Professional Documents
Culture Documents
Cari
a s k eepp a b o rrttuuss i n s i p i e n
AABBOOUUTT W
WRRIITTEERR
aadddd m
myy ffbb
((ccrruuiisseerr__ccrr44w
wnn@
@yyaahhoooo..ccoom
m))
Thank for Allah ! and all of my
friend.. On SNR angkatan 5...
Lihat profil lengkapku
AAN
NDDAA PPEEN
NGGUUN
NJJUUN
NGG KKEE !!!!
8 2 4 3 2
GGAABBUUN
NGG YYUUKK !!!!
65 orang
menyukai ini.
Jadilah yang
pertama di
antara teman
Anda.
Suka
DDOOW
WN
NLLOOAADD AARREEAA !!!!
.Ppt
.doc
FFRREEEE DDOOW
WN
NLLOOAADD !!!!
D
Doow
wnnllooaadd ffrroom
m
44sshhaarreedd
ASKEP
APPENDIKSITIS.pptx
Aspek Sosial Budaya
dalam Penkes.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT1.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN
BBLLOOGG,,SS AARRCCH
HIIVVEE
2012 (8)
2011 (113)
Desember (4)
Mei (15)
April (94)
askep lansia dengan gangguan
jiwa
reaksi hospitalisasi
askep ulkus peptikum 2
insertio velamentosa
plasenta previa
A
A.. LLaannddaassaann TTeeoorrii
11.. P
Peennggeerrttiiaann A
Abboorrttuuss
Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan
sebelum janin dapat bertahan hidup, yaitu sebelum kehamilan
berusia 20 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram.
Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada
wanita yang sedang hamil. Dengan adanya peralatan USG,
sekarang dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan
menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah
abortus karena
kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG
menunjukkan kantong kehamilan yang kosong, sedangkan jenis
yang kedua adalah abortus karena kematian janin, di mana janin
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut
jantung atau pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan.
22.. EEttiioollooggii
Delapan puluh persen kejadian abortus terjadi pada usia
kehamilan sebelum 12 minggu. Risiko terjadinya abortus
meningkat dengan meningkatnya jumlah kehamilan, umur ibu
dan umur ayah. Risiko ini juga meningkat jika seorang ibu
langsung hamil kembali 3 bulan setelah melahirkan. Penyebab
abortus dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu
a. Faktor janin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik,
dan ini terjadi pada 50%-60% kasus keguguran.
b. Faktor ibu
1. kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan
tiroid, kencing manis.
faktor kekebalan (imunologi), misalnya pada
2.
penyakit lupus, Anti phospholipid syndrome
3. infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar
air, campak jerman, toksoplasma , herpes, klamidia.
4. kelemahan otot leher rahim
5. Kelainan bentuk rahim.
c. Faktor Bapak
Kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat
menyebabkan abortus
33.. P
Paattooffiissiioollooggii
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,
diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum
menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
solusio plasenta
askep klien dengan gips
askep klien dengan traksi
askep spondilitis
askep osteomalasia
askep fraktur klavikula
askep faringitis
askep endokarditis
askep dimensia
askep ca serviks
askep karsinoma laring
askep gagal nafas
askep fraktur cruris
askep pada anak dengan
bronchopneumoni
askep aritmia / distritmia
askep hepatitis
askep vertigo
askep trauma abdomen
askep tinnitus
askep influenza
askep hernia
askep epilepsi
askep bronkitis
askep anemia
antigen
minggu
Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
66.. P
Peem
meerriikkssaaaann P
Peennuunnjjaanngg
a. Tes Kehamilan
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus
b. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed
abortion
77.. D
Diiaaggnnoossaa B
Baannddiinngg
Kehamilan etopik terganggu, mola hidatidosa,
kehamilan dengan kelainan serviks. Abortion imiteins
perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang
biasanya sedikit, berwarna merah, cepat terhenti, dan
tidak disertai mules-mules.
8.. JJeenniiss
JJeenniiss A
Abboorrttuuss
Jenis abortus berdasarkan gejalanya dapat dibagi
menjadi 5, yaitu:
1. Abortus Mengancam
2. Abortus insipien
3. Abortus inkomplit
4. Abortus komplit
5. Missed abortion (abortus tertahan)
mekanisme tubuh
mempertahankan cairan &
elektrolit...
proses terjadinya edema
proses pemekatan urine
proses pembentukan urine
Askep fraktur cirugis
askep cedera kepala
askep hemofilia
askep spina bifida
askep artritis
askep GBS
Askep Tumor Otak
askep trauma dada
flu burung
jenis teknik sampel
B
B.. A
Abboorrttuuss IInnssiippiieennss
11.. P
Peennggeerrttiiaann
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules
menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah.
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan
kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan
kerokan.
Perdarahan saat awal kehamilan di mana walaupun
askep SARS
askep penyakit jantung
bawaan
Perilaku Organisasi
suction
askep fraktur iga
askep gagal nafas
kumbah lambung
RJP
askep trauma spinal
askep gagal jantung akut dan
kronik
askep kardiomiopati diabetik
askep cor pulmonal
askep jantung koroner
askep hipertensi
askep gangguan hati pankreas
dan empedu
askep gangguan usus besar
askep apendiksitis
askep gangguan esofagus
askep diare
askep abses paru
askep ARDS
askep atelektasis paru
askep asma
askep sindrom buerger
askep pneumothorak
Askep Tumor Otak
FFOOLLLLOOW
W TTH
HIISS LLIIN
NKK !!!!
BBEECCOOM
MEE FFOOLLLLOOW
WEERR''SS
M
Meem
mbbeerrss ((1199)) More
C
C.. K
KO
ON
NSSEEP
PA
ASSU
UH
HA
AN
NK
KEEP
PEER
RA
AW
WA
ATTA
AN
N
11.. P
Peennggkkaajjiiaann
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah
dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
B
Biiooddaattaa : mengkaji identitas klien dan penanggung
yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan
ke- , lamanya perkawinan dan alamat
K
Keelluuhhaann uuttaam
maa : Kaji adanya menstruasi tidak lancar
dan adanya perdarahan pervaginam berulang
R
Riiw
waayyaatt kkeesseehhaattaann , yang terdiri atas :
R
Riiw
waayyaatt kkeesseehhaattaann sseekkaarraanngg yaitu keluhan sampai
saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar
siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
R
Riiw
waayyaatt kkeesseehhaattaann m
maassaa llaalluu
R
Riiw
waayyaatt ppeem
mbbeeddaahhaann : Kaji adanya pembedahan
yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
R
Riiw
waayyaatt ppeennyyaakkiitt yyaanngg ppeerrnnaahh ddiiaallaam
mii : Kaji adanya
penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM ,
jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary ,
penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
Ads Powered
by:KumpulBlogger.com
R
Riiw
waayyaatt kkeesseehhaattaann kkeelluuaarrggaa : Yang dapat dikaji
melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
R
Riiw
waayyaatt kkeesseehhaattaann rreepprroodduukkssii : Kaji tentang
mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya,
sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta
kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
R
Riiw
waayyaatt kkeehhaam
miillaann ,, ppeerrssaalliinnaann ddaann nniiffaass : Kaji
bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya.
R
Riiw
waayyaatt sseekkssuuaall : Kaji mengenai aktivitas seksual
klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn
yang menyertainya.
R
Riiw
waayyaatt ppeem
maakkaaiiaann oobbaatt : Kaji riwayat pemakaian
obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis
obat lainnya.
P
Poollaa aakkttiivviittaass sseehhaarrii--hhaarrii : Kaji mengenai nutrisi,
cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat
tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.
Pemeriksaan fisik, meliputi :
11.. IInnssppeekkssii adalah proses observasi yang sistematis yang
tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi
indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,
laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap
kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik,
dan seterusnya
22.. P
Paallppaassii adalah menyentuh atau menekan permukaan luar
tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat
suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau
menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi
edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit
untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot
atau respon nyeri yang abnormal
33.. P
Peerrkkuussii adalah melakukan ketukan langsung atau tidak
langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan
informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan
bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa
atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada
tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa
refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut
atau tidak
44.. A
Auusskkuullttaassii adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh
dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan
menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar :
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)
Pemeriksaan laboratorium :
22.. D
Diiaaggnnoossaa K
Keeppeerraaw
waattaann
Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan
intrauteri
Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
Cemas s.d kurang pengetahuan
33.. IInntteerrvveennssii K
Keeppeerrw
waattaann
aa.. D
Deevviissiitt V
Voolluum
mee C
Caaiirraann bb..dd P
Peerrddaarraahhaann
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara
intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
1. Kaji kondisi status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus
memiliki karekteristik bervariasi
2. Ukur pengeluaran harian
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan
harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
3. Berikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan
massif
4. Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui
pemeriksaan fisik
bb.. G
Gaanngggguuaann A
Akkttiivviittaass bb..dd kkeelleem
maahhaann,, ppeennuurruunnaann
ssiirrkkuullaassii
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
1. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti,
tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah
kondisi klien lebih buruk
2. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan
Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan
pulsasi organ reproduksi
3. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal
4. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien
auteri
a. kaji kondisi nyeri yang dialami klien
b. jelaskan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
c. kolaorasi pemberian analgetik
4. Resiko tinggi infeksi b/d perdarahan dengan kondisi vulva
lembab.
a. kaji kondisi keluar atau dischart yang keluar : jumlah
warna dan bau.
terangkan pada klien pentingnya perawtan vulva
b.
selama masa perdarahan
c. lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
anjurkan pada suami untuk tidak melakukan
d.
hubungan senggama selama masa perdarahan.
5. Cemas b/d kurangnya pengetahuan
a. kaji tingkat pengetahuan atau persepsi klien dan
keluarga terhadap penyakit.
b. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan
c. terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu
diketahui oleh klien dan keluarga
C. Implementasi
1. Devisit Volume cairan
a. Mengkaji kondisi status hemodinamika
b. Mengukur pengeluaran harian
c. Memberikan sejumlah cairan pengganti harian
d. Mengevaluasi status hemodinamika
2. Gangguan aktifitas b/d kelemahan, penurunan sirkulasi
a. Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktifitas
b. Mengkai pengaruh aktifitas terhadap kondisi uterus
/ kandungan
c. Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan
aktifitas sehari-hari
d. Membantu klien untuk melakukan tindakan sesuai
kemampuan/kondisi klien.
e. Mengevaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan aktifitas.
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d kerusakan jaringan
intra auteri
a. Mengkaji kondisi nyeri yang dialami klien
b. menerangkan nyeri yang diderita klien dan
penyebabnya
c. mengkolaborasikan pemberian analgetik
4. Resiko tinggi infeksi b/d perdarahan, kondisi vulva lembab
a. mengkaji kondisi keluaran / dischart yang keluar :
jumlah, warna, dan bau
b. menerangkan kepadan klien pentingnya perawatan
vulva selama masa perdarahan
c. melakukan pemeriksaan biakan pada dischart
d. Menganjurkan pada suami untuk tidak melakukan
hubungan senggama selama masa perdarahan.
5. Cemas b/d kurangnya pengetahuan
a. Mengkaji tingkat pengetahuan atau persepsi klien
dan keluarga terhadap penyakit.
b. Membantu klien mengidentifikasi penyebab
kecemasan
c. Menerangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu
diketahui oleh klien dan keluarga
D
DA
AFFTTA
AR
RP
PU
USSTTA
AK
KA
A
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,
edisi 6, EGC, Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I.
Media Aesculapius. Jakarta
Cunningham FG, MacDonald PC,Gant NF. Abortion. In Williams
th
Obstetrics 20 Ed. Appleton Lange, 1997, p 579
Arias F. Early pregnancy loss. In Practical Guide to High Risk
Pregnancy and Delivery. St Louis, Mosby Year Book,1993,
p57ng
TTiid a k a d a k o m e n t a r :
P
Poos k a n K
Koom
meennt a r
Masukkan komentar Anda...
BBeerrii kkoom
meennttaarr sseebbaaggaaii::
PPuubblliikkaassiikkaann
Select profile...
Pratinjau
Beranda
SSH
HAARREE IITT
Posting Lama