You are on page 1of 16

TAHAPAN dan TEKNIK

KONSELING
Oleh:
Muna Erawati
Tujuan Konseling
Insight: mendapat pemahaman mengenai asal muasal dan
perkembangan kesulitan emosi, lalu meningkat pada
peningkatan kapasitas pengendalian rasional atas perasaan
dan perilaku tersebut.
Relating with others: menjadi lebih mampu membentuk
dan menjaga hubungan yang bermakna dan menyenangkan
dengan orang lain misalnya di sekolah, di tempat kerja, atau
di rumah.
Self-awareness: menjadi lebih menyadari pikiran, perasaan
yang selama ini ditolak, atau dengan kata lain
mengembangkan perasaan yang tepat bagaimana diri
dipersepsikan orang lain.
Self-acceptance: berkembangnya sikap positif pada diri
yang ditandai dengan bersedia membicarakan pengalaman
yang selama ini menjadi sumber kritik diri dan penolakan.
Proses Konseling
Tahap Awal
Tahap Pertengahan
Tahap Terakhir: Terminasi
Tahap Awal
Membangun rapport
Memperjelas dan mendefinisikan masalah
Membuat penaksiran dan penjajakan
Menegosiasikan kontrak (kesepakatan waktu
dll)
Tahap Pertengahan
Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu
dan kepedulian klien lebih jauh
Menjaga agar hubungan konseling selalu
terpelihara
Menjaga proses konseling agar berjalan sesuai
kontrak
Tahap Terakhir: Terminasi
Pada tahap ini ditandai beberapa hal yaitu:
1. Menurunnya kecemasan klien. Hal ini diketahui setelah
konselor menanyakan keadaan kecemasannya.
2. Adanya perubahan perilaku klien kearah yang lebih
positif, sehat dan dinamis
3. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan
program yang jelas
4. Terjadinya perubahan sikap positif, yaitu mulai dapat
mengoreksi diri
5. Meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar,
seperti orangtua, guru, teman, keadaan tidak
menguntungkan dan sebagainya
Cara Terminasi:
Mengakhiri konseling harus atas persetujuan
klien.
Sebelum ditutup ada beberapa
yang disampaikan pada klien yaitu: pertama,
membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil
proses konseling; kedua, mengevaluasi jalannya
proses konseling; ketiga,
membuat perjanjian untuk pertemuan
berikutnya.
Teknik Konseling
Pada bagian ini, Anda perlu memahami bahan
materi yang berjudul Seni Mendengarkan
aktif karena seni mendengarkan aktif
merupakan bagian dari teknik yang dikuasai
untuk melakukan konseling.
Teknik Tambahan:
(1) Perilaku Attending.
Disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang
mencakup komponen kontak mata, bahasa badan, dan
bahasa lisan. Perilaku atenting yang baik adalah
merupakan kombinasi ketiga komponen tersebut
sehingga akan memudahkan konselor untuk membuat
klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Attending yang
baik dapat:
meningkatkan harga diri klien, menciptakan suasana
aman, mempermudah ekspresi
perasaan klien dengan bebas.
(2) Empati
Adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa
yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien
dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan
bersama dengan attending. Empati terdiri dari dua
macam, yaitu: (a) empati primer, yaitu suatu bentuk
empati yang hanya memahami perasaan, pikiran,
keinginan, dan pengalaman klien. Tujuannya adalah
agar klien terlibat pembicaraan dan terbuka; (b) empati
tingkat tinggi, yaitu apabila pemahaman konselor
terhadap perasaan, pikiran, keinginan serta
pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh
klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
(3). Fokus
Konselor harus mampu membuat fokus
melalui perhatiannya agar terseleksi terhadap
pembicaraan dengan klien. Keterampilan ini
membantu klien memusatkan perhatian pada
pokok pembicaraan.
(4). Konfrontasi
Adalah suatu teknik yang menantang klien
untuk melihat adanya diskrepansi atau
inkonsistensi antara perkataan dengan
perilaku, ide awal dengan ide berikutnya.
Tujuan teknik ini adalah (a) mendorong klien
mengadakan penelitian diri secara jujur; (b)
meningkatkan potensi klien, (c) membawa
klien kepada kesadaran adanya
ketidakkonsistenan, konflik, atau kontradiksi
dalam dirinya.
(5). Menjernihkan (Clarifying)
Adalah suatu keterampilan untuk
menjernihkan ucapan-ucapan klien yang
samarsamar, kurang jelas, dan agak
meragukan. Tujuannya adalah (a)
mengundang klien untuk menyatakan
pesannya dengan jelas, ungkapan kata-kata
yang tegas, dan dengan alasan yang logis; (b)
agar klien menjelaskan, mengulang, dan
mengilustrasikan perasaannya.
(6). Memudahkan (facilitating)
Adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien
dengan mudah
berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan,
pikiran dan pengalamannya secara
bebas, sehingga komunikasi dan partisipasi menjadi
meningkat dan efektif.
(7). Mengambil Inisiatif
Perlu dilakukan konselor manakala klien kurang
bersemangat untuk berbicara,
sering diam, dan kurang partisipasif. Tujuannya adalah (a)
mengambil inisiatif jika klien
kurang semangat, (b) jika klien lambat berpikir untuk
mengambil keputusan, (c) jika
klien kehilangan arah pembicaraan.
(8). Memberi Nasihat
Sebaiknya dilakukan jika klien memintanya.
Walaupun demikian, konselor harus tetap
mempertimbangkannya, apakah pantas untuk
memberi nasihat atau tidak.
(9). Pemberian Informasi
Jika konselor tidak memiliki informasi
sebaiknya dengan jujur mengatakan tidak
mengetahui hal itu. Konselor dapat memberi
cara atau alternatif lain untuk mencari tahu.
(10). Merencanakan
Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus
dapat membantu klien untuk dapat rogram untuk
action atau langkah selanjutnya.
(11). Menyimpulkan
Pada akhir sesi konseling, konselor membantu
klien untuk menyimpulkan hasil pembicaraan
yang menyangkut: (a) bagaimana keadaan
perasaan klien saat ini terutama mengenai
kecemasan/masalahnya; (b) memantapkan
rencana klien; (c) pokok-pokok yang akan
dibicarakan selanjutnya pada sesi berikutnya.

You might also like