Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan semakin dinamisnya perubahaan keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku
kepentingan (stakeholder), khususnya para pelaku di pasar modal memerlukan
informasikeuangan yang semutakhir mungkin. Sehubungan dengan itu disamping dengan
laporankeuangan tahunan, untuk entitas yang terdaftar di bursa efek diwajibkanuntuk menyusun
laporan keuangan interim.
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal
penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim
sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan
pandangan yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode
tahunan. Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi
perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan
biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.
Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of Financial
Accounting Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for Segments of Business
Enterprise tidak berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika laporan interim tersebut berupa
laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan posisi keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU) atau
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Sebuah perusahaan yang akan go publicdimana perusahaan tersebut melakukan initial
public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dan
melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan
oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat (publik) melalui pasar modal.Investor bisa
melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual. Pada
umumnya, jumlah saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Hal ini
karena minat investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan
penjatahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya
produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan
interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi
keuangan dan kinerja.
Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam
laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan
materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi
pendapatan tahunan.
Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan
berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan
dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam
laporan laba rugi periode interim.
Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan bila mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan
keuangan interim berikutnya.
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo
laba interim, laporan arus kas dan catatan ataslaporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak
awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-todate).
B.
5. pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan
tidak sering terjadi;
6. kewajiban kontinjen;
7. perubahan akuntansi; dan
8. perubahan yang material pada unsur laporan arus kas
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan
melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode
(retained earnings), kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara
wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk
melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan akuntansi terhadap
hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim berikutnya harus
diungkapkan .
Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu
disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan
laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat
hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan
laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim
triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan
laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan
data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan
tidak sering terjadi;
kewajiban kontinjen;
1.
Pengaturan IPO sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai Penanaman
Modal yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007 (Sebagai pengganti Undang-Undang No. 8
tahun 1985 tentang Pasar Modal) dan Keputusan Menteri Keuangan serta peraturan-peraturan
yang di keluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa Efek. Keutungan dalam melakukan IPO antara lain
adalah signifikan akses untuk mendapatkan modal investasi yang lebih besar; kredibilitas sebagai
hasil dari dukungan dan sponsor dari sebuah perusahaan investasi perbankan; beberapa harga
saham yang mendukung setelah perusahaan private terdaftar secara publik; serta cakupan analisis
dan laporan penelitian membantu masyarakat tetap dapat mendapatkan informasi.
Sementara kerugian dari Penawaran Umum Perdana antara lain mencakup kesuksesan
IPO yang bergantung pada bankir investasi dan kondisi pasar; IPO membutuhkan biaya yang
lebih besar dari penawaran umum langsung dan seringkali juga lebih besar dari penggabungan
reverse, tidak termasuk biaya komisi; serta signifikan persyaratan dari manajemen untuk
mengadakan rapat, panggilan konferensi dan roadshow.
2.
Dalam proses IPO (Proses Emisi), Emiten harus menempuj serangkaian tahap yang
cukup panjang. Secara garis bedar peruses IPO dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: sebelum
emisi, selama emisi dan sesudah emisi
Sebelum Emisi
a. Persiapan emisi efek
Sebelum emisi, rencana manajemen perusahaan mencari dana melalui go public mesti
dibawa ke rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum pemegang saham luar
biasa (RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah persetujuan diperoleh, emiten
kemudian harus mencari dan menunjuk pihak-pihak tertentu untuk menjamin emisi dan
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen emisi. Pihak-pihak yang terlibat tersebut
meliputi perusahaan efek, profesi penunjang dan lembaga penunjang. Perusahaan efek
dapat pula berfungsi sebagai penjamin pelaksana emisi, penjamin emisi, sekaligus agen
penjual. Profesi penunjang yang diperlukan mencakup :
1.
Akuntan publik (Auditor Independen) untuk melakukan audit atas laporan
keuangan 2 tahun terakhir.
2.
Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membuat aktaakta perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
3.
Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.
4.
Lembaga-lembaga penunjang yang berperan antara lain.
5.
Wali amanat sebagai wali dari kepentingan investor (untuk emisi obligasi).
6.
Penanggung (Guarator).
7.
Biro Administrasi efek.
8.
Kustodian untuk tempat penitipan harta.
Persiapan dokumen emisi sendiri teridiri dari surat pengantar pernyataan terdaftar;
prospektus lengkap, iklan, brosur, edaran; dokumen lain yang diwajibkan; rencana jadwal
emisi; konsep surat efek; laporan keuangan; rencana penggunaan dana yang dirinci per
tahun; proyeksi jika dicantumkan dalam prospektus; legal audit; legal opinion; riwayat
hidup komisaris dan direksi; perjanjian penjamin emisi; perjanjian agen penjualan;
perjanjian penanggungan (untuk emisi obligasi); perjanjian perwaliamanatan (untuk
emisi obligasi); perjanjian dengan bursa efek; kontrak pengelolaan saham; kesanggupan
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------
Selama Emisi
a.
Selama masa penawaran efek
Pada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar perdana yang
sering disebut IPO (Initial Public Offering), melaksanakan penjualan saham perdana,
sampai mencatat efek yang di lepas ke public ke Bursa Efek sehingga Investor dapat
memperjualbelikan efek yang dimilikinya. Selama masa periode emisi dibedakan menjadi
periode pasar perdana dan pasar sekunder
b.
Penawaran umum efek
Periode pasar perdana, mencakup periode mulai dari efek ditawarkan kepada pemodal
oleh sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan oleh
sindikasi penjamin emisi dan emiten, hingga penyerahan efek kepada investor. Jadi
sesudah Bapepam menyatakan pernyataan pendaftaran efektif, emiten mulai
menyediakan prospectus lengkap untuk publik dan calon pembeli dan memuat prospectus
ringkas tersebut dalam sebuah surat kabar harian atau lebih yang berbahasa Indonesia dan
tersebar secara nasional. Pemasangan prospectus ringkas tersebut dilakukan tiga hari
kerja sebelum masa penawaran umum agar calon pembeli dapat mempelajari terlebih
dahulu penawaran emiten. Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik
dapat mulai mengajukan pesanan kepada penjamin emisi melalui agen penjualan yang
ditunjuknya.Masa ini berlangsung tiga hari kerja dan selesai 60 hari setelah efektifnya
pernyataan pendaftaran.Berakhirnya masa penawaran disusul dengan penjatahan efek.
Penjatahan efek adalah pengalokasian efek para investor sesuai dengan jumlah yang
tersedia.Jika kemudian ternyata jumlah permintaan efek selama masa penawaran umum
melebihi jumlah efek yang ditawarkan, diadakan penjatahan khusus oleh manajer
penjatahan. Masa penjatahan berjalan hingga 6 hari kerja setelah berakhirnya masa
penawaran. Efek yang sudah dialokasikan kemudian diserahkan kepada investor dala
bentuk surat saham kolektif. Dimana sertifikat tersebut sudah harus tersedia paling lambat
3 hari kerja sebelum pencatatan.
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------
c.
Pencatatan efek di bursa
Periode pasar sekunder yaitu periode pencatatan efek di bursa sampai perdagangan
sekunder dimulai. Bapepam mensyaratkan bahwa pencatatan harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 90 hari sesudah dimulainya masa penawaran umum atau 30 hari
sesudah ditutupnya masa penawaran umum tersebut, tergantung mana yang lebih dahulu.
Persyaratan pencatatan saham :
1. Laporan keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar
Tanpa Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir.
2. Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham
3. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal
4. Emiten wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan distor
penuh sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari
jumlah saham yang tercatat di bursa)
Sesudah Emisi
a. Pelaporan emisi efek
Sesudah
efek
diperdagangkan
di
pasar
sekunder,
emiten
diwajibkan
memberikan pelaporan kepada BEI dan BAPEPAM. Pelaporan kepada kedua Institusi ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah
tahunan atau laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin
kepada BAPEPAM tidak hanya meliputi laporan keuangan saja tetapi juga
mencakup beberapa laporan lainnya, seperti laporan penggunaan dana hasil emisi.
2. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan
relevan.
3. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar,
rencana RUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan
mengenai penyimpangan proyeksi yang dipublikasikan lebih dari 10%.
Seluruh laporan yang disampaikan emiten kepada bursa akan dipublikasikan kepada para
investor melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi. Dengan
demikian investor, terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses
langsung kepada emiten, dapat mengetahui perkembangan performa emiten sehingga
dapat mengambil tindakan yang menguntungkan bagi kegiatan investasinya.
C.
Bapepam LK menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor IX.D.1-IX
D5 Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1
Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu) yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang
ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham
dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain.
Hak tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu pengertian Waran yaitu Efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari
perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak
diterbitkannya Waran tersebut Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran
Umum saham atau Perusahaan Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk
melalui penerbitan Waran atau Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek baru dimaksud sebanding dengan persentase
pemilikan mereka.
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika jumlah saham
dalam setiap jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang saham yang ada wajib
mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan mereka
dalam masing-masing jenis saham. Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu ini tidak berlaku jika perusahaan mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari
laba yang ditahan dan atau modal disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus.
a. Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan Informasi atau Fakta Material
mengenai Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat
mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau
Perusahaan Publik.
b. Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram,
atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang
menyesatkan kepada masyarakat.
c. Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan
Informasi atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material
yang telah diatur dalam ketentuan ini.
Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4
Peraturan ini mengatur mengenai penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih Emiten
atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu kepada pemegang saham, sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar.
Peraturan Bapepam LK No. IX.D.5
Peraturan ini memuat mengenai saham bonus.Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara
cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki, pembagian
Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang
saham.Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai dilakukan selambat-lambatnya
45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui
pembagian Saham Bonus tersebut.
b.
Saham Bonus.
Ketika suatu entitas menerbitkan saham tambahan selam tahun bersangkutan dalam
bentuk saham bonus, jumlah saham beredar untuk perhitungan laba per saham
disesuaikan secara retroaktif untuk penerbitan saham bonus tersebut, jika LPS (Laba Per
Saham) tahun sebelumnya ditunjukkan sebagai angka perbandingan jumlah saham yang
beredar juga disesuaikan seolah-olah penerbitan bonus dilakukan di hari pertama tahun
sebelumnya.
Hak Beli Saham (Right Issues).
Ketika suatu entitas menerbitkan hak untuk mebeli saham pada angka yang kurang dari
harga pasar penuh, hak beli saham ini setara dengan penawaran publik pada harga pasar
plus terbitan bonus. Unsur bonus dalam hak beli saham dapat dihitung setara dengan
selisih antara harga pasar dengan hak dan harga pasar tanpa hak. Harga dengan hak
adalah harga pasar dari saham pada hari terakhir saham tersebut diperjual belikan dengan
hak. Harga tanpa hak adalah harga teoritis yang dapat ditentukan dengan (Jumlah saham
sebelum hak beli saham x harga dengan hak) + (jumlah saham yang diterbitkan
berdasarkan hak beli saham x harga pelaksana): jumlah saham setelah hak beli saham.
Jika LPS tahun-tahun sebelumnya disajikan sebagai angka pebanding dalam laporan
keuangan tahun berjalan, LPS-LPS tersebut juga harus disesuaikan untuk unsure bonus
dalam hak beli saham tahun berjalan.LPS-LPS tahun sebelumnya dapat disesuaikan
dengan menghitung kembali jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar modal,
laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan pemakai laporan keuangan membutuhkan
laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan gambaran tentang kegiatan
perusahaan. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan.
Tuntutan pengungkapan untuk laporan interim ditemukan dalam APB Opinion Nomor 28
dan diamandemen dalam FASB Statement Nomor 3 dan FASB Interpretation Nomor 18.
Laporan interim menyediakan informasi yang tepat waktu. Meskipun demikian, sebagian besar
informasinya didasarkan pada estimasi dan laporan yang tidak diaudit. Setiap laporan interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan. Laporan interim ditentukan berdasarkan prinsip
akuntansi yang digunakan dalam laporan tahunan tahun sebelumnya. Meskipun demikian,
beberapa modifikasi mungkin diperlukan untuk menyusun laporan interim sebagai pelengkap
laporan tahunan.
Penjelasan pasal 95 memberi arti kepada orang dalam sebagai pihak-pihak yang
tergolong dalam:
a. Komisaris, Direktur, atau pengawas perusahaan terbuka
b. Pemegang saham utama perusahan terbuka
c. Orang yang karena kedudukannya, profesinya atau karena hubungan usahanya
dengan perusahaan terbuka memungkinkan memperoleh informasi orang dalam.
Dengan kedudukan disini dimaksudkan sebagai lembaga, institusi atau badan
pemerintahan. Sementara yang merupakan hubungan usaha adalah hubungan
kerja atau kemitraan dalam kegiatan usahanya, seperti, nasabah, pemasok,
kontraktor, pelanggan, kreditur, dan lain-lain
d. Pihak yang tidak lagi menjadi pihak sebagaimana tersebut dalam point 1,2,3
tersebut sebelum lewat jangka waktu 6 bulan
Bahwa pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, 9 orang dalam
PGAS melakukan transaksi saham PGAS, baik direksi maupun mantan direksi. Sehingga
unsur-unsur di atas terpenuhi. Sanksi tersebut ditetapkan antara lain dengan
mempertimbangkan pola transaksi dan akses yang bersangkutan terhadap informasi orang
dalam.
Kesimpulan
Dari paparan tulisan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU No. 5/1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1.
karena terlambat melaporkan fakta atas penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan oleh
PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi sebanyak 35 hari.
Mengenai informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas in
dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1.
2. Mengenai pemberian keterangan yang secara material tidak benar tentang rencana
volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ (South Sumatera-West Java) jelas
bahwa PT PGN melakukan pelanggaran terhadap pasal 93 UU No. 8/1995 . Oleh karena
itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam-LK menjatuhkan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi PT PGN yang menjabat pada periode
bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007.
3. Terkait dengan keterlibatan orang dalam PT. PGN dalam kasus ini maka telah jelas
bahwa orang dalam PT. PGN ini melanggar pasal 95 UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
yang menerangkan bahwa orang dalam dari perusahaan publik yang mempunyai
informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi atas Efek Emiten atau Perusahaan
Publik dimaksud hal ini diperjelas dalam penjelasan pasal 95.