You are on page 1of 13

Sabtu, 23 April 2011

endokarditis
BAB I
PENDAHULUAN
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid
biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini
didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan,
maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak
disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang
infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh
mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah
mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya
penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit
ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme
dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal,
sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita
meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik
hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
with Google Friend Connect
There are no members yet.
Be the first!
Already a member? Sign in
Pengikut
2011 (1)
April (1)
endokarditis
Arsip Blog
M. Hendra Kusuma
saya kuliah di stikes pemkap
jombang,saya membuat blog ini
semata-mata hanya untuk
membantu adik-adik kelas saya,,.
^_^ semoga bermanfaat,., ^_^
Lihat profil lengkapku
Mengenai Saya
0 Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
1 dari 13 23/07/2014 11:43
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ENDOKARDITIS
Endokarditis merupakan peradangan pada katup dan permukaan endotel
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis
infeksi. Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh demam
rematik yang merupakan penyakit sistemikkarena infeksi streptokokus.
Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan
oleh invasi langsung oleh bakteri atau organisme lain, sehingga menyebabkan
deformitas bilah katup. Mikroorganisme penyebabnya mencakup:
streptokokus, enterokokus, pneumokokus, stapilokokus, fungi/jamur,
riketsia, dan streptokokus viridans.
Endokarditis infeksi yang sering terjadi pada manula mungkin terjadi
akibat menurunnya respons imunologi terhadap infeksi, perubahan
metabilisme akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur diagnostik invasif,
khususnya pada penyakit genitourinaria. Terjadi insiden yang tinggi pada
endokarditis stapilokokus diantara pemakai obat intravena, penyakit yang
terjadi paling sering pada orang-orang yang secara umum sehat. Endokarditis
yang didapat di rumah sakit terjadi paling sering pada klien dengan penyakit
yang melemahkan, yang menggunakan kateter indweler, dan yang
menggunakan terapi intravena atau antibiotik jangka panjang. Klien yang
diberi pengobatan imunosupresif atau steroid dapat mengalami endokarditis
fungi.
B. PATOFISIOLOGI
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum
ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh
strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50
% penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.
Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu
stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lainnya adalah streptokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram
negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
Faktor-faktor prediposisi dan faktor pencetus:
Faktor predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat
berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung
prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
2 dari 13 23/07/2014 11:43
jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan
fibrilasi dan gagal jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta.
Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung
bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila
ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi
endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat imunosupresif atau
sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis, serosis hepatis, diabetis
militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus
eritematosus, penyakit gout, dan penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain
pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik
ginekologik dan radang saluran pernapasan.
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu
juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan
kulit. Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali
terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin.
Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan
mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan
katub dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan
robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke
jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik.
Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang
mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
3 dari 13 23/07/2014 11:43
WOC
C. TANDA DAN GEJALA
Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya
mulai timbul , misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu,
keringat malam banyak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit
sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada
ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit.
Gejala umum
Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak
teratur sama sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang
disertai menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah
berlangsung lama. pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan
limpha.
Gejala Emboli dan Vaskuler
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada).
umumya sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah
menjadi kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai
pada masa penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan
(splinter hemorrhagic).
Gejala Jantung
Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya
kelainan katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral,
insufficiency aorta, patent ductus arteriosus (PDA), ventricular septal
defect (VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub mitral. Sebagian besar
endocarditis didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang
ditemukan ialah sesak napas, takikardi, palpasi, sianosis, atau jari
tabuh (clubbing of the finger). Perubahan murmur menolong sekali
untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang sudah berjalan menahun,
perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal jantung
terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering terjadi
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
4 dari 13 23/07/2014 11:43
pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan
katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non
valvular .
Endokarditis infeksi akut
Infeksi akut lebih sering timbul pada jantung yang normal, berbeda
dengan infeksi sub akut, penyakitnya timbul mendadak, tanda-tanda
infeksi lebih menonjol, panas tinggi dan menggigil, jarang ditemukan
pembesaran limfa, jari tabuh, anemia dan ptekia . Emboli biasanya
sering terjadi pada arteri yang besar sehingga menimbulkan infark
atau abses pada organ bersangkutan. Timbulnya murmur
menunjukkan kerusakan katub yang sering terkena adalah katub
trikuspid berupa kebocoran, tampak jelas pada saat inspirasi yang
menunjukkan gagal jantung kanan, vena jugularis meningkat, hati
membesar, nyeri tekan, dan berpulsasi serta udema. Bila infeksi
mengenai aorta akan terdengar murmur diastolik yang panjang dan
lemah. Infeksi pada aorta dapat menjalar ke septum inter ventricular
dan menimbulkan abses. Abses pada septum dapat pecah dan
menimbulkan blok AV . Oleh karena itu bila terjadi blok AV penderita
panas tinggi, kemungkinan ruptur katub aorta merupakan komplikasi
yang serius yang menyebabkan gagal jantung progresif. Infeksi katub
mitral dapat menjalar ke otot papilaris dan menyebabkan ruptur
hingga terjadi flail katub mitral.
A. KASUS
Bapak Amir usia 32 tahun, datang kerumah sakit dengan keluhan sesak
napas dan nyeri tenggorokan. Suhu tubuhnya tinggi dan menggigil
disertai batuk. Pasien mengatakan saat aktivitas merasakan
kelemahan, ketidak mampuan pada bahu dan tangan disertai nyeri
pada sendi dan punggung. Pak Amir terlihat gelisah, dengan wajah
menyeringai karena menahan rasa nyeri pada daerah dadanya.
Sehingga pak Amir mengeluh tidak bisa tidur dan nafsu makannya
menurun karena sering merasa mual dan ingin muntah.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
D.1 PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Bapak Amir
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : WNI
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jombang
No. Register : 894
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
5 dari 13 23/07/2014 11:43
Tanggal MRS : 7 Desember 2009
Diagnosa Medis : Endokarditis
II. Riwayat Keperawatan (Nursing Hostory)
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan terasa sesak napas dan sakit tenggorokan yang
disertai kelemahan, nyeri sendi dan punggung.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien kerumah sakit dengan keluhan sesak napas dan nyeri
tenggorokan. Suhu tubuhnya tinggi dan menggigil disertai batuk.
Pasien mengatakan saat aktivitas merasakan kelemahan, ketidak
mampuan pada bahu dan tangan disertai nyeri pada sendi dan
punggung. Pasien terlihat gelisah, dengan wajah menyeringai
karena menahan rasa nyeri pada daerah dadanya. Sehingga pasien
mengeluh tidak bisa tidur dan nafsu makannya menurun karena
sering merasa mual dan ingin muntah.
c. Riwayat penyakit Dahulu
Pasien mengatakan dulu pernah menderita infeksi tenggorokan
sehingga pasien pernah mendapatkan pengobatan antibiotik
jangka panjang.
d. Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan ada keluarganya (kakeknya) meninggal karena
serangan jantung mendadak.
D.2 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan TTV:
TD : 110/70 mmHg (N: 120/80 mmHg)
RR : 35x/menit (N: 12-20x/menit)
N : 73x/menit (70-100x/menit)
S : 37
0
C ( N: 36,6-37,2
0
C)
Pemeriksaan fisik yang dilakukan terdiri atas pengkajian B1-B6
B1 (Brething) Klien terlihat sesak dan frekuensi napas melebihi
normal (35x/menit). Klien didapati batuk.
B2 (Bleeding) Inspeksi
Adanya parut. Keluhan lokasi nyeri di daerah
substernal dan nyeri diatas perikardium.
Penyebaran meluas didada, terjadi nyeri, serta
ketidak mampuan bahu dan tangan.
Palpasi
Denyut nadi perifer melemah.
Auskultasi
Tekanan darah menurun (110/70 mmHg). Ada
murmur. Adanya pembesaran jantung.
Perkusi
Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk
kasus lanjut pembesaran jantung.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
6 dari 13 23/07/2014 11:43
B3 (Brain) Kesadaran Compos Mentis. Sakit tenggorokan,
dan kemerahan di tenggorokan disertai eksudat
serta nyeri sendi dan punggung. Adanya sakit
kepala, iskemia sementara.
B4 (Bladder) Volume keluaran urine kurang dari defisit cairan
B5 (Bowel) Klien mengalami mual, muntah, anoreksia, dan
BB turun. Adanya pembesaran dan nyeri tekan
pada kelenjar limfe, nyeri abdomen.
B6 (Bone) Aktivitas gejala: kelelahan, tidak dapat tidur, pola
hidup menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur.
Tanda: takikardia, dispnea pada
istirahat/aktivitas. Higiene: kesulitan melakukan
tugas perwatan diri.
D.3 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
KETERANGAN
Laboratorium - Leukosit dengan jenis neutrofil
- Anemia monokrom normositer
- LED meningkat
- Imunoglobulin serum meningkat
- Fiksasi antigama (+)
- Hemolitik komplemen dan komplemen
C3 dalam serum menurun
- Bilirubin meningkat
- Pada urin ada proteinuria dan
hematuria
Ekokardiografi - Vegetasi besar (> 5 mm)
- Prolaps mitral, fibrosis, dan katup
mitral
D.4 PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat
yang diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga.
Bila penyebabnya streptokokus viridan yang sensitif terhadpa
penicillin G , diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari selama 4
minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan
parenteral / peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan
streptomicin, dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu
. Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-gin) relatif resisten
terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli lebih besar oleh
karena itu digunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang
merupakan obat pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta
unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis.
Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 -
12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6
minggu. Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam
(IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau
vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian
obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan obat
golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari,
gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4
gr/hari , ampisilin dan karbenisilin. Untuk penyebab jamur dipakai
amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150
mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
7 dari 13 23/07/2014 11:43
Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh obat
biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan
dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang
menyertai seperti : gagal Jantung . Juga keseimbangan elektrolit, dan
intake yang cukup .
D.5 ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: px mengeluh dadanya terasa
nyeri, juga sendi dan punggungnya
DO: - Dispnea (+)
- KU: lemah
- TD: 110/70 mmHg
- S: 39
0
C
- TD: 110/70 mmHg
- RR: 35x/menit
- N: 73x/menit
Endokarditis
Fenomena Emboli
Faktor predisposisi
suplai darah kemiokardium
PPJP
Nyeri
Gangguan rasa
nyaman nyeri
DS: px mengatakan nyeri dan sesak
pada dadanya
DO: - Dispnea (+)
- N: 73x/menit
- TD: 110/70 mmHg
- RR: 35x/menit
- KU: lemah
- S: 39
0
C
Endokarditis
Fenomena reaksi sensivitas
Penimbunan leukosit
Peningkatan modul & jar parut
Kerusakan bilah katup
Penutupan/kekakuan katup
Regurgitasi&stenosis katup mitral
Curah jantung
Pe perfusi jaringan
Pe perfusi
jaringan
DS: px mengatakan lemah sendi
dan bahu, dan saat aktivitas terasa
lemah
DO: - KU: lemah
- Dispnea (+)
- CRT > 2 detik
- N: 73x/menit
- TD: 110/70 mmHg
- RR: 35x/menit
- KU: lemah
- S: 39
0
C
Endokarditis
Fenomena reaksi sensivitas
Penimbunan leukosit
Regurgitasi& stenosis katup mitral
Curah jantung
Aliran darah tdk adekuat
kesistemik
Kelemahan fisik
Itoleransi aktivitas
Itoleransi
aktivitas
DS: px mengatakan tidak nafsu
makan dan selalu ingin muntah
DO: : - KU: lemah
- Dispnea (+)
- BB: menurun
- TD: 110/70 mmHg
- RR: 35x/menit
- S: 39
0
C
- Nyeri pada daerah tenggorokan
Endokarditis
Respons imunologis trhdp infeksi
Inflamasi sistemik (anoreksia, BB
menurun)
Pemenuhan nutrisi kurang dari
adekuat
Pemenuhan
nutrisi kurang
dari adekuat
D.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d penurunan suplai darah ke
miokardium sekunder karena penurunan perfusi
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
8 dari 13 23/07/2014 11:43
2. Gangguan perfusi perifer b.d tromboemboli atau kerusakan
sekunder katup-katup pada endokarditis
3. Itoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai oksigen
miokardium dengan kebutuhan
4. Pemenuhan nutrisi kurang dari adekuat b.d anoreksia
5. Cemas b.d rasa takut akan kematian, penurunan status kesehatan,
situasi krisis, dan ancaman atau perubahan kesehatan
6. Koping individu tidak efektif b.d prognosis penyakit, gambaran
diri yang salah, dan perubahan peran
7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan b.d
kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan,
dan terjadinya komplikasi.
D.7 INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktual/resiko nyeri yang berhungan dengan penurunan suplai darah ke
miokardium sebagai akibat sekunder penurunan perfusi
Tujuan: dalam waktu 3X24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada.
Kriteria: secara subyektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada,
secara obyektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks,
tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine output lebih dari 600
ml/hr.
INTERVENSI RASIONAL
a. Catat karakteristik nyeri,
lokasi, intensitas, lama, dan
penyebarannya.
b. Lakukan manajemen nyeri
keperawatan.
Istirahatkan klien
Manajemen lingkungan :
lingkungan tenang dan batasi
pengunjung
Ajarkan teknik relaksasi
pernafasan dalam
Ajarkan teknik distraksi pada saat
nyeri
Lakukan manajemen sentuhan
c. Kolaborasi pemberian terapi
a. Variasi penampilan dan
perilaku klien karena nyeri
terjadi sebagai temuan
pengkajian.
b.
Istirahat akan menurunkan
kebutuhan O
2
jaringan perifer
sehingga akan menurunkan
kebutuhan mlokardium serta akan
meningkatkan suplai darah dan
O
2
ke jaringan nyeri.
Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
eksternal dan pembatasan
pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi O
2
yang
akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada di
ruangan.
Meningkatkan asupan O
2
sehingga akan menurunkan nyeri
sekunder dari iskemia jaringan
otak.
Distraksi (pengalihan perhatian)
dapat menurunkan stimulis
internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorfin
dan enkefalin yang dapat
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
9 dari 13 23/07/2014 11:43
farmakologis antiangina memblok reseptor nyeri untuk
tidak dikirimkan ke korteks
serebri, sehingga menurunkan
persepsi nyeri.
Manajemen sentuhan pada saat
nyeri berupa sentuhan dukungan
psikologis dapat membantu
menurunkan nyeri. Masase ringan
dapat meningkatkan aliran darah
sehinggha secara otomatis
membantu suplai darah dan
oksigen ke area nyeri serta
menurunkan sensasi nyeri.
c. Obat-obatan anti nyeri akan
memblok stimulus nyeri
supaya tidak dipersepsikan
oleh korteks serebri.
Gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan tromboemboli atau
kerusakan sekunder katup-katup pada endokarditis.
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi gangguan perfusi perifer
Kriteria: mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat sesuai dengan
kebiasaan individu seperti kebiasaan makan, tanda-tanda vital yang
pasti, tekanan nadi perifer, serta keseimbangan intake dan output.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
a. Evaluasi status mental. Catat
adanya hemiparialisis tersembunyi,
muntah, peningkatan tekanan darah.
b. Kaji nyeri dada, dispnea yang
tiba-tiba ditandai dengan takipnea,
nyeri pleuritis, dan sianosis.
c. Observasi edema pada ekstremitas.
Catat kecenderunagan atau lokasi
nyeri, tanda-tanda Homan (Homan
Sign) positif.
d. Observasi adanya hematuria yang
ditandai oleh nyeri pinggang dan
oliguria.
e. Catat keluhan nyeri parut kiri atas
menjalar ke bahu, kelemahan lokal,
dan abdominalngiditas.
f. Meningkatkan/mempertahankan
bedrest sesuai dengan anjuran.
Kolaborasi:
g. Gunakan stoking antiomboli sesuai
indikasi.
h. Berikan antikogulan seperti heparin
atau warfarin (coumadin).
a. Indikasi adanya emboli
sistemik ke otak.
b. Emboli aterial pada
jantung atau organ penting
lain dapat terjadi sebagai
akibat penyakit jantung
atau distrimia kronis.
Kongesti vena dapat
menunjukkan tempat
trombus pada vena-vena
yang dalam dan emboli
paru.
c. Inaktivitas/bedrest yang
lama dapat menimbulkan
terjadinya kongesti vena
dan trombus vena.
d. Indikasi adanya emboli
ginjal.
e. Indikasi emboli kandung
empedu.
f. Untuk membantu
mencegah penyebaran
atau perpindahan emboli
pada px dengan
endokarditis. Pada bedrest
yang lama berasiko tinggi
mengalami tromboemboli.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
10 dari 13 23/07/2014 11:43
g. Menggunakan sirkulasi
perifer dan arus balik vena
serta mengurangi resiko
trombus pada vena
supervisial/vena yang lebih
dalam.
h. Heparin dapat digunakan
secara propilaksis pada
pasien dengan bedrest
yang lama seperti sepsis
atau CHF dan
sebelum/sesudah operasi
penggantian katup.
Coumadin adalah
pengobatan jangka panjang
yang digunakan setelah
operasi penggantian katup
atau pada emboli perifer.
Itoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan perfusi
sekunder akibat ketidak seimbangan antara suplai oksigen miokardium
dengan kebutuhan.
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam aktivitas klien mengalami peningkatan.
Kriteria: klien tidak mengeluh pusing, alat dan sarana untuk memenuhi
aktivitas tersedia dan mudah klien jangkau. TTV dalam batas normal,
CRT <3 detik, urine > 60ml/hari.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
a. Kaji respons aktivitas klien.
Catat adanya/timbulnya
perubahan keluhan seperti,
kelemahan, kelelahan, dan
sesak napas saat beraktivitas.
b. Pantau denyut atau irama
jantung, tekanan darah, dan
jumlah pernapasan sebelum/
sesudah serta selama aktivitas
sesuai kebutuhan.
c. Pertahankan bedrest selama
periode demam sesuai indikasi
d. Rencanakan perawatan dengan
pengaturan istirahat/periode
tidur.
e. Anjurkan menghindari
peningkatan tekanan abdomen,
misal: mengejan saat defekasi.
f. Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari tingkat aktivitas,
contoh: bangun dari kursi, bila
tak ada nyeri ambulasi, dan
istirahat selama 1 jam setelah
makan.
g. Evaluasi respons emosional
terhadap situasi/pemberian
dukungan
a. Miokarditis menyebabkan
inflamasi dan memungkainkan
gangguanpada sel-sel otot yang
dapat mengakibatkan CHF.
b. Membantu menggambarkan
tingkat dekompensasi jantung
dan paru. penurunan TD,
takikardi, dan takipneo adalah
indikasi gangguan aktivitas
jantung
c. Demam meningkatkan
kebutuhan dan konsumsi
oksigen, sehingga
meningkatkan kerja jantung
dan mengurangi kemampuan
beraktivitas.
d. Memelihara keseimbangan
kebutuhan aktivitas jantung,
meningkatkan proses
penyembuhan, dan
kemampuan kopin emosional.
e. Dengan mengejan dapat
mengakibatkan bradikardi,
menurunkan curah jantung, dan
takikardi, serta peningkatan
TD.
f. Aktivitas yang maju
memberikan kontrol jantung,
meningkatkan regangan, dan
mencegah aktivitas berlebihan.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
11 dari 13 23/07/2014 11:43
h. Rujuk keprogram rehabilitasi
jantung
g. Kecemasan akan timbul
karena infeksi dan kardiak
respons (psikologis). Tingkat
kekhawatiran dan kebutuhan
pasien akan koping emosional
yang baik ditimbulkan oleh
kemungkinan sakit yang
mengancam kehidupan,
dukungan dibutuhkan untuk
menghadapi kemungkinan
frustasi karena hospitalisasi
yang lama/periode
penyembuhan.
h. Meningkatkan jumlah oksigen
yang ada untuk pemakaian
miokardium sekaligus
mengurangi ketidaknyamanan
karena iskemia.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
12 dari 13 23/07/2014 11:43
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Diposkan oleh M. Hendra Kusuma di 03.37 1 komentar:
BAB III
SIMPULAN
Kesimpulan
Bahwa didapatkan dari pembahasan dan data yang diperoleh.
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas.
Endokarditis infeksi yang sering terjadi pada manula mungkin
terjadi akibat menurunnya respons imunologi terhadap infeksi, perubahan
metabilisme akibat penuaan, dan meningkatnya prosedur diagnostik
invasif, khususnya pada penyakit genitourinaria.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang
telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang
sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit
kronik.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau
tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan
obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.
Rekomendasikan ini di Google
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.
endokarditis http://endokarditis.blogspot.com/
13 dari 13 23/07/2014 11:43

You might also like