You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI CNC

MI LLI NG





Disusun oleh :
Nama : Yolanda Kristina
NIM : 515110006
Kelompok : 3




FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA 2014


ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Teknologi
CNC dengan pembahasan Mesin Milling.
Kami ingin berterima kasih kepada asisten laboratorium praktikum CNC,
dan Bpk Ir. Rosehan, M.T. Selaku pembimbing dan penilai laporan praktikum
ini, yang telah memberi pengarahan kepada kami. Kami juga berterima kasih
kepada orang tua kami yang telah membantu baik dalam segi spiritual maupun
material dan kepada semua pihak lain yang telah membantu kami dalam
mengerjakan laporan praktikum ini hingga selesai.
Semoga laporan praktikum ini dapat memenuhi standar penilaian yang
telah ditentukan dan dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Akhir kata, kami meminta maaf jika ada kekurangan dalam laporan
praktikum ini. Kritik dan saran yang membangun dari Bapak dan para pembaca
senantiasa kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Terima kasih.


Jakarta, Oktober 2014


Penulis


iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
LAPORAN PRAKTIKUM
I. Tujuan Praktikum ........................................................................................ 1
II. Dasar Teori ................................................................................................. 1
III. Peralatan Yang Digunakan ........................................................................ 8
IV. Langkah Kerja ........................................................................................... 11
V. Keselamatan kerja ...................................................................................... 14
VI. Kesimpulan ............................................................................................... 15








iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ballscrew pada poros transporter mesin CNC ................................... 2
Gambar 2. Mesin CNC Milling ............................................................................. 8
Gambar 3. Kompresor angin ................................................................................. 8
Gambar 4. Chuck .................................................................................................. 8
Gambar 5. Kunci chuck......................................................................................... 9
Gambar 6. Bantalan step ....................................................................................... 9
Gambar 7. Klamping ............................................................................................. 9
Gambar 8. Arbor untuk pemegang tool ................................................................ 10
Gambar 9. Tool End-Mill ...................................................................................... 10
Gambar 10. Axial preset gauge ............................................................................. 10
Gambar 11. Jangka sorong .................................................................................... 11
Gambar 12. Work piece ......................................................................................... 11
Gambar 13. Proses end mill .................................................................................. 13
Gambar 14. Hasil pemesinan dengan mesin cnc milling ...................................... 14




v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ukuran Tapered Shank ....................................................................... 5
Tabel 2. G-code untuk mesin CNC Milling .......................................................... 7





1

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami proses pemesinan yang dilakukan mesin milling cnc,
mengetahui material dan karakteristik perkakas potong yang digunakan mesin cnc
milling, mengerti cara pengaturan benda kerja pada posisi pemesinan, serta
mengerti cara penginputan G code untuk menghasilkan lintasan yang diinginkan
terutama mesin Milling CNC.

II. DASAR TEORI
CNC (Computer Numerically Controlled) adalah salah satu sistem
pengendali yang banyak digunakan untuk mengendalikan atau mengatur
pengoperasian mesin perkakas. Mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem
CNC (Mesin Perkakas CNC) secara umum tidak berbeda dengan mesin perkakas
konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan
operator dalam mesin perkakas konvensional, misalnya pekerjaan mengatur
gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan, dan
gerakan kembali ke posisi siap memotong. Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan, dan kedalaman
pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat,
pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros
utama, pengaturan cairan pendingin, dan sebagainya. NC/CNC terdiri dari tiga
bagian utama :
1. Program
2. Control Unit / Processor
3. Mesin / Hardware
Secara umum perbedaan mesin CNC milling dan mesin CNC turning
adalah jumlah sumbu (axis) koordinat pada mesin milling terdapat 3 sumbu
(X,Y,Z), sedangkan pada mesin bubut dua sumbu (X,Z). Pada mesin milling mata
pahat yang berputar, benda kerja tidak berputar, sedangkan mesin bubut benda
kerja berputar dan perkakas potong tidak berputar. Banyak proses permesinan
yang dapat dilakukan pada CNC bubut meliputi facing, turning, groofing, drilling,
threading, boring, dan chamfering.


2

Mesin perkakas CNC mempunyai kemampuan yang lebih tinggi daripada
mesin perkakas konvensional khususnya dalam hal ketelitian, ketepatan dan
produktivitas, serta kompleksitas pekerjaan yang dapat ditangani. Ketelitian yang
tinggi mempunyai makna bahwa produk dengan kesalahannya kecil, ukuran yang
cermat serta daerah toleransi geometri yang sempit dapat dibuat dengan lebih
mudah pada mesin perkakas CNC daripada dengan mesin perkakas konvensional
yang sejenis dan setingkat. Hal ini disebabkan oleh karena tiga hal yang utama
yaitu:
1. Konstruksi mesin perkakas CNC secara umum lebih baik, dengan pemakaian
elemen pembimbing dan penggerak yang teliti. Misalnya pemakaian elemen
penggerak ball-screw sebagai ganti poros ulir trapesium akan mengurangi
gesekan, memperlancar gerakan, dan mempermudah pengontrolan gerakan
(berkaitan dengan aselerasi, deselerasi, dan berhenti pada posisi yang pasti).






Gambar 1. Ballscrew pada poros transporter mesin CNC
2. Pemakaian sistem pendeteksi jarak/lokasi yang teliti. Sistem skala atau alat
ukur perubah posisi yang digunakan dapat merupakan sistem langsung (direct,
contohnya inductosyn atau photocosyn) atau sistem tak langsung (indirect,
misalnya resolver) yang mampu memberikan informasi kepada unit pengontrol
mesin sehingga lokasi mata potong pahat pada sistem koordinat yang dipilih
dapat diketahui dengan pasti.
3. Kompensasi kesalahan posisi karena kesalahan komulatif maupun kesalahan
Gerak-balik (back-lash) pada elemen penggerak dapat dilakukan dengan cara
memasukkan harga kesalahan-kesalahan sistematik pada memori unit
pengontrol mesin. Setiap kali elemen mesin bergerak melewati posisi yang


3

telah ditetapkan secara otomatis komputer mesin akan melakukan koreksi
sesuai dengan harga yang telah disimpan padanya. Dengan demikian ketelitian
geometrik mesin dapat dijamin dan memenuhi standar pengetesan.
Ketepatan yang tinggi mempunyai arti bahwa pekerjaan dapat diulang
dengan tanpa kesalahan sesuai dengan program NC yang telah dibuat bagi
pemesinan benda kerja yang bersangkutan. Kompleksitas pekerjaan atau
kerumitan geometri produk yang harus dibuat dapat diatasi dengan memilih mesin
perkakas dengan jumlah sumbu gerakan yang lebih banyak (3 atau 4 sumbu)
sehingga bidang rata ataupun yang terpuntir dalam ruang dapat diselesaikan
karena derajat kebebasan gerakan pahat lebih banyak. Berbagai jenis pahat yang
dibutuhkan sesuai dengan kompleksitas pekerjaan dapat dipersiapkan terlebih
dahulu dan dipasang pada turret Mesin Bubut CNC (CNC Turning) ataupun
disimpan pada bagian penyimpanan pahat pada Mesin Frais CNC (CNC Milling).
Penggantian pahat dapat berlangsung secara cepat berkat adanya alat
pengganti pahat otomatis (ATC, Automatic Tools Changer). Waktu nonproduktif
dapat lebih diturunkan lagi dengan memakai alat pengganti benda kerja otomatis
(APC, Automatic Pallet Changer), karena benda kerja dapat dipasang atau
dibongkar di luar mesin sewaktu proses pemesinan benda kerja lain sedang
berlangsung.
Pekerjaan operator mesin perkakas CNC hanya tinggal mengawasi
jalannya pekerjaan yang berlangsung secara otomatis (sesuai dengan program NC
yang dibuat khusus untuk pekerjaan itu) mengambil dan memasang benda kerja
serta mengukur kualitas geometri produk. Namun demikian, bukan berarti tidak
diperlukan lagi operator mesin yang baik, sebaliknya, justru diperlukan tenaga
operator yang ahli dengan beberapa kemampuan antara lain:
1. Memasukkan program NC serta data lain yang diperlukan ke dalam memori
komputer mesin dengan prosedur tertentu.
2. Menguasai prosedur menjalankan dan menghentikan proses pada setiap siklus
operasi ataupun pada kondisi darurat (emergency stop).


4

3. Mengukur kualitas geometris produk dan mencari sumber/penyebab
penyimpangan dan melakukan tindakan pencegahan ataupun koreksi (dengan
masukan data kompensasi sampai pada pembetulan peralatan bantu ataupun
komponen mesin lainnya dalam batas tanggung jawabnya).
4. Memberikan informasi atau umpan balik kepada pemrogram NC, bagian
Perkakas Bantu dan Bagian Perkakas Potong (pahat) untuk tujuan perbaikan
maupun pengembangan teknologi produksi.
5. Bekerja sama dengan personal Bagian Kontrol Kualitas dan Bagian
Pemeliharaan bila diperlukan dalam hal penanggulangan masalah kerusakan
produk maupun kerusakan mesin.

Mesin milling CNC secara umum melakukan enam jenis proses
pemesinan :
- Facing
- Profilling
- Pocketing
- Stol cutting
- Hole cutting
- 3D surface machining
Sistem peralatan yang biasa dipakai untuk proses permesinan
terdiri dari 4 komponen utama : automatic tool changer, toolholders,
adaptors dan cutting tools (perkakas-perkakas pemotongan). Setiap sistem
perkakas untuk mesin CNC harus memenuhi 3 syarat :
- Mampu menyimpan perkakas yang bermacam-macam
- Penggantian perkakas secara otomatis untuk mempersingkat waktu
- Penggantian perkakas

Automatic tool changer
Merupakan fasilitas untuk mengganti perkakas potong secara baik, di dalam
maupun di luar poros mesin. Perkakas disimpan di dalam automatic
magazine dimana merupakan tempat penyimpanan berbagai bagian dari
perkakas mesin. Perkakas dapat dipilih dan diganti dengan control dari
program.


5

Toolholders
Dipakai sebagai fasilitas untuk pemegang dan mengganti jarak dari
perkakas pemotongan dari dalam dan luar dari poros secara otomatis.
Toolholders terdiri dari lima komponen dasar :
1. Tapered shank
2. Flange
3. Retention krob
4. Opposed slots
5. Adaptor
1. Tapered Shank
Tapered shank dengan toolholders ke poros. Standars ANSI
menjelaskan 6 ukuran taper shank dasar termasuk #30, #35, #40, #45,
#50, dan #60. Mesin yang lebih besar menggunakan toolholders yang
memiliki jumlah shank taper lebih banyak. Taper dari shank dibuat sampai
3,5 in/ft ( atau dengan ratio 7 : 24 )





Tabel 1. Ukuran Tapered Shank

2. Type flens
Flens memungkinkan toolholders untuk dicengkram oleh
cengkeram perkakas atau poros mesin. Ada dua jenis yang biasa
digunakan yaitu V- flens dan BT flens. V flens biasa disebut sebagai
caterpillar V flens. Meraka menggunakan ulir dengan ukuran inchi
untuk tombol resensi yang dipakai untuk memegang perkakas pemotong
dengan ukuran inchi, BT flens mempunyai ulir metris dengan tombol
resensi tetapi adaptor dapat dirancang untuk mengakomodasi perkakas
pemotong dengan ukuran inchi yang bermacam macam.




6

3. Retention knob (tombol resensi)
Tombol resensi memungkinkan batang pengunci poros untuk menari
toolholders secara halus keporos & melepaskan toolholders secara
otomatis tombol risensi dibuat dengan berbagai ukuran dan jenis. Mereka
tidak harus digantikan. Pemakaian tombol risensi di khususkan untuk
manufaktur perkakas pemesinan.

4. Adaptor
Adaptor dirancang dengan berbagai configurasi untuk
mengakomodasi jenis dan ukuran perkakas pemotongan yang berlainan.
Toolholders biasanya diberi nama sesuai dengan tipe adaptor. Yang biasa
menggunakan adaptor : End mill holders, face mill holders, top holders,
collet holders, boring bor holders, morse laper holders, Jacob loper
holders dan straight shank holders.
Pembuatan komponen dengan CNC memerlukan akses langsung ke mesin
dan instalasi komputer. Dalam menggunakan piranti dan jenis mesin tertentu,
seperti mengoperasikan mesin-mesin turning, milling dan drilling harus
memahami bahasa serta teknik pemrograman memerlukan instruksi.










7

G-code untuk mesin CNC Milling





Tabel 2. G-code untuk mesin CNC Milling





8

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Mesin CNC Milling.








Gambar 2. Mesin CNC Milling

2. Kompresor angin.








Gambar 3. Kompresor angin

3. Chuck.








Gambar 4. Chuck


9

4. Kunci chuck.







Gambar 5. Kunci chuck

5. Bantalan step.









Gambar 6. Bantalan step

6. Klamping.









Gambar 7. Klamping



10

7. Arbor untuk pemegang tool.







Gambar 8. Arbor untuk pemegang tool

8. Tool End-Mill ukuran diameter 10 mm.










Gambar 9. Tool End-Mill

9. Axial preset gauge.







Gambar 10. Axial preset gauge



11

10. Jangka sorong.






Gambar 11. Jangka sorong

11. Work piece ( benda kerja) berupa aluminium yang sudah dilakukan proses
pemesinan turning.




Gambar 12. Work piece

IV. LANGKAH KERJA
1. Siapkan benda kerja dan alat-alat yang akan digunakan..
2. Siapkan tool yang akan digunakan (end mill).
3. Nyalakan mesin CNC milling dan apabila mesin baru di nyalakan
panaskan mesin tersebut terlebih dahulu.
4. Disain bagian benda kerja yang akan dibuat dan buat kode G dengan disain
yang ditentukan, sesuai dengan buku panduan praktikum.
5. Pasangkan ragum pada bagian meja mesin CNC milling, pasang bantalan
step, klamping dan baut pada ragum, lalu atur kepresisian tempat chuck
yang akan dilakukan pemesinan, setelah lurus maka kencangkan baut pada
klamping.


12

6. Pasang benda kerja (work piece) pada posisi berdiri pada chuck, (karena
bagian atas yang akan dilakukan pemesinan), kencangkan dengan benar
jangan sampai kendur karena akan membuat hasil tidak presisi dan
membahanyakan bagian mesin lainnya dan operator apabila terlepas .
7. Selanjutnya benda kerja ditentukan kelurusannya dengan menggunakan
Axial Preset Gauge yang jarumnya akan bergerak ketika terjadi
ketidaklurusan.
8. Cari blok program yang kosong, tekan input, kemudian pilih program
untuk disimpan di dalam memory, agar ketika akan digunakan kembali
tinggal membukanya kembali , lalu masukan code G yang telah dibuat
kedalam blok program yang telah ditentukan.
Code G sebagai berikut :
G00 G90 G80 G40 G17 ; (tekan tombol EOB sehingga pointer berpindah
ke baris berikutnya dan memunculkan tanda ;) atau ( seperti fungsi enter )
(ENMILL 10);
S2000 M3 ;
M8 ;
G54 ;
X0.Y0. ;
G00 Z25.;
X-10.5 Y-10.5 ;
Z2.;
G01 Z-15. F150 ;
Y10.5 F200.;
X10.5 ;
Y-10.5
X-10.5;
G00 Z25. ;
M19 ;
G91 G00 G28 Z0. ;
M2 ;
%


13

9. Kemudian untuk pengujian program dilakukan dengan urutan-urutan:
- Program complete untuk memberi perintah bahwa program selesai.
- Pemilihan tool path.
- Check routine untuk pengujian program sempurna atau tidak.
- Scale untuk menentukan skala dari garis-garis daerah lintasan mata
pahat.
10. Setelah simulasi berjalan dengan baik dengan disain yang ditentukan
sudah bagus, kita dapat melakukan pemesisnan pada benda kerja.
11. Kemudian tentukan offset benda kerja dengan menentukan sumbu X=0,
Y=0, dan Z=0 pada work piece, masukkan pada Work Offset pada kontrol
mesin.
12. Lalu ganti Arbor dengan tool. Simpan nomor tool exchange untuk end
mill. Ukur length tool dengan dial indicator. Pada tahap pertama dilakukan
proses end mill.







Gambar 13. Proses end mill

13. Atur sumbu Z sehingga berada 25 mm di atas benda kerja dan lakukan dry
run untuk memeriksa jalan mesin. Jika jalan mesin telah benar atur sumbu
Z = 0 terhadap tool agar mengetahui letak titik awal pemotongan.

14. Lakukan proses pemesinan. Setelah pemesinan selesai matikan mesin,
bersihkan benda kerja dengan kompresor angin dan simpan tool yang
dipakai pada posisi aman lalu kendurkan pengencang pada chak dengan
kunci chak, kemudian benda kerja yang telah selesai dapat diambil. Proses
pemesinan milling telah selesai.


14


Gambar 14. Hasil pemesinan dengan mesin cnc milling

V. KESELAMATAN KERJA
1. Praktikan diharuskan memakai baju lab.
2. Praktikan diharuskan memakai sepatu.
3. Tidak boleh sembarangan menekan tombol mesin CNC.
4. Tidak boleh memasukkan anggota badan pada saat mesin sedang berjalan,
karena mesin bergerak dengan otomatis.
5. Spindel harus dalam kondisi berhenti apabila ingin menyentuh benda kerja,
atau tool.
6. Selalu mengeratkan perkakas (tool) dan benda kerja dengan baik dan kuat
agar pada saat pemesinan berlangsung benda kerja dan tool tidak terlepas.
7. Apabila sedang mengatur material, kondisi mesin harus dalam kondisi
manual mode.
8. Hendaklah menanyakan hal-hal yang kurang jelas pada teknisi CNC, agar
keselamatan kerja tetap terjaga.




15

VI. KESIMPULAN
1. Sebelum dilakukan proses cutting, posisi mata potong harus diatur terlebih
dahulu sehingga berada di posisi 0,0 dengan benda kerja.
2. Posisi mata potong yang 0,0 bisa diingat oleh mesin dengan menggunakan
program teach, sehingga posisi mata potong bisa dirubah.
3. Pengaturan offset antara benda kerja dengan mata potong harus
diperhatikan dengan sangat teliti terutama jika menggunakan tool changer.
4. Sebelum melakukan proses pemotongan, bisa dilakukan dry run sehingga
tingkat kesalahan kecil.
5. Proses Pemotongan tidak selalu harus memakai coolant, tergantung
material yang dipakai dan kecepatan makan.

You might also like