You are on page 1of 2

Banaspatiraja

Banaspatiraja (Sanghyang Banaspatiraja; Banaspati Raja) adalah patih di Pura Dalem yang
bergelar I Ratu Nyoman Sakti Pengadangan sebagaimana disebutkan dalam lontar kanda pat sari.

Umumnya Beliau juga disebutkan sebagai penghuni kayu-kayu besar seperti kepuh, bingin, kepah,
dll yang dipandang angker, sehingga orang dilarang menebang kayu atau naik pohon pada waktu
yang tidak sesuai dengan hari yang baik / buruk dalam ala ayuning dewasa menurut kalender Bali
yang mitologinya disebutkan dalam lontar kanda pat yang berawal ketika Dewi Uma telah kembali
ke Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia adalah perwujudan beliau dengan segala sifatnya sebagai
salah satu dari empat tokoh dalam catur sanak.

Dalam kelahiran manusia disebutkan pula bahwa, Sang Hyang Dengen menjadi Sanghyang
Banaspatiraja dan berkat tapanya yang teguh, Sang Banaspatiraja mendapat julukan Sang Maha
Kala yang saatnya nanti, beliau juga akan menjemput dan mengadili kita setelah mati.

Salah satu pemahaman akan kekuatan Tuhan itu adalah keyakinan terhadap Banaspatiraja
sebagaimana disebutkan dalam sumber kutipan pura mrajapati tempat pemujaan alam kosmis,
Banaspatiraja merupakan simbol atau wahana Ida Bhatara yang berlandaskan pada ajaran iwa.
Ajaran ini mengandung filosofi ajaran Tantra (Tantrayana) danBhairawa di dalamnya. Filosofi ini
tidak bisa dipisahkan dari sejarah perkembangan Hindu di Bali. Sejak Mpu Kuturandatang ke Bali
dan menyatukan ajaran berbagai sekte yang pernah hidup di Bali, berkembanglah yang disebut
ajaranTrimurti. Ajaran ini bermakna tiga manifestasi Tuhan yang mempunyai kedudukan yang sama.
Inilah cikal bakal ajaranSiwa Sidanta yang kita warisi sampai sekarang ini.

Pemahaman Banaspatiraja ini juga disebutkan tidak bisa dipisahkan dari konsep empat bersaudara
yang terdiri atas Anggapati, Prajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja itu sendiri. Konsep itu disebut
nyama papat (saudara empat). Nyama papat ini jangan selalu dibayangkan seram, karena kalau kita
telusuri itu semua adalah kekuatan Tuhan dalam berbagai manifestasinya. Hal ini termuat
dalam Lontar Siwa Tatwa di Bali.

Dilihat dari sumber sastra lain yakni :

Dalam Lontar Usana Bali, Banaspatiraja merupakan kekuatan pelindung dari segala macam
penyakit atau hama yang ada di sawah. Karenanya beliau berfungsi sebagai nangluk merana untuk
menetralisir kekuatan negatif, dan juga dalam usadha yang berperan sebagai dewanya para balian.
Di dalam Lontar Gong Besi, Banaspatiraja lambang Taksu dan orang yang ingin memiliki Taksu,
Beliaulah sumbernya. Di jajaran Pelinggih Sanggah atauMerajan atau Tempat Suci Keluarga,
banaspatiraja berada di Pelinggih Taksu.
***

You might also like