You are on page 1of 6

ANALISIS METABOLISME PUASA DAN SETELAH MAKAN

PENETAPAN KADAR GLUKOSA DAN TRIGLISERIDA


Elisa Cynthia Ardaricka
11613027/A4/A

ABSTRAK
Setiap makhluk hidup mengalami metabolisme. Termasuk metabolisme yang
terjadi pada kondisi lapar (puasa) dan setelah makan (kenyang). Metabolisme
yaitu semua reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan
hidup. Metabolisme penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kondisi
biokimia dalam darah. Pada percobaan ini dilakukan pemeriksaaan kadar
glukosa dan trigliserida pada kondisi puasa dan kenyang. Tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah dapat menjelaskan aspek biokimia yang terjadi pada
kondisi lapar dan setelah makan. Serta dapat melakukan pemeriksaan parameter
biokimia terkait dengan metabolisme. Metode yang digunakan dalam
pemeriksaan kadar glukosa pada percobaan ini adalah metode GOD-PAP
sedangkan metode yang digunakan dalam pemeriksaan kadar trigliserida adalah
metode GPO-PAP. Hasil yang didapat pada percobaan ini, kadar glukosa
probandus 1 pada kondisi puasa adalah 115,48 mg/dL menjadi 132,68 mg/dL
pada kondisi kenyang. Kadar glukosa probandus 2 pada kondisi puasa adalah
97,77 mg/dL menjadi 98,66 mg/dL pada kondisi kenyang. Kemudian kadar
trigliserida probandus 1 pada kondisi puasa adalah 131,91 mg/dL menjadi
131,83 mg/dL pada kondisi kenyang. Kadar trigliserida probandus 2 pada kondisi
puasa adalah 111,91 mg/dL menjadi 114,68 mg/dL pada kondisi kenyang. Dapat
disimpulkan bahwa kadar glukosa dan trigliserida meningkat pada kondisi
kenyang.

A. PENDAHULUAN
Metabolisme yaitu semua reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh untuk
mempertahankan hidup
(1)
. Metabolisme terdiri dari 3, yaitu anabolisme,
katabolisme, dan amfibolisme. Anabolisme adalah menyusun, membentuk,
membangun, menyintesis senyawa kompleks dari senyawa sederhana dengan
membutuhkan sejumlah energi bebas. Katabolisme adalah merombak,
menguraikan, mendestruksi, mendegradasi, senyawa kompleks menjadi
senyawa lebih sederhana sambil melepaskan energi bebas
(2)
. Sedangkan
amfibolisme merupakan penghubung antara jalur katabolisme dan anabolisme,
misalnya siklus asam sitrat
(3)
.
Prinsip metabolisme pada saat puasa yang berlangsung singkat adalah
simpanan glikogen diubah menjadi glukosa dengan bantuan hormon glukagon
dan protein tubuh diuraikan untuk memberikan asam-asam animo. Asam-asam
animo ini oleh hati diubah menjadi glukosa lewat glukoneogenesis. Melalui
lipolisis, lemak akan diuraikan menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dan
laktat yang merupakan hasil metabolisme glukosa dalam keadaan anaerob
dapat diubah oleh hati menjadi glukosa. Otot dapat menggunakan asam lemak
sebagai sumber energi dengan menghasilkan limbah metabolik yang berupa
keton bodies. Asam-asam amino dari otot akan diubah lewat glukoneogenesis
dalam hati menjadi glukosa
(4).
.
Prinsip metabolisme setelah makan adalah penggunaan sebagian glukosa
dari makanan dan terjadi penyimpanan bahan bakar metabolik. Setelah makan,
hati mengoksidasi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi. Setiap kelebihan
glukosa diubah menjadi simpanan bahan bakar. Glikogen dibentuk dan di simpan
di hati, dan glukosa diubah menjadi asam lemak dan menjadi gugus gliserol yang
beraksi dengan asam lemak untuk menghasilkan triasilgliserol. Triasilgliserol ini
dikemas dalam lipo protein densitas sangat rendah (VLDL) dan diangkut ke
jaringan adiposa, tempat asam lemak disimpan dalam triasilgliserol adiposa.
Kemudian di otot , glikogen disentesis setelah makan melalui sustu proses yang
serupa dengan proses yang terjadi di hati. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu
sedikit merangsang transpor glukosa ke dalam sel otot tapi hanya sedikit
merangsang transpor glukosa ke dalam sel hati
(5)
.

B. METODE
Alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat spektrofotometri
mikropipet, tabung reaksi, vortex dan waterbath. Sedangkan bahan bahan
yang digunakan adalah aquades, kit pemeriksaan glukosa, kit pemeriksaan
trigliserida, makanan tinggi lemak, makanan tinggi karbohidrat, dan sampel
serum.
Pada pemeriksaan glukosa digunakan metode GOD-PAP. Prinsip metode
GOD-PAP adalah penetapan kadar glukosa secara tidak langsung dengan
menggunakan glukosa oksidase sebagai enzim. H
2
O
2
yang terbentuk akan
bereaksi dengan fenol dan 4 aminoantipirin yang menghasilkan senyawa
berwarna yang dapat dideteksi di spektrofotometer. Cara kerja yang pertama
dilakukan adalah disiapkan 6 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi
1000 reagen Glucose Liquid. Kemudian tabung 1 ditambahkan aquades 10 ,
tabung 2 ditambahkan larutan standar glukosa 10 , tabung 3 ditambahkan
sampel (plasma) probandus 1 saat puasa 10 , tabung 4 ditambahkan sampel
(plasma) probandus 2 saat puasa 10 , tabung 5 ditambahkan sampel (plasma)
probandus 1 saat kenyang 10 , dan tabung 6 ditambahkan sampel (plasma)
probandus 2 saat kenyang 10 . Kemudian masing masing tabung diinkubasi
10 menit pada suhu 37
o
C. Kemudian dibaca absorbansinya pada 536 nm.
Setelah itu dihitung kadar glukosa.
Pada pemeriksaan trigliserida digunakan metode GPO-PAP. Prinsip metode
GPO-PAP adalah trigliserida yang sudah dihidrolisis dan difosforilasi ditetapkan
kadarnya secara tidak langsung dengan menggunakan gliserol-3P oksidase
sebagai enzim. H
2
O
2
yang terbentuk akan bereaksi dengan fenol dan 4
aminoantipirin yang menghasilkan senyawa berwarna yang dapat dideteksi di
spektrofotometer. Cara kerja yang pertama dilakukan adalah disiapkan 6 tabung
reaksi dan masing-masing tabung diisi 1000 reagen Fluitest TG. Kemudian
tabung 1 ditambahkan aquades 10 , tabung 2 ditambahkan larutan standar
trigliserida 10 , tabung 3 ditambahkan sampel (plasma) probandus 1 saat
puasa 10 , tabung 4 ditambahkan sampel (plasma) probandus 2 saat puasa 10
, tabung 5 ditambahkan sampel (plasma) probandus 1 saat kenyang 10 , dan
tabung 6 ditambahkan sampel (plasma) probandus 2 saat kenyang 10 .
Kemudian masing masing tabung diinkubasi 5 menit pada suhu 37
o
C.
Kemudian dibaca absorbansinya pada 536 nm. Setelah itu dihitung kadar
trigliserida.

C. HASIL DAN PERHITUNGAN
Probandus 1 Wanita
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 168 cm
1. Penetapan Kadar Glukosa
Absorbansi Glukosa
Kelompok Blanko Standar
Puasa Kenyang
P1 P2 P1 P2
K1 0.1742 0.6160 0.9471 0.8774 0.8755
0.6805
K2 0.1796 0.4459 0.7439 0.5706 0.6380 0.3125
K3 0.1047 0.5227 0.3460 0.0000 0.6534 0.3820
K4 0.1914 0.7850 0.4629 0.3434 0.6190 0.8503
K5 0.1660 0.3471 0.5110 0.3480 0.5520 0.4660
Rata-Rata 0.1632 0.5433 0.6022 0.5349 0.6676 0.5383

Kadar Glukosa =



Kadar Glukosa P1 Puasa =

= 115,48 mg/dL
Probandus 2 Pria
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 169 cm

Kadar Glukosa P2 Puasa =

= 97,77 mg/dL
Kadar Glukosa P1 Kenyang =

= 132,68 mg/dL
Kadar Glukosa P2 Kenyang =

= 98,66 mg/dL
2. Penetapan Kadar Trigliserida
Absorbansi Trigliserida
Kelompok Blanko Standar
Puasa Kenyang
P1 P2 P1 P2
K1 0.1399 0.4318 0.0000 0.2732 0.2140 0.3263
K2 0.1294 0.5938 0.2906 0.2917 0.3423 0.2050
K3 0.0560 0.4450 0.0000 0.0000 0.2050 0.0000
K4 0.1220 0.3080 0.3823 0.2566 0.4819 0.3602
K5 0.1070 0.2320 0.2360 0.0000 0.2710 0.2200
Rata-Rata 0.1109 0.4021 0.3030 0.2738 0.3028 0.2779

Kadar Trigliserida =



Kadar Trigliserida P1 Puasa =

= 131,91 mg/dL
Kadar Trigliserida P2 Puasa=

= 111,91 mg/dL
Kadar Trigliserida P1 Kenyang =

= 131,83 mg/dL
Kadar Trigliserida P2 Kenyang =

= 114,68 mg/dL

D. DISKUSI
Pada praktikum ini digunakan 2 probandus. Probandus 1 adalah wanita
dengan berat badan 65kg dan tinggi badan 168cm. Probandus 2 adalah pria
dengan berat badan 65kg dan tinggi badan 169cm. Probandus 2 ini diujikan
untuk diet tinggi lemak. Spesimen yang digunakan adalah plasma darah
probandus.
Hasil praktikum kali ini, kadar glukosa saat puasa probandus 1 adalah
115,48 mg/dL menjadi 132,68 mg/dL setelah makan. Hasil tersebut menunjukan
adanya kenaikan kadar glukosa setelah makan. Kadar normal glukosa dalam
darah adalah 70-110mg/dL. Maka probandus 1, kadar glukosanya terlalu tinggi
(hiperglikemia). Kemudian kadar trigliserida saat puasa probandus 1 adalah
131,91 mg/dL menjadi 131,83 mg/dL setelah makan. Hasil percobaan kadar
trigliserida saat kenyang salah, karena tidak mungkin kadar trigliserida setelah
makan berkurang. Kadar trigliserida normal pada wanita adalah <190mg/dL.
Kadar trigliserida probandus 1 normal.
Hasil kadar glukosa saat puasa probandus 2 adalah 97,77 mg/dL menjadi
98,66 mg/dL setelah makan. Hasil tersebut menunjukan adanya kenaikan kadar
glukosa pada probandus 2 setelah makan. Kadar glukosa adalah 70-110mg/dL.
Jadi kadar glukosa probandus 2 normal. Kemudian kadar trigliserida saat puasa
probandus 2 adalah 111,91 mg/dL menjadi 114,68 mg/dL setelah makan.
Terlihat bahwa ada kenaikan kadar trigliserida setelah makan . Kadar trigliserida
normal pada pria adalah <180mg/dL. Jadi kadar trigliserida probandus 2
normal.

Bila dilihat dari probandus 1 dengan diet tinggi karbohidrat dan probandus 2
dengan diet tinggi lemak sama sama menunjukkan peningkatan kadar glukosa
dan trigliserida setelah makan. Karena bukan hanya lemak yang akan menjadi
lemak di tubuh. Namun karbohidrat pun akan dimetabolisme menjadi lemak.
Biasanya kadar glukosa puasa meningkat dua kali lebih sering pada pria bila
dibandingkan dengan perempuan, karena perbedaan lemak tubuh antara pria
dan wanita
(6)
. Kadar trigliserida pada kondisi kenyang dapat dijadikan parameter
untuk menilai resiko penyakit jantung
(7).

Pada diet tinggi lemak, kondisi setelah 2 jam makan seharusnya kadar
glukosa dan trigliseridanya kembali turun. Bila masih meningkat berarti
kemampuan di jaringan adiposa kurang atau kadar lemaknya terlalu tinggi.
Begitu pula pada diet tinggi karbohidrat, kondisi setelah 2 jam makan seharusnya
kadar glukosa dan trigliseridanya kembali turun. Namun bila masih tinggi,
kemungkinan kadar glukosanya melampaui batas tubuh menyimpan glikogen.
Prinsip metabolisme saat kenyang adalah glukosa dari makanan digunakan
sebagai sumber energi, namun kelebihan glukosa disimpan sebagai glikogen
melalui proses glikogenesis, terutama di sel hati dan sel otot. Kemudian
kelebihan asetil koa dari glukosa disintesis sebagai asam lemak di hati kemudian
di simpan sebagai trigliserida di jaringan adipose. Prinsip metabolism saat lapar
adalah pembongkaran cadangan energi karena tidak ada asupan energy atau
makanan dari luar. Uji kadar glukosa menggunakan metode GOD-PAP , reaksi
yang terjadi :
Glukosa + O
2
+ 2H
2
O Asam Glukonat + H
2
O
2

2 H
2
O
2
+ Phenol + 4 aminoantirpirin quinoneimine + 4H
2
O.
Uji kadar trigliserida menggunakan metode GPO-PAP , reaksi yang terjadi :
GOD
POD
Gliserol 3P + O
2
dihidroksi aseton P + H
2
O
2

H
2
O
2
+Phenol + 4 aminophenazone Quinonimin (merah) + 4H
2
O.
E. KESIMPULAN
1. Aspek Biokimia yang terjadi pada kondisi lapar adalah pembongkaran
cadangan energi karena tidak ada asupan energi atau makanan dari luar.
Sedangkan aspek biokimia yang terjadi pada kondisi setelah makan adalah
sebagian glukosa digunakan sebagai energi, dan kelebihan glukosa disimpan
sebagai glikogen dan trigliserida di jaringan adiposa.
2. Pemeriksaan parameter biokimia terkait metabolisme dilakukan pada
sampel plasma dengan uji kadar glukosa dengan metode GOD-PAP dan uji
kadar trigliserida dengan metode GPO-PAP. Hasil yang didapat pada percobaan
ini, kadar glukosa probandus 1 pada kondisi puasa adalah 115,48 mg/dL menjadi
132,68 mg/dL pada kondisi kenyang. Kadar glukosa probandus 2 pada kondisi
puasa adalah 97,77 mg/dL menjadi 98,66 mg/dL pada kondisi kenyang.
Kemudian kadar trigliserida probandus 1 pada kondisi puasa adalah 131,91
mg/dL menjadi 131,83 mg/dL pada kondisi kenyang. Kadar trigliserida probandus
2 pada kondisi puasa adalah 111,91 mg/dL menjadi 114,68 mg/dL pada kondisi
kenyang. Dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dan trigliserida meningkat
pada kondisi kenyang.

F. REFERENSI
1. James, J., Baker, C., Swain, H., 2008, Prinsip Prinsip Sains untuk
Keperawatan, Erlangga, Jakarta, 164.
2. Sumardjo, D. 2009, Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 23, 24, 25.
3. Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W., 2009, Biokima Harper, Edisi
27, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 139.
4. Hartono, A., 2006, Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Edisi 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 70.
5. Marks, D.B., Marks, A.D., Smith, C.M., 2000, Biokimia Kedokteran
Dasar, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 466, 467.
6. Krotkiewski, M., Bjorntorp, P., Sjostrom, L., Smith, U., 1983, Impact of
obesity on metabolism in men and women. Importance of regional
adipose tissue distribution, JCI, 72 (3) : 1150.
7. Stalenhoef, Graaf, D., 2008, Association of fasting and nonfasting serum
triglycerides with cardiovascular disease and the role of remnant-like
lipoproteins and small dense LDL, Lippincott Williams & Wilkins, 19 (4) :
355.
POD
GPO

You might also like