Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Formalain adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan
kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah
diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta
dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Formalin
adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin
terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan
metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan.
Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah
produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang
salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak
bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung
formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar
di pasaran. Yang perlu diingat tidak semua produk pangan mengandung
formalin.
Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin diantaranya UU
No. 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan
(BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan
Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.
Peraturan pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan.
Formalin biasa diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda
antara lain:
a. Morfon
b. Morbicid
c. Methanol
d. Formic aldehyde
e. Methyl oxide
f. Oxymethylene
g. Methylene aldehyde
h. Oxomethane
i. Formoform
j. Formalith
k. Karsan
l. Methylene glycol
m. Paraforin
n. Polyoxymethylene glycols
o. Tetraoxymethylene
p. Trioxane