur. Pengukuran ini bersifat kuantitatif.
Penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan alat ukur baik dan buruk
secara kualitatif. Sedangkan evaluasi adalah
mencakup pengukuran dan penilaian secara
kuantitatif.

B. EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah suatu


kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu
pekerjaan di dalam pendidikan Islam. (Zuhairini,
1981 : 139). Program evaluasi ini diterapkan dalam
rangka mengetahui tingkat keberhasilan seorang
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,
menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan,
baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas dan
sebagainya. Dalam pendidikan Islam penilaian akan
ojektif apabila didasarkan dengan tolok ukur Alquran
atau Hadis sebagai pembandingnya.
Pengukuran dalam pendidikan Islam juga
bersifat konkrit, objektif dan didasarkan atas ukuran-
ukuran yang umum dan dapat dipahami secara umum
pula. Contoh pelaksanaan sholat. Seorang yang

5
melaksanakan sholat dapat diukur dan dinilai.
Pengukuran sholat dilakukan pada aktivitas yang
berkaitan dengan pelaksanaan syarat-syarat dan
rukun-rukunnya. Bila hal tersebut terpenuhi, maka
sholatnya dianggap sah dan seorang muslim terbebas
dari kewajiban sholat. Sedangkan penilaian sholat
yang berkaitan dengan adab-adab seperti keikhlasan,
kekhusyu’an dan sebagainya sangat sulit untuk
dilihat. Penilaian dalam aspek ini hanya bisa dilakukan
dari aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari
setelah ia melaksanakan sholat. Penilaian lebih sulit
dari pengukuran, apalagi jika penilaian itu dikaitkan
dengan nilai aspek-aspek keagamaan yang aspek
tersebut merupakan bukan wewenang manusia
melainkan wewenang Allah. (Ramayulis, 1999 : 37).
Namun dalam Alquran dan hadis dapat ditemukan
tolok ukur evaluasi dalam pendidikan Islam. Misalnya
tolok ukur sholat yang baik dan sempurna mencegah
seseorang dari perbuatan keji dan mungkar (QS, 29 :
45). Tolok ukur orang beriman yang sukses adalah
bila melaksanakan sholat secara khusyu’, membayar
zakat, menjaga kamaluan terhadap wanita yang yang
bukan isteri dan sebagainya. (QS, 23 : 1-3). Tolok ukur
perilaku seorang yang beriman adalah orang yang

6
memuliakan tamunya, dan berbicara dengan
perkataan yang baik atau diam. (HR. Bukhari : 6018).
Begitu juga dengan tolok ukur orang munafik
disebutkan Nabi dengan tiga kriteria yaitu apabila
berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu ingkar,
dan apabila diberi amanah ia berkhianat. (Jami’ul
Ahadits, 1 : 53).

C. TERM EVALUASI DALAM WACANA


PENDIDIKAN ISLAM
Term atau istilah evaluasi dalam wacana
pendidikan Islam tidak diperoleh padanan katanya
yang pasti, tetapi terdapat term atau istilah-istilah
tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Term-
term tersebut adalah :
a. Al- Hisab, memiliki makna mengitung,
menafsirkan dan mengira. Hal ini dapat dilihat
dalam firman Allah Swt :
ْ ‫ب َم‬
‫ن‬ ُ ‫شاُء َوُيَعّذ‬
َ ‫ن َي‬
ْ ‫ل َفَيْغِفُر ِلَم‬
ُّ ‫سْبُكْم ِبِه ا‬
ِ ‫حا‬
َ ‫خُفوُه ُي‬
ْ ‫سُكْم َأْو ُت‬
ِ ‫ن ُتْبُدوا َما ِفي َأْنُف‬
ْ ‫َوِإ‬
‫يٍء َقِدير‬
ْ ‫ش‬
َ ‫عَلى ُكّل‬
َ ‫ل‬
ُّ ‫شاُء َوا‬
َ ‫َي‬
“ Dan apabila kamu menzhahirkan/menyatakan
apa yang ada di hatimu atau kamu
menyembunyikannya, niscaya Allah akan

7
membuta perhitungan dengan kamu tentang
perbuatan tersebut. Maka Allah akan mengampuni
siapa saja yang Dia kehendaki . Allah Maha Kuasa
atas segalanya. (QS. Albaqarah, 2 : 284).
b. Al- Bala’ , memiliki makna cobaan, ujian.
Terdapat dalam Firman Allah Surat Al-Mulk (62)
ayat 2:
‫ل َوُهَو اْلَعِزيُز اْلَغُفور‬
ً ‫عَم‬
َ ‫ن‬
ُ‫س‬َ ‫ح‬
ْ ‫حَياَة ِلَيْبُلَوُكْم َأّيُكْم َأ‬
َ ‫ت َواْل‬
َ ‫ق اْلَمْو‬
َ ‫خَل‬
َ ‫اّلِذي‬
“ Yang menjadikan kematian dan kehidupan
sebagai ujian bagi kamu siapa ahsan (paling baik)
amalnya. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”
c. Al-Imtihan, berarti ujian yang juga berasal dari
kata mihnah. Bahkan dalam Alquran terdapat surat
yang menyatakan wanita-wanita yang diuji dengan
menggunakan kata imtihan yaitu surat al-
Mumtahanah. Firman Allah Swt yang berkaitan
dengan kata imtihan ini terdapat pada surat al-
Mumtahanah (60) ayat 10 :
‫حُنوُهن‬
ِ ‫ت َفاْمَت‬
ٍ ‫جَرا‬
ِ ‫ت ُمَها‬
ُ ‫جاَءُكُم اْلُمْؤِمَنا‬
َ ‫ن آَمُنوا ِإَذا‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذي‬
“ Wahai orang-orang yang beriman apabila telah
datang kepada kamu wanita-wanita yang beriman
yang melakukan hijrah maka ujilah iman mereka.”
d. Al-ikhtibar, memiliki makna ujian atau cobaan/

8
al-bala’. Orang Arab sering menggunakan kata
ujian atau bala’ dengan sebutan ikhtibar. Bahkan di
lembaga pendidikan bahasa Arab menggunakan
istilah evaluasi dengan istilah ikhtibar. (naskah
ujian ma’had Abu Ubaidah, 2009).
Beberapa term tersebut di atas dapat
dijadikan petunjuk arti evaluasi secara langsung
atau hanya sekedar alat atau proses di dalam
evalusi. Hal ini didasarkan asumsi bahwa Alquran
dan Hadis merupakan asas maupun prinsip
pendidikan Islam, sementara untuk operasionalnya
tergantung pada ijtihad umat. Term penilaian pada
taraf berikutnya lebih diorientasikan pada makna “
penafsiran atau memberi putusan terhadap
kependidikan’. Setiap tindakan pendidikan
didasarkan atas rencana, tujuan, bahan, alat dan
lingkungan kependidikan tertentu. Berdasarkan
komponen ini, maka peran penilaian dibutuhkan
guna mengetahui sejauh mana keberhasilan
pendidikan tercapai. Dari pengertian ini, proses
pelaksanaan penilaian lebih ditekankan pada akhir
tindakan pendidikan.
Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan
untuk menetapkan keputusan-keputusan

9
pendidikan, baik yang menyangkut perencanaan,
pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan,
baik yang menyangkut perorangan, kelompok
maupun kelembagaan.(Purwanto, 1975 : 12 ).
Dalam konteks ini, penilaian dalam pendidikan
Islam bertujuan agar keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan pendidikan Islam benar-benar
sesuai dengan niai-nilai Islami sehingga tujuan
pendidikan Islam yang dicanangkan dapat tercapai
secara maksimal.

10

You might also like