You are on page 1of 14

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN


Oleh :
Padlah Riyadi, SE, Ak

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan semakin dinamisnya perubahaan keadaan ekonomi dan bisnis, para pemangku
kepentingan (stakeholder), khususnya para pelaku di pasar modal memerlukan
informasikeuangan yang semutakhir mungkin. Sehubungan dengan itu disamping dengan
laporankeuangan tahunan, untuk entitas yang terdaftar di bursa efek diwajibkanuntuk menyusun
laporan keuangan interim.
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal
penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim
sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan
pandangan yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode
tahunan. Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi
perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan
biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.
Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of Financial
Accounting Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for Segments of Business
Enterprise tidak berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika laporan interim tersebut berupa
laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan posisi keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU) atau
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Sebuah perusahaan yang akan go publicdimana perusahaan tersebut melakukan initial
public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dan
melalui agen-agen penjual yang ditunjuk. IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan
oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat (publik) melalui pasar modal.Investor bisa
melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual. Pada
umumnya, jumlah saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan. Hal ini
karena minat investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan
penjatahan.

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Laporan Keuangan Interim


Salah satu karakteristik kualitatif informasi keuangan adalah tepat waktu. Informasi harus
disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan ekonomi dan untuk menghindari kelambatan pengambilan keputusan tersebut.
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan
keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau
periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan
sesuai standar akuntansi keuangan.
Pelaporan dan Pengungkapan
Unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan keuangan tahunan
adalah:
Dasar pengakuan pendapatan.
Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada
perubahan dalam standar akuntansi.
Penyajian penggolongan aktiva sebagai aktiva lancar dan tidak lancar, dan
kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.

Biaya dan Beban Laporan Keuangan Interim


Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama
dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk
persediaan :

Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor


mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.

Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya


standar tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual
yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa
diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak
direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada akhir periode interim
dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.

Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga


tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan
harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain

Untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk biaya
produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.

Pendapatan dan Beban Musiman Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim
tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya
memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisikondisi
sebagai berikut:

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------


Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan
interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi
keuangan dan kinerja.

Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama


dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang
(cyclical) musiman dari kegiatan usaha.

Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan


kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim
untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada
periode berjalan.

Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan


tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim
tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang
lalu.

Penyisihan Pajak Penghasilan Laporan Keuangan Interim


Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan
untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim
harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada
akhir tahun.

Pos dan Transaksi Luar Biasa Laporan Keuangan Interim

Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,dan


kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode
interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.

Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam
laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan
materialitas, pos luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi
pendapatan tahunan.

Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan
berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan
dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam
laporan laba rugi periode interim.

Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat


mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus
diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti
dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam
laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai
kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

Perubahan Akuntansi Laporan Keuangan Interim

Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan


penyesuaian harus dilaporkan dalam periode interim saat perubahan itu terjadi
dengan cara yang sama seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------


Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan bila mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan
keuangan interim berikutnya.

Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi;


a. yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan,
b. yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang
sama,bila berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.

Bila dimungkinkan, perusahaan sebaiknya melakukan perubahan


akuntansi dalam periode interim pertama dari suatu tahun buku. Perubahan
akuntansi yang dilakukan setelah periode interim pertama dalam satu tahun buku
cenderung mengaburkan hasil usaha dan menyulitkan pengungkapan informasi
keuangan.

Dalam menentukan materialitas pelaporan pengaruh kumulatif dari


perubahan akuntansi atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan
dengan estimasi pendapatan setahun penuh dan kecenderungan laba pada periode
interim berikutnya dalam tahun buku yang sama. Perubahan yang material bila
dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak material bila dikaitkan dengan
estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan kecenderungan laba harus
diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.

Penyajian Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo
laba interim, laporan arus kas dan catatan ataslaporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak
awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-todate).

Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok


lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan
jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan
tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam
penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Langkah Penyajian Laporan Keuangan Interim:
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal
laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus
dilaporkan:
1. pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos
luar biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait),
pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba
bersih
2. data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
3. pendapatan dan beban musiman;
4. perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

B.

5. pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan
tidak sering terjadi;
6. kewajiban kontinjen;
7. perubahan akuntansi; dan
8. perubahan yang material pada unsur laporan arus kas
Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan
melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan
periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode
(retained earnings), kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara
wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk
melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan akuntansi terhadap
hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim berikutnya harus
diungkapkan .
Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu
disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan
laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat
hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan
laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim
triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan
laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan

Pengungkapan Ringkasan Data Keuangan Interim


Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:

pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos


luar biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh
kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih;

data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;

pendapatan dan beban musiman;

perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;

pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan
tidak sering terjadi;

kewajiban kontinjen;

perubahan akuntansi; dan

perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.


Pelaporan Emiten Berproses IPO

1.

Pengertian Initial Public Offering (IPO)


Penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) merupakan salah satu
tahapan terpenting dalam proses perusahaan untuk menuju pasar modal atau go public. IPO
merupakan Pasar Perdana bagi suatu perusahaan untuk menawarkan efeknya (saham, obligasi,
dan surat-surat berharga lainnya) kepada publik.Bagi suatu perusahaan (Emiten) IPO secara
financial merupakan saran untuk memproleh modal untuk pengembangan bisnis perusahaan dan
sarana lainnya sebagai parameter bahwa perusahaan tersebut telah menjalankan keterbukaan
dalam pengelolaan perusahaan perusahaan yang dampaknya dapat memperoleh citra perusahaan.
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

Pengaturan IPO sendiri diatur dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2007 mengenai Penanaman
Modal yang ditetapkan pada tanggal 26 April 2007 (Sebagai pengganti Undang-Undang No. 8
tahun 1985 tentang Pasar Modal) dan Keputusan Menteri Keuangan serta peraturan-peraturan
yang di keluarkan oleh BAPEPAM dan Bursa Efek. Keutungan dalam melakukan IPO antara lain
adalah signifikan akses untuk mendapatkan modal investasi yang lebih besar; kredibilitas sebagai
hasil dari dukungan dan sponsor dari sebuah perusahaan investasi perbankan; beberapa harga
saham yang mendukung setelah perusahaan private terdaftar secara publik; serta cakupan analisis
dan laporan penelitian membantu masyarakat tetap dapat mendapatkan informasi.
Sementara kerugian dari Penawaran Umum Perdana antara lain mencakup kesuksesan
IPO yang bergantung pada bankir investasi dan kondisi pasar; IPO membutuhkan biaya yang
lebih besar dari penawaran umum langsung dan seringkali juga lebih besar dari penggabungan
reverse, tidak termasuk biaya komisi; serta signifikan persyaratan dari manajemen untuk
mengadakan rapat, panggilan konferensi dan roadshow.
2.

Proses IPO (Penawaran Umum Perdana)

Dalam proses IPO (Proses Emisi), Emiten harus menempuj serangkaian tahap yang
cukup panjang. Secara garis bedar peruses IPO dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: sebelum
emisi, selama emisi dan sesudah emisi
Sebelum Emisi
a. Persiapan emisi efek
Sebelum emisi, rencana manajemen perusahaan mencari dana melalui go public mesti
dibawa ke rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat umum pemegang saham luar
biasa (RUPS-LB) untuk dimintakan persetujuan. Setelah persetujuan diperoleh, emiten
kemudian harus mencari dan menunjuk pihak-pihak tertentu untuk menjamin emisi dan
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen emisi. Pihak-pihak yang terlibat tersebut
meliputi perusahaan efek, profesi penunjang dan lembaga penunjang. Perusahaan efek
dapat pula berfungsi sebagai penjamin pelaksana emisi, penjamin emisi, sekaligus agen
penjual. Profesi penunjang yang diperlukan mencakup :
1.
Akuntan publik (Auditor Independen) untuk melakukan audit atas laporan
keuangan 2 tahun terakhir.
2.
Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar, membuat aktaakta perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
3.
Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum.
4.
Lembaga-lembaga penunjang yang berperan antara lain.
5.
Wali amanat sebagai wali dari kepentingan investor (untuk emisi obligasi).
6.
Penanggung (Guarator).
7.
Biro Administrasi efek.
8.
Kustodian untuk tempat penitipan harta.
Persiapan dokumen emisi sendiri teridiri dari surat pengantar pernyataan terdaftar;
prospektus lengkap, iklan, brosur, edaran; dokumen lain yang diwajibkan; rencana jadwal
emisi; konsep surat efek; laporan keuangan; rencana penggunaan dana yang dirinci per
tahun; proyeksi jika dicantumkan dalam prospektus; legal audit; legal opinion; riwayat
hidup komisaris dan direksi; perjanjian penjamin emisi; perjanjian agen penjualan;
perjanjian penanggungan (untuk emisi obligasi); perjanjian perwaliamanatan (untuk
emisi obligasi); perjanjian dengan bursa efek; kontrak pengelolaan saham; kesanggupan
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

emiten untuk menyerahkan semua laporan yang diwajibkan perundang-undangan pasar


modal, dan informasi lainnya yang bukan bagian dari pernyataan pendaftaran yang
diminta BAPEPAM.
b. Pendaftaran Pernyataan Emisi
Setelah semua dokumen yang diperlukan untuk emisi telah lengkap, emiten mengadakan
kontrak pendahuluan dengan bursa efek dan menandatangani perjanjian- perjanjian
emisi.Khusus penawaran obligasi atau efek hutang lainnya emiten harus mendapatkan
terlebih dahulu peringkat dari lembaga pemeringkat efek.Barulah kemudian emiten
bersama penjamin emisi menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumendokumen kepada Bapepam, sekaligus melakukan ekspose terbatas di Bapepam.
Di Bapepam semua dokumen emisi yang telah diterima diperiksa kelengkapannya dan
juga dievaluasi, baik dari segi kelengkapannya, kecukupan, kejelasan informasi,
keterbukaan, maupun aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen. Dalam waktu
maksimum 45 hari kerja jika Bapepam tidak menyampaikan komentar, permintaan
perubahan/tambahan informasi maka pernyataan pendaftaran emiten dianggap efektif

Selama Emisi
a.
Selama masa penawaran efek
Pada tahap ini, emiten melakukan aktivitas penawaran efek pada pasar perdana yang
sering disebut IPO (Initial Public Offering), melaksanakan penjualan saham perdana,
sampai mencatat efek yang di lepas ke public ke Bursa Efek sehingga Investor dapat
memperjualbelikan efek yang dimilikinya. Selama masa periode emisi dibedakan menjadi
periode pasar perdana dan pasar sekunder
b.
Penawaran umum efek
Periode pasar perdana, mencakup periode mulai dari efek ditawarkan kepada pemodal
oleh sindikasi penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk, penjatahan oleh
sindikasi penjamin emisi dan emiten, hingga penyerahan efek kepada investor. Jadi
sesudah Bapepam menyatakan pernyataan pendaftaran efektif, emiten mulai
menyediakan prospectus lengkap untuk publik dan calon pembeli dan memuat prospectus
ringkas tersebut dalam sebuah surat kabar harian atau lebih yang berbahasa Indonesia dan
tersebar secara nasional. Pemasangan prospectus ringkas tersebut dilakukan tiga hari
kerja sebelum masa penawaran umum agar calon pembeli dapat mempelajari terlebih
dahulu penawaran emiten. Pada masa penawaran umum, calon investor yang tertarik
dapat mulai mengajukan pesanan kepada penjamin emisi melalui agen penjualan yang
ditunjuknya.Masa ini berlangsung tiga hari kerja dan selesai 60 hari setelah efektifnya
pernyataan pendaftaran.Berakhirnya masa penawaran disusul dengan penjatahan efek.
Penjatahan efek adalah pengalokasian efek para investor sesuai dengan jumlah yang
tersedia.Jika kemudian ternyata jumlah permintaan efek selama masa penawaran umum
melebihi jumlah efek yang ditawarkan, diadakan penjatahan khusus oleh manajer
penjatahan. Masa penjatahan berjalan hingga 6 hari kerja setelah berakhirnya masa
penawaran. Efek yang sudah dialokasikan kemudian diserahkan kepada investor dala
bentuk surat saham kolektif. Dimana sertifikat tersebut sudah harus tersedia paling lambat
3 hari kerja sebelum pencatatan.
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

c.
Pencatatan efek di bursa
Periode pasar sekunder yaitu periode pencatatan efek di bursa sampai perdagangan
sekunder dimulai. Bapepam mensyaratkan bahwa pencatatan harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 90 hari sesudah dimulainya masa penawaran umum atau 30 hari
sesudah ditutupnya masa penawaran umum tersebut, tergantung mana yang lebih dahulu.
Persyaratan pencatatan saham :
1. Laporan keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat Wajar
Tanpa Kualifikasi (WTK) untuk tahun buku terakhir.
2. Minimal jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1 juta saham
3. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal
4. Emiten wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan distor
penuh sepanjang tidak bertentangan dengan kepemilikan asing (maksimal 49% dari
jumlah saham yang tercatat di bursa)
Sesudah Emisi
a. Pelaporan emisi efek
Sesudah
efek
diperdagangkan
di
pasar
sekunder,
emiten
diwajibkan
memberikan pelaporan kepada BEI dan BAPEPAM. Pelaporan kepada kedua Institusi ini
terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Laporan rutin yaitu berupa laporan keuangan tahunan, laporan keuangan tengah
tahunan atau laporan triwulanan (laporan keuangan interim). Laporan rutin
kepada BAPEPAM tidak hanya meliputi laporan keuangan saja tetapi juga
mencakup beberapa laporan lainnya, seperti laporan penggunaan dana hasil emisi.
2. Laporan berkala yaitu laporan mengenai terjadinya setiap kejadian penting dan
relevan.
3. Laporan lainnya, yaitu mencakup laporan mengenai perubahan anggaran dasar,
rencana RUPS/RUPSLB, perubahan susunan direksi dan komisaris, dan
mengenai penyimpangan proyeksi yang dipublikasikan lebih dari 10%.
Seluruh laporan yang disampaikan emiten kepada bursa akan dipublikasikan kepada para
investor melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui papan informasi. Dengan
demikian investor, terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses
langsung kepada emiten, dapat mengetahui perkembangan performa emiten sehingga
dapat mengambil tindakan yang menguntungkan bagi kegiatan investasinya.

C.

Laporan Yang Harus Disiapkan Untuk Right Issues


Right issue merupakan hak pembeli saham tambahan yang dilakukan oleh perusahaan
dengan cara memesan terlebih dahulu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya untuk
tanggal tertentu. Istilah right issue di Indonesia dikenal pula dengan istilah Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD), karena emiten mengeluarkan saham baru dalam rangka penambahan
modal perusahaan dengan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini.Dengan
demikian, pemegang saham memiliki preemptive right atau hak memesan efek terlebih dahulu
atas saham-saham baru tersebut.
a.

Bapepam LK menerbitkan lima peraturan untuk right issues yaitu peraturan nomor IX.D.1-IX
D5 Peraturan Bapepam LK No. IX.D.1

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

Dalam peraturan ini dijelaskan pengertian Right Issues (Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu) yaitu hak yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham yang
ada untuk membeli Efek baru, termasuk saham, Efek yang dapat dikonversikan menjadi saham
dan waran, sebelum ditawarkan kepada Pihak lain.
Hak tersebut wajib dapat dialihkan. Selain itu pengertian Waran yaitu Efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari
perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih sejak
diterbitkannya Waran tersebut Apabila suatu perusahaan yang telah melakukan Penawaran
Umum saham atau Perusahaan Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk
melalui penerbitan Waran atau Efek konversi, maka setiap pemegang saham wajib diberi Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu atas Efek baru dimaksud sebanding dengan persentase
pemilikan mereka.
Jika perusahaan tersebut mempunyai lebih dari satu jenis saham, dan jika jumlah saham
dalam setiap jenis ditambah secara proporsional, maka para pemegang saham yang ada wajib
mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase pemilikan mereka
dalam masing-masing jenis saham. Persyaratan untuk memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu ini tidak berlaku jika perusahaan mengeluarkan saham sebagai hasil kapitalisasi dari
laba yang ditahan dan atau modal disetor lainnya seperti dividen saham atau saham bonus.

Peraturan Bapepam LK No. IX.D.2


Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam
rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (Right Issues). Dokumen-dokumen yang
harus disiapkan untuk Right Issues sekurang-kurangnya terdiri dari:
a.a)
Surat pengantar Pernyataan Pendaftaran
a.b)
Prospektus; dan
a.c)
Dokumen lain yang diperlukan sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran dalam
rangka penerbitan hak memesan saham terlebih dahulu.
a.d)
Surat dari Akuntan (comfort letter ) sehubungan dengan perubahan keadaan
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
yang diaudit oleh Akuntan
a.e)
Surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansi
a.f)
Keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan
dalam Prospektus
a.g)
Kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen
a.h)
Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan
perubahan yang terjadi setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan
hal yang berkaitan dengan penggunaan dana hasil Penawaran Umum)
a.i)
Surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat
merugikan kepentingan pemegang saham publik dari kreditur, dan lain-lain.
Peraturan Bapepam LK No. IX.D.3
Peraturan ini berisi pedoman mengenai bentuk dan isi prospectus dalam rangka penerbitan hak
memesan efek terlebih :
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

a. Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan Informasi atau Fakta Material
mengenai Penawaran Umum dari Emiten atau Perusahaan Publik, yang dapat
mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh Emiten atau
Perusahaan Publik.
b. Emiten atau Perusahaan Publik harus berhati-hati apabila menggunakan foto, diagram,
atau tabel pada Prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat memberikan kesan yang
menyesatkan kepada masyarakat.
c. Emiten atau Perusahaan Publik dapat melakukan penyesuaian atas pengungkapan
Informasi atau Fakta Material tidak terbatas hanya pada Informasi atau Fakta Material
yang telah diatur dalam ketentuan ini.
Peraturan Bapepam LK No. IX.D.4
Peraturan ini mengatur mengenai penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih Emiten
atau Perusahaan Publik dapat menambah modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu kepada pemegang saham, sepanjang ditentukan dalam anggaran dasar.
Peraturan Bapepam LK No. IX.D.5
Peraturan ini memuat mengenai saham bonus.Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara
cuma-cuma kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki, pembagian
Saham Bonus harus proporsional dengan kepemilikan saham dari setiap pemegang
saham.Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai dilakukan selambat-lambatnya
45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui
pembagian Saham Bonus tersebut.
b.

Peraturan PSAK 56 Laba Per Saham (LPS)

Saham Bonus.
Ketika suatu entitas menerbitkan saham tambahan selam tahun bersangkutan dalam
bentuk saham bonus, jumlah saham beredar untuk perhitungan laba per saham
disesuaikan secara retroaktif untuk penerbitan saham bonus tersebut, jika LPS (Laba Per
Saham) tahun sebelumnya ditunjukkan sebagai angka perbandingan jumlah saham yang
beredar juga disesuaikan seolah-olah penerbitan bonus dilakukan di hari pertama tahun
sebelumnya.
Hak Beli Saham (Right Issues).
Ketika suatu entitas menerbitkan hak untuk mebeli saham pada angka yang kurang dari
harga pasar penuh, hak beli saham ini setara dengan penawaran publik pada harga pasar
plus terbitan bonus. Unsur bonus dalam hak beli saham dapat dihitung setara dengan
selisih antara harga pasar dengan hak dan harga pasar tanpa hak. Harga dengan hak
adalah harga pasar dari saham pada hari terakhir saham tersebut diperjual belikan dengan
hak. Harga tanpa hak adalah harga teoritis yang dapat ditentukan dengan (Jumlah saham
sebelum hak beli saham x harga dengan hak) + (jumlah saham yang diterbitkan
berdasarkan hak beli saham x harga pelaksana): jumlah saham setelah hak beli saham.
Jika LPS tahun-tahun sebelumnya disajikan sebagai angka pebanding dalam laporan
keuangan tahun berjalan, LPS-LPS tersebut juga harus disesuaikan untuk unsure bonus

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

dalam hak beli saham tahun berjalan.LPS-LPS tahun sebelumnya dapat disesuaikan
dengan menghitung kembali jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar.

BAB III
KESIMPULAN
Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar modal,
laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan pemakai laporan keuangan membutuhkan
laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan gambaran tentang kegiatan
perusahaan. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan.
Tuntutan pengungkapan untuk laporan interim ditemukan dalam APB Opinion Nomor 28
dan diamandemen dalam FASB Statement Nomor 3 dan FASB Interpretation Nomor 18.
Laporan interim menyediakan informasi yang tepat waktu. Meskipun demikian, sebagian besar
informasinya didasarkan pada estimasi dan laporan yang tidak diaudit. Setiap laporan interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan. Laporan interim ditentukan berdasarkan prinsip
akuntansi yang digunakan dalam laporan tahunan tahun sebelumnya. Meskipun demikian,
beberapa modifikasi mungkin diperlukan untuk menyusun laporan interim sebagai pelengkap
laporan tahunan.

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

Contoh Kasus Pengungkapan Informasi Material Perusahaan Gas Negara


Dalam kasus yang berjalan selama hampir setahun ini, ada 3 hal yang dihadapi oleh PT.
PGN mulai dari pelanggaran prinsip keterbukaan hingga insider trading. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Pelanggaran prinsip disclosure terhadap keterlambatan penyampaian laporan kepada
Bapepam dan masyarakat tentang peristiwa material.
Dalam Pasal 86 ayat (2) UU No. 5 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa
perusahaan publik menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada
masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek selambatlambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Pada kenyataannya PT. Gas Negara terlambat melaporkan fakta atas penundaan proyek
pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan
keterbukaan informasi sebanyak 35 hari. Mengenai informasi penurunan volume gas dan
informasi tertundanya gas in Dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan
Nomor X.K.1. Sehingga telah jelas, bahwa PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2)
UU No. 5/1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1. dengan pelanggaran ini PT. PGN dikenai
sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 35 juta .
2. Pelanggaran prinsip disclosure terhadap pemberian keterangan yang secara material tidak
benar.
Ada beberapa hal yang seringkali dilarang dalam hal keterbukaan informasi, di antaranya
sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang salah sama sekali.
b. Memberikan informasi yang setengah benar.
c. Memberikan informasi yang tidak lengkap.
d. Sama sekali diam terhadap fakta/informasi material.
Keempat hal ini dilarang karena oleh hukum dianggap dapat menimbulkan misleading
bagi investor dalam memberikan judgement nya untuk membeli atau tidak suatu efek .
Ketentuan ini juga diadopsi dalam pasal 93 UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal, yang
menyebutkan bahwa tiap pihak dilarang, dengan cara apa pun, memberikan keterangan
yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di
Bursa Efek .
Dalam kasus ini PT. PGN yakni memberikan keterangan material tidak benar tentang
rencana volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ (South Sumatera-West
Java) . Fakta itu sudah diketahui atau sewajarnya diketahui oleh direksi, yang kemudian
seharusnya keterangan itu disampaikan kepada publik, namun tidak disampaikan.
Sehingga jelas terjadi bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap pasal 93 UU No. 8/1995
dan diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.
15 milyar . Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam-LK menjatuhkan
sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi PT PGN yang
menjabat pada periode bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007 yaitu Sutikno, Adil Abas, Djoko
Pramono, WMP Simanjuntak dan Nursubagjo Prijono.
3. Keterlibatan fiduciary position dalam kasus insider trading transaksi efek PGAS
Dalam pasal 95 UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal menerangkan bahwa orang dalam
dari perusahaan publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan
transaksi
atas
Efek
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
dimaksud.
Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

Penjelasan pasal 95 memberi arti kepada orang dalam sebagai pihak-pihak yang
tergolong dalam:
a. Komisaris, Direktur, atau pengawas perusahaan terbuka
b. Pemegang saham utama perusahan terbuka
c. Orang yang karena kedudukannya, profesinya atau karena hubungan usahanya
dengan perusahaan terbuka memungkinkan memperoleh informasi orang dalam.
Dengan kedudukan disini dimaksudkan sebagai lembaga, institusi atau badan
pemerintahan. Sementara yang merupakan hubungan usaha adalah hubungan
kerja atau kemitraan dalam kegiatan usahanya, seperti, nasabah, pemasok,
kontraktor, pelanggan, kreditur, dan lain-lain
d. Pihak yang tidak lagi menjadi pihak sebagaimana tersebut dalam point 1,2,3
tersebut sebelum lewat jangka waktu 6 bulan
Bahwa pada periode 12 September 2006 sampai dengan 11 Januari 2007, 9 orang dalam
PGAS melakukan transaksi saham PGAS, baik direksi maupun mantan direksi. Sehingga
unsur-unsur di atas terpenuhi. Sanksi tersebut ditetapkan antara lain dengan
mempertimbangkan pola transaksi dan akses yang bersangkutan terhadap informasi orang
dalam.
Kesimpulan
Dari paparan tulisan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU No. 5/1995 jo. Peraturan Nomor X.K.1.
karena terlambat melaporkan fakta atas penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan oleh
PT PGN. Dalam hal ini keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi sebanyak 35 hari.
Mengenai informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas in
dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1.
2. Mengenai pemberian keterangan yang secara material tidak benar tentang rencana
volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ (South Sumatera-West Java) jelas
bahwa PT PGN melakukan pelanggaran terhadap pasal 93 UU No. 8/1995 . Oleh karena
itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam-LK menjatuhkan sanksi administratif
berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi PT PGN yang menjabat pada periode
bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007.
3. Terkait dengan keterlibatan orang dalam PT. PGN dalam kasus ini maka telah jelas
bahwa orang dalam PT. PGN ini melanggar pasal 95 UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
yang menerangkan bahwa orang dalam dari perusahaan publik yang mempunyai
informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi atas Efek Emiten atau Perusahaan
Publik dimaksud hal ini diperjelas dalam penjelasan pasal 95.

Laporan Keuangan Interim Pelaporan dan Pengungkapan : --------------------------------------------------

You might also like