Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
:
:
:
:
I. PENDAHULUAN
tersebut tetap terikat pada induk dan proses ini menyebabkan terjadinya koloni.
Pertunasan juga lazim didapatkan pada hewan parasit. Contoh yang terkenal adalah cacing
pita. Cacing pita yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung skoleks (Kimball 2000).
Biasanya reproduksi aseksual adalah suatu alternatif dan bukanya suatu pengganti dari
reproduksi seksual. Sebagaimana pada tumbuhan hanya pad reproduksi seksual dapat
terjadi kombinasi gen baru. Dalam waktu yang lama, variabilitas genetik yang terjadi karena
reproduksi seksual itulah yang memungkinkan suatu spesies secara cepat berdaptasi pada
perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Pada hewan tidak terdapat generasi haploid
dan diploid secara bergantian (Kimball 2000)
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mengamati organ reproduksi katak jantan dan betina
2. Mengamati organ reproduksi ikan jantan dan betina
2.1. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bak bedah, alat bedah,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak sawah (Fejervarya concrivora)
betina/jantan dan ikan Nilem (Osteochilus hasselti) jantan/betina
2.3. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil pada organ bagian
katak (Fejervarya cancrivora) terdapat beberapa organ reproduksi diantaranya adalah
corpus adiposum, ginjal, ureter, vesica urinaria dan kloaka . Dari bahan yang dibawa,
masing-masing memiliki jumlah sepasang yang reproduksi yang berbeda. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kimball (2000), bahwa reproduksi pada hewan dapat terjadi secara
seksual dan aseksual.Osteochillus hasselti dan Fejervarya cancrivora Merupakan hewan
yang bereproduksi secara seksual. Reproduksi secara seksual adalah sistem reproduksi yang
melibatkan dua sel kelamin, yaitu sel telur dan spermatozoa. Keturunan yang dihasilkan
dalam reproduksi seksual akan memiliki materi genetik yang merupakan gabungan dari
kedua induknya.
Fejervarya cancrivora termasuk dalam kelas Amphibia. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kimball (2000).Katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah caudal dijumpai korpus adiposum, terletak di
bagian posterior rongga abdomen. Pada saluran reproduksi, duktus mesoneferus akan
membesar membentuk vasikula seminalis. Pada katak betina terdapat ovarium yang
berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning
(korpus adiposum). Pada saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelokkelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan
lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah caudal mengadakan
pelebaran yang disebut duktus mesonefrus dan akhirnya bermuara di kloaka.
Pembuahan pada reproduksi secara seksual dibagi menjadi dua, yaitu secara internal
dan eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2004), bahwa pembuahan internal
adalah pembuahan sel telur oleh sperma di dalam tubuh hewan betina. Sedangkan
pembuahan secara eksternal merupakan pembuahan yang terjadi di luar tubuh hewan
betina.Bahan yang digunakan dalam praktikum, hewan yang bereproduksi secara internal
adalah Osteochillus hasselti, karena melakukan pembuahan di dalam tubuh hewan betina.
Sedangkan hewan yang melakukan pembuahan secara eksternal adalah Fejervarya
cancrivora.
Reproduksi pada vertebrata umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri atas testis, vassa
efferentia, vesica seminalis, corpus adiposum yang merupakan bahan cadangan makanan
yang digunakan pada musim perkelaminan. Katak jantan mempunyai sepasang testis
(bentuknya oval, warnanya keputih putihan) terletak di sebelah atas ginjal. Testis diikat
oleh alat penggantungnya yang disebut mesorchium. Testis terdapat saluran yang disebut
vassa efferentia yang bermuara di cloaca. Bagian ureter yang dekat cloaka mengalami
pembesaran yang disebut vesica seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa (Zug,1993). Organ reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium yang
terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut
mesovarium. Katak betina ketika musim kawin pada ovarium terpadat, ovum yang masak
akan menuju ke saluran yang disebut oviduct. Bagian posterior oviduct membesar
membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui cloaka keluar dari tubuh. Katak
sendiri terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh) dan pada musim kawin terjadi
isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak
jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan selsel
gametnya ke luar tubuh (Zug,1993).
Organ reproduksi pada Ikan Nilem tersusun dari gonad dengan saluran kelenjar
asesorisnya. Ada dua macam gonad yang menyusunnya yaitu gonad yang menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoa) disebut testis. Ikan Nilem jantan mempunyai sepasang testis
berukuran panjang dan terletak dibagian ventral dari ginjal. Ujung cauda mulai dari dari vas
defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan Nilem betina mempunyai
sepasang ovarium panjang dan secara simetris terletak pada sisi kanan dan kiri tubuh. Di
sebelah dalam ovarium terdapat sarang-sarang telur yang berisi sel gamet primordial
(oogonia / oosit). Ovarium ini mempunyai rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct,
yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Fertilisasi dilakukan di dalam air. Telur-telur
yang dilekatkan pada tumbuhan yang ada air. Ikan Nilem jantan dan Ikan Nilem betina
dapat dibedakan setelah masak kelamin. Permukaan luar operkulum Ikan Nilem betina
lebih halus sedangkan Ikan Nilem jantan kasar. Ikan Nilem jantan apabila diurut perutnya
dari abdomen ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan (milk) sedangkan
Ikan Nilem betina tidak. Perut Ikan Nilem jantan langsing sedangkan pada betina buncit dan
lunak (Rodiopoetro, 1977).
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh
sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui
kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan
sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus
saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada
tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti
bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40
jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning
telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari
sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup
(Rodiopoetro, 1977).
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan
katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada
saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan
akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan
diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang
dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan
ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina
mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma
dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas
deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di
kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga
kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal
yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat hisa (zug, 1993).
III. KESIMPULAN
Katak jantan : Badan lemak, testis, saluran sperma, ginjal, ureter, uretrus, kantung
kemih, dan kloaka.
Katak betina : Badan lemak, ovarium, oviduct, ginjal, ureter, uretrus, kantung
kemh, dan kloaka.
Jantan : testis
Betina : ovarium
DAFTAR REFERENSI