You are on page 1of 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik bawaan maupun
didapat. Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya,
antara lain di pelipatan paha, umbilikus, sekat rongga dada, dan perut (disebut
diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah
hernia pada umbilikus, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke masuk
ke skrotum.
1,2
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena
sebab yang didapat. Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di
lateral pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua
pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Tipe hernia terbanyak
yang ditemukan sejak lahir atau pada masa anak-anak merupakan hernia
inguinalis indirek.
1,3,4

Hernia inguinalis merupakan kelainan bedah anak yang paling sering
dijumpai, terbanyak pada anak laki-laki; ada yang melaporkan perbandingan laki-
laki dan wanita 9 : 1. Pieter dan Syamsuhidayat menyimpulkan bahwa 93,4%
hernia terdapat pada laki-laki dan 6,6% pada wanita). Beberapa penulis lainnya
menuliskan antara 1520% pada wanita dan 8085% pada laki-laki.
1

2

Hernia inguinalis pada anak tetap merupakan problem kesehatan yang
tidak bisa lepas dari problem sosial; banyak orang tua membawa anaknya dengan
tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter;
adapula sebagian masyarakat yang merasa malu bila anak mereka diketahui orang
lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadangkala memperlambat
penanganan penyakit dan khususnya hernia.
1
Hernia merupakan salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya
sering menimbulkan masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan
operasi. Terapi pilihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena hernia
inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera
dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi
terjadinya inkarserata di kemudian hari setelah terutama selama tahun pertama
kehidupan. Perbaikan elektif hernia inguinalis lateralis dapat dilakukan pada
penderita rawat jalan.
5
Berikut ini disajikan suatu kasus seorang anak berusia 3,5 tahun yang
datang ke poli bedah dengan diagnosis hernia lateralis inguinalis dextra reponible
yang selanjutnya dipersiapkan untuk dilakukan operasi herniotomi elektif.
Selanjutnya akan dibahas apakah tindakan penatalaksaaan ini sudah tepat dan
sesuai dengan literatur.
3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Lapisan dinding kulit abdomen terdiri dari, lemak subkutan, scarpas fascia,
peritoneum hesselbachs triangle, external oblique, internal oblique, transversus
abdominis, transversalis fascia. Dan di batasi oleh artery epigastrika inferior,
ligamentum inguinal dan lateralnya di batasi oleh rectus sheath.
6
Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah
dinding anterior abomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Canalis inguinalis
terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale. Dining canalis inguinalis di
bentuk oleh muskulus obliquus externus abdominis dan di bentuk oleh facsia
abdominalis.
3









Gambar.1 Kanalis Inguinalis
4


2.2 Definisi Hernia
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik bawaan maupun
didapat. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian
lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia. Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana
sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis
inguinalis.
1,3


2.3 Etiologi Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly congenital atau
sebab yang didapat, hernia inguinalis lateralis dapat di jumpai pada semua usia,
lebih banyak pada pria dari pada wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada
pembentukan pintu masuk pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat
dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang
dapat mendorong isi hernia untuk melewati pintu yang cukup lebar tersebut.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah, adanya prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
2
Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis, pada neonatus kurang
lebih 90% prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun
sekitar 30% prosesus vaginalis belum tertutup. Tapi kejadian hernia inguinalis
lateralis pada anak usia ini hanya beberapa persen. Umumnya disimpulkan bahwa
5

adanya prosesus vaginalis yang patent bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya
hernia inguinalis lateralis, tetapi diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang
cukup besar.
1,3


2.4 Embriologi dan Patogenesis
Secara embriologi penurunan processus vaginalis bersama-sama testis
terjadi pada bulan ke 3 kehidupan fetus. Testis turun dari dinding belakang
abdomen melalui canalis inguinalis menuju kantong scrotum; hal ini amat erat
hubungannya dengan kejadian hernia inguinalis lateralis dan hidrokel pada anak-
anak. Pada waktu perkembangan lebih lanjut bagian distal prosessus vaginalis
bersatu dan menutupi testis yang disebut sebagai procesus vaginalis peritonei
sedangkan bagian proximal berobliterasi. Kegagalan obliterasi procesus vaginalis
(atau canalis Nuck) menyebabkan terjadinya hernia dan hidrokel, yang merupakan
masalah yang paling sering dijumpai pada daerah lipat paha pada anak. Obliterasi
pada distal procesus vaginalis dengan daerah proximal yang paten dapat
menyebabkan herniasi usus halus kedalamnya, sehingga akan menghasilkan
pembentukan hernia indirek pada regio inguinal.
1,7

2.5 Klasifikasi Hernia Inguinalis
Klasifikasi hernia pada daerah lipat paha ditetapkan oleh Konsensus pada
Konferensi Workshop Pembedahan Hernia oleh German Surgical Society pada
bulan November 2002 di Magdeburg, Germany. Moderator workshop, Andreas
Hoeferlin, menyatakan terdapat lima prinsip pembagian hernia pada daerah lipat
paha, yaitu : (1) indirek, (2) direk, (3) kombinasi, (4) femoralis, dan (5) rekuren.
6

Ukuran defek juga dimasukkan sebagai tambahan; A untuk ukuran < 1,5 cm; B
untuk 1,5-3 cm;dan C untuk > 3cm.
8






Gambar. 2 Perbandingan klasifikasi hernia
8

Berdasarkan anatomical site-nya, hernia dapat dibedakan menjadi
reducible (reponible), inkarserata atau strangulata. Pada hernia reponible, isi dari
kantong hernia dapat kembali secara spontan ke cavum abdomen atau terdorong
kembali dengan penekanan yang gentle. Ketika hernia bersifat inkarserata, maka
merupakan hernia irreducible (irreponible). Pada hernia irreponible terdapat
obstruksi usus dan jika terdapat gangguan vaskularisasi maka disebut sebagai
hernia strangulata.
8

2.6 Manifestasi Klinis
Hernia inguinalis lateralis biasanya terlihat sebagai benjolan pada daerah
inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang, anak akan
datang dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal.
Orang tuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang
mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau apabila pada
keadaan istirahat atau santai, hernia menghilang spontan tanpa adanya benjolan atau
7

pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum
berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis
lateralis.
1,2
Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin
interna atau eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat berkurang
atau berfluktuasi. Cara klasik memeriksa hernia inguinalis orang dewasa dengan
menempatkan jari telunjuk pada kanalis inguinalis, yang sebenarnya pada bayi tidak
perlu dilakukan, dan ternyata bisa menyebabkan perasaan tidak enak. Hal ini karena
cincin interna dan eksterna pada dan anak paralel. Hernia inguinalis lateralis dapat
diketahui dengan meletakkan bayi tidur telentang dengan kaki lurus dan tangan diatas
kepala. Posisi ini dapat menyebabkan bayi menangis menangis, dan dapat
meningkatkan tekanan intra abdomen dan akan memperlihatkan benjolan di
tuberkulum pubis (cincin eksterna) atau pembengkakan di dalam skrotum. Anak yang
lebih tua dapat diperiksa dengan berdiri, yang juga akan meningkatkan tekanan intra
abdomen dan memperlihatkan hernia tersebut. Testis yang retraksi sering terjadi pada
bayi dan anak-anak daan bisa menyerupai hernia inguinalis dengan benjolan di atas
cincin eksterna. Karena itu sangat penting meraba testis sebelum meraba benjolan
inguinal. Hal ini akan memungkinkan diferensiasi antara keduanya dan menghindari
tindakan bedah yang tidak perlu.
2
Pada diagnosa yang sulit, pemeriksaan rektum bisa membantu membedakan
kelainan pangkal paha akut, pemeriksa awalnya memeriksa cincin interna pada sisi
yang tidak terlihat dan kemudian dapat mengusapkan jari telunjuk atau jari kelima ke
cincin interna pada daerah yang terlibat. Pada kasus dengan hernia inguinalis lateralis
organ dalam abdomen bisa di palpasi secara menyeluruh melalui cincin interna. Cara
8

ini sangat mebantu dalam membedakan hernia inkarserasi dengan hidrokel tali akut
atau kelainan linguinal lain seperti adenitis inguinalis.
2
Kadang sulit membedakan hernia inguinalis total dengan hidrokel murni. Dua
keadaan ini biasanya dapat di bedakan dengan anamnesis yang cermat. Pada bayi
dengan hernia inguinalis total pembengkakan skrotum bervariasi selam satu hari,
biasanya cukup besar apabila bayi menangis atau mengejan, dan menghilang atau
kembali menjadi kecil selama relaksasi. Hidrokel murni tidak berubah besarnya selam
sehari tetapi bisa secara bertahap menghilang selama usia tahun pertama. Hidrokel
dan hernia inguinalis total ini keduanya tembus pandang dan mungkin sulit dibedakan
satu sama lain karena kadang-kadang hernia inguinalis total tidak dapat berkurang
secara manual karena penyempitan di dalam kanalis inguinalis kecil. Pada keadaan
ini, anamnesis sangat di perlukan untuk melakukan operasi. Pada beberapa keadaan
anak dengan hernia inguinalis, benjolan inguinal atau pembengkakan skrotum
mungkin tidak ada pada saat pemeriksaan fisik, dan satu-satunya temuan mungkin
penebalan funikulus spermatikus dengan disertai tanda sutra. Tanda sutra ini di
dapat dengan meraba funikulus spermatikus di atas tuberkulum pubis. Dua lapisan
peritoneum yang melekat satu sama lain akan terasa seperti sutra. Tanda sutra yang di
temukan, serta anamnesis yang baik dapat membantu mendiagnosis hernia ingunalis.
Kadang-kadang, kandung kemih yang penuh akan mengoklusi cincin inguinal
eksterna sehingga henia tidak dapat ditunjukkan. Pengosongan kandung kencing
mungkin membantu pada keadaan ini.
2

2.7 Penatalaksanaan
Terapi pilihan untuk hernia inguinalis lateralis adalah operasi, karena hernia
inguinalis lateralis tidak bisa sembuh secara spontan. Operasi ini harus segera
9

dilakukan secera elektif setelah diagnosis di tentukan, karena akan beresiko tinggi
terjadinya inkarserata di kemudian hari setelah terutama selama tahun pertama
kehidupan. Perbaikan elektif hernia inguinalis lateralis dapat dilakukan pada
penderita rawat jalan.
1
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi.
Kantong dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada herniaplastik dilakukan
tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis.
2

2.8 Komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis meliputi inkarserasi, obstruksi usus halus,
strangulasi, ganggren usus, perforasi usus, peritonitis, septicemia, pembentukan
abses intrabdomen, infark testis, testicular atrofi, ganggren ovarii dan/ tuba fallopi
dan infertilitas. Komplikasi yang paling sering terjadi pada hernia inguinalis
adalah inkarserasi, di mana usus/alat-alat viscera terjepit dan tidak bisa masuk
kembali ke rongga abdomen, mengakibatkan gangguan pasase usus berupa
penyumbatan saluran cerna, atau terjadi nekrosis sampai perforasi. Akibat
penyumbatan usus terjadi aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi
dan shock dengan berbagai macam akibat lain.
1,7


2.9 Prognosis
Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak sangat baik. Insiden
terjadinya komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi pasca bedah
10

mendekati 1%, dan recurent kurang dari 1%. Meningkatnya insiden recurrent
ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi.
2

11


BAB III
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. NN
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 36 tahun
Alamat : Sekayu
MRS : 10 Juli 2012
RMK : 998136

B. ANAMNESIS
Keluhan utama : ada benjolan di langit-angit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan pertamakali dirasakan muncul sejak 16 tahun yang lalu.
Sebelumnya pasien mengaku tertusuk duri ikan saat pasien makan, setelah itu
langit-langit pasien menjai bengkak, sejak saat itu pasien menyadari ada
benjolan yang timbul sebesar biji kacang pada langit-langit di tempat bekas
tertusuk duri tadi. Pasien tidak pernah berusaha untuk mengobati benjolan
tersebut sampai benjolan itu semakin membesar hampir menutupi rongga
mulut pasien dan membuat pasien sulit bernafas dan mengganggu pasien
berbicara, pasien juga mengeluhkan benjolan terkadang mngeluarkan darah
terutama saat os sehabis makan makanan yang keras sehingga membuat os
12

hanya berani makan makanan lunak seperti bubur sejak 3 bulan sebelum
masuk rumah sakit, pasien kemudian dibawa ke rumah sakit di Balikpapan
dan direncanakan untuk menjalankan program kemoterapi, karena terlalu
lama menunggu, pasien pulang dan akhirnya berobat ke bagian bedah RSUD
Ulin Banjarmasin dan direncanakan untuk menjalani operasi.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit ringan.
Tanda vital : TD = 120/70 mmHg
N = 67 x/menit
RR = 28 x/menit
T = 36,3
O
C
Kepala/leher : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), tortikolis (-)
Peningkatan JVP (-/-), pembesaran KGB (-/-)
Rongga Mulut : Inspeksi : masa (+) pada palatum,
berwarna merah muda mengkilap
dan permukaan halus, darah (-)
Palpasi : immobile, nyeri tekan (-), permukaan rata
Thorax : Inspeksi : simetris
Palpasi : Fremitus fokal simetris
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
Abdomen : Inspeksi : tampak datar, distensi (-)
13

Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar/Lien/Massa tidak teraba
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, edem tidak ada, parese tidak ada
D. DIAGNOSIS
Tumor Palatum
E. TERAPI
Pro Eksisi
14


BAB IV
DISKUSI

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Hernia ingunalis lateralis sendiri
mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral vasa epigastrica inferior.
Hernia inguinalis dikarenakan kelainan kongenital, namun dapat juga terjadi pada
5% bayi cukup bulan. Biasanya terjadi pada laki-laki (80-90%) dan lebih sering
mengenai sebelah kanan, meskipun dapat terjadi bilateral.
1,2,3

Secara embriologi penurunan processus vaginalis bersama-sama testis
terjadi pada bulan ke 3 kehidupan fetus. Testis turun dari dinding belakang
abdomen melalui canalis inguinalis menuju kantong scrotum; hal ini amat erat
hubungannya dengan kejadian hernia inguinalis lateralis dan hidrokel pada anak-
anak. Pada waktu perkembangan lebih lanjut bagian distal prosessus vaginalis
bersatu dan menutupi testis yang disebut sebagai procesus vaginalis peritonei
sedangkan bagian proximal berobliterasi. Kegagalan obliterasi procesus vaginalis
(atau canalis Nuck) menyebabkan terjadinya hernia dan hidrokel, yang merupakan
masalah yang paling sering dijumpai pada daerah lipat paha pada anak. Obliterasi
pada distal procesus vaginalis dengan daerah proximal yang paten dapat
menyebabkan herniasi usus halus kedalamnya, sehingga akan menghasilkan
pembentukan hernia indirek pada regio inguinal.
1,7

Faktor predisposisi terjadinya hernia adalah :
3,7
1. Kongenital
15

Prosessus vaginalis persisten, hal ini terjadi pada bayi laki-laki. Pada
beberapa kasus, Paten Procesus Vaginalis (PPV) memerlukan waktu satu atau
dua tahun hingga berobliterasi secara komplit, tetapi tidak semua anak dengan
PPV akan terjadi hernia atau hidrokel. Normalnya setelah lahir, saluran yang
menghubungkan antara testis dengan rongga perut sudah tertutup. Namun,
pada kelainan congenital, prosesus ini bisa tetap terbuka. Akibatnya usus
dapat masuk ke skrotum.
Canalis Nuck persisten, hal ini terjadi pada bayi perempuan. Pada kasus
perempuan dengan canalis Nuck yang paten, akan terbentuk hidrokel atau
hernia (biasanya berisi usus halus, ovarium atau tuba fallopi). Hal ini penting
mengingat bahwa hernia atau hidrokel dapat pula terjadi pada procesus
vaginalis yang paten. Normalnya processus vaginalis terobliterasi sempurna
setelah lahir dan gubernakulum melekat pada uterus kemudian terbagi dua
menjadi ligamentum ovarium dan ligamentum uterus. Ligamentum teres uteri
(rotundum) ini kemudian lewat di dalam kanalis inguinalis dan melekat pada
permukaan labium majus. Tetap persistennya saluran ini pada wanita disebut
canalis Nuck. Apabila terjadi penonjolannya ke labium majus sehingga
disebut hernia labialis majus.
Obliterasi tak sempurna umbilicus, hernia ini disebut hernia umbilicus.
Hernia ini terjadi karena tidak sempurnanya obliterasi umbilicus sehingga
usus bisa keluar.
2. Aquisita
Luka operasi disebut hernia incisionalis
16

Kelemahan otot, bisa terjadi pada obesitas, kehamilan, malnutrsisi dan
ketuaan.
Gangguan saraf, menyebabkan disfungsi otot sehingga terjadi lemah otot
yang bisa menyebabkan hernia.
Terdapat beberapa keadaan yang berhubungan dengan peningkatan risiko
terjadinya hernia inguinalis, seperti riwayat kelurga positif, berat badan lahir
rendah, testis undesensus, hipospadia, epispadia, ekstrofi kandung kemih,
ambiguous genitalia, asites, gastroschisis, omphalocele, dan jenis kelamin laki-
laki, serta faktor lainnya (seperti peningkatan tekanan intraabdomen).
7
Berdasarkan anatomical site-nya, hernia dapat dibedakan menjadi
reducible (reponible), inkarserata atau strangulata. Pada hernia reponible, isi dari
kantong hernia dapat kembali secara spontan ke cavum abdomen atau terdorong
kembali dengan penekanan yang gentle. Ketika hernia bersifat inkarserata, maka
merupakan hernia irreducible (irreponible). Pada hernia irreponible terdapat
obstruksi usus dan jika terdapat gangguan vaskularisasi maka disebut sebagai
hernia strangulata.
9







17














Gambar. 3 Klasifikasi hernia pada daerah lipat paha (groin hernia)
7

Hernia inguinal lateralis (indirek) merupakan tipe hernia terbanyak yang
ditemukan sejak lahir atau pada masa anak-anak. Hernia ini merupakan hernia yang
paling sering ditemukan yaitu sekitar 50% sedangkan hernia ingunal direk 25% dan
hernia femoralis sekitar 15%. Disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu
dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Presentase kejadian hernia
inguinalis lateralis kanan kira-kira dua kali lipat daripada yang kiri, hal ini
disebabkan karena adanya keterlambatan descensus testicularis kanan daripada
18

yang kiri, sesuai dengan oblitersi yang lambat dari processus peritonei yang
kanan.
1,3

Hernia inguinalis yang bersifat intermitten, biasanya reducible, tampak
sebagai benjolan di daerah lipat paha dan tidak nyeri (painless). Keluhan utama
berupa benjolan yang timbul pada lokasi hernia pada waktu menangis dan berlari-
lari kemudian hilang pada saat istirahat baring. Riwayat terdapatnya massa harus
dikonfirmasi dengan pemeriksaan yang dilakukan pada anak dengan berbagai
posisi, yaitu berdiri atau telentang. Hal ini penting untuk mengetahui bahwa testis
berada didalam skrotum karena retraktil testis dapat menyerupai hernia inguinalis
yang menyebabkan penonjolan pada daerah cincin inguinal eksterna. Bila tidak
timbul benjolan, cara pemeriksaan lain adanya silk sign akan membantu
menegakkan diagnosis. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia, atau skrotum
berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah tanda klasik untuk hernia inguinalis
lateralis.
1,8
Penderita ini didiagnosis dengan hernia inguinalis lateralis dextra
reponible. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Dari anamnesis diketahui adanya benjolan yang terdapat dekat vagina
sebelah kanan yang dapat masuk kembali dengan sendirinya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak baik dan kesadaran compos
mentis. Pada pemeriksaan inspeksi daerah genitalia tampak tonjolan di regio
inguinalis dextra. Pada pemeriksaan palpasi didapatkan konsistensi massa lunak
dan dapat masuk kembali dengan sendirinya. Pemeriksaan transluminasi negatif.
19

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas maka diagnosis hernia
inguinalis lateralis dextra reponible dapat ditegakkan.
Pada beberapa kasus, dimana diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan
seketika, maka anak memerlukan pemeriksaan ulang setelah beberapa periode
waktu untuk membuat diagnosis definitif. Meskipun radiologis umumnya tidak
diindikasikan untuk diagnosis hernia inguinalis, namun berdasarkan literatur,
ultrasonografi (USG) telah digunakan pada beberapa pasien tertentu sebagai
konfirmasi adanya hernia inguinalis; meskipun demikian pemeriksaan ini bukan
gold standard diagnosis hernia inguinalis pada anak. Pemeriksaan laboratorium
dan radiologis lainnya untuk menentukan adanya hernia inguinalis pada anak
biasanya tidak diperlukan. Jika hernia complicated (obstruksi atau strangulasia)
dan anak dipersiapkan untuk pembedahan, maka sebaiknya tambahkan
pemeriksaan ureum, kreatinin, dan elektrolit darah sebelum operasi, khususnya
jika terdapat obstruksi atau strangulasi 24 jam atau lebih.
7
Komplikasi hernia inguinalis meliputi inkarserasi, obstruksi usus halus,
strangulasi, ganggren usus, perforasi usus, peritonitis, septicemia, pembentukan
abses intrabdomen, infark testis, testicular atrofi, ganggren ovarii dan/ tuba fallopi
dan infertilitas. Komplikasi yang paling sering terjadi pada hernia inguinalis
adalah inkarserasi, di mana usus/alat-alat viscera terjepit dan tidak bisa masuk
kembali ke rongga abdomen, mengakibatkan gangguan pasase usus berupa
penyumbatan saluran cerna, atau terjadi nekrosis sampai perforasi. Akibat
penyumbatan usus terjadi aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi
dan shock dengan berbagai macam akibat lain.
1,7

20

Indikasi operasi pada hernia inguinalis lateralis yaitu pada saat hernia
terdiagnosis. Pertimbangan lain adalah keadaan umum penderita, gizi, penyakit
lain yang menyertai. Hernia inguinalis tidak diketahui dapat sembuh secara
spontan dan harus diperbaiki dengan pembedahan dalam waktu singkat setelah
diagnosis ditegakkan. Terapi definitif hernia inguinalis adalah operasi dini, yaitu
herniotomi. Hal ini akan mengurangi risiko terjadinya inkarserasi dan komplikasi
yang menyertainya, seperti obstruksi dan strangulasi. Pemberian anestesi umum
pada bayi dan anak lebih disukai dan lebih aman dilakukan oleh ahli anestesi.
Ketamin juga dapat digunakan dan mempunyai toleransi yang baik terhadap
anak.
7
Kebanyakan operasi hernia inguinalis pada usia cukup bulan, bayi dan
anak yang sehat dilakukan secara elektif setelah diagnosis dibuat. Perbaikan elektif
hernia inguinalis lateralis dapat dilakukan pada penderita rawat jalan. Pembedahan
efektif untuk hernia inguinalis lateralis di anjurkan pada saat kondisi anak dalam
keadaan baik, dan koreksi pada sisi asimptomatis sering dilakukan pada anak berusia
kurang dari 2 tahun, terutama pada perempuan.
7
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi.
Kantong dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong. Pada herniaplastik dilakukan
tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis.
2
21
















Gambar. 4 Beberapa langkah herniotomi hernia inguinalis lateralis pada anak
7

Untuk mengontrol nyeri pasca operasi, anestesi lokal seperti bupivakain
diinjeksikan kedalam luka. Pada anak dapat diberikan parasetamol, Tylenol


sirup, atau suppositoria untuk digunakan di rumah, pada herniotomi yang
dipertimbangkan pada pasien yang diobati dirumah. Eksplorasi rutin pada sisi
kontralateral hernia inguinalis masih merupakan topik yang kontroversial.
Sebanyak 50% anak berusia kurang dari 2 tahun yang mempunyai PPV, tetapi
hanya 10% yang berkembang secara klinis menjadi hernia; kebanyakan PPV akan
menutup secara spontan dan tidak berkembang menjadi hernia. Beberapa
22

literature (termasuk dari Afrika) menunjukkan bahwa kurang dari 7% anak yang
telah dilakukan herniotomi pada satu sisi akan terjadi hernia pada sisi
kontralateral. Berdasarkan hal diatas, beberapa ahli bedah anak rutin melakukan
eksplorasi pada daerah lipat paha yang berlawanan pada anak berusia kurang dari
2 tahun, pada laki-laki dengan klinis hernia pada sebelah kiri, dan anak
perempuan berusia kurang dari 10 tahun karena hernia bilateral lebih sering terjadi
pada kelompok tersebut. Oleh karena kemungkinan terjadinya luka (injury) pada
pembuluh darah testis dan vas deferens, sehingga rekomendasi yang lebih kuat
untuk melakukan perbaikan hernia inguinalis unilateral jika hanya terdapat hernia
pada satu sisi.
7
Komplikasi dini meliputi komplikasi anestesi, seperti mual, muntah, dan
spasme atau edema laring. Komplikasi dini lainnya adalah pendarahan (jarang)
dan pembentukan hematom di daerah luka. Jika vas deferns terpotong saat
intraoperasi, maka harus diperbaiki menggunakan benang monofilamen.
7
Komplikasi dini terdiri dari :
7
Pembentukan hematom di daerah luka atau skrotum; seperti hematom akan
sembuh dengan perlahan 3-5 minggu jika tidak terdapat infeksi superimposed.
Infeksi luka, dapat terjadi karena anemia dan malnutrisi, khususnya terjadi
pada pasien setelah perbaikan hernia inkarserata.
Inkontinensia urin atau alvi (feses) akibat trauma iatrogenik terhadap usus atau
kandung kemih
Komplikasi lanjut terdiri dari :
Abses pada jahitan, berhubungan dengan penggunaan benang nonabsorbable
23

Testis undesensus atau testis letak tinggi akibat ahli bedah tidak memastikan
testis telah berada di skrotum saat menutup insisi inguinal.
Rekurensi hernia inguinalis
Hidrokel, dapat sembuh spontan atau dengan pembedahan
Atrofi testis
Infark ovarium dan tuba fallopi (jarang karena biasanya tidak ada obstruksi
suplai darah ke organ-organ tersebut)
Subfertilitas atau infertilitas
Mati rasa di daerah inguinal akibat luka nervus ileoinguinal
24


BAB V
PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah laporan kasus hernia inguinalis lateralis dextra
reponible pada seorang anak perempuan berusia 3,5 tahun, dengan keluhan utama
benjolan di dekat vagina sebelah kanan. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
diketahui konsistensi benjolan lunak dan masih bisa masuk dengan sendirinya.
Penderita direncanakan akan dilakukan operasi herniotomi elektif dan persiapan
penderita dilakukan rawat jalan.

You might also like