Professional Documents
Culture Documents
INDUSTRI KERAMIK
OLEH :
KELOMPOK 3
Lentina Sitohang
(120140027)
(120140006)
Nursiah
(120140012)
Rahmita
(120140022)
Shinta Raihan
(120140017)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material teknik dewasa ini mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Perkembangan tersebut meliputi di dalam struktur, komposisi, sifat-sifat fisik dan
mekanik. Sifat-sifat fisik yaitu berkaitan dengan berat jenis material tersebut,
manakala sifat mekanik berkaitan dengan kemampuannya untuk digunakan di dalam
produk teknik. Para engineer material dewasa ini sedang giat-giatnya mengadakan
penelitian terhadap bahan-bahan yang terbuat daripada non metal. Salah satunya
adalah keramik.
Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM.
Barang barang yang di buat dari keramik adalah pot bunga dan bata. Dalam industri
otomotif modern, keramik telah di gunakan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu,
yaitu untuk menghasilkan ignition park di dalam proses pembakaran otomotif.
Keramik juga berfungsi sebagai isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi
bahan yang penting di dalam mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi
kehausan pada temperatur yang tinggi.
Keramik pada dasarnya terbuat dari tanah liat dan umumnya di gunakan untuk
perabot rumah tangga dan bata untuk pembangunan perumahan. Pada masa kini
keramik tidak lagi hanya terbatas penggunaanya untuk keperluan tradisional seperti
tersebut di atas, malah sekarang keramik telah mengalami kemajuan dan di kenal
dengan bahan keramik termaju. Bahan keramik sudah di gunakan dalam bidang
Teknik Kimia, Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan bahan keramik ini di gunakan juga
dalam bidang Kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah di gunakan dalam motor
bakar seperti untuk komponen-komponen mesin diesel misalnya untuk turbo charge,
klep dan kepala piston. Makalah ini memaparkan tentang keramik, pengolahan dan
industri keramik, berikut ini penjelasannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Industri Keramik
Sejarah pembuatan keramik merupakan salah satu proses industri yang paling
tua dalam sejarah manusia. Barang barang yang ditemukan ada yang berasal dari
tahun 15.000 sebelum Masehi, dan cukup maju di masa 10 abad kemudian.
Akhir-akhir ini dikembangkan pula proses baru untuk pembuatan bata dari limbah
penambangan, kerak tanur, dan berbagai ragam bahan lain yang sekarang menumpuk.
Pada beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan pula beberapa produk
baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan bahan yang tahan suhu yang lebh
tinggi , tekanan yang lebih besar, sifat sifat mekanik yang lebih baik, serta
karakteristik listrik yang khusua, atau tahan terhadap bahann kimia yang korosif.
Jenis- jenis produknya :
a. Keramik putih (whiteware). Porselin cina, keramik tanah, gerabah, porselin ,
keramik batu dan keramik vetrio
b. Produk produk lempung struktual. bata bangunan, bata dnding, ter-kota, pipa got,
dan ubin comber
c. Refraktori, bata tahan api, silika, kromit, magnesit, bata magnesit-kromit, refraktori
silika karbida dan zirkonia, alumunium silika dan produk alumina
d. Produk keramik khusus
mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang penting. Reaksinya
dilukiskan sebagai berikut :
K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4 SiO2K2O.Al2O3.6SiO2 + CO2 + 2H2O
Feldspar
potas
Kaolinit
Silika
a. Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta. Proses pembentukan
kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan proses
hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua
macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi. Mineral yang termasuk
dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit
(Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih besar dan
umumnya membentuk endapan tersendiri. Sifat-sifat mineral kaolin antara
lain, yaitu: kekerasan 2 2,5, berat jenis 2,6 2,63, plastis, mempunyai daya
hantar panas dan listrik yang rendah, serta pH bervariasi.
b. Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka
struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini
menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang
masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.
Terlepas dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar
(KAlSi3O8), natrium feldspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8)
dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar
dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar. Plagioklas merupakan seri
yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi komposisi natrium
felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar hampir selalu memperlihatkan
kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan tipis
mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan
dengan berubahnya komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi
mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas
tersebut. Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali
Berikut ini adalah tabel bahan baku dasar pembuatan keramik, beserta sifatsifat lempung dan feldspar.
Rumus
Plastisitas
Flusibilitas
Kaolinit
Al2O3.2SiO2.2H2O
Plastic
Perekat
Refraktori
Titik Cair
1785C
Ciut
pada Sangat Ciut
Feldspar
K2O.Al2O3.6SiO2
Non plastic
Mudah lebur
Pasir/Flin
SiO2
Non plastic
Refraktori
1150C
Lebur
1710C
Tidak ciut
pembakaran
Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :
1. Bahan Pengikat, Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay
2. Bahan Pelebur, Contoh : felspar, kapur
3. Bahan Pengisi, Contoh : silika, grog (samot)
4. Bahan Tambahan, Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaan benda
keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu), diantaranya adalah :
a. bahan mengandung SiO2 - pasir kuarsa - lempung feldspar
b. bahan mengandung oksida basa - potas felspar - batu kapur - soda abu
c. bahan mengandung Al2O3 - kaolin feldspar
d. bahan tambahan Contoh :
1. bahan pewarna, Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi,
senyawa nikel, senyawa chrom dan sebagainya.
2. bahan perekat, Contoh : gum
3. bahan penutup, Contoh :oksida sirkon, oksida seng
4. bahan pelebur, Contoh : asam borat, borax, Na 2CO3, K2CO3,
BaCO3 ,Pb3O4 dan sebagainya.
5. untuk bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya
Akan tetapi pada suatu industri keramik dibutuhkan pula energi seperti bahan
bakar gas, minyak dan batu bara.
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu
produk keramik secara tradisional, yaitu:
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu
yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran
butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill.
Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan
yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran
bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk
mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis.
Proses ini dapat dilakukan dengan diangin- anginkan diatas meja gips atau dilakukan
dengan alat filterpress.
Tahap
terakhir
adalah
pengulian.
Pengulian
dimaksudkan
untuk
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat
plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam
membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik
putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
a. Pembetukan Tangan Langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada
beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin
(coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
b.Pembentukan dengan Teknik Putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar
dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Secara singkat tahap-tahap
pembentukan
dalam
teknik
putar
adalah:
centering
(pemusatan),
coning
terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3
proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan
berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) Air yang terserap pada
permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan
proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada
tahap 1 (Norton, 1975/1976).
Karena produk keramik hampir semuanya punya sifat refraktori, artinya tahan
terhadap panas dan sifat ini bergantung pada oksida refraktori terhadap oksida fluks di
dalamnya.
Efek dari pemanasan yang utama yaitu mendorong air hidrasi keluar , ini
terjadi pada suhu 600-650oC dengan menyerap sejumlah besar kalor, meninggalkan
suatu campuaran amorf alumunia dan silica, seperti terlihat dari penelitian dengan
sinar X.
Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O Al2O3.2SiO2.2H2O
Keseluruhan reaksi yang terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6H2O 3 (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Kaonit Munit kristobalit
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran
dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada
kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda
menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda- benda keramik berglasir, pembakaran
biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu
menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran
glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot,
atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda- benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah
keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.
K2OAl3O3 6SIO2 + CO2 + H2O K2CO3 + Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2
K2OAl3O3 6SIO2 + CO2 + H2O K2CO3 + Al2O3 2SIO2 2H2O + 4SIO2
Secara industri keramik, tahapan prosesnya adalah sebagai berikut :
1.
Pembentukan
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk
merekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat
ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut
dapat menjadi bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan
(molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting,
injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan
dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material
yang terbantuk lebih kuat dan padat.
1.
Slip Casting.
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini
menggunakan
cetakan
dengan
Pressure Casting.
dinding
yang
berlubang-lunagng
kecil
dan
Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan.
Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang
berbentuk seperti cetakan.
3.
Injection Molding.
Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini
menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk ke
cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai
dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan
bagian keramik dipisahkan.
4.
Extrusion.
Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam
sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong
material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah
terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
2. Sintering
Sintering merupakan proses pemanasan dibawah titikl leleh dalam rangka
membentuk fase kristal baru sesuai dengan yang diinginkan dan bertujuan membantu
mereaksikan bahan - bahan penyusun baik bahan keramik maupun bahan logam.
Dalam proses ini terjadi pula proses densifikasi, yaitu terbentuknya produk keramik
yang keras dan padat setelah dilakukannya pemanasan.
2.5 Kegunaan Keramik
dalam mesin diesel sebagai komponen-komponen pemutar (motor) dan juga pada
turbin.
Di samping itu keramik mempunyai sifat-sifat yang menarik seperti kerapatan
(density) yang rendah dan modulus elastisitas yang tinggi. Dengan itu berat mesin
dapat di kurangkan sehingga performance mesin bisa meningkat. Keramik juga dapat
di gunakan sebagai alat pemotong logam-logam keras pada kecepatan potong yang
tinggi.
Bahan-bahan keramik dapat digunakan membuat berbagai komponen/produk
seperti dibawah ini :
1. Keramik Konvensional
a. Keramik berstruktur
Penggunaan : batu bata, riol , pot bunga, lantai dan dinding.
b. Keramik putih
Penggunaan: peralatan meja makan (seperti piring, teko, mangkuk),
peralatan kamar mandi, perhiasan rumah.
c. Keramik refraktori
Di gunakan sebagai batu untuk tanur kupola, serabut keramik,
semen mortar, liner yang di gunakan pada temperatur tinggi seperti di
tanur peleburan besi, aluminium dan sebagainya.
d. Keramik listrik
Contohnya insulator, switch dan kepingan penyekat
2. Keramik Termaju
a. Keramik Oksida
Contohnya: Abrasif, Substrat elektronik, Mata pahat, Komponen mesin.
b. Keramik Bukan Oksida
Contohnya ialah Turbin gas, Komponen mesin, Abrasif, Mata pahat, Nozel
roket dll.
c. Keramik Komposit
Contohnya ialah rotor dan komponen mesin, mata pahat, komponen untuk
industri.
d. Keramik Kaca
Contohnya ialah recrystallized glasses for instrument bagian-bagian
mekanik dalam kapal terbang. Bahan keramik kemungkinan merupakan
timbunan bahan yang terbesar di gunakan oleh manusia. Di sekeliling kita
jika kita perhatikan penggunaan harian banyak memakai bahan keramik.
Seperti rumah, gedung-gedung, peralatan meja makan, perhiasan rumah
dll.
Dalam bidang keramik termaju, potensi dan peluang-peluang industri sangat
luas sekali, bidang ini juga sangat terbuka luas untuk dipelajari. Pengembangan
pembangunan dalam bidang keramik ini antara lain :
Keramik struktur/teknik
1. Untuk pemrosesan temperatur tinggi, sel bahan bakar, penukar kalor.
2. Gigi palsu
3. Konkrit berqualiti tinggi
4. Mesin yang effisien
5. Lapisan penahan keausan (wear resistance coating)
Berikut ini contoh aplikasi keramik dalam bidang teknik :
1. Komponen Dapur/Oven (furnace) : Refraktori padat, Isulator, Refraktori cor,
Penanganan logam cair, Elemen pemanas, Perkakas oven.
2. Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor turbocharger
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
semakin cepat dengan adanya kenaikan suhu sintering. Pada tahap ini penyusutan juga
terjadi akibat permukaan porositas menjadi halus.
b. Tahap menengah
Pada tahap ini terjadi desifikasi dan pertumbuhan partikel yaitu butir kecil
larut dan bergabung dengan butir besar. Akomodasi bentuk butir ini menghasilkan
pemadatan yang lebih baik. Pada tahap ini juga berlangsung penghilangan porositas.
Akibat pergeseran batas butir, porositas mulai saling berhubungan dan membentuk
silinder di sisi butir.
c. Tahap akhir
Fenomena desifikasi dan pertumbuhan butir terus berlangsung dengan laju
yang lebih rendah dari sebelumnya. Demikian juga dengan proses penghilangan
porositas, pergeseran batas butir terus berlanjut. Apabila pergeseran batas butir lebih
lambat dari pada porositas maka porositas akan mucul di permukaan dan saling
berhubungan. Akan tetapi jika pergeseran batas butir lebih cepat daripada porosositas
maka porositas akan mengendap di dalam produk dan akan sulit dihilangkan.
Produk yang dihasilkan diharapkan memilik idensitas yang tinggi dan
homogen, maka pada proses sintering harus terjadi homogenisasi. Jika terdapat
lapisan oksida pada serbuk logam, proses sintering yang diharapkan bisa menjadi
lebih lambat. Selain lapisan oksida ini menyebabkan produk yang dihasilkan menjadi
lebih getas, lapisan oksida tersebut juga menghambat proses difusi antar partikel
serbuk saat sintering dan meningkatkan temperatur sintering. Lapisan oksida yang
menempel pada serbuk terbentuk akibat kontak antar permukaan serbuk dengan udara
dan akibat perlakuan yang diterima serbuk saat proses produksi metalurgi serbuk
berlangsung. Oksida pada serbuk dapat diminimalkan dengan mengalirkan gas
reduksi sebelum atau sewaktu sintering berlangsung.
Masalah yang kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang desain
masih sangat lemah. Suatu desain yang bagus, maka akan menghasilkan nilai jual
keramik yang tinggi pula. Akan tetapi, di Negara kita ini masih sangat lemah desain.
Sehingga perlu diperhatikan dan dilatih kembali.
BAB IV
KESIMPULAN
tak
organik
(porselin,
lempung,
semen,
kaca,
feroelektrik,
pembuatan
keramik
yaitu
pengolahan
bahan,
pembentukan,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN FLOWSHEET