You are on page 1of 11

Antropologi Industri:

Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan


Industrialisasi Dan Budaya Masyarakat
Oleh: Darundiyo Pandupitoyo

Abstraksi
Era industrialisasi di negara berkembang seperti Indonesia tidak
dapat dihindari, walaupun suara-suara miring mengenai industrialisasi
banyak didengungkan di banyak tempat. Disadari maupun tidak kita
semua merupakan bagian dari industrialisasi, karena hampir semua aspek
kebutuhan manusia sudah dikuasai oleh industri. Manusia bergantung
pada produk industri, dan industri bergatung pada masyarakat sebagai
konsume dari produk-produknya. Masyarakat yang berbudaya konsumtif
dan instant adalah masyarakat yang menjadi sasaran empuk
industrialisasi. Bagi masyarakat, Industrialisasi menyajikan kemudahan-
kemudahan bagi hidup mereka, seperti misal industri telekomunikasi yang
semakin membuat jarak tidak berarti. Dari fenomena yang penulis
sebutkan diatas bisa dilihat terdapat simbiosis mutualisme antara
industrialisasi dan budaya masyarakat. Para antropolog sangat tertarik
melihat fenomena tersebut dan mencoba untuk mempelajari secara detail
bagaimana kedua variable tersebut salling mempengaruhi satu sama lain
dan berusaha memahami sistem sosial dalam suatu industri yang
berhubungan dengan manajemen.

Latar Belakang Masalah


Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau
assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri Hasil industri
tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

1
Industri menempati posisi yang penting di era globalisasi seperti
sekarang ini. Hampir keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dunia
mengalami industrialisasi, misalnya saja aspek kebutuhan primer manusia
yaitu sandang, pangan dan papan sudah mengalami industrialisasi
dengan hadirnya pabrik tekstil, pabrik makanan instant dan pabrik bahan
bagunan. Berawal dari ditemukannya mesin uap pada tahun 1769 oleh
ilmuwan berkebangsaan Skotlandia, James Watt (Hart:1986). Dunia
mengalami era revolusi industri yang mengubah keseluruhan wajahnya,
baik wajah fisik maupun sosial. Dalam revolusi industri tenaga uap telah
mampu menggantikan tenaga manusia dan juga mampu meningkatkan
produktifitas dan keuntungan (answer, t.t.).
Revolusi industri adalah awal dari sebuah era industrialisasi yang
lebih besar. Negara-negara kaya di Eropa dan Amerika semakin
memperluas pasar dan memperbesar skala produksi. Eropa dan Amerika
juga mengalami perkembangan pesat kala itu, banyak muncul ilmuwan-
ilmuwan serta kaum intelektual meyebabkan industrialisasi semakin
berkembang pesat, seperti misal ilmuan Amerika Serikat Alexander
Graham Bell yang menciptakan telepon pada tahun 1876 atau ilmuwan
Amerika Serikat lain, Thomas Alfa Edison yang menemukan bola lampu
pada tahun 1879 (Hart:178).
Sayangnya, perkembangan industri yang pesat tersebut tidak
diiringi dengan pelestarian lingkungan fisik maupun sosial. Pabrik-pabrik
yang berdiri di seluruh dunia membuat polusi lingkungan, produk-produk
elektronik membawa radiasi yang tidak baik bagi kesehatan sampai
masalah sosial yang berkaitan dengan kesenjangan antara kaum buruh
dan majikan adalah contoh efek negatif dari industrialisasi. Industrialisasi
juga mempunyai beberapa efek positif yaitu memeberikan lapangan kerja
luas bagi masyarakat, produk dari industri teknologi dapat mempermudah
hidup kita, munculnya berbagai macam inovasi baru akibat dari iklim
kompetisi industri.

2
Industri secara evolutif mampu menjadi bagian dari kehidupan
manusia, bahkan menjadi roda penggerak kehidupan masyarakat. Tahun
2005 Tercatat lebih dari 94.000.000 masyarakat Indonesia
menggantungkan hidupnya dengan bekerja pada sektor-sektor industri
(Badan Pusat Statistik Indonesia). Masyarakat lainnya juga
menggantungkan diri pada produk-produk industri untuk keperluan sehari-
harinya. Sampai pada tahun 2000 industri menengah dan besar di
Indonesia berjumlah 22.174 (Badan Pusat Statistik Indonesia). Melihat
fakta tersebut, industri dan masyarakat adalah dua variable yang saling
bersimbiosis mutualisme. Masyarakat membutuhkan produk hasil industri
dan sebaliknya industri membutuhkan masyarakat sebagai konsumen
produk-produknya agar memperoleh penghasilan.

Tabel 1.1 Populasi Pekerja Industri besar Indonesia usia 15 tahun keatas

Main Industry 2001 2002 2003 2004 2005

39 743 40 633 43 042 40 608 41 814


1. Agriculture, Forestry, Hunting and Fishery
908 627 104 019 197
1 034
2. Mining and Quarrying - 631 802 732 768 808 842
716
12 086 12 109 11 495 11 070 11 652
3. Manufacturing Industry
122 997 887 498 406
4. Electricity, Gas, and Water - 178 279 151 831 228 297 186 801
4 273 4 054 4 540 4 417
5. Construction 3 837 554
914 741 102 087
Wholesale Trade, Retail Trade, Restaurants 17 469 17 795 17 249 19 119 18 896
6.
and Hotels 129 030 484 156 902
4 672 4 939 5 480 5 552
7. Transportation, Storage, and Communications 4 448 279
584 665 527 525
Financing, Insurance, Real Estate and 1 306 1 125 1 042
8. 1 127 823 99 1745
Business Services 551 056 786
11 003 10 360 10 515 10 576
9. Community, Social, and Personal Services 9837 760
482 188 665 572
1 091
10. Others - - - -
120*)
90 807 91 647 92 810 93 722 94 948
Total
417 166 791 036 118

Sumber: BPS

3
Tabel 1.2 Jumlah Usaha menengah dan besar
di Jawa dan luar Jawa
Location 1997 1998 1999 2000
18,024 17,236 17,925 17,995
Java
(80.51) (80.46) (81.22) (81.15)
4,362 4,187 4,145 4,179
Outside Java
(19.49) (19.54) (18.78) (18.85)
22,386 21,423 22,070 22,174
Total
(100.00) (100.00) (100.00) (100.00)
Sumber: BPS

Para antropolog melihat fenomena ini sebagai gejala sosial yang


perlu dipahami dari persepsi budaya masyarakat. Peran industri dalam
masyarakat tidak akan optimal bila tidak didukung oleh budaya. Maka dari
itu muncul satu sub disiplin dari antropologi yang disebut antropologi
industri atau industrial anthropology yang muncul sekitar tahun 1940-an
dengan memunculkan Ronald Frankenberg, Low dan Warner (1947)
sebagai pioner di bidang ini.

Rumusan Masalah
Dari data dan fenomena yang penulis ungkapkan, terdapat beberapa
rumusan permasalahan
1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan antropologi industri?
2. Bidang apa saja yang dikaji dalam antropologi industri?

Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui bagaimanakah sejarah dan perkembangan
antropologi industri
2. lebih detail mengetahui bidang apa sajakah yang dikaji dalam
antropologi industri

4
Industri dari persepsi sosial-budaya
Secara sederhana Malinowski (1921) pernah mengatakan bahwa
kebutuhan hidup manusia dapat dibagi menjadi tiga ketegori besar, yaitu
kebutuhan biologis, sosial dan psikologis. Era industrialisasi sekarang ini
telah mengemas ketiga kebutuhan tersebut dan mengomersilkannya ke
masyarakat. Masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan menyukai hal
yang instant tentu akan menjadi makanan empuk bagi para produsen
yang ingin mencari keuntungan. Melihat fenomena tersebut berarti
terdapat benang merah antara industrialisasi dan budaya konsumen yang
saling terikat satu sama lainnya.
Industrialisasi banyak dipandang dari persepsi ekonomi saja, tanpa
memikirkan bagaimana variabel-variabel sosial-budaya mempengaruhi di
dalamnya (Dalton dalam Sairin dkk, 2002:40). Antropologi menawarkan
satu pendekatan dengan melihat industrialisasi dari sudut pandang sosial-
budaya masyarakat.

Definisi dan kategorisasi industri


Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang
memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba.
Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau "industri ternak".
Istilah idustri juga digunakan bagi suatu bagian produksi ekonomi
yang terfokus pada proses manufakturisasi tertentu yang harus memiliki
permodalan yang besar sebelum bisa meraih keuntungan. Dalam kasus
ini sebenarnya lebih tepat disebut industri besar. Industri dapat
diketegorisasikan menurut jenis-jenisnya. Berikut adalah kategorisasi
industri berdasarkan jenisnya:
Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku
1. industri ekstraktif
industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar.
- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,

5
pertambangan, dan lain lain.
2. industri nonekstaktif
industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
3. industri fasilitatif
industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya.
- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.

Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal


1. industri padat modal
adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk
kegiatan operasional maupun pembangunannya
2. industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya


= berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =
1. industri kimia dasar
contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. industri mesin dan logam dasar
misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3. industri kecil
Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak
goreng curah, dll
4. Aneka industri
misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-
lain.

6
Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4
orang.
2. industri kecil
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-
19 orang.
3. industri sedang atau industri menengah
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-
99 orang.
4. industri besar
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100
orang atau lebih.

Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi


1. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market
oriented industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target
konsumen. industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana
konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin
menjadi lebih baik.
2. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja /
labor (man power oriented industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk
karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja /
pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku
(supply oriented industry)
Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada
untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

7
Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1. industri primer
adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan
langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu
Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan,
perikanan, dan sebagainya.
2. industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga
menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.
Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan
sebagainya.
3. industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan
masih banyak lagi yang lainnya.

Antropologi industri sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara


industrialisasi dan keadaan sosial-budaya
Selama bertahun-tahun antropologi dan manajemen dianggap tidak
bisa sejalan, keduanya berpikir bahwa masing-masing pihak tidak bisa
memberikan yang terbaik bagi pemecahan permasalahan (Kamsteeg dan
Wels, 1995). Hal tersebut seperti membandingkan antara “thinking“ dan
“doing”. Para antropolog menganggap bahwa ekonom tidak pernah
berpikir dengan baik dan bertindak tidak berdasar atas teori yang tepat
dan alasan yang logis. Sebaliknya, para ekonom menuding bahwa
antropolog sama sekali tidak tahu bagaimana cara masuk dalam area
ekonomi dan manajemen. Para ekonom punya dalil yang kuat atas
pernyataan mereka, yakni para antropolog hampir tidak pernah memasuki
area ekonomi atau manajemen sama sekali, hanya bisa berkutat dengan
manusia dan kebudayaannya.

8
Statement para ekonom tersebut membuat para antropolog
bereaksi dan mencoba mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen.
Para antropolog berusaha untuk mempelajari benang merah antara
ekonomi, manajemen dan keadaan sosial-budaya manusia. Setelah
bertahun-tahun mengadakan riset, akhirnya terciptalah subdisiplin
antropologi yang bernama antropologi ekonomi tercipta semenjak tulisan
Bronislaw Malinowski berjudul The Economics of The Trobriand Islanders
pada tahun 1921 (LeClair dan Schneider dalam Sairin, 2002:8) dan
antropologi industri yang tercipta sejak Warner dan Low mempelajari
masalah sistem sosial dalam pabrik modern pada tahun 1947 (Batteau,
2006).
Antropologi industri sebagai subdisiplin antropologi yang
mempelajari keterkaitan antara industrialisasi dan keadaan sosial-budaya
tidak pernah bisa maju walaupun para antropolog seperti Richardson,
Warner, Chapple dan Arensberg antara tahun 1940-an sampai 1950-an
berusaha mendorong agar antropologi industri lebih berkembang dengan
masuk ke area ekonomi dan manajemen industri. Tidak diragukan lagi,
bahwa ini berhubungan dengan implikasi para antropolog atas keterlibatan
organisasi dan manajemen dalam industri. Ricahardson mengatakan
bahwa aspek paling penting dalam perubahan akademik menjadi praktek
dalam kajian antropologi adalah ksadaran sejak dini bahwa analisis
terhadap suatu permasalahan tidak akan pernah cukup.
Richardson sendiri mempelajari seni dan juga masalah militer.
Setiap tujuan mempunyai beberapa makna, yaitu berguna dan tidak
berguna berangkaian dengan waktu dari tujuan tersebut. Merencanakan
jalan yang paling efektif untuk meraih tujuan di masa depan biasanya lebih
memerlukan pemikiran yang kreatif daripada analisis dari kejadian-
kejadian lampau. Namun, dalam hal ini antropologi tidak dapat
berkembang seperti yang diimpikan oleh Richardson seperti yang penulis
jelaskan diatas dan antropologi industri tidak dapat berkembang menjadi
profesi yang menjanjikan.

9
Pada tahun 1957, Keesing, Siegel dan Hammond menyumbangkan
kontribusi antropologis penting dalam industri dengan mengumpulkan dan
mengedit beberapa sumbangan antropologi terhadap industri dan
menerbitkannya dalam bentuk buku, walaupun karya tersebut harus
menunggu 24 tahun lagi sebelum karya lainnya yang berhubungan
dengan antropologi industri terbit. Holzberg dan Giovannini menyimpulkan
bahwa secara halus menyatakan bahwa fokus antropologi terhadap
organisasi dan industri menuntun ke arah variasi tingkat tinggi dan kita
harus memilih dalam hal literatur yang digunakan. Holzberg dan
Giovannini menulis:

“…although industrial anthropology began with an applied focus, the recent


literature contains few works directly concerned with applied industrial research.
In 1987, after more than 40 years of missionary work to get industrial
anthropology and other applied varieties of the discipline accepted as part of
mainstream anthropology, Morey and Luthans could still entitle their paper for the
Academy of Management: Anthropology: the forgotten behavioural science in
management history”.

“…walaupun awalnya antropologi industri adalah sebuah ilmu terapan, literatur-


literatur yang banyak dipakai hanya sedikit yang langsung berasal dari penelitian
di bidang industri. Pada tahun 1987, setelah lebih dari 40 tahun para missionary
bekerja untuk membuat antropologi industri dan beberapa disiplin terapan yang
diakui oleh antropologi, Morey dan Luthans masih memberi judul pada karya tulis
mereka untuk akademi manajemen: Antropologi: Ilmu Perilaku yang Terlupakan
Dalam Sejarah Manajemen’.

Kelemahan-kelemahan tersebut yang seharusnya jadi pekerjaan kita


sebagai seorang antropolog untuk memperbaikinya agar antropologi
industri menjadi salah satu disipilin terapan dalam antropologi yang
diterima dan menjadi sumber terpercaya dalam mengkaji fenomena
industrialisasi di kalangan masyarakat.

Kesimpulan
Merujuk pada data dan fakta yan penulis sajikan diatas, terdapat
beberapa kesimpulan:

1. antropologi industri lahir akibat kesenjangan antara para ekonom


dan antropolog dalam melncari solusi permasalahan ekonomi dan

10
manajemen dari persepsi yang berbeda. Kesenjangan tersebut
membuat para antropolog merasa perlu mempelajari masalah
manajemen dan ekonomi dari sudut pandang antropologi lebih
dalam dan serius. Para antropolog memilih untuk mempelajari
sistem sosial yang ada di dalam industri serta kaitan antara industri
dan keadaan sosial-budaya masyarakat.
2. antropologi industri sebagai ilmu terapan mempelajari bagaimana
industri bersimbiosis mutualisme dengan budaya masyarakat.
Antropologi industri juga mempelajari sistem sosial yang ada dalam
suatu industri berkaitan dengan manajemennya.

11

You might also like