You are on page 1of 14

PROPOSAL PRAKTIKUM OPEN HANDED I

MOMEN KELEMBAMAN
Disusun untuk Memenuhi Praktikum Fisika Dasar I


Oleh Kelompok VII
1. Siswoyo Prasetyo (24040113120019)
2. Rizki Dwi Herdianti (24040113120020)
3. Hilda Ayu Noor Aulia Anisa (24040113120021)


Asisten Laboratorium
Mohammad Afif Rachmatulloh
(J2D009006)


LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Oktober 2013
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTIKUM OPEN HANDED I MOMEN KELEMBAMAN
BALOK DAN SILINDER PEJAL

1. Tema : Mekanika
2. Judul praktikum : Momen kelembaman balok dan silinder pejal
3. Nama/NIM :
1. Siswoyo Prasetyo (24040113120019)
2. Rizki Dwi Herdianti (24040113120020)
3. Hilda Ayu Noor Aulia Anisa (24040113120021)
4. Asisten : Mohammad Afif Rachmatulloh (J2D009006)

Mengetahui, Semarang, Oktober 2013
Asisten Praktikan 1


Mohammad Afif Rachmatulloh Siswoyo Prasetyo
(NIM : J2D009006) (NIM : 24040113120019)

Praktikan 2


Rizki Dwi Herdianti
(NIM : 24040113120020)

Praktikan 3


Hilda Ayu Noor Aulia Anisa
(NIM : 24040113120021)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha ESA,
atas segala Rahmat dan Ridho yang diberikan-Nya, sehingga praktikan dapat
menyelesaikan proposal praktikum open handed I tentang momen kelembaman.
Adapun penyusunan proposal ini bertujuan untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan momen kelembaman.Walaupun ada hambatan yang praktikan
alami dalam penyusunan, namun akhirnya proposal ini bisa di selesaikan dengan
baik.
Proposal ini terselesaikan tentu saja bukan karena kemampuan praktikan
semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak- pihak yang
terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya praktikan dengan
ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Mohammad Afif Rachmatulloh
selaku asisten yang telah membimbing praktikan dalam menyelesaikan proposal
ini. Praktikan juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat praktikan
sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.
Tentunya dalam penulisan proposal ini mengalami banyak kekurangan,
oleh karena itu, praktikan sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat.


Semarang, Oktober 2013

Praktikan



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap benda pastilah memiliki titik pusat massa yang merupakan
tempat dimana massa benda bertumpu, dengan pengertian ini maka
setiap benda dipastikan memiliki momen inersia yang besarnya
tergantung dari jarak pusat massa ke sumbu putar. Namun, pusat massa
setiap benda tidaklah sama meskipun memiliki bentuk fisik yang
hampir sama seperti bola pejal dengan bola berongga momen inersia
kedua benda tersebut tidaklah sama.
Untuk mencari momen inersia benda yang memiliki bentuk atau
wujud tertentu seperti silinder pejal, bola dan lain-lain sangatlah
mudah. Kita bisa mencari momen inersia benda-benda tersebut dengan
2 metodelogi, yang pertama adalah bentuk geometri dan ayunan torsi,
seperti yang akan di gunakan pada percobaan ini dalam menentukan
momen inersia balok kayu.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan momen kelembaman?
2 Apa saja faktor yang mempengaruhi momen kelembaman benda?
3 Apa saja hukum-hukum yang berlaku dalam momen kelembaman benda?
4 Bagaimana metode yang digunakan untuk menghitung momen
kelembaman benda?
5 Bagaimana proses fisis yang terjadi saat percobaan mengukur momen
kelembaman benda?

1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui momem kelembaman benda


1.4 Hipotesis Penelitian
Pada percobaan ini benda yang akan kita uji momen kelembamannya,
benda akan kita gantung pada sebuah statif. Benda tersebut akan di putar dengan
sudut yang tidak terlalu besar sehingga benda tersebut akan melakukan gerak
rotasi, yaitu gerak melingkar pada porosnya. Ketika di lepaskan dan di beri gaya
benda akan mengalami gerak osilasi yang kemudian akan berhenti karena
adanya gaya pemulih.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Dapat dijadikan tempat untuk mendapat pengetahuan tentang momen
kelembaman.
2. Dapat menjadi wadah kreativitas dalam kegiatan ketrampilan penelitian.
3. Dapat melatih penyusun dalam meluangkan gagasan kemampuan berfikir
sistematis dan mampu membantu serta menganalisis suatu penelitian.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Momen Inersia
Apabila ada benda bermassa m, ditempatkan diujung sebuah tongkat,
dengan massa tongkat dianggap nol, serta panjang tongkat adalah r, salah satu
ujung tongkat dikaitkan dengan poros, sehingga benda m dapat berputar dengan
bebas terhadap poros dan benda berotasi terhadap sumbu dengan kecepatan sudut
, maka kecepatan translasi benda adalah
(1.1)
Energi kinetiknya adalah

(1.2)
Apabila kita bandingkan persamaan (1.2) dengan energi kinetik gerak translasi
murni,


Dapat dilihat bahwa besaran mr
2
pada energi kinetik rotasi memiliki fungsi yang
mirip dengan m pada gerak translasi. Pada gerak translasi m di sebut sebagai
massa atau inersia. Karena kemiripan fungsi tersebut, maka pada gerak rotasi kita
definisikan mr
2
sebagai momen inersia. Jadi untuk benda yang berotasi pada
sumbu berjarak r dari sumbu rotasi momen inersianya (I) memenuhi

(1.3)

Saat menentukan momen inersia, posisi sumbu sangat di perhatikan. Momen
inersia sangat bergantung pada jarak benda dari sumbu. Benda yang sama akan
memiliki momen inersia sangat berbeda apabila jarak sumbunya berbeda
(Abdullah, 2007).
2.2 Momen Inersia Sejumlah Partikel
Untuk semua benda yang memiliki sejumlah partikel denga massa m
1
,
m
2
,......,m
i
pada jarak (r
1,
r
2,....,
r
i)
dari sumbu putar. Maka momen inersia total benda
tersebut merupakan jumlah momen inersia masing-masing partikel, penjumlahan
momen inersia dapat dilakukan secara aljabar biasa, karena merupakan besaran
skalar. Kita misalkan momen inersia masing-masing partikel adalah sebagai
berikut

(1.4)
Dalam ungkapan tersebut m
i
merupakan massa partikel ke-i dan r
1
adalah jarak
partikel ke-i dari sumbu putar. Momen inersia total sistem partikel adalah

(1.5)


(1.6)


(1.7)
Dengan satuan SI untuk momen inersia adalah kilogram.meter
2
(kg.m
2
) (Young &
Freedman, 2002).
2.3 Momen Gaya
Analogi gaya untuk gerak rotasi disebut dengan torsi atau momen gaya.
Hal ini merupakan ungkapan hukum Newton II benda yang diam kemudian
berotasi jika pada benda tersebut bekerja suatu besaran yang namanya momen
gaya atau torka, benda tersebut akan mengalami perubahan kecepatan sudut jika
benda tersebut juga bekerja momen gaya.
Jika sebuah gaya F bekerja pada sebuah partikel tunggal di suatu titik yang
posisinya terhadap titik pusat dengan jarak r, maka gaya di definisikan sebagai
(1.8)
Dengan r adalah vektor dari sumbu rotasi (pusat) ke titik tempat gaya bekerja atau
disebut lengan gaya. Dan F adalah gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Momen gaya merupakan besaran vektor karena merupakan perkalian silang dua
buah vektor. Besar momen gaya adalah
(1.9)
Dan merupakan sudut antara vektor r dan vektor F (arah sudut diukur dari arah
vektor r ke arah vektor F) (Young & Freedman, 2002)
2.4 Momen Gaya Total
Untuk benda yang memiliki sejumalah gaya yang bekerja secara
bersamaan maka momen gaya merupakan jumlah vektor dari momen gaya yang di
hasilkan oleh masing-masing gaya. Momen gaya yang di hasilkan oleh masing-
masing gaya dapat di jabarkan sebagai berikut


Momen gaya total yang dihasilkan semua benda adalah

(1.10)
Jika gaya yang bekerja sebanyak N buah maka momen gaya total dapat di tulis
dalam bentuk umum

(1.11)

2.5 Hukum II Newton untuk Rotasi Benda Tegar
Pada gerak rotasi berlaku pula hukum Newton II untuk gerak translasi
yaitu F = m x a. Namun, diungkapkan dalam bentuk yang hampir serupa. Akibat
adanya gaya F
i
, massa m
i
yang berada pada posisi r
i
dari sumbu pusat, akan
mengalami percepatan a
i
yang memenuhi hukum Newton II

(1.12)

Kita kalikan masing-masing ruas dengan

sehingga diperoleh

(1.13)
Mengingat



dan

, yaitu komponen percepatan arah


tangensial (tegak lurus) vektor

, maka dapat ditulis


(1.14)
Serta dengan hubungan antara percepatan transalasi dengan rotasi yaitu


kita dapatkan

(1.15)
Maka torka total yang bekerja pada sistem menjadi

(1.16)

Dengan I adalah momen inersia sistem benda. Persamaan (1.16) merupakan
ungkapan umum hukum Newton II untuk gerak rotasi, yang bentuknya mirip
dengan ungkapan hukum yang sama untuk gerak translasi, yaitu F = m x a
(Halliday & Resnick, 1985)





2.6 Persamaan yang digunakan dalam percobaan
1. Model geometri
a. Momen inersia balok yang sejajar sumbu pusat di rumuskan sebagai
berikut


Dengan ralat perambatannya adalah


[(


dengan m,p dan l merupakan ketelitian dari alat yang
digunakan untuk mengukur dalam hal ini merupakan ketelitian dari
jangka sorong, mikrometer sekrup dan neraca.
b. Momen inersia silinder kayu pejal yang sejajar sumbu pusat


Dengan ralat perambatannya adalah


[(




2. Ayunan Torsi


Dengan ralat perambatannya adalah


[(

















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat Percobaan
a. Stopwatch
b. Jangka Sorong
c. Mikrometer Sekrup
d. Statif

3.2 Bahan Percobaan
a. Lempeng kayu persegi panjang
b. Lempeng kayu lingkaran

3.3 Set Up Eksperimen

















3.4 Cara Kerja
3.4.1 Bentuk Geometri
a. Mengukur panjang, lebar serta diameter lempeng kayu
b. Menimbang masing-masing lempeng kayu dengan neraca
c. Mencatat hasil pengukuran dan penimbangan lempeng kayu
d. Menghitung momen inersia lempeng logam

3.4.2 Ayunan torsi
a. Menggantungkan lempeng kayu pada statif
b. Memutar lempeng logam hingga terbentuk sudut dengan tidak
terlalu besar
c. Mencatat waktu yang diperlukan untuk melakukan beberapa ayunan


















DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2007. Catatan Kuliah Fisika Dasar Edisi Revisi.
Bandung : ITB.
Halliday, David and Robert Resnick. 1985. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh D and Roger A Freedman. 2002. Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga.

You might also like