You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI

HVAC
(Heating Ventilating Air Conditioning)

Oleh:

Yoseph Maulana
NIM 111711032










JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BADUNG
2014

HVAC
(Heating Ventilating Air Conditioning)


1.1 Tujuan
1. Memahami kelakuan HVAC
2. Mampu membuat profil energi sistem HVAC
3. Mampu menentukan kinerja sistem HVAC
4. Mampu menentukan baseline sistem HVAC
5. Mampu menganalisa peluang penghematan, retrofitting dan analisa ekonomi
6. Mampu memberikan rekomendasi
1.2 Dasar Teori
Heat pump merupakan alat yang mentransfer energi dari sumber panas
(heat source) ke heat sink melawan gradien temperatur. Heat pump dirancang
untuk memindahkan energi panas berlawanan dengan arah aliran panas spontan.
Sebuah heat pump menggunakan sejumlah energi eksternal untuk mencapai
transfer energi termal yang diinginkan dari heat source ke heat sink, melalui
sebuah siklus kompresi uap.
Gambar 1 Skema Siklus Kompresi Uap

Prinsip kerja Heat Pump/HVAC:
Prinsip kerja heat pump/HVAC adalah berdasarkan siklus kompresi uap
(lihat gambar). Temperatur pengembunan dan penguapan suatu zat bergantung
pada tekanan. Makin tinggi tekanan, semakin tinggi juga temperatur penguapan
maupun pengembunan.
Refrigeran yang sudah berupa uap di titik (1) dikompresi hingga ke
kondisi (2) menjadi uap bertekanan dan temperatur tinggi. Selanjutnya memasuki
kondensor dan kontak dengan air sehingga akan melepas panas ke heat sink.
Refrigeran pada titik (3) sudah berada dalam kondisi cair dan bertemperatur
rendah. Selanjutnya masuk ke tahap ekspansi dan mengalami penurunan tekanan
(4). Cairan refrigeran ini selanjutnya menyerap panas dari lingkungan (heat
source) di sisi evaporator dan menjadi uap kembali. Pertukaran panas dengan
lingkungan inilah yang dimanfaatkan sebagai sistem pendinginan atau
pengkondisian udara.
Sebenarnya siklus kompresi uap ini dapat dimanfaatkan di dua sisi, yaitu
sisi kondensor untuk pemanasan, dan sisi evaporator untuk pendinginan. Dalam
praktikum ini, hal yang menjadi fokus adalah pada sistem
pendinginan/pengkondisian udara/HVAC.
Perhitungan kinerja sistem HVAC diamati melalui pertukaran energi di
area evaporator dan input energi di kompresor. Kinerja sistem HVAC dinamakan
dengan Coefficient Of Performance (COP). Berikut adalah persamaan untuk
menghitung COP pendinginan/refrigerasi (AC).




Energi evaporator + Energi kompresor = Energi kondensor
Energi evaporator = m . H = 0.083 (
u
. P)
0.5
(H
1
-H
2
)
m = V .
= 1/V
s

Energi kondensor = m . Cp . T
Pada alat heat pump/HVAC yang akan digunakan untuk praktikum, Cussons
P5670, fluida kerja yang digunakan adalah Freon 12 (R12). Gambar skematik alat
disajikan pada ilustrasi berikut.

FAN

T
A3
T
A4
AIR AIR
EVAPORATOR
P
7
T
F4
T
F7
V
105
V
104
COMPRESSOR
HP/LP
V
103
V
102
V
107
C
O
N
D
E
N
S
E
R
C
O
N
D
E
N
S
E
R
T
A2
T
A1
T
F6 T
F5
P
5
T
F8
T
F1
P
1 P
2
T
F2
T
W8
T
W7
PSV
T
F3
AIR HANDLING UNIT
CONDENSATE
DRAIN
ORIFICE
THERMOSTATIC
EXPANSION
VALVE
SOLENOID
VALVE
SIGHT GLASS
FLOWMETER
F
1
HEAT
EXCHANGER
FILTER/
DRIER
CUTOUT SWITCH
WATER
V
101
7
6
5
4
7
8
3
3
2
1
FLOWMETER
F
2

Gambar 2. Skematik Sistem HVAC Cussons P5670

Adapun standar untuk sistem HVAC adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Standar ASHRAE Mengenai Pengkondisi Udara
Equipment type Size category Minimum efficient Test Procedure
Air cooled, with
condenser,
electrically operated
< 150 tons
2,8 COP
3,5 IPLV
ARI 550/590
Air cooled, with
condenser,
electrically operated
All capacities
3,10 COP
3,45 IPLV
ARI 550/590
Water cooled,
electrically
operated, positive
displacement
(reciprocating)
All capacities
4,20 COP
5,20 IPLV
ARI 550/590
Water cooled,
electrically
operated, positive
displacement (rotary
screw and scroll)
<150 tons
4,45 COP
5,20 IPLV
ARI 550/590
150 tons - < 300
tons
4,90 COP
5,60 IPLV
300 tons
5,5 COP
6,15 IPLV
Water cooled,
electrically
operated, centrifugal
<150 tons
5,0 COP
5,25 IPLV
ARI 550/590
150 tons - < 300
tons
5,55 COP
5,90 IPLV
300 tons
6,1 COP
6,40 IPLV
Air cooled
absorption single
effect
All capacities 0,6 COP
ARI 560
Water cooled
absorption single
effect
All capacities 0,6
Absorption double
effect, Indirect fired
All capacities
1 COP
1,05 IPLV
Absorption double
effect, direct fired
All capacities
1 COP
1 IPLV
Keterangan: COP = kW of cooling/kW

1.3 Peralatan dan Bahan
Sistem HVAC Cussons P5670
Pompa Air
Kapasitor microfarad
1.4 Prosedur
Praktek KE sistem HVAC dilakukan dengan mengukur karakteristik
sistem HVAC dengan membandingkan kondisi awal dan kondisi dengan
pemasangan kapasitor untuk arus bolak-balik.

(a) Rangkaian 1

(b) Rangkaian 2
Gambar 3. Rangkaian


Gambar 4. Rangkaian dengan (menunjukkan) HE

1. Buat rangkaian pengukuran sesuai dengan gambar
2. Pasang alat ukur yang telah di setting pada kondisi beban
3. Sambungkan dengan sumber listrik, dan biarkan hingga steady state (+ 10
menit)
4. Setting pada temperatur terendah
5. Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel data
6. Switch off sambungan dari sumber listrik
7. Prosedur yang sama pada butir 1 s/d 3 sesuai dengan target retrofitting yang
tersedia






1.5 Data Pengamatan
1. Kondisi awal (tanpa kapasitor)
Tabel 2 Data Pengamatan Pada Kondisi Awal
Waktu (menit ke-)
0 5 10 15
Laju alir refrigran (L/menit) F1
2 2 2 2
Laju alir air (L/menit) F2
12 12 12 12
Daya (Watt)
1064 1063 1068 1073
Tdbin (
o
C)
25 26 26 26
Twbin (
o
C)
25 26 26 26
Tdbout (
o
C)
24 24 24 24
Twbout (
o
C)
23 23 23 23
TWin (
o
C)
25 25 25 25
TWout (
o
C)
27 27 28 28
Tf1 (
o
C)
23 23 23 24
Tf2 (
o
C)
93 95 97 97
Tf3 (
o
C)
30 30 31 31
Tf4 (
o
C)
30 30 31 31
Tf5 (
o
C)
23 23 23 23
Tf6 (
o
C)
0 1 2 4
Tf7 (
o
C)
20 20 20 20
Tf8 (
o
C)
22 22 22 22
P1 (bar)
0,5 1 1 1
P2 (bar)
7 7 7 7
P5 (bar)
6 6,5 6,5 6,5
P7 (bar)
1 1 1 1
ODP (mm)
15 17 17 15
Laju alir udara (in)
13,4 13,3 12,2 12,6
Laju alir udara (out) 6,5 6,5 6,7 6,5
RH (%) 59 59 59 59
suhu lingkungan (C) 23,3 22,3 22,1 22,3
Catatan: start pengukuran setelah kondisi steady state

2. Menggunakan kapasitor
Tabel 3. Data Pengukuran Setelah Pemasangan Kapasitor
Waktu (menit ke-) 0 5 10 15
Laju alir refrigran (L/menit) F1 2 2 2 2
Laju alir air (L/menit) F2 11 11 11 11
Daya (watt)
1055 1052 1058 1060
Tdbin (
o
C)
27 27 26 27
Twbin (
o
C)
26 26 26 27
Tdbout (
o
C)
25 25 25 25
Twbout (
o
C)
23 23 23 23
TWin (
o
C)
25 25 25 25
TWout (
o
C)
29 28 29 29
Tf1 (
o
C)
24 24 24 24
Tf2 (
o
C)
98 99 100 100
Tf3 (
o
C)
31 32 31 32
Tf4 (
o
C)
31 31 32 32
Tf5 (
o
C)
24 24 24 25
Tf6 (
o
C)
3 5 5 6
Tf7 (
o
C)
21 21 20 21
Tf8 (
o
C)
23 23 23 23
P1 (bar)
0,5 1 1 1
P2 (bar)
7 7 7 7
P5 (bar)
6,5 6,5 6,5 6,5
P7 (bar)
1 1 1 1
ODP (mm)
14,8 14,8 17 15
Laju alir udara (in)
12,5 12,2 12,1 11,8
Laju alir udara (out)
6,5 6,4 6,5 6,5
RH (%) 58 58 58 58
suhu lingkungan (C) 22,8 22,8 22,8 22,8



1.6 Pertanyaan
1. Sebutkan perbedaan kedua rangkaian tersebut!
2. Buat profil setiap rangkaian!
3. Tentukan kinerja alat sesuai dengan standar (COP)!
4. Tentukan baseline dari rangkaian 1!
5. Buat tabel konservasi energi untuk seluruh pengukuran!
6. Diskusikan kelemahan dan kekurangan kedua jenis teknologi tersebut!
7. Buat rekomendasi !
Jawaban :
1. Perbedaan Rangkaian 1 dan Rangkaian 2.
Pada sistem HVAC rangkaian 1 tidak menggunakan kapasitor pada masukan
listrik kompresornya. Sedangkan pada rangkaian 2, dipasang kapasitor pada setiap
fasa masukan listrik kompresor. Pemasangan kapasitor menimbulkan konsumsi daya
kompresor yang dihasilkan menjadi turun. Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya,
kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya reaktif untuk memperbaiki
tegangan dan faktor daya. Pemasangan kapasitor dapat mengurangi losses akibat
aliran daya reaktif pada saluran. Kebutuhan arus kompresor akan berkurang dan
tegangan mengalami kenaikan sehingga kapasitas sistem akan bertambah.
2. Profil Setiap Rangkaian

Gambar 5. Perbedaaan Konsumsi Listrik Setiap Rangkaian
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa konsumsi daya listrik pada rangkaian dengan
kapasitor (warna merah) lebih rendah daripada konsumsi listrik rangkaian yang tanpa
menggunakan kapasitor (warna biru). Karena alasannya menggunakan kapasitor akan
memperbaiki faktor daya sistem, sehingga losses akibat distribusi daya reaktif
menjadi berkurang.
1040
1050
1060
1070
1080
0 5 10 15
w
a
t
t

menit ke-
konsumsi listrik
3. Kinerja Alat Sesuai Standar (COP)
Contoh perhitungan (rangkaian tanpa kapasitor) menit ke-0
Energi Evaporator dapat dihitung menggunakan rumus:
Energi evaporator = m
u
. H = 0.083 (
u
. P)
0.5
(h
1
-h
2
)
Dik:
P = 15 mmH
2
O; T
a
1 = 25
o
C; T
a
2 = 25
o
C; T
a
4 = 23
o
C;
Jawab:
Dengan mengetahui temperatur udara masukan dan dengan psychromatic chart maka
v
u
dapat didapat, v
u
= 0,872 m
3
/kg
Jadi:


Maka m
u
= 0,083 (1,147 x 15)
0,5

= 0,344 kg/s
Dari psychromatic chart diperoleh h
1
dan h
2

h
1
pada T
a
2 = 25
o
C adalah 76,5 kJ/kg
h
2
pada T
a
4 = 23
o
C adalah 68,5 kJ/kg
Energi evaporator = m
u
. h
= ( )
= 2,752 kW
Q
k
= 1064 watt = 1,064 kW
Maka,


Contoh perhitungan (rangkaian menggunakan kapasitor) menit ke-0
Energi Evaporator dapat dihitung menggunakan rumus:
Energi evaporator = m
u
. H = 0.083 (
u
. P)
0.5
(h
1
-h
2
)
Dik:
P = 14,8 mmH
2
O; T
a
1 = 27
o
C; T
a
2 = 26
o
C; T
a
4 = 23
o
C;
Jawab:
Dengan mengetahui temperatur udara masukan dan dengan psychromatic chart maka
v
u
dapat didapat, v
u
= 0,860 m
3
/kg
Jadi:


Maka m
u
= 0,083 (1,163 x 14,8)
0,5

= 0,35 kg/s
Dari psychromatic chart diperoleh h
1
dan h
2

h
1
pada T
a
2 = 26
o
C adalah 81 kJ/kg
h
2
pada T
a
4 = 23
o
C adalah 68,25 kJ/kg
Energi evaporator = m
u
. h
= ( )
= 4,463 kW
Q
k
= 1055 watt = 1,055 kW
Maka,



Tabel hasil perhitungan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kondisi Tanpa Kapasitor
Daya (watt)
1064 1063 1068 1073
v udara (m
3
/Kg) 0,872 0,876 0,876 0,876
Rho (kg/m
3
) 1,147 1,142 1,142 1,142
m
u
(kg/s) 0,344 0,366 0,366 0,344
h
1
kJ/kg 76,5 81,00 81,00 81,00
h
2
kJ/kg 68,5 68,5 68,5 68,5
Qe (kW) 2,752 4,575 4,575 4,3
COP 2,586 4,303 4,283 4,007

Tabel 5. Hasil Perhitungan Kondisi Menggunakan Kapasitor
Daya (watt) 1055 1052 1058 1060
v udara (m
3
/Kg) 0,860 0,876 0,876 0,882
Rho (kg/m
3
) 1,163 1,142 1,142 1,134
m
u
(kg/s) 0,35 0,366 0,366 0,342
h
1
kJ/kg 81 81 81 85
h
2
kJ/kg 68,25 68,5 68,5 68,5
Qe (kW) 4,463 4,575 4,575 4,96
COP 4,230 4,350 4,324 4,680

Pada tabel hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pada saat rangkaian
yang tidak menggunakan kapasitor, COP yang didapatkan kurang memenuhi standar
Efisiensi Minimum ASHRAE Std. 90.1, karena pada menit ke-0 dan menit ke-15
nilai COP berada di bawah standar. Standar ini menjelaskan bahwa pengkondisi
udara dengan pendingin air dan menggunakan kompresor torak efisiensi
minimumnya (COP) harus mencapai 4,2.
Pada saat rangkaian menggunakan kapasitor nilai efisiensi (COP) meningkat.
Pada menit ke- 0 sampai menit ke-15 nilai COP nya sesuai dengan nilai standar. Hal
tersebut terjadi karena konsumsi listrik kompresor berkurang atau lebih kecil
dibandingkan saat tidak dipasang kapasitor, sehingga faktor pembagi pada
perhitungan COP menjadi kecil. Kondisi tersebut mempengaruhi nilai COP menjadi
semakin tinggi.

4. Baseline Rangkaian Tanpa Kapasitor


Gambar 6. Baseline Rangkaian 1
Pada gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa ketika sistem tidak dipasang
kapasitor (rangkaian 1) nilai COP nya masih kurang sesuai dengan standar walaupun
ada beberapa hasil memenuhi standar. Nilai baseline yang diperoleh pun masih
dibawah standar yaitu sebesar 3,795. Dan nilai standar yang dipakai yaitu sebesar 4,2
(standar Efisiensi Minimum ASHRAE Std. 90.1). Terdapat peluang konservasi
energi untuk meningkatkan nilai COP, dalam hal ini konservasi dilakukan salah
satunya adalah dengan pemasangan kapasitor pad sistem HVAC.

5. Tabel Konservasi Energi
Pada hasil praktikum data didapatkan dan kemudian diolah untuk mengetahui
Coefficient Of Performance (COP). Praktikum dilakukan dengan dua cara, pada cara
ke-1 rangkaian sistem dioperasikan tanpa menggunakan kapasitor dan pada cara ke-2
rangkaian sistem dioperasikan menggunakan kapasitor. Dan hasil perbandingan
Coefficient Of Performance pada rangkaian 1 (sebelum konservasi) dan rangkaian 2
(sesudah konservasi) dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar grafik dibawah berikut
ini :
Tabel 6. COP Sebelum dan Sesudah Konservasi Energi
Kondisi
Nilai COP menit ke-
0 5 10 15
Tanpa kapasitor 2,586 4,303 4,283 4,007
Menggunakan kapasitor 4,230 4,35 4,324 4,68

0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 5 10 15
C
O
P

menit ke-
Rangkaian 1
base line
standar

Gambar 7. perbandingan COP

Pada grafik perbandingan nilai COP diatas terlihat bahwa ketika sistem HVAC
menggunakan kapasitor nilai COP nya berada di atas dibandingkan nilai COP yang
diperoleh saat sistem tidak menggunakan kapasitor. Nilai rata-rata COP saat sistem
menggunakan kapasitor yaitu sebesar 4,4. Hal ini berarti saat menggunakan
kapasitor, sistem HVAC sudah memenuhi standar Efisiensi Minimum ASHRAE Std.
90.1 yaitu 4,2.

6. Kelemahan Teknologi Kapasitor
Bila sistem tidak menggunakan kapasitor, konsumsi listrik kompresor menjadi tinggi
sehingga nilai COP menjadi rendah. Namun, apabila memakai kapasitor kelemahan yang
timbul adalah impedansi atau hambatan yang rendah pada frekuensi yang tinggi. Karena
arus listrik cenderung mengalir melalui melalui lintasan yang hambatannya rendah maka
arus harmonisa cenderung mengalir melalui kapasitor. Akibatnya, kapasitor bisa
mengalami arus lebih karena adanya harmonisa. Jika hambatan kapasitor mempunyai
nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah suatu kondisi yang
disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total sistem menjadi nol. Kondisi ini
mirip dengan kondisi rangkaian pendek yang membahayakan kapasitor dan peralatan
lainnya. Kondisi inilah yang sering menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan
lainnya. Karena kapasitor biasanya berisi minyak, kapasitor yang terbakar bisa memicu
kebakaran yang lain. Kejadian inilah yang sering memicu banyak kebakaran di industri
dan bangunan modern.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 5 10 15
C
O
P

Menit Ke-
Perbandingan COP
COP tanpa menggunakan
kapasitor
COP menggunakan
kapasitor
7. Analisa Ekonomi
Diketahui:
harga kapasitor : Rp. 25.000,00
Umur kapasitor : 6 tahun
Penyelesaian:
Konsumsi listrik kompresor sebelum pemasangan kapasitor adalah 1067 watt.
Konsumsi listrik kompresor setelah pemasangan kapasitor adalah 1056,25 watt.
Diasumsikan Alat heat pump digunakan selama 4 jam perhari.


Saving daya


Saving energi pertahun



saving rupiah pertahun


Biaya investasi akan kembali dalam waktu 2,7 tahun, sedangkan umur teknik kapasitor
adalah 6 tahun. Hal ini dapat dinyatakan bahwa rekomendasi pemakaian kapasitor ini
cukup layak, karena biaya investasi kembali tidak lebih dari umur teknis kapasitor.
Dalam hal ini penghematan yang didapat pertahunnya terbilang kecil. Hal ini
kemungkinan kapasitas dari kapasitor yang digunakan terbilang kecil, maka penghematan
yang diperoleh terbilang kecil pula.
Kesimpulan
Nilai Coefficient Of Performance terkecil saat sistem HVAC tidak
menggunakan kapasitor yaitu 2,586. Dan saat tidak menggunakan kapasitor
sistem HVAC kurang memenuhi standar, Baseline kinerja sistem sebelum
dilakukan konservasi adalah sebesar 3,795. Masih di bawah standar
ASHRAE sehingga langkah konservasi perlu dilakukan.
Nilai Coefficient Of Performance terbesar saat sistem HVAC menggunakan
kapasitor yaitu 4,68. Dan saat menggunakan kapasitor sistem HVAC
memenuhi standar dimulai dari menit ke-0 sampai dengan menit ke-15. Dan
baseline dari kinerja sistem setelah dilakukan konservasi dengan cara
memasang kapasitor yaitu sebesar 4,4.
Kinerja sistem HVAC mengalami kenaikan apabila dilakukan pemasangan
kapasitor. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Kondisi
Nilai COP menit ke-
0 5 10 15
Tanpa kapasitor 2,586 4,303 4,283 4,007
Menggunakan kapasitor
4,230 4,35 4,324 4,68

Penghematan energi dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Keterangan Energi Saving/tahun Cost Saving/tahun
1. Kondisi awal - -
2. Dengan kapasitor 10,11 kWh Rp. 9.100


Rekomendasi
Rekomendasi yang diberikan adalah pemasangan kapasitor. Dan kelayakan
rekomendasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No rekomendasi

Investasi
(Rp)
saving energi
per tahun (Rp)
PP
(tahun)
Umur teknis
(tahun)
kelayakan
1
Pemasangan
kapasitor
25.000 9.100 2,7 6 layak

You might also like