You are on page 1of 8

TERAPI MODALITAS LANSIA (TERAPI HERBAL UNTUK

HIPERTENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terja
di peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat d
iperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi ad
alah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan ane
urisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Berhubungan dengan hipertensi, berdasrkan hasil survy demografi yan
g dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), diket
ahui bahwa insiden hipertensi pada lansia (umur 60 tahun) prevalensi sebesar 6
5.4 %. Dari Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjuk
kan bahwa prevalensi sebesar 8,3% atau 8,3 per 100 penduduk menderita hiperte
nsi, dan hipertensi menempati urutan pertama prevalensi berbagai penyakit degen
eratif di Indonesia (Depkes, 1999).
Hipertensi bila tidak diobati dengan baik dapat mengganggu kehidupan
lansia. Apabila tidak segera ditangani maka penyakit dapat menimbulkan komplika
si atau kerusakan pada berbagai organ tubuh, seperti gagal jantung, stroke, ginjal,
bahkan kematian.
Berhubungan dengan hal tersebut maka diperlukan perawatan hipertensi yang seger
a, dan karena secara fisik lansia sudah mengalami penurunan (ginjal, jantung dan hati) maka pera
watan yang terbaik dan murah untuk mengurangi gejala hipertensi lansia adalah dengan menggun
akan obat-obatan tradisonal, yaitu herbal.
Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan d
an menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner. Lebi
h dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung d
an sereb rovaskuler.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui lebih mendalam apa itu terapi herbal pada hipertensi pada lans
ia
2. Untuk mengetahui gejala terjadinya hipertensi pada lansia
3. Bagaimana cara meracik membuat obat herbal pada hipertensi lansia
4. Bagaimana terapi penyembuhan penyakit hipertensi pada lansia






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Modalitas
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi wa
ktu luang bagi lansia
B. Tujuan
1. Mengisi waktu luang bagi lansia.
2. Meningkatkan kesehatan lansia.
3. Meningkatkan produktivitas lansia.
4. Meningkatkan interaksi sosial antarlansia.
C. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terja
di peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat d
iperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi ad
alah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan ane
urisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada lansia hipertensi umumnya akibat dari vasokonstriksi terkait deng
an penuaan, yang menyababkan reistansi perifer.
D. Terapi Herbal Untuk Menyembuhan Hipertensi Pada lansia
a. Obat tradisional darah tinggi dengan daun seledri
1. Ambillah segenggam daun seledri lalu tumbuk sampai halus
2. Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih sari
ngan halus.usahakan air saringan sampai satu gelas
3. Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas.
4. Minum secara rutin setiap pagi dan sore


b. Obat tradisional darah tinggi dengan buah mengkudu
1. Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya
2. Usahakan airnya sampai satu gelas
3. Minum setiap pagi dan sore




BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terja
di peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat d
iperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi ad
alah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan ane
urisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada lansia hipertensi umumnya akibat dari vasokonstriksi terkait deng
an penuaan, yang menyababkan reistansi perifer.
B. Jenis-jenis hipertensi pada usia lanjut
Berdasarkan klasifikasi dar JNC-
VI maka hipertensi pada usia lanjut dapat dibedakan :
1. Hipertensi sistolik saja (Isolated systolic hypertension), terdapat pada 6-
12% penderita diatas usia 60 tahun, terutama pada wanita. Insidensi meningkat
dngan bertambahnya umur.
2. Hipertensi diastolic (Diastolic hypertension), terdapat antara 12-
14% penderita diatas usia 60 tahun, terutama pada pria. Insidensi menurun deng
an bertambahnya umur.
3. Hipertensi sistolik-diastolik: terdapat pada 6-
8% penderita usia >60 tahun, lebih banyak pada wanita. Meningkat dengan berta
mbahnya umur.
Di samping itu terdapat pula hipertensi sekunder yang diakibatkan oleh
obat-obatan, gangguan ginjal, endokrin, berbagai penyakit neurologic dan lain-
lain.

C. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya p
erubahan perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berum
ur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
4. menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
5. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
6. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigena
si
7. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadi
nya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkina
n lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hip
ertensi
1) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
2) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah:
1. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alcohol
6. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

D. Tanda Dan Gejala Hipertensi
Tidak ada tanda atau gejala sampai penyakit ditemukan selama evalua
si masalah yang lainnya.Terbangun dengan sakit kepala pada bagian okisipital, ya
ng berkuranng secara spontan setelah beberapa jam-
gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat.
1. Pusing
2. Kehilangan ingatan
3. Keletihan
4. Kebingungan
5. Mual
6. Muntah
7. Lesu

E. Gizi Pada Lansia Hipertensi
a. Kandungan Gizi Yang Diperlukan Lansia
1. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi gula dibatasi k
arena:
a. Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga. Sedangkan pada lansia konsumsi
zat zat gizi lain seperti vitamin, protein dan mineral diutamakan untuk mencegah
proses penurunan fungsi tubuh.
b. Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan perubahan kadar gula dar
ah dan memungkinkan terjadinya obesitas (kegemukan) dan diabetes.
Makanan yang boleh: Beras, kentang, singkong, terigu, gula yang diolah tanpa g
aram seperti macaroni, mie, biscuit dll.
Makanan yang tidak boleh: Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan garam da
pur.
2. Protein
Fungsi dari protein sebagai zat pembangun dari sel tubuh.Pada lansia sebaiknya
memilih daging unggas-
unggasan daripada daging sapi atau kambing dan hendaknya tidak makan lebih
dari 2 potong daging pada sehari.
a. Makanan yang boleh: daging, ikan telur dan susu, semua kacang-
kacangan dan sayuran.
b. Makanan yang tidak boleh: ikan asin, keju, kornet, ebi, telur asam, pindang, dend
eng, udang, kacang tanah dan sayuran yang dimasak/ diawetkan dengan garam
dapur.
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur maka
nan dan memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai cadan
gan energi.
Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi mengingat:
a. Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga menurun.
b. Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak tidak sempurna,
sehingga membebani usus dan lambung yang akan mengakibatkan gangguan p
ada usus.
c. Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu penyakit jantun
g dan pembuluh darah.
d. Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk timbunan
lemak yang menyebabkan kegemukan.
e. cenderung mengakibatkan kanker usus.
f. Makanan yang boleh: minyak margarine dan mentega tanpa garam.
g. Makanan yang tidak boleh: margarine dan mentega biasa
4. Vitamin
Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metbolisme, mempertahankan fungsi j
aringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan jaringan.
Pada lansia vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu bugar.
Contoh makanan: beras merah
1. Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawtkan garam/ soda, air putih.
2. Makanan yang tidak boleh: durian, buah-
buahan yang diawtkan oleh garam dan soda, kopi dan coklat.
5. Mineral dan Air
Fungsi dari mineral yaitu pembentukan jaringan tubuh, memelihara keseimbangan
asam basa dll.
Pada lansia, kalsium sangat penting karena , terutama lansia wanita mudah terjadi
ostoporosis akibat menopause. Contoh makanan yang tingggi kalsium adalah sus
u, ikan yang dimakan dengan tulangnya, sayuran hijau, kedelai dan rumput laut.
a. Lansia hendaknya minum 6-
8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun dan melancarkan BAB.
b. Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.
6. Serat
Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap dibutuh
kan untuk mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan kegemu
kan bila kekurangan serat.
Serat ada 2 jenis:
1. Larut dalam air yang berfungsi mengikat kolesterol
2. Tidak larut dalam air yang berfungsi melancarkan BAB
c. Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi
Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:
1. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak men
ambahkan garam dapur dalam makanan
2. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (100-
114 mmHg). Garam dianjurkan sendok the garam dapur.
3. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kuran
g dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan sendok teh

F. Pemeriksaan diagnostic
1. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sel darah merah, atau sel darah putih, ya
ng menunjukkan adanya penyakit ginjal, atau glukosa, yang menunjukkan diabet
es mellitus.
2. Pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar kalium serum di bawah 3,5 mEq/L d
apat menandakan adanya disfungsi adrenal (khususnya hiperaldosteronisme). K
adar nitrogen urea darah yang normal atau meningkat sampai dari 20 mg/dl dan
kdar kretinin serum yang normalatau meningkat sampai lebih dari 1,5 mg/dl men
unjukkan adanya penyakit ginjal. .
3. Oftalmoskopi memperlihatkan penorehan arteriovenosa dan pada edema enselop
ati hipertensi
4. Oral captopril challenge dapat dilakukan untuk memeriksa hipertensi renovaskular
. Pemeriksaan fungsional yang bersifat diagnostikini yang bergantung pada ham
batan tiba-
tiba pada sirkulasi angiostensi II oleh inhibitor enzim pengubah angiostensin, yan
g memindahkan sokongan mayor untuk perfusi melalui ginjal yang mengalami st
enosis. Ginjal yang iskemik secara tiba-
tiba melepaskan rennin dan memperlihatkan penurunan nyata pada laju filtrasi gl
omerulus dan aliran darah ginjal.
Pengobatan hipertensi pada usia lanjut sangat mudah apabila hipertens
i hanya merupakan satu-
satunya kelainan yang dderita oleh lansia tersebut (Bulpit et al, 1996). Akan tetapi
terjadinya komplikasi dan adanya penyakit komorbid pada berbagai organ membu
at penatalaksanaan hiperensi pada usa lanjut lebih rumit. Upaya non-
farmakologik selalu tetap dilaksanakan pula pada penderita berusia lanjut. Upaya
non-farmakologik ini seperti pada populasi yang lain, terdiri atas :
1. Berhenti merokok
2. Penurunan berat badan yang berlebihan
3. Berhenti/mengurangi asupan alcohol
4. Mengurang asupan garam

G. Terapi Herbal Untuk Menyembuhan Hipertensi Pada lansia
A. Obat tradisional darah tinggi dengan daun seledri
1. Ambillah segenggam daun seledri lalu tumbuk sampai halus
2. Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih sari
ngan halus.usahakan air saringan sampai satu gelas
3. Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas.
4. Minum secara rutin setiap pagi dan sore
B. Obat tradisional darah tinggi dengan buah mengkudu
1. Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya
2. Usahakan airnya sampai satu gelas
3. Minum secara rutin setiap pagi dan sore




DAFTAR PUSTAKA
1. Schaeffer,Jaime L. stockslager Liz.2008.Asuhan Keperawatan Geriatrik.edisi 2
.Jakarta : 2007
2. Wahjudi, Nugroho Skrg.2000.Keperawatan Gerontik.Edisi 2.Jakarta : EGC
Agoes,Azwar.2011.Penyakit Diusia Tua.Jakarta :EGC
Diposkan 29th March ol

You might also like