You are on page 1of 9

SPESIFIKASI TEKNIS

1. PERSYARATAN UMUM PENGADAAN PIPA


1.1 Kualitas Bahan Mineral
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilapiri dengan Surat Ijin
Penggunaan SNI (Standar Nasional Indonesia) dari Departemen Perindustrian, oleh produsen panbrik
pembuuat serta menunjukkan pengalaman sekurang kurangnya 5 (lima) tahun.
BAhan dan material pipa yang diadakan/ditawar dapat berlainan dengan bahan dan material yang
tercantum dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitas pipa secara keseluruhan
sekurang kurangnya harus sama dengan sersyaratan yang tercantum dalam persyaratan teknis.
Untuk pipa PVC harus dilengkapi dengan gambar-gamgar detail penyambungan (Detail Junction)
termasuk didalamnya kuantitas dan spesifikasi dari bahan atau material yang digunakan.
Seluruh pipa, fitting dab accessoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan disaerah tropis dengan
temperature aliran air antara 20 s/d 30 dan eksponen hydrogen (ph) antara 6 s/d 8. Seluruh pipa,
fitting dan accessoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan dan hal-hal khusus.

1.2 Standar Kualitas Yang digunakan
Standar kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini adalah, standar yang berlaku secara Nasional
di Indonesia.
SNI = Standar NAsional Indonesia
1.3 Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)
Sebelum pipa, fitting dan accessories, dipabrikasi atau dikirimkan, rekanan harus menyerahkan gambar-
gambar pabrikasi drawing kepada Direksi/Pemberi Tugas unutk mendapat persetujuan terlebih dahulu.

Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accessories yang meliputi :
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus, bentuk, berat, kelas,
batasan yang diijinkan serta kualitas.
b. Standar dari produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termsauk detail-detail khusus, adaptor, fitting dan desain
penyambungan pipa.
d. Produser pengujian.
e. Metode pelapisan dan perlindungan material pipa, jika diperlukan.

2. PERSYARATAN TEKNIS PERPIPAAN
2.1 Pipa PVC Polyvinyl Chloride, Fitting dan Perlengkapannya.
2.1.1 Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SII 034482, S-12,5.

Bahan baku utama untuk PVC harus Polyvinyl Chloride tanpa pembentukan sifat plastis dengan
kandungan PVC murni harus labih besar dari 92,5 %. HAsil akhir produksi harus merupakan produk yang
homogeny, tahan serta akan terurai oleh air.

Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi kesehatan pemakaian air, diaman baud an rasa tidak boleh
terdeteksi.

Rekanan harus bertanggung jawab atas setiap kegagalan pengujian yang dilakukan oleh laboratorim
independen trerhadap kandungan bahan baku PVC.

2.1.2 Sambungan dan Hubungan Pipa

Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan sambungan Ring Karet atau Rubber Ring.
Untuk hubungan hubungan pipa PVC dengan ring karet satu unjungnya harus diakhiri dengan spigot.
Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut kelengkungan (defleksi) tidak lebih dari 10 atau
memakai ketentuan ketentuan dari/pabrik pembuatnya, sehingga hubungan tersebut kedap air dan tidak
bocor.

2.1.3 Fitting fitting Pipa

Fitting pipa yang dipakai pada pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0950 84 standar yang sama dan
harus dimanufaktur dengan metode Injection Moulded.
Fitting fitting dari bahan Cast Iron, Ductile Iron atau Grey Iron yang dipergunakan untuk pipa PVC,
harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1978 dengan system hubungan mekanikal (Mechanical
Joint).
Flange socket (ujung ujung flange dan socket) dipakai untuk menyumbang bagian-bagian dari PVC ke
flange pada pekerjaan pipa.

2.1.4 Bahan bahan Penghubung dan Penyambungan Pipa

Rekanan harus melengkapi dan menyediakan solvent cement, bahan pelumas dan cairan pembersihan,
sesuai dengan jumlah uang yang direkomendasikan oleh pabrikasi pembuatnya manufaktur.

Karet penutup harus tahan terhadap microorganiseme dan semua zat-zat yang dikandung oleh air dan
tahan dalam keadaan normal.
Cincin-cincin penutup yang dibuat dari styrene butadience harus sesuai dengasn standar yang ada.

Pelumas untuk cincin karet harus tidak membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau warna pada air
minum disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.


2.1.5 Pengujian

Setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap pengujian tekanan hidrotastis sebesaar 8 atm selama 1 jam
pasa 20 C temperature air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau yang rusak dan tidak bisa diperbaiki
lagi harus diganti dengan yang baru.

Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan persyaratan SII 0344-84
atau ISO 1167 19733 dan standar lain yang sama dan maksimal setiap 500 m 1 x pengetesan.


2.1.6 Pemberian Tanda

Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya idberi tanda yang meliputi :
- Diameter nominal dalam mm
- Tebal dinding nominal dalam mm
- Klas pipa
- Nama pabrik pembuat/manufaktur
- Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaktur pembuatannya.

Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas termasuk besar sudut
lengkungnya pada setiap sisi.

2.2 Katup katup Air Valve.
2.2.1 Umum

Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup-katup dan sebagainay sesuai dengan
keparluan pada daftar kauantitas material. Semua katup katup untuk jenis yang sama harus dari satu
pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut haarus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja
diameter dan arah aliran pada badannya.

Tekanan Kerja

Semua tekanan harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 8 kg/cm . tiap kaatup-katup
kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.

Ketentuan - ketentuan Pengoperasian

Katup katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
penngontrolan aliran. Baik dioperasikan untuk waktu yang lama, yang dijlaankan pada system terbuka
maupun tertutup. Semua bagian bagian katup yang berhubungan dengan kimia harus tahan terhadap
karat yang ditimbulkan.

Bahan bahan Flange

Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil seluruhnya harus terbbuat dari
perunggu atau bahan bahan yang bahan karat.
Untuk roda pemegangnya harus dari besi tempa. Katup katup metalik yang disambung pada pipa besi
atau baja pada lapisan pemisahannya memakai katup dengan ukuran diameter 75 mm dan yang lebih
besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti
diisyaratkan dalam ISO 2531. Semua alir katup harus diberi perunggu atau stainless steel Aisi type 304.
Hubungan karet pada ulir katup dengan klem pembungkusnya harus dihindari.

Pelumasan

Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh dilumasi dari luar secara
tersendiri.

Operator

Katup katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai, magnetic
operator dan sebagainya seperti yang ditunjukkan pada gambar pabrikasi (Shop drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar gambar tersebut harus mencakup :

a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagain yang dapat berubah
c. NAma pabriknya
d. Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item

Rekanan harus mengajukan gambar-ganbar dari pabriknya untuk setiap katup sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.

2.2.2 Katup Pintu (Gate Valve)

Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukan dalam gamabr pabrikasi.
Semua Gate Valve yang dipergunakan dalam jalur hendaknya mampu untuk tekanan kerja 120 M kolam
air, double disc, badan besi tulang, bingkai tembaga, gate valve tanpa tangkai pemutar sesuai dengan
persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai penyambung flange,
kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Flange untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1
untuk flange dan fitting, mur 2 inci persegi dan dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles dengan
2 (dua) lapisan aspal.

2.2.3 Katub Udara (Air Valve)

Katup udara dan ruang katupnya ditentukan sesuai dengan yang ditunjukan dalam perencanaan.
Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrant tee dengan diameter cabang 100 mm
atau 75 mm sesuai dengan diameter katup udara hendaknya dilengkapi dengan kkran penutup (Stack
Cock) pada bagian bawahnya.

Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu kali sedangkan tutup ruang katup terbuat dari besi
tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dab muda. Ruang katup ahrus dapat menahan
tekanan sesuai dengan klasnya.

2.2.4 Katub - Katub Lain

Katup-katup lain seperti katup katup diafrgma, katup bola dan sumbat harus disesuaikan dengan
ketentuan dan persyaratan pada standart yang ada atau ketentuan-ketentuan lain yang dapat diterima.

3. PERSYARATAN KHUSUS / TAMBAHAN
3.1 Flange dan genset
3.1.1 Flange

a. Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada pekerjaan pipa harus sesuai
denagn ketentuan-ketentuan SII 0598-81.
b. Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas SII 372 sesuai dengan DIN 17-100 atau standar lain
yang sama. Flange yang buntu harus St 37.1. sesuai standar yang sama.
c. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan diameter nominal dalam mm, nama pabrik pembuatnya
atau merek dagang dan tahun pembuatnya.

3.1.2 Gasket

Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai diameter yang sama
dengan masing-masing laur flange dan harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama dengan
bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuar dengan satu atau dua lapis perantara. Ketebalan 3 mm
dan harus dapat menahan arus listrik.

3.2 Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)

Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan isolasi/penahan. Penahan
hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm . Material penahan / insulasi dari
polyhtyene stud-sleeves, 2 fauric reinforced henolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan
kancing. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi dengan kancing dan gasket harus
dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar paket dielektrik.

3.3 Baut, Mur dan Washer

Baut, mur dan washer untuk hubungan / sambung flange harus terbuat dari baj galvanis yang dipanaskan
sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan ISO/R 898.

Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak harus dama
dengan diameter baut.

Ukuran setiap flange perpipaan, fitting dan accessoriesnya, dengan pengecualian untuk flange yang
dipersyaratkan pada SII 0598-81 atau ISO 133- 1978.


4. PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA
4.1 Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan

Rekanan harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak, pengecualin untuk pemasangan switc gear tangan tinggi harus
disesuaikan dengan persyaratan yang lain.
Pondasi dan atau peletakan dari semua peralatan dan material seperti pekerjaann sipil plat pondasi dan
sebagainya yang harus dilaksanakan oleh rekanan.

Jika ditentukan bahwa untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus digrout, maka rekanan
harus bertanggung jawab terhadap ketepatan pemasnaagn gan harus teliti kembali letak ketinggiannya.
Dalam hal pekarjaan lantai dan sebagainya harus dilakukan pemotongan, untuk mempersiapkan baut-
baut pondasi seperti yang disediakan oleh rekanan, maka harus disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas.

5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIANNYA
5.1 Umum

Rekanan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen
pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini. Pekerjaan yang tidak tercantum
dalam persyarat-persyarat yang ditentukan akan dilaksanakan sesuai dngan praktek-praktek yang bisa
dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan Direksi / Pemberi Tugas.

5.2 Lintasan dan Suduk Belokan

5.2.1 Tanggung Jawab Rekanan.
Rekanan harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai dengan lintasan
dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan (fitting). Katup-katup (valves) dan pengurasan
(drain) pada tempat yang diperlukan.

5.2.2 Penyimpangan-penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain.
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu kemajuan pekerjaan
sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Dirreksi / Pemberi Tugas berhak untuk merubah
gambar-gambar rencana yang ada.

5.2.3 Berhati-hati dalam penggalian.
Rekanan harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga lokasi yang tepat dan
struktur lain dibawah dapat ditentukan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi atas struktur-struktur tersebut
menjadi tanggung jawab rekanan.

5.2.4 Kedalaman Pipa.
Semua pipa harus dipasang kedalaman sebagai berikut :
D = 100 mm s/d 150 mm H = 100 cm

Dimana :
D = Diameter nominal pipa
H = Kedalaman Timbunan

5.3 Pengendalian dan persiapan Galian
5.3.1 Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakan pada lintasan dan kedalaman yang
dikehendaki. Penggalian hatus dilakukan sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti yangdiijinkan
oleh Direksi / Pemberi Tugas. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan, sehingga
pekerjaan yang dikerjakan dalam galian dapat aman dan efisien.


5.3.2 Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk meletakan pipa dan sambungannya secara baik. Timbunan harus
ditempatkan seperti diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar extra, jika diperlukan, seperti untuk
memasang penyangga penyangga galian dan peralatan pipa.

5.3.3 Ruang Penyambungan
Ruang penyambuangan harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki, untuk membuat dasar
pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang penyambungan.
Stiap bagian dasar galian yang diisyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui oleh Direksi.

5.3.4 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa
Galian harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki, untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara ruang penyambungan. Setiap bagian dasar
galian yang diisyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui oleh Direksi.

5.3.5 Penggalian Pada Tanah yang Jelek
Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau menggandung bahan- bahan debu, sampah dan sebagainya
yang menurut direksi harus disingkirkan, maka rekanan harus mengadakan penggalian dan membuang
bahan-bahan tersebut. Jika menurut direksi diperlukan pondasi khusus seperti penggalian tanah atau
penimbunan, rekanan harus menyelesaikannya dengan petunjuk Direksi.

5.3.6 Penguat Galian
Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, jika untuk keamanan pekerjaan dan
pengamanan jalan serta banguna-bagunan lainnya.


5.3.7 Pemakain Bahan-bahan Bangunan
Bahan-bahan banguna yang dapat dipakai kembali untuk meperbaiki permukaaan bekas galian harus
dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya.

5.3.8 Penimbunann Bahan-bahan Galian
Semua bahan-bahan galian ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak menganggunpekerjaan, jalan orang
dan lalu lintas.
Bagian galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya.


5.3.9 Barikade dan Petunjuk Direksi
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan berikade, papan-papan penunjuk,
lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya selama pekerjaan berlangsung. Semua bahan-bahan
penyangga peralatan dan pipa yang mengganggu lalu lintas harus dilindungi dengan pagar atau berikade
serta penerangan lampu seperlunya.

5.3.10 Pengamanan Lalu Lintas
Rekanan harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkan kemacetan lalu
lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat diatas galian, rekanan harus menyediakan papan hati-hati ada galian
pipa.

5.3.11 Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa lama harus dikerjakan
sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama menghentikan pipa dinas
serta diusahakan agar daaerah pelayanan yang terganggu seminimal mungkin dan harus ada ijin dari
PDAM Bitung.

5.4 Pemasangan Pipa

5.4.1 Penurunan Pipa Kedalam Galian
Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan mengganggu semua peralatan dan fasilitas
yang telah disetujui Direksi. Semua pipa-pipa sambungan dan katup diturunkan, kedalam galian dengan
hati-hati menggunakan Derek, tali atau peralatan lain untuk menghindari kerusakan pipa dan lapisan pipa.
Pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam galian, jika terjadi kerusakan pada pipa. Sambungan, katup atau
peralatan lain sewaktu pengangkatan, harus segera dilaporakan kepada Direksi atau dilakukan perbaikan,
membuang atau menganti bahan-bahan yang rusak.

5.4.2 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan harus diperiksa denga nteliti terhadap retakan-retakan dan kerusakan lain
pada waktu pipa berada diatas galian sebelum pemasangannya. Ujung spigot tiap pipa, bagian luar dari
akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga harus bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa
dipasang.


5.4.3 Pembersihan Pipa dan Peralatan
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran bell dan spigot tiap pipa, bagian
luar dari akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga harus bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa
dipasang.

5.4.4 Peletakan Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa diletakan pada waktu peralatan
pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan
sudut yang benar. Pipa harus diletakkan dengan benar dan timbunan harus dipadatkan, kecuali pada
bagian bell.

5.4.5 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk mendapatkan tee dan katup harus dikerjakan dengan rapid an teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya di ujung harus halus.

5.4.6 Arah Ujung Bell pada Pemasangan
Pipa harus dipasang pada akhiran bell yang menghadap kearah depan dari pemasangan. Jika pipa
diletakkan pada 10 derajat atau lebih besar, pemasangan dimulai pada bagian atas dan diawali dengan
akhir bell dari pipa yang bersudut.

5.4.7 Kondis Yang Tidak Sesuai Untuk Pemesangan Pipa.
Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut Direksi kondisi dalam galian tidak memungkin.

5.5 Sambungan Pipa dengan Mechanical Joint

5.5.1 Persyaratan Umum
Persyaratn umum [ada bagian berikut, perlu diartikan bahwa Bell dan Spigot yang digunakan disini
harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dan sebatang pipa mechanical Joint.

5.5.2 Pembersihan dan Pemasangan Pipa
Sepanjang 20 cm dari bagian spigot dan bagian bell dari pipa mechanical joint harus dibersihkan dari
lemak, pasir, lapisan yanh berlebihan dan bahan-bahan lainnya dari sambungan, kemudian dicat dengan
larutan sabun. Glad besi tulang digeser sepanjang pipa sehingga mencapai kedudukan sepanjang baut.
Semua baut dimasukan dan mur diputar dengan tangan, kemudian dikencangkan denagn kunci yang
sesuai. Amur yang terletak dengan jarak sudut 180 dikencangkan dengan berurutan agar menghasilkan
tekanan yang sama pada semua bagian gland.

5.5.3 Defleksi yang Dijinkan
Defleksi yang diijinkan dalam pipa Mechanical Joint dengan radius yang panjang serta deflaksinya harus
diarahkan oleh Direksi dan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan pabrik pembuatnya.


5.6 Sambungan Pipa dengan Push on Joint
5.6.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum pada bagian berikut harus diikuti. Istilah Bell dan Spigot yang digunakan diisini
harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dari sepasang pipa push on joint.

5.6.2 Pembersihan
Bagian dalam pembersihan bell dan bagian luar spigot harus dibersihkan dari minyak.,mpasir, lapisan
yang berlebihan dan benda asin lainnya. Gasket karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan
kedalam gasket pada bell socket. Lapisan tipis minyak gasket atau pada akhiran spigot dari pipa atau
keduanya.
Minyak gasket harus berasal dari persediaan yang diberik oleh pabrik dan disetujui oleh Direksi.

5.6.3 Pemasangan Defleksi yang diijinkan
Jika dipergunakan untuk membuat defleksi pada pipa Push on joint untuk membentuk belahan berjari-jari
panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan Direksi dan kententuan dari pabrik. Sambungan
pipa dibuat pada jalur yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan diselesaikan.


5.7 Penetapan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)

5.7.1 Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang pada pipa seperti yang diisyaratkan
pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan peletakan dan penyambungan pipa.

5.7.2 Lokasi Katup
Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai dengan ketentua dan pengharahan yang di berikan oleh Direksi.

5.7.3 Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber)
Bak katup permukaan tidak boleh mengoperasikan tekanan berdasarkan tegangan terhadap katup. Harus
terletak tepat ditengah dan melalui bagian mur katup dengan tutup dengan tutup bak yang sesuai
terhadap permukaan atau permukaan lainnya, sesuai dengan pengarahan Direksi. Mur dari katup harus
dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembuka.

5.7.4 Pipa Pengurus
Cabang penguras tidak boleh disambung kesaluran pembuangan maupun, atau kesaluran terendam, atau
dipasang sedemikian sehingga menyebabkan balik ke system distribusi.







5.8 Pengujian Tekanan Hidrostatis
5.8.1 Umum
Unit penguras tidak boleh disambung ke saluran pembuangan maupun, atau kesaluran terendam, atau
dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sistem distribusi.

5.8.2 Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang harus diuji terhadap
tekanan hidrostatis.

5.8.3 Lamanya Pengujian Tekanan
Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 1 jam atau lebih sesuai dengan pengarahan Direksi dan
ketentuan pabrik pebuatnya.

5.8.4 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian
Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus dikeluarkan. Jika tidak, akan
terdapat katup katup udara yang permanen dan setiap titik yang tinggi dan harus memasang Corporation
Cock pada titik tersebut sesuai dengan arahan dari Direksi, sehingga udara dapat dikeluarkan pada saat
pipa diisi dengan air.

5.8.5 Pemeriksaan Dibawah Tekanan
Pipa, perlengkapan katup-katup dan sambungan lain yang terbuka harus betul-betul diperiksa selama
pengujian tekana. Jika terlihar adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan. Setiap terjadi retakan
atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau pada katup-katupnya pada waktu pengujian, maka harus
disingkirkan dan diganti sesuai dengan petunjuk Direksi dan pengujian harus diulangi sampai
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

5.8.6 Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik. Alat pengukuran
dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini disediakan oleh rekanan, peralatan pipa, sambungan-
sambungan serta alat-alat lainnya yang membantu pengerjaan pengujian ini. Lamanya waktu setiap
pengujian kebocoran adalah 2 (dua) jam selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal.

Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru dipasang
untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa telah diisi dengan air.


5.8.7 Penimbunan sebelum Pengujian
Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gungguan lalu lintas atau keperluan lain, maka
rekanan harusmengerjakan dengan petunjuk direksi.


5.9 Penimbunan kembali
5.9.1 Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas daari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-bahan lain yang tidak
sesuai dengan bahan timbunan.

5.9.2 Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan
Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka rekanan dapat
menimbun dengan galian yang terdiri bahan-bahan yang mengandung lempung, pasir, krikil, atau bahan
lainnya yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

5.9.3 Penimbunan pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan krikil tidak ditunjukan dalam gambar dan menurut rencana Direksi harus
digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka rekanan harus menyediakan dan menimbun dengan pasir
dan krikil sesuai dengan petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan tambahan.

5.9.4 Penimbunan dibawah Pipa
Semua galian harus ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan pipa dengan pasir,
krikil atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan tebal 15 cm dan dipadatkan dengan
pemadat. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa secara merata.

5.9.5 Penimbunan diatas Pipa
Dari garis tengah ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan pipa dengan pasir, krikil
atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan tebal 15 cm dan dipadatkan dengan
pemadatan. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang galian disekitar pipa secara merata.

5.9.6 Panimbunan s/d Permukaan Tanah
Dari kedalaman 30 cm diatas permukaan pipa hingga kepermukaan galian harus ditimbun dengan tangan
atau metode mekanis serta dipadatkan dengan pemadatan untuk mencegah menurunnya permukaan
setelah selesai pekerjaan penimbunan.

5.9.7 Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai dengan kasar tidak
bertepung dan bebas kotoran, debu-debu atau bahan yang lain. Lempung yang terdapat pada pasir tidak
boleh melebihi 100% berat keseluruhan.

5.10 Penyingkiran dan Perbaikan Perkerasan
Rekanan harus menyingkirkan perkerasan dan permukaan jalan sebagai dari bagian dari penggalian,
dimana jumlah yang disingkirka tergantung pada lembar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa
dan panjang daerah perkerasan yang perlu disingkirkan untuk pemasangan katup, manhole atau struktur
lainnya.

Jika rekanan menyingkirkan atau merusakan perkerasan atau permukaan didalam atau diluar batas yang
disebutkan aiatas, maka perkerasasn dan permukaan harus dikembalikan atau diperbaiki atas biaya dari
rekanan.



5.11 Pembersihan Pipa

Rekanan harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan penggelontoran yang sesuai dengan
petunjuk Direksi. Penggelontoran dengan memancarkan air dari cabang penguras, dimulai dari bagian
hulu san secara berturut-turut kebagian hilir. Lamanya pemancaran air dari tiap-tiap bagian pengurasan
harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk.

5.12 Pekerjaan Beton

Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.

5.13 Besi Tulangan

Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.

5.14 Tiang Penyangga (Pile)

Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil

5.15 Jembatan Pipa

Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil. Untuk pembuatan jembatan.

5.16 Bak Valve dan Bak Hidrant

Untuk bak gate valve, fire hydrant (kran kebakaran) dan bak-bak peralatan perpipaan lainnya, sesuai
dengan gambar gambar perencanaan.

3.9 PENAHAN BELOKAN PENUTUP UJUNG (DEAD END) DAN PERCABANGAN
3.9.1 THRUST BLOCK

Pada penyambungan-penyambungan pipa PVC dan AC akan terjadi gaya tarik-menarik yang tidak boleh
dianggap remah, sebab gaya ini akan mempengaruhi kekuatan dari penyambung. Untuk itu pada belok-
belokan, penutup ujung (dead end), percabangan-percabangan supaya tidak terjadi pergeseran pada
sambungan, perlu alat penahan tekanan. Alat penahan tekanan ini akan memindahkan gaya yang terjadi
ketanah. Untuk membuat penahan tekanan,maka harus dibuat dari campuran yang sesuai untuk beton.

Polewali, 06 Maret 2013
CV. ANEKA




H. JABAL NUR
Direktur

You might also like