You are on page 1of 5

PERSALINAN PRETERM

Defenisi : Bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang (WHO)

Angka kejadian :

 Persalinan preterm : 6-10 % (7%)


 Persalinan < 32 minggu : 1.5 %
 Persalinan < 28 minggu : 0.5 %
 Keberhasilan hidup : - 32 minggu & > 1500gr : 85 %
- 32 minggu & < 1500gr : 80 %
- <32 minggu & < 1500gr : 59 %

Permasalahan Pada Persalinan Preterm :

 Kematian neonates
 Respiratory Distress Syndrome
 Perdarahan intra/periventrikuler
 Necrotozing Entero Cilitis Permasalhan
 Displasi bronco-pulmonar jangka pendek
 Sepsis
 Paten duktus arteriosus
 Kelaianan neurologic (serebal palsi, retinopati,ketulian permaslahan
retardasi mental, disfungsi neurobehavior) jangka panjang

Etiologi Persalinan Preterm :

Persalinan premature biasanya diakibatkan oleh lebih dari 1 faktor, namun resiko tunggal
seperti: inkompetensi serviks, kehamilan kembar/polihidramnion, kelainan fetus, distensi berlebih
pada uterus, ketuban pecah dini, ataupun trauma dapat mengakibatkan kelahiran premature. Banyak
kasus persalinan premature sebagai akibat dari proses patogenikyang merupakan mediator
biokimiayang memiliki pengaruh terhadap kontraksi uterus dan perubahan serviks :

 Aktivasi kelenjar hipothalamus-hipofisis-adrenalbaik pd ibu maupun janin akibat stress


 Inflamasi pada desidua-korionamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus
genitourinaria
 Perdarahan desidua
 Peregangan uterus patologik
 Kelaianan pada uterus atau serviks

Namun terkadang penyebabnya masih idiopatik.


Faktor Resiko Persalinan Preterm :

1. Ibu  Perokok berat


 Penyakit berat pada ibu  Kelainan imunologik
 Diabetes mellitus  Penyakit infeksi dengan demam
 Preeclampsia/hipertensi
 Infeksi saluran 2. Janin dan plasenta
genital/intruterin  Perdarahan trimester awal
 Stress psikologik  Peredarahan antepartum
 Kelainan bentuk serviks  KPD
 Riwayat preterm/abortus  Pertumbuhan janin terhambat
 Inkompetensi serviks  Cacat bawaan janin
 Trauma  Kehamilan ganda
 Pemakaian narkotika  Polihidramnion

Diagnosis :

 His 2-3 x/ 10 menit


 Pembukaan seviks 2cm
 Presentasi janin rendah
 Low back pain
 Perdarahan bercak

Penatalaksanaan :

1. Tokolisis (hindari apabila terdapat kontraksi uterus regular dengan perubahan serviks)
Diberikan untuk :
 Mencegah mortalitas dan mobiditas pada bayi premature
 Memberikan kesempatan pada kortikosteroid
 Member kesempatan transfer intrauterine
 Optimalisasi personel

Beberapa macam obat :

Kalsium antagonis : Nifedipin


Obat β-mimetik : terbutalin, ritrodin, isoksuprin, salbutamol
( efek terhadap neonates kecil tapi cukup banyak pada ibu)
 Sulfas magnesikus dan antiprostglandin (jarang dipakai krna efek samping)
2. Kortikosteroid
 Untuk pematangan surfaktan paru janin
 Menurunkan insidens RDS, IVH
 Diberikan pada usia kehamilan < 35 minggu dan tidak boleh diulang

Cth: - Betametason 2 x 12mg, jarak 24jam

- deksametason 4 x 6mg, jarak 12jam



K
j
h
w
b
v
g
F
u
l
p
m
ti
s
e
d
i
T
a
r
t
n
o
k
,
Pengaruh progesterone

Teori oksitosin
PERSALINAN POSTTERM

Definisi : kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih, disebut juga kehamilan serotinus.

Sebab Terjadinya Kehamilan Postterm :

Tidak terjadi penurunan kadar ataupun efek progesterone

Kurangnya pelepasan oksitosin


Teori kortisol/ACTH janin
Tidak dihasilkan atau kurang dihasilkannya kortisol

Saraf uterus

Herediter
- Kehamilan pertama postterm
- Ibu yang postterm

Diagnosa :


Riwayat haid
kemungkinan

- Keterlambatan ovulasi
- Siklus tidak teratur
Riwayat pemeriksaan antenatal
- Tes kehamilan
kemungkinan
no penurunan progesreron
no peningkatan esterogen
no peningkatan prostaglandin

kehamilan berikutnya postterm


anak perempuan hamil postterm

HPHT harus yakin, siklus teratur 28 hari, tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir
Kehamilan postterm kemungkinan diakibatkan :
- Kesalahan HPHT

Bila tes imunologik dilakukan setelah telat 2 minggu


- Gerak janin
hamil 6 minggu
primigravida terasa gerakan 18 minggu
multigravida terasa gerakan 16 minggu

- DJJ
Stetoskop Laennec 18-20 minggu terdengar pertamax
Doppler 10-12 minggu terdengar pertamax
- Tinggi fundus
- USG
- Radiologi
 Pemeriksaan lab
- Kadar lesitin/spingomielin
- Kadar ATCA
- Sitologi cairan amnion
- Sitologi vagina

Permasalahn Kehamilan Postterm

 Perubahan pada plasenta


Penurunan kadar estriol dan plasental laktogen penurunan fungsi plasenta
- Degenerasi plasenta penimbunan Ca2+ gawat janin bahkan kematian
- Selaput vaskulosinsial bertambah tebal dan jumlahnya berkurang
Menurunkan mekanisme transport plasenta
- Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid,
fibrosis, thrombosis, dan infark vili
 Pengaruh janin
Penuaan plasenta menyebabkan rendahnya pemasokan oksigen dan nutrisi dan juga terjadi
spasme arteri spiralis sehingga sirkulasi utero-plasenta berkurang 50% menjadi hanya
250ml/menit.
- Berat janin
Apabila sirkulasi berkurang maka supply oksigen berkurang pada janin fatal
Namun sering keadaan plasenta masih baik sehingga si janin terus tumbuh dan
memiliki berat lebih dr 4 kg ataupun makrosomia beresiko
- Sindroma postmaturitas
Hanya 12-20% menunjukkan tanda tand sebagai berikut:
Stadium I : kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit
kering, rapuh dan mudah mengelupas
Stadium II : disertai mekonium pada kulit
Stadium III: disertai pewarnaan kekuningan pada kulit, kuku, dan tali pusat
 Pengaruh ibu
- Makrosomia bayi menyebabkan distosia persalinan, partus lama, meningkatkan
tindakan obstetric, perdarahan postpartum .
- Ibu menjadi cemas dan frustasi

Pengelolaan :

1. Pengelolaan aktif : melakukan persalinan anjuran pada usia kehamlian 41 atau 42 minggu
2. Pengelolaan pasif : memandang bahwa persalinan anjuran beresiko, terutama resiko persalinan
operatif sehingga dianjurkan dilakukannya pengawasan sampai persalinan timbul dengan
sendirinya atau timbul indikasi mengakhiri kehamilan

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan pengelolaan terhadap kehamilan
postterm :

 Pastikan memang telah lewat bulan


 Identifikasi kondisi janin, dengan pemeriksaan : kardiotokografi, USG, kadar estriol,
amnionskopi .
 Bila seviks telah matang (Bishop>5) maka lakukan induksi persalinan
 Bila serviks belum matang :
- NST normal dan volume kantong amnion normal awasi terus 2 x seminggu
- Oligohidramnion atau deselerasi variable amnion NST induksi persalinan
- NST tidak reaktif dan volume kantung amnion normal lakukan tes kontraksi (CST)
CST positif pertimbangkan cesar
 Kehamilan harus diakhiri apabila telah melewati 42 minggu.

You might also like