You are on page 1of 12

1 | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel berwarna putih
keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras dan mulur (dapat
ditarik), mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak
baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang
dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. Ia tergolong dalam logam peralihan.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ni dan nomor atom 28. Nikel ini berupa logam yang keras namun dapat dibentuk.
Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik
seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan
kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang
ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel
sangat penting dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy), terutama
baja tidak berkarat (stainless steel).
Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting, menyumbang
terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan
yang dalam dari batuan induk dari jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tropis
sampai sub-tropis. Saat ini kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di daerah ekuator.
Negara penghasil nikel laterite di dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines,
Indonesia, Columbia dan Australia.
yang kaya akan Nikel; Garnierite ( max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe
Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau mensubtitusi unsure
Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel laterite adalah
produk pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa proses enrichment supergene sangat
penting dalam pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate ini.
2 | P a g e

Type ini dapat ditemui dibeberapa tempat seperti di New Caledonia, Indonesia,
Philippines.Dominika dan Columbia.
Istilah laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide, miskin unsure
silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001).
Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel
dan secara ekonomis dapat di tambang.
Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa; umumnya harzburgite
(peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite yang lain.


I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini :
1. Apa pengertian nikel
2. Bagaimana sumber dan pembentukan bijih nikel
3. Bagaimana sifat kimia, sifat fisika serta karakteristik dari nikel
4. Bagaimana proses penambangan dan pengolahan nikel
5. Bagaimana penggunaan nikel


I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan secara umum dari dibuatnya makalah ini agar para pembaca dapat
mengetahui mengetahui sifat kimia dan fisika serta karakteristik dari nikel,
mengetahui sumber dan pembentukan bijih nikel, dan dapat mengetahui proses
penambangan, pengolahan, penggunaan pada nikel.

3 | P a g e

BAB II
PEMBAHASAN


II.1 Pengertian Nikel
Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi
ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau
siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%.
Unsur nikel berhubungan dengan batuan basa yang disebut norit. Nikel
ditemukan dalam mineral pentlandit, dalam bentuk lempeng-lempeng halus dan
butiran kecil bersama pyrhotin dan kalkopirit. Nikel biasanya terdapat dalam tanah
yang terletak di atas batuan basa. Di indonesia, tempat ditemukan nikel adalah
Sulawesi tengah dan Sulawesi Tenggara. Nikel yang dijumpai berhubungan erat
dengan batuan peridotit. Logam yang tidak ditemukan dalam peridotit itu sendiri,
melainkan sebagai hasil lapukan dari batuan tersebut. Mineral nikelnya adalah
garnerit.
II.2 Sumber dan Pembentukan Bijih Nikel
Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan menjadi
2 macam, yaitu endapan sulfida nikel tembaga berasal dari mineral
pentlandit, yang terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu
(sisa) silikat nikel hasil pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut
endapan nikel laterit. Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi
sisa dapat terbentuk jika batuan induk yang mengandung bijih mengalami
proses pelapukan, maka mineral yang mudah larut akan terusir oleh proses
erosi, sedangkan mineral bijih biasanya stabil dan mempunyai berat jenis
besar akan tertinggal dan terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa.
Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfer dan terkayakan kembali
oleh material material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan
4 | P a g e

tanah sampai pada zona pelindihan, dimana fluktuasi air tanah berlangsung.
Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya akan CO2 akan kontak dengan zona
saprolit yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral
mineral yang tidak stabil seperti olivin / serpentin dan piroksen. Mg, Si dan
Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan
memberikan mineral mineral baru pada proses pengendapan kembali
(Hasanudin,dkk,1992).
Boldt (1967), menyatakan bahwa proses pelapukan dimulai pada
batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentin), dimana pada batuan ini
banyak mengandung mineral olivin, magnesium silikat dan besi silikat, yang
pada umumnya banyak mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat
mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik. Air tanah yang kaya akan CO2
berasal dari udara luar dan tumbuh tumbuhan, akan menghancurkan olivin.
Terjadi penguraian olivin, magnesium, besi, nikel dan silika kedalam larutan,
cenderung untuk membentuk suspensi koloid dari partikel partikel silika
yang submikroskopis. Didalam larutan besi akan bersenyawa dengan oksida
dan mengendap sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan
menghilangkan air dengan membentuk mineral mineral seperti karat, yaitu
hematit dan kobalt dalam jumlah kecil, jadi besi oksida mengendap dekat
dengan permukaan tanah.
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah
larut dan silika pada profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam dan
lembab serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses
laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co (Rose et al., 1979 dalam
Nushantara 2002) . Proses pelapukan dan pencucian yang terjadi akan
menyebabkan unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co terkayakan di zona limonit dan
terikat sebagai mineral mineral oxida / hidroksida, seperti limonit, hematit,
dan Goetit (Hasanudin, 1992).
Besi dan Alumina Laterit
5 | P a g e

Besi dan alumina laterit tidak dapat di pisahkan dari proses pembentukan
nikel laterit, salah satu produk laterit adalah besi dan almunium. Pada profil
laterit terdapat zona-zona di antaranya zona limonit. Zona ini menjadi zona
terakumulasinya unsur-unsur yang kurang mobile
Batuan dasar dari pembentukan nikel laterit adalah batuan peridotit
dan dunit, yang komposisinya berupa mineral olivine dan piroksin. Faktor
yang sangat mempengaruhi sangat banyak salah satunya adalah pelapukan
kimia. Karena adanya pelapukan kimia maka mineral primer akan terurai dan
larut. Faktor lain yang sangat mendukung adalah air tanah, air tanah akan
melindi mineral-mineral sampai pada batas antara limonit dan saprolit, faktor
lain dapat berupa PH, topografi dan lain-lain. Endapan besi dan alumina
banyak terkonsentrasi pada zona limonit.
Pada zona ini di dominasi oleh Goethit (Fe2O3H2O), Hematite (Fe2O3)
yangrelativetinggi,Gibbsite(Al2O3.3H2O),Clinoclor(5MgO.Al2O3.3SiO2.4H2O)
dan mineral-mineral hydrous silicates lainnya (mineral lempung) Bijih besi
dapat terbentuk secara primer maupun sekunder. Proses pembentukan
bijih besi primer berhubungan dengan proses magmatisme berupa gravity
settling dari besi dalam batuan dunit, kemudian diikuti dengan proses
metamorfisme/metasomatsma yang diakhiri oleh proses hidrotermal akibat
terobosan batuan beku dioritik. Jenis cebakan bijih besi primer didominasi
magnetit hematite dan sebagian berasosiasi dengan kromit garnet, yang
terdapat pada batuan dunit terubah dan genes-sekis.
Besi yang terbentuk secara sekunder di sebut besi laterit berasosiasi
dengan batuan peridotit yang telah mengalami pelapukan. Proses pelapukan
berjalan secara intensif karena pengaruh faktor-faktor kemiringan lereng
yang relative kecil, air tanah dan cuaca, sehingga menghasilkan tanah laterit
yang kadang-kadang masih mengandung bongkahan bijih besi
hematite/goetit berukuran kerikil kerakal. Besi Laterit merupakan jenis
cebakan endapan residu yang dihasilkan oleh proses pelapukan yang terjadi
pada batuan peridotit/piroksenit dengan melibatkan dekomposisi,
6 | P a g e

pengendapan kembali dan pengumpulan secara kimiawi . Bijih besi tipe
laterit umumnya terdapat didaerah puncak perbukitan yang relative landai
atau mempunyai kemiringan lereng dibawah 10%, sehingga menjadi salah
satu factor utama dimana proses pelapukan secara kimiawi akan berperan
lebih besar daripada proses mekanik. Sementara struktur dan karakteristik
tanah relative dipengaruhi oleh daya larut mineral dan kondisi aliran air
tanah. Adapun profil lengkap tanah laterit tersebut dari bagian atas ke bawah
adalah sebagai berikut : zone limonit, zone pelindian (leaching zone) dan
zone saprolit yang terletak di atasbatuanasalnya(ultrabasa).
Zona pelindian yang terdapat diantara zona limonit dan zona saprolit
ini hanya terbentuk apabila aliran air tanah berjalan lambat pada saat
mencapai kondisi saturasi yang sesuai untuk membentuk endapan bijih.
Pengendapan dapat terjadi di suatu daerah beriklim tropis dengan musim
kering yang lama. Ketebalan zona ini sangat beragam karena dikendalikan
oleh fluktuasi air tanah akibat peralihan musim kemarau dan musim
penghujan, rekahan-rekahan dalam zona saprolit dan permeabilitas dalam
zonalimonit
Derajat serpentinisasi batuan asal peridotit tampaknya mempengaruhi
pembentukan zona saprolit, ditunjukkan oleh pembentukan zona saprolit
dengan inti batuan sisa yang keras sebagai bentukan dari peridotit/piroksenit
yang sedikit terserpentinisasikan, sementara batuan dengan gejala
serpentinit yang kuat dapat menghasilkan zona saprolit.
Fluktuasi air tanah yang kaya CO2 akan mengakibatkan kontak
dengan saprolit batuan asal dan melarutkan mineral mineral yang tidak stabil
seperti serpentin dan piroksin. Unsur Mg, Si, dan Ni dari batuan akan larut
dan terbawa aliran air tanah dan akan membentuk mineral-mineral baru
pada saat terjadi proses pengendapan kembali. Unsur-unsur yang tertinggal
seperti Fe, Al, Mn, CO, dan Ni dalam zona limonit akan terikat sebagai
mineral-mineral oksida/hidroksida diantaranya limonit, hematit, goetit,
manganit dan lain-lain. Akibat pengurangan yang sangat besar dari Ni-unsur
7 | P a g e

Mg dan Si tersebut, maka terjadi penyusutan zona saprolit yang masih
banyak mengandung bongkah-bongkah batuan asal. Sehingga kadar hematit
unsur residu di zona laterit bawah akan naik sampai 10 kali untuk
membentuk pengayaan Fe2O3 hingga mencapai lebih dari 72% dengan
spinel-krom relative naik hingga sekitar 5% . Besilaterit
Mineral ini terbentuk dari pelapukan mineral utama berupa olivine dan
piroksin. Mineral ini merupakan golongan mineral oksida hidroksida non
silikat, mineral ini terbentuk dari unsur besi dan oksida atau FeO( ferrous
oxides) kemudian mengalami proses oksidasi menjadi Fe2O3 lalu mengalami
presipitasi atau proses hidroksil menjadi Fe2O3H2O ( geotitheMineral ini
tingkat mobilitas unsurnya pada kondisi asam sangat rendah, oleh karena itu
pada profil laterit banyak terkonsentrasi pada zona limonit.
Alumina
Unsur Al hadir dalam mineral piroksin, spinel (MgO.Al2O3), pada mineral
sekunder seperti Clinochlor (5MgO.Al2O3.3SiO2.4H2O), dan gibbsite
(Al2O3.3H2O). Alumina sangat tidak larut pada air tanah yang ber Ph antara
4-9.

II.3 Sifat Kimia, Sifat Fisika serta Karakteristik dari Nikel
Nikel merupakan logam keras, ulet, bisa ditempa, dan berwarna putih keperakan. Nikel
merupakan konduktor panas dan listrik yang cukup baik. Senyawa nikel umumnya bersifat
bivalen, meskipun terdapat pula tingkat valensi lainnya.
Unsur ini juga membentuk sejumlah senyawa kompleks. Sebagian besar senyawa nikel
berwarna biru atau hijau. Nikel larut perlahan dalam asam encer namun, seperti besi,
menjadi pasif ketika dipaparkan dengan asam nitrat.
Kebanyakan nikel di bumi tidak dapat diakses karena berada dalam inti bumi cairr. Nikel
diketahui menyumbang 10% komposisi inti bumi. Jumlah total nikel yang terlarut dalam laut
berada pada kisaran 8 miliar ton.
Bahan organik memiliki kemampuan menyerap logam ini sehingga menjelaskan mengapa
batubara dan minyak bumi memiliki kandungan nikel cukup besar.
8 | P a g e

Kandungan nikel dalam tanah bisa serendah 0,2 ppm atau setinggi 450 ppm di beberapa
jenis tanah liat, dengan rata-rata kandungan sekitar 20 ppm.
Nikel terdapat pada sebagian kacang-kacangan yeng menjadi komponen penting beberapa
enzim. Makanan lain yang kaya nikel adalah teh yang memiliki 7,6 mg nikel/kg daun teh
kering.
Nikel bersenyawa dengan sulfur dalam mineral millerite dan dengan arsenik dalam mineral
niccolite. Kebanyakan bijih nikel diekstrak dari besi-nikel sulfida, seperti dari pentlandit.
Logam ini ditambang di Rusia, Australia, Indonesia, Kaledonia Baru, Kuba, Kanada, dan
Afrika Selatan.

II.4 Proses Penambangan
II.1 Clearing & Grubb
Pekerjaan Clear & Grubb membersihkan lahan dari semak-semak dan pohonan kecil
dipergunakan Bulldozer D85 dan chainshaw jika diperlukan untuk menebang pohon
besar.diameter >200 mm, target pekerjaan ini didasarkan atas rencana Land Clearing Plan
dari Perusahaan. Pemindahan batang kayu komersial meliputi semua jenis kayu yang
berdiameter > 200mm dimana masih layak dipakai merupakan milik Perusahaan.
II.2 Top Soil Removal
Pekerjaan pengalian lapisan Top Soil diperkirakan ketebalannya 1 meter, Top Soil ini
merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang mengandung unsur hara yang berguna
sebagai media tumbuh dari tanaman.
Top soil ini harus diperlakukan secara baik dan akan ditempatkan pada Top Soil stock
area, dimana nantinya akan dipergunakan dan disebar untuk Reklamasi Tambang.
Penimbunan Top Soil peletakkannya harus diatur dengan ketinggian maksimum 2 meter
berjajar, dan tiimbunan diusahakan harus tetep stabil.
Peralatan yang dipergunakan untuk operasi pekerjaan pemindahan Top Soil
adalah Excavator 320D untuk alat gali/muat dan Dump Truck sebagai alat angkutnya. Biaya
pekerjaan ini termasuk pada kegiatan pemindahan Overburden dan waste.


9 | P a g e

II.3 Overburden & Waste Removal
Dari data geologi yang kami peroleh, type tanah/batuan overburden dan waste
karakteristik adalah Overburden merupakan lapisan diantara lapisan atas/Top Soil dan
lapisan bijih/Ore , lapisan overburden ini mayoritas terdiri dari tanah laterit dan batuan
lempungan yang mudah untuk digali.
Untuk operasi pekerjaan pemindahan Overburden akan dipergunakanBuldozer
85, Excavator 320 D sebagai alat gali/muat dan peralatan angkutDump Truck atau dump
truk 6 x 4, dan batasan maksimum jarak angkut adalah 0.3 Km terukur dari front tambang
ke waste dump area. Apabila jarak angkut overburden melebihi dari rata-
rata 0.3 Km,penambahan atau pengurangan jarak angkut akan diperhitungkan dengan
penambahan jarak angkut (incremenet 100 meter).
Jarak angkut adalah jarak titik tengah lokasi penambangan menuju titik tengah lokasi
pembuangan material diukur mengikuti jalan sebenarnya yang sudah dibuat berdasarkan
desain tambang dan akan ditentukan dan disetujui di lapangan bersama-sama.
Sebagian volume material akan dilakukan Direct dozing diperkirakan volume direct
dozing 25% dari total overburden dan waste., Direct dozing merupakan kegiatan
pendorongan material yang dilakukan oleh bulldozer secara tuntas (backfill) ke lokasi area
timbunan (dump area).
Volume Overburden dan waste serta penempatan material dan konfigurasi alat yang
digunakan harus sesuai dengan Rencana Tambang yang dibuat Perusahaan dengan acuan
batasan Ratio berdasarkan surveyor.
II.4 Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)
Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu limonit dan saprolit.
Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO) dimana kualitas ore
merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke tiga jenis ore tersebut ditentukan oleh
Tim Eksplorasi dan Perencanaan Tambang. Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade
controller.
Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran berdasarkan
gravitasi atau Grizzly portable.
Saprolit ditambang sebagian akan diangkut langsung ke tempat penyaringan tetap atau
disebut Grizzly portable . Pengambilan sample dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Dan sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan
10 | P a g e

sementara atau disebut Stockyard dan pengambilan sample diatas truk atau pada tumpahan
truk dengan ketentuan yang ditetapkan sebelumnya.
Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard oleh grade
control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti prosedur
tersebut dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan.
Operator Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau
saprolit pada saat penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan di front
ataupun tempat penggalian harus menggunakan batuan yang tidak mengandung silica tinggi
diutamakan menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih mengandung
nikel.
Selama penggalian operator tambang harus memisahkan boulder yang berukuran besar
sehingga dipastikan tidak terangkut sebagai ore. Boulder dapat diangkut sebagai waste
ataupun dipindahkan ketempat aman yang tidak mengganggu kegiatan gali muat disekitar
area penambangan.
Saprolit yang disimpan di stockyard pada saat diangkut kembali ke
grizllyportable dipastikan diangkut bersih, tidak terjadi pengotoran dari material lain diluar
tumpukan ore, dan boulder yang besar dipisahkan sehingga tidak terangkut ke grizzly. Tidak
ada pengambilan sample yang dilakukan pada kegiatan ini.
I.4 Pengolahan Nikel
Proses pemurnian nikel diawali dengan pembakaran bijih nikel, kemudian dicairkan untuk
proses reduksi dengan menggunakan arang dan bahan tambahan lain dalam sebuah dapur
tinggi. Dari proses tersebut nikel yang didapat kurang lebih 99%. Jika hasil yang diinginkan
lebih baik (tidak berlubang), proses pemurniannya dikerjakan dengan jalan elektrolisis di
atas sebuah cawan tertutup dalam dapur nyala api. Reduktor yang digunakan biasanya
mangan dan fosfor.
Setelah bijih mengalami proses pendahuluan yang meliputi crushing drying, sintering,
kemudian bijih diproses lanjut secara
a.Proses Pyrometallurgy
b.Proses Hydrometallurgy
-Proses Pyrometallurgy
Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat diikat menjadi
terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk ferro-nikel alloy.Dalam hal ini untuk
memisahkan besi dari nikel pada reaksi peleburan tersebut ditambahkan beberapa bahan
11 | P a g e

yang mengandung belerang (Gypsum atau Pyrite). Karena perbedaan daya ikat besi dan
nikel terhadap oksigen dan belerang, sehingga proses ini didapatkan metal yaitu paduan
Ni3S2 dan FeS dan sebagian besar besi dapat diterakkan.
Metal yang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjatnya metal yang
masih dalam keadaan cair terus diprosos lagi dalam konvertor. Proses-proses konvertor
diberikan bahan tambah silikon untuk menterakkan oksida besi.Terak hasil konvertor ini
masih mengandung nikel yang cukup tinggi,sehingga terak ini biasanya di proses ulang pada
peleburan(Resmelting).Proses selanjutnya metal di panggang untuk memisahkan belerang.
Nikel oxide yang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan tambah
arang (charcoal), sehingga didapat logam nikel.
Pada proses ini concentrat di leaching dengan larutan ammonia didalam autoclave dengan
tekanan kurang lebih 7 atm (gauge)Tembaga, nikel dan cobalt terlarut kedalam larutan
ammonia
II.5 Kenggunaan Nikel
Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam paduan. Logam
paduan nikel memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta tahan karat.
Sekitar 65 % nikel digunakan untuk membuat stainless steel, yang umumnya memiliki
komposisi sebagian besar besi, 18 % kromium, dan 8 % nikel.
12 % dari semua nikel digunakan sebagai elemen paduan super. Sisa 23% antara lain
digunakan sebagai paduan baja, baterai isi ulang, katalis dan bahan kimia lainnya, mata
uang logam, produk pengecoran, dan plating.
Nikel mudah dibentuk dan bisa ditarik menjadi kawat. Logam ini tahan korosi bahkan
pada suhu tinggi sehingga banyak digunakan pada turbin gas dan mesin roket.
Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang tidak hanya keras tapi bisa menahan
korosi oleh air laut, sehingga ideal digunakan sebagai baling-baling kapal dan fasilitas
desalinasi.

12 | P a g e

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan pada makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu
sebagai berikut :

1. Sifat kimia, sifat fisika serta karakteristik dari nikel yaitu dapat bereaksi
dengan asam tetapi tidak dengan basa, selain itu sifatnya yang fleksibel dan
mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti sifatnya tidak berubah
bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk
mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim.
2. Sumber dan pembentukan bijih nikel berupa Millerit, NiS, Smaltit
(Fe,Co,Ni)As, Nikolit (Ni)As, Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S, Garnierite (Ni,
Mg)SiO3.xH2O.
3. Proses penambangan nikel berupa pengeboran, pembersihan dan pengupasan,
penggalian, pemisahan, penyimpanan dan penghijauan sedangkan pengolahan
nikel berupa pengeringan di tanur pengering, kalsinasi dan reduksi di tanur
pereduksi, peleburan di tanur listrik, pengkayaan di tanur pemurni, serta
granulasi dan pengemasan.
Penggunaan nikel yang paling utama yaitu dalam produksi stainless steel.\\

III.2 Saran
Harapan kami agar pembaca dapat mengetahui dan memahami berbagai hal
mengenai unsur nikel sebagai wawasan penting dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui makalah ini. Selain itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran
dalam penyempurnaan makalah ini.

You might also like