You are on page 1of 17

MAKALAH

PERLENGKAPAN PELEDAKAN YANG DI PRODUKSI


PT. DAHANA, PT. ORICA DAN PT. MNK


1. Sejarah PT. DAHANA
Awal sejarah PT. Dahana ditandai dengan pembangunan pabrik dinamit (NG
based) pada tahun 1966 di lingkungan pangkalan TNI-AU Tasikmalaya. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, pada tahun 1991 dilakukan
alih teknologi Water Based Emulsion yang mempunyai derajat keamanan (safety)
lebih tinggi dengan produknya dari jenis Cartridged Emulsion. Pabrik bahan
peledak DANFO didirikan dengan kemampuan rekayasa Dahana sendiri pada tahun
berikutnya. Keinginan untuk selalu berkembang dan menjadi yang terbaik telah
mendorong Dahana untuk selalu memperbaiki kualitas operasinya secara terus
menerus. Kesempatan beroperasi bersama (joint operation) untuk melayani PT
Kaltim Prima Coal (KPC) sejak tahun 1994 bermitra dengan salah satu pemain
global merupakan langkah awal Dahana memasuki dunia jasa aplikasi handak.
Kesuksesan proyek ini menjadi tonggak kesinambungan kerjasama-kerjasama
berikutnya di penambangan lain di Kalimantan Tengah dan Sumbawa. Prestasi yang
terukir sejauh ini sangat bermakna dalam memantapkan jati diri Dahana untuk terus
fokus pada bisnis jasa handak dan aplikasinya sebagai kompetensi inti (core
competence) perusahaan. Pasar migas merupakan sektor yang berkembang dan
selalu menantang. Bidang eksplorasi migas antara lain survey seismik telah berhasil
dilayani kebutuhan bahan peledaknya dengan produk Dahana sendiri yaitu Dayagel
Seismic. Dibidang eksploitasi migas yaitu untuk Oilwell Perforating Dahana berhasil
memenuhi kebutuhan produk Shaped Charges dengan memproduksi sendiri
bekerjasama dengan COS (Chartered Oiltech Singapore) yang pabriknya telah
beroperasi sejak tahun 1995. Pasar kuari granit di pulau Karimun berkembang pesat
dan Dahana menangkap peluang ini dengan mendirikan pabrik On Site Bulk
Emulsion pada tahun 1998 yang merupakan hasil karya rekayasa Dahana sendiri.
Pada tahun 1999 Dahana memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 yang kemudian
ditingkatkan lagi dengan mendapatkan ISO 9001:1994 pada tahun 2001.
Pemutakhiran untuk menjadi sistem ISO 9001:2000 sedang dilakukan saat ini.
Tanah seluas 600 HA di Sumurbarang, Subang telah disiapkan sejak tahun 1999
untuk dijadikan Pusat Industri dan Engineering Bahan Peledak dan Peledakan
dimana sampai saat ini Dahana telah membangun sarana prasarana serta
pergudangan handak. Hak Paten untuk komposisi dan proses produksi bahan
peledak Emulsi Curah didapatkan pada tahun 2001. Beberapa paten lain dari hasil
pengembangan teknologi telah terdaftar dan akan segera didapatkan haknya.
Semua itu merupakan bukti bahwa Dahana selalu ingin setiap saat memberikan
yang terbaik. Harapan PT. Dahana di masa datang adalah menjadi industri nasional
yang terunggul dalam bidang bahan berenergi tinggi (energetic materials) dengan
menghasilkan produk dan jasa yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan. Hal
tersebut akan dilakukan dengan jalan : Melayani kebutuhan bahan peledak
komersial serta jasa-jasa pemanfaatannya untuk dunia pertambangan dan
konstruksi. Mendorong kemampuan penguasaan teknologi dan kemandirian melalui
pengembangan kualitas SDM. Menjadi pemimpin pasar domestik melalui kemitraan
strategis dengan pelanggan maupun pemasok Melaksanakan program dan misi
pemerintah yang sesuai dengan bidang usaha dan tujuan perusahaan. Demi
kepuasan konsumen, pada tanggal 21 Agustus 1997 kualitas Sistem Manajemen
Dahana telah diakui dengan resmi oleh Quality Assurance Services Australia untuk
memiliki sertifikat ISO 9002 dengan Nomor Izin : 10591 Pemutakhiran untuk menjadi
sistem ISO 9001:2000 telah disertifikasi pada tanggal 9 Januari 2004.

2. Bidang Usaha PT. DAHANA
Sejak 2002, Dahana melakukan reposisi usaha dengan menitikberatkan pada
tiga lini usaha yaitu Pemboran dan Peledakan, produksi bahan peledak serta
layanan terkait lainnya. Lini usaha tersebut digolongkan sebagai berikut :
Drilling dan Blasting
Layanan kepada para pelanggan yang memerlukan jasa peledakan lengkap
mulai dari tahap persiapan hingga pasca peledakan baik untuk Bench-Blasting,
Trench-Blasting, Tunnel-Blasting, Cautious-Blasting, ataupun Under water-
Blasting. Jasa ini meliputi : Optimum Explosives Charges Calculation; Drill Hole
Preparation; Down The Hole Loading; Efficient Blast Design; Blast Timing and
Design Configuration; Field Control of Ground Vibration Air Blast and Flyrock;
Rock Mucking; Cost Analysis and Blast Productivity.
Explosives Manufacturing
Produksi dan rancang bangun bahan peledak berkualitas tinggi yang merupakan
ciri kualitas PT.Dahana. Adapun jasa-jasa yang ditawarkan adalah : Cartridged
Emulsion Manufacturing; Bulk Emulsion Manufacturing; ANFO Manufacturing;
Shaped Charges Manufacturing; On Site Bulk Emulsion Production; Rekayasa
Komposisi dan Geometri Produk Bahan Peledak Emulsi, ANFO, maupun
Shaped Charges; Uji Spesifikasi dan Kinerja Handak.
Jasa Terkait Lainnya (Other related services)
Layanan jasa pendukung yang terkait dengan bahan peledak dan peledakan
seperti : Pengadaan dan Penyediaan Bahan Peledak serta Perangkatnya;
Penanganan dan Transportasi Bahan Peledak; Penggudangan Bahan Peledak;
Perijinan Bahan Peledak dan Peledakan; Impor dan Ekspor Bahan Peledak;
Pengujian dan Pemusnahan Bahan Peledak; Litbang Bahan Peledak dan
Peledakan; Konsultasi Bahan Peledak dan Peledakan; Rekayasa Rancang
Bangun untuk Mobile Manufacturing Unit (MMU) dan Pabrik Handak Emulsi
serta Danfo.
Fasilitas Produksi
Dalam mendukung layanan operasinya, Dahana didukung dengan fasilitas
produksi mutakhir. Pabrik-pabrik tersebut menjadi bagian penting kesuksesan
layanan operasi PT Dahana di lapangan terutama dalam menjamin
kelangsungan suplay bahan peledak. Pabrik ini juga dapat memberikan layanan
prima dengan memenuhi kebutuhan yang bersifat customize sesuai kebutuhan
customer.



Pabrik Emulsi
Dahana memiliki pabrik bahan peledak jenis emulsi di Tasikmalaya. Pabrik
yang memproduksi jenis bahan peledak cartridge emulsion ini memiliki
kapasitas produksi 2.000/ton/shift.
Pabrik Detonator
Pabrik electric detonator bekerjasama dengan PT Pindad. Dengan kapasitas
1.500.000 pcs/tahun, pabrik yang berlokasi di Turen, Malang didirikan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. Produk yang dihasilkan
dari pabrik ini antara lain, plain detonator, instaneous detonator, dan delay
detonator. saat ini sedang dikembangkan seismic detonator, selain inovasi
pengembangan squib untuk roket Lapan, detonator granat untuk Pindad.
Sedangkan pabrik Non-Electric Detonator berlokasi di Subang Jawa Barat.
Jenis detonator ini merupakan salah satu aksesories yang saat ini makin
diminati oleh pertambangan-pertambangan besar seperti batubara, emas
dan sebagainya, karena dapat mengurangi dampak peledakan yang berupa
getaran pada lingkungan disekitarnya. Disamping itu kinerja/performance
peledakan menggunakan non-electric detonator dinilai lebih baik
dibandingkan dengan electric detonator. Dengan kapasitas produksi
mencapai 3 juta unit per tahun, pendirian pabrik ini diharapkan dapat
memenuhi permintaan untuk pasar dalam negeri.
Pabrik DANFO
Pabrik DANFO berlokasi di Subang Jawa Barat memiliki kapasitas produksi
5.000 ton/shift/tahun.
Gudang Berikat
Selama empat puluh dua tahun Dahana telah menunjukkan eksistensinya
dalam industri bahan peledak dalam negeri. Dengan memanfaatkan fasilitas
yang dimiliki dan peluang bisnis yang ada Dahana telah mendapatkan izin
sebagai Penyelenggara Gudang Berikat (PGB) dan merangkap Pengusaha
Pada Gudang Berikat (PPBG) berlokasi di Jl. Subang Cikamurang, Desa
Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan
memiliki luas 3.600 m2 yang terdiri atas 3 buah gudang berikat masing-
masing untuk bahan peledak AN, detonator, dan accessories.
Pabrik Shapedcharges
Shaped charges merupakan jenis bahan peledak untuk perforasi di Sektor
Minyak dan Gas. Pabrik yang merupakan kerjasama operasi antara Dahana
dengan Oil tech Singapura ini berlokasi di Tasikmalaya. Pabrik ini memiliki
kapasitas produksi 500.000 pcs/tahun. Produk shaped charges sendiri untuk
memasok kebutuhan bahan peledak dalam negeri dan telah diekspor ke
mancanegara.

3. Produksi PT. DAHANA
Alutsista
Kemampuan Indonesia untuk menghasilkan alat utama sistem pertahanan
(alutsista) terus meningkat. Dalam hal ini, PT Dahana (Persero), kini mampu
memproduksi bom P-100, blast effect bomb, dan roket R-Han.
Dirut PT Dahana (Persero) Tanto Dirgantoro menyatakan, pihaknya komit untuk
terus mengembangkan alutsista tersebut. Hal itu bertujuan untuk tercapainya
kemandirian bangsa dalam menghasilkan alutsista. Selain memproduksi bahan
berenergi tinggi untuk militer rencanya pabrik ini juga akan memproduksi bahan
peledak guna untuk komersial khusunya untuk keperluan pertambangan migas,
pertambangan umum dan konstruksi. PT Dahana sebagai salah satu BUMN
akan terus berupaya mengoptimalkan perolehan bisnis dari jasa peledakan
terutama pengeboran (drilling), blasting (peledakan), jasa-jasa terkait lainnya
serta memperbanyak aneka produk explosive manufacturing. Bom P-100 untuk
mempersenjatai pesawat tempur Sukhoi yang selama ini diimpor dari Bulgaria
dan negara-negara Eropa Timut, kini sudah bisa diproduksi. Bom kaliber 100
kiogram ini dibuat bekerja sama dengan Sari Bahari. Sedangkan, roket R-Han
yang mempunyai jangkauan 15-20 kilometer diproduksi Dahana bersama PT
Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT Krakatau Steel. Saat ini sudah 22 roket
diluncurkan. Sebanyak 78 roket R-Han akan diluncurkan pada tahun ini,
sehingga pada 2012 yang sudah diluncurkan menjadi 100 buah. Dalam lima
tahun ke depan menjadi 1.000 buah roket. Dengan demikian, roket ini makin
terbukti andal. Menristek Gusti Mohammad Hatta mengakui bangga dengan
perkembangan tersebut. "Pembangunan ini ditujukan guna melepaskan
ketergantungan kita akan kebutuhan bahan baku propelan impor. saat ini
Indonesia sedang giat-giatnya meningkatkan kemandirian bangsa di bidang
penguasaan teknologi pertahanan. Propelan yang merupakan bahan bakar roket
menjadi salah satu indikator kemandirian tersebut. Namun, produksinya haruslah
di sertai dengan produk komersialnya. Produksi militer harus didukung oleh
produk komersial agar perusahaan bisa tetap beroperasi. Selain itu, sinergi
dengan lembaga-lembaga riset untuk kepentingan penelitian dan pengembangan
material dan peroketan nasional haruslah lebih ditingkatkan lagi," ujarnya.
Kebanggan lainnya, lanjut Hatta, adalah gedung yang berisikan bahan-bahan
peledak itu ternyata menjadi gedung pertama di Indonesia yang mendapat
sertifikasi Green Building dan mencapai kategori platinum untuk gedung baru.
Pada kesempatan itu dilakukan penandatanganan kerja sama antara PT Dahana
dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT Dahana
dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).



Gambar 1.1
Percobaan Alutsista

Bom P-100
PT Dahana (Persero) memiliki kemampuan membuat bahan peledak untuk
keperluan militer dan sipil. Salah satu produk terbarunya untuk versi militer
adalah bom berdaya ledak tinggi untuk pesawat tempur F16 dan Sukhoi yang
dimiliki TNI AU. Buat bom, untuk pematik. Bomnya P100 untuk Sukhoi dan F16,"
Menggandeng perusahaan swasta lokal yakni Sari Bahari, BUMN strategis ini
siap memasok kebutuhan bom berdaya ledak rendah hingga tinggi. Produksi
bom ini, nantinya dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor. "Kalau
pesawat Sukhoi kan tergantung Rusia, akhirnya dirancang supaya tidak
tergangtung. Pihaknya juga tengah mengembangkan sebuah peledak untuk
kebutuhan roket anti tank. Menurutnya, bahan peledak ini sebelumnya hanya
digunakan untuk keperluan pengeboran perusahaan minyak dan gas.
Sebelumnya diproduksi untuk oil and gas. Nanti akan dikembangkan untuk tank.
Ini bisa melubangi tank.



Gambar 1.2
Bom P-100



Dayagel magnum
Dari sekian banyak produk-produk bahan peledak Dahana, salah satunya adalah
Dayagel magnum. Dayagel banyak digunakan untuk membantu operasi di
pertambangan umum dan kuari konstruksi, bentuknya jauh dari bom pada
umumnya. Jika anda sering nonton TV, pastinya pernah melihat iklan sosis So
Nice, yang biasa disebut Dayagel lebih mirip sosis ketimbang bom dalam
bayangan orang kebanyakan, bentuknya bulat memanjang di bungkus plastik,
yang di ujungnya diikat dengan logam. Cara pembuatan Dayagel pun bisa
dikatakan mirip seperti membuat dodol, Pertama, bahan campuran cair digodok
dalam sebuah alat pendidih yang mirip kuali raksasa, setelah dipanaskan hingga
padat, di masukan dalam mesin untuk kemudian dikemas dalam kantok plastik
berbentuk tabung. Kantong plastik tadi sebelumnya telah dilapisi dengan lilin
untuk mencegah terkontaminasi air saat digunakan. setelah kedua proses
tersebut, kedua ujung plastik diikat erat dengan memakai logam dari tembaga,
inilah yang membuat Dayagel ini mirip sosis ketimbang Bom, setelah itu, barulah
Dayagel-Dayagel yang sudah matang tadi dikemas dalam kardus untuk
disimpan dalam gudang. Seandainya anda membawa salah satu Dayagel dan
dibawa jalan-jalan, orang tentu tak akan tahu kalau bawaan anda itu sebuah bom
yang berdaya ledak sangat tinggi. Namun itu tidak mungkin terjadi. PT Dahana
benar-benar memakai sistem yang sangat super ketat untuk bahan peledak
produksinya, bahkan akses yang sangat terbatas untuk karyawannya sendiri,
prosedur pembelian bom produksi dahana pun terbilang berliku dan panjang,
perusahaan pembeli harus mendapat izin dari beberapa institusi pemerintah.
Bisa dibayangkan jika Dayagel ini jatuh ke orang yang salah, keamanan tentu
dalam bahaya besar.








Gambar 1.3
Dayagel Magnum/ Bom Sosis

Biodegradable dan propelan
Menjadi perusahaan bahan peledak yang berwawasan lingkungan. Itulah satu
slogan PT Dahana (Persero) yang tak hanya fokus pada kepuasan konsumen,
namun menjadikan perusahaan senantiasa peduli dengan lingkungan dalam
setiap aktivitas bisnisnya. Dalam usahanya menjadi perusahaan yang berkonsep
hijau dari mulai proses produksi hingga produknya sampai di tangan konsumen,
perusahaan yang berkantor di Menara MTH lantai 17 ini, kini sedang
mengembangkan bahan peledak biodegradable, yaitu bahan peledak (handak)
model baru dengan konsep terbarukan.saat ini sektor eksplorasi migas sudah
ada yang menggunakan handak biodegradable. Konsumen migas memilih
handak biodegradable dengan pertimbangan bahwa umur aktif handak jenis ini
bisa ditentukan, sehingga konsumen bisa memastikan penanganan bahan
peledak tersebut secara pasti dan tepat waktu, baik handak itu digunakan saat
eksplorasi migas di lapangan maupun saat disimpan di gudang.





Gambar 1.4
Biodegradable dan propelan


4. Rencana Produksi PT. DAHANA
Teknologi industri pertahanan militer kini tak lagi didominasi dan bergantung
pada luar negeri, khususnya Amerika Serikat dan Eropa. Kini Indonesia pun sudah
cukup memiliki kemampuan teknologi untuk memproduksi sendiri berbagai
kebutuhan militer yang sebelumnya harus diimpor. Lewat pemerintah, beberapa
BUMN yang potensial untuk mendukung kemandirian alat utama sistem
persenjataan (Alutsista) disinergikan dalam BUMN industri strategis. Salah satunya
yakni PT Dahana (Persero), industri handak plat merah satu-satunya ini fokus
menggarap berbagai bahan peledak untuk kebutuhan militer. Salah satunya,
Dahana kini sedang menjajaki pengembangan produksi massal Bom Fuse untuk
kebutuhan militer dalam negeri, proyek ini sendiri merupakan kelanjutan dari suskes
Dahana memproduksi isian Bom P-100. Fuse sendiri merupakan pemantik otomatis
untuk mengarahkan bom pada sasaran yang tepat tanpa dikendalikan. Tanpa
teknologi fuse yang ditanamkan pada bom P-100, bom tersebut hanya bisa meledak
dengan akurasi sasaran yang rendah pasca ditembakan dari pesawat tempur.
Nantinya Bom Fuse produksi Dahana akan dipasang pada pesawat tempur Sukhoi
yang dimiliki TNI AU saat ini. Selain itu, tak menutup kemungkinan Bom Fuse yang
rencananya akan diproduksi di Subang ini diekspor ke pasar negara Asia yang
cukup potensial, mengingat teknologi Fuse masih terbilang langka. Proyek vital
Dahana ini sendiri direncanakan akan selesai dan mulai memproduksi Bom Fuse
tahun 2015 mendatang. Ini sejalan dengan niat pemerintah menambah armada
pesawat tempur Sukhoi menjadi satu skuadron, saat ini TNI AU sendiri baru memiliki
10 pesawat tempur buatan Rusia ini. Untuk teknologi pembuatan Bom Fuse, melalui
Kementerian Pertahanan, perusahaan akan menggandeng Armaco dari Bulgaria
melalui skema transfer teknologi berkelanjutan. Dikatakan Bambang Agung, Direktur
Pengembangan dan Teknologi PT Dahana (Persero), proyek Bom Fuse akan
disinergikan dengan industri isian handak yang telah lebih dulu dikerjakan, seperti
Bom P-100, roket R-Han, dan Blast Effect Bomb. Bila terealisasi, proyek ini akan
menghemat devisa negara untuk membeli alutsista dari luar negeri. Pindad fokus ke
peralatan/kendaraan militer, Dahana fokus ke peralatan dengan bahan peledak.



Gambar 1.5
Peledakan Awet Lingkungan
Dahana, bersama dengan Teknik Kimia ITB, mengembangkan bahan
peledak jenis itu berbasis produk Dayagel yang saat ini sudah diproduksi oleh
Dahana. Untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi migas tersebut, Dahana berencana
memproduksi massal bahan peledak biodegradable untuk melengkapi variasi produk
handak seismik. Diharapkan handak seismik biodegradable ini juga limbahnya
aman bagi lingkungan dan bisa jadi pupuk, karena setelah umur aktifnya tercapai
langsung terurai secara biologis. Seiring dengan motto Serving the nation better,
Dahana juga telah menyiapkan fasilitas dan infrastruktur untuk dipakai melayani
kebutuhan negara dalam bidang militer. Direncanakan dalam waktu dekat
pemerintah bisa merealisasikan pembangunan berbagai pabrik propelan secara
bertahap di Energetic Material Center, Subang, untuk kemudian dibantu
pengoperasiannya oleh Dahana. Diharapkan dengan adanya pabrik propelan,
kemandirian Indonesia dalam memasok kebutuhan propelan yang digunakan dalam
alat utama sistem senjata bisa terpenuhi. Selain itu, produk propelan tersebut juga
bisa diekspor ke negara lain apabila ternyata pasokannya melebihi kebutuhan dalam
negeri (IDR).
Adapun rencana lainnya, Proyek pabrik bahan peledak jenis booster ini
merupakan langkah untuk membangun masa depan yang lebih baik di bidang
industri bahan peledak," kata Direktur Utama PT Dahana, Harry Sampurno, saat
memberikan sambutan dalam peresmian pabrik bahan peledak baru, di
Subang,Jabar. Pabrik yang dibangun tersebut merupakan fase pertama dari tiga
fase yang akan diselesaikan oleh PT Dahana dan merupakan langkah untuk dunia
industri bisa tumbuh. Pabrik ini merupakan fasilitas yang sangat penting untuk
melepaskan ketergantungan impor bahan peledak dari negara lain. Dalam fase
pertama tersebut pihaknya menggelontorkan dana senilai Rp90 miliar sementara
untuk fase kedua akan menelan dana 130 miliar dan diperkirakan proyek itu
rampung pada tahun 2013 mendatang. Pembangunan fase pertama hingga ketiga
merupakan kerja sama antara PT Dahana dengan DAK Energetic Limited asal
Amerika Serikat, investasi yang dilakukan PT Dahana untuk keseluruhan senilai
Rp260 miliar, hingga saat ini bahan peledak jenis booster masih diimpor dari luar
negeri, dan dia menjelaskan bahwa hasil produksi PT Dahana akan mampu
bersaing dengan produk lainnya mengingat harga yang jauh lebih murah namun
berkualitas. Pabrik bahan peledak jenis booster yang dibangun PT Dahana bekerja
sama dengan DAK Energetic Limited merupakan pabrik booster pertama di
Indonesia, dan bertujuan untuk mensubstitusi impor bahan peledak sejenis yang
dipergunakan di sektor pertambangan, baik di pertambangan umum, kuari maupun
migas.
Booster hasil produksi Dahana tersebut akan diberi merk Dayaprime yang
merupakan bahan peledak yang peka terhadap detonator yang digunakan primer
untuk kegiatan peledakan oleh perusahaan-perusahaan tambang yang telah
menggunakan produk emulsion. Dahana telah melakukan ekspansi usaha dengan
produk emulsion yang diberi merk DABEX (Dahana Bulk Emulsion Explosives) yang
diproduksi di On Site Plant (OSP) dan Mobile Mixing Unit (MMU).

5. PT. ORICA
Orica merupakan pemasok bahan peledak komersial terkemuka di dunia.
Dengan komitmen untuk terus melakukan inovasi, Orica senantiasa berusaha
memberikan pelayanan yang tepat bagi para pelanggan sesuai dengan kebutuhan
industri pertambangan yang terus berkembang. Orica memiliki pengalaman yang
luas dalam menjalankan bisnisnya di Asia dan telah beroperasi di Indonesia selama
lebih dari 25 tahun. Orica adalah pemimpin pasar produsen bahan baku bahan
peledak di Indonesia dan merupakan perusahaan dengan teknologi terkini di industri
bahan peledak. Di setiap negara, tim Orica terdiri dari para tenaga ahli untuk
mendukung sistem dan teknologi peledakan mutakhir. Di Indonesia, Orica didukung
oleh lebih dari 700 karyawan. Orica melayani sektor pertambangan umum
(batubara), mineral (emas dan tembaga), quarry dan seismic.
Jenis layanan Orica meliputi penyediaan berbagai produk termasuk Initiating
System dan pelayanan Blast Based Services untuk mendukung para pelanggan
menjajaki kemungkinan baru dalam kegiatan peledakan mereka. Orica Mining
Services, penyedia bahan peledak komersial terbesar di dunia bagi industri
pertambangan, lalu Minova, penyedia solusi pendukung bagi pertambangan bawah
tanah, serta Orica Chemicals yang bertindak sebagai pemasok bahan kimia bagi
pasar Water, Adhesives & Resins dan Mining & Specialty Chemicals. Orica
Chemicals juga merupakan distributor bahan kimia terbesar di Australasia, dengan
mengimpor, mempergunakan sumber daya lokal maupun memproduksi lebih dari
20.000 produk.

6. PT. MNK
PT MNK juga secara aktif melakukan kegiatan perdagangan yang berhubungan
dengan produk AN serta produk lainnya yang berhubungan dengan jasa peledakan
berupa accesories dan perlengkapan peledakan lainnya, dengan melakukan
kerjasama dengan beberapa supplier yang handal dibidangnya :
Amonium Nitrat
Ammonium Nitrate Fuel Oil (ANFO) adalah salah satu dari sekian banyak jenis
bahan baku peledakan di mana komponen terbesarnya terdiri dari AN yang
dicampur dengan bahan bakar (fuel oil). Dari penelitian-penelitian yang
dikembangkan, umumnya para ahli dalam bidang pertambangan cenderung
menggunakan ANFO karena sifatnya yang aman dan ekonomis. Dibandingkan
dengan beberapa bahan baku peledak lain, maka ANFO yang termasuk dalam
kategori peledakan dengan basis kering dan mempunyai tingkat keamanan yang
tinggi, baik untuk peledakan dalam tanah maupun peledakan terbuka yang
berdiameter 1 sampai 12 inchi atau lebih.
Dinamit
Merupakan jenis bahan peledak yang hanya bisa meledak jika diledakkan oleh
detonator. Jenis ini digunakan untuk meledakkan bahan peledak jenis bulk
explosive (ANFO, ANFO + emulsi). Contoh: Powergel Magnum 3151, Powergel
Magnum 365, booster.
Detonator
Adalah suatu benda berbentuk selongsong yang mengandung isian bahan
peledak (PETN) dan berfungsi sebagai penyala awal ledakan. Contoh: Detonator
listrik, detonator non electric, detonator electromagnetic (ICON).


Asam Nitrat
Asam nitrat adalah merupakan bahan baku ammonium nitrat, di samping
kegunaan lainnya untuk sintesa organic (dyes, selulosa nitrat, polyurethane, dll),
dan Metalurgi (steel etching, pickling). Spesifikasi : Strength 60 % minimum
Oksida 0.01 % maksimum terlarut (Sebagai NO2).
Emulsi
PT MNK terus berupaya untuk mengembangkan ammonium nitrat dengan
turunannya, di antaranya dengan mulai memproduksi emulsi yang dapat menjadi
produk unggulan MNK.
Bulk Explosive Merupakan jenis bahan peledak yang unsur-unsur penyusunnya
tidak diklasifikasikan sebagai bahan peledak, akan tetapi jika masing-masing
unsur ini dicampur dengan komposisi berat tertentu, akan menjadi bahan
peledak.
PT. MNK ini ingin Membangun Kemandirian Bangsa di Bidang Industri Bahan
Eksplosif . Kebutuhan bahan peledak (eksplosif ) didalam negeri dalam beberapa
tahun terakhir initerus memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Hal itu tidak
terlepas dari makin maraknya kegiatan usaha pertambangan didalam negeri seiring
dengan terus meningkatnya harga komoditi tambang di pasar internasional. Wilayah
Indonesia yang kaya akan berbagai sumber daya mineral seperti batubara, granit,
bauksit, nikel, tembaga, emas, perak dan lain-lain telah menjadi tujuan investasi
dibidang pertambangan yang sangat menarik, baik bagi pengusaha lokal maupun
asing. Karena itu tidak mengherankan apabila kegiatan investasidi bidang usaha
pertambangan terus meningkat melebihi kegiatan investasi di sektor-sektor usaha
lainnya. Namun sayangnya di tengah kondisi pasar yang cukup kondusif bagi usaha
industri bahan peledak komersial tersebut, pasar bahan peledak di dalam
negeri justru lebih banyak diisi oleh produk-produk bahan peledak buatan
perusahaan produsen bahan peledak dari luar negeri. PT Dahana (Persero)
merupakan salah satu perusahaan BUMN strategis yang mengkhususkan diri dalam
industri bahan peledak. Berdiri sejak tahun 1966, PT Dahana menjadi perusahaan
pertama di Indonesia yang menggeluti industribahan peledak. Saat ini perusahaan
ini memiliki kapasitas produksi Amonium Nitrat sebesar 200.000 ton per tahun.
Dengan memanfaatkan bahan dasar berupa Amonium Nitrat itulah PT. Dahana
mengembangkan berbagai produk bahan peledak untuk keperluan komersial seperti
untuk perusahaan pertambangan. PT. Dahana juga menjalin kerjasama dengan PT
Pindad untuk pembuatan detonator listrik. Hal itu terjadi karena banyaknya produk
bahan peledak impor yang masuk ke pasar dalam negeri. Padahal di dalam negeri
sendiri saat ini terdapat tiga perusahaan produsen bahan peledak komersial, yaitu
PT Pindad (persero), PT Multi Nitrotama Kimia dan PT. Dahana (Persero) sendiri.


Gambar 1.7
Bahan Peledak













DAFTAR PUSTAKA


mnk.co.id/trading-activity/
Dahlan.Iskan/posts/10151534667369403
bumn.go.id/dahana/id/publikasi/berita/dahana-kembangkan-handak-
biodegradable-dan-propelan/
militer123.blogspot.com/2013/06/pt-dahana-buat-bom-f16-dan-sukhoi.html
id.wikipedia.org/wiki/Dahana

You might also like