Professional Documents
Culture Documents
KANDIDIASIS
Disusun oleh:
Gian Oktavianto (11.2013.124)
Pembimbing:
dr. Wong Hendra
kasus)
disebabkan oleh infeksi jamur, sekitar 79% infeksi jamur ini disebabkan oleh
spesies kandida. Sekitar 8,8% bayi prematur (berat kurang dari 1500 gram)
yang dirawat di NICU, Universitas Gottingen, dan pemeriksaan mukokutaneus
didapati adanya kotoni jamur kandida.
Spesies
jamur
yang
paling
sering
dijumpai
pada
penderita
jamur
ini.
Cara
terbaik
untuk
menghindari
jangkitan
penyebab
endokarditis
kandidiasis
ialah
C.
parapsilosis
dan
(budding
cell). Blastospora
akan
daerah intertriginosa
daerah perianal
4
b. Generalisata
c. Paronikia dan onikomikosis
d. Kandidiasis kutis granulomatosa
3. Kandidiasis sistemik
a. Endokarditis
b. Meningitis
c. Pielonefritis
d. Septikemia
4. Reaksi id (kandidid)
PATOGENESIS
Kandida di dalam tubuh manusia dapat bersifat 2 macam. Kandida
sebagai saprofit terdapat dalam tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala
apapun, baik subyektif maupun obyektif. Dapat dijumpai di kulit, selaput
lendir mulut, saluran pencernaan, saluran pernafasan, vagina dan kuku.
Kandida sebagai jamur dapat menimbulkan infeksi primer maupun sekunder
dari kelainan yang telah ada. Beberapa faktor predisposisi dapat mengubah
sifat saprofit kandida menjadi patogen.
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik
endogen maupun eksogen.
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologik:
vagina
selama
masa
kehamilan
menunjukkan
meningkatkan
kepekaan
vagina
terhadap
infeksi
Debilitas
Iatrogenik
dalam
darah,
jaringan
dan
urin.
Akan
tetapi
b. Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologiknya tidak sempurna.
c. Imunologik: penyakit genetik.
2. Faktor eksogen
a. Iklim,
panas,
dan
kelembaban
menyebabkan
perspirasi
meningkat.
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan
berendam
kaki
dalam
air
yang
terlalu
lama
Gambaer 3: Perleche
3. Vulvovaginitis
pula
terdapat
kelainan
yang
khas
bercak-bercak
putih
10
kandidosis
vagina
atau
mungkin
karena
gangguan
imunologik.
11
Gambar 8: Diaper-rash
6. Kandidiasis granulomatosa
HOUSER dan ROTHMAN melaporkan bahawa penyakit ini sering
menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta
tebal bewarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya.
Krusta ini dapat menimbul seperti tanduk sepanjang 2 cm, lokalisasinya
sering terdapat di muka, kepala, kuku, badan, tungkai dan farings.
Kandidiasis sistemik
1. Endokarditis
Sering
terdapat
pada
penderita
morfinis
sebagai
akibat
Reaksi id (kandidid)
Reaksi id terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa
vesikel-vesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian
badan yang lain, mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak ada elemen
jamur. Bila lesi kandidosis diobati, kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan
uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis klinis kandidiasis dibuat berdasarkan keluhan penderita,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium berupa sediaan basah maupun
gram dan pemeriksaan biakan jamur, selain itu juga pemeriksaan pH cairan
vagina untuk kandidiasis vulvovaginalis.
1. Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH
10% atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau
hifa semu.
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa
Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol)
untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam
suhu kamar atau lemari suhu 37C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam,
berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan
dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.
3. Pemeriksaan pH vagina
Pada kandidiasis vulvovaginalis pH vagina normal berkisar antara 4,04,5 bila ditemukan pH vagina lebih tinggi dari 4,5 menunjukkan adanya
bakterial vaginosis, trikhomoniasis atau adanya infeksi campuran.
DIAGNOSIS BANDING
13
Eritrasma : lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas tegas, kering tidak
ada satelit, pemeriksaan dengan sinar Wood positif bewarna merah
bata.
Dermatitis intertriginosa
Dermatofitosis (tinea)
Kandidiasis kuku
Tinea unguium
Kandidiasis vulvovaginitis
Trikomoniasis vaginalis
Gonore akut
Leukoplakia
Liken planus
PENATALAKSANAAN
Saat ini telah banyak tersedia obat-obat antimikosis untuk pemakaian
secara topikal maupun oral sistemik untuk terapi kandidiasis akut maupun
kronik. Kecenderungan saat ini adalah pemakaian regimen antimikosis oral
maupun lokal jangka pendek dengan dosis tinggi. Antimikosis untuk
pemakaian lokal/topikal tersedia dalam berbagai bentuk, misalnya krim,
lotion, vaginal tablet dan suppositoria. Tidak ada indikasi khusus dalam
pemilihan bentuk obat topikal. Untuk itu perlu ditawarkan dan dibicarakan
dengan penderita sebelum memilih bentuk yang lebih nyaman untuk pasien.
Untuk keradangan pada vulva yang ekstensi mungkin lebih baik dipilih
aplikasi
lokal
bentuk
krim.
Hendaklah
mengingatkan
pasien
untuk
14
Amfoterisin B
ii.
iii.
iv.
v.
Sistemik:
PROGNOSIS
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi.
Daftar pustaka
15
vulvovaginal.
Edisi
2010.
Diunduh
dari
http://www.scribd.com/doc/34699247/Kandidiasis-Vulvovagina-,
03
Agustus 2010.
5. Setiabudy R, Bahry B. Obat jamur. Farmakologi dan terapi. Edisi 5.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007: 571-83.
16
17