You are on page 1of 24

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL

DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS.HARAPAN


BUNDA PRINGSEWU
TAHUN 2014

DISUSN OLEH :
MILDA SELIYANA SARI
NIM : 15401202025

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia masalah gizi masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.. Dalam laporan dari World
Health organization (WHO) dikemukakan bahwa di Asia Tenggara 20 35 %
bayi yang dilahirkan terdiri dari BBLR dan 70 80% dari kematian neonatus
terjadi pada bayi kurang bulan dan BBLR (WHO, 2002). Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain antara 9 30%.
Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survei Dinas Kesehatan Indonesia
(SDKI), angka BBLR sekitar 7,5%. Berdasarkan data Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2007 mencapai 10.472 dari 594.265 kelahiran hidup
(1,76%). Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR (29%) dan asfiksia
lahir (27%) (DepKes RI, 2006 : 11). Pada tahun 2008 dari 97 kasus kelahiran
BBLR terjadi kasus kematian BBLR sebesar 47 kasus (48,45%) dan tahun 2009
dari 124 kasus kelahiran BBLR terjadi kasus kematian sebesar 48 kasus
(38,71%).Dari data di atas menunjukan bahwa di Indonesia derajat kesehatan
masih sangat buruk terlihat dari AKB yang cukup tinggi.
BBLR adalah bayi yang ketika dilahirkan mempunyai berat badan kurang
dari 2.500 gram (sampai dengan 2499 gram) yang dapat terjadi apabila akibat dari
prematuritas (persalinan kurang bulan atau prematur) atau persalinan bayi kecil
masa kehamilan (KMK). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya,
bayi berat lahir rendah dibedakan dalam; BBLR (bayi berat lahir rendah, berat
lahir 1500-2500 gram), BBLSR (bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir < 1500
gram/< 32 minggu), BBLER (bayi berat lahir ekstrem rendah, berat lahir < 1000
gram) (Abdul Bari Syaifudin, 2001 M-122).
Kasus BBLR dapat di prediksi pada saat pengkuran antropometri ibu
hamil

saat

melakukan

pemeriksaan

ANC,ukuran

antropometri

sangat

mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan,ukuran Lingkar Lengan Atas

(LILA) normal pada ibu hamil lebih dari 23,5 cm. Penambahan berat badan yang
terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai jaringan
reproduksi, adanya pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak dalam
tubuh ibu (Solihkin Pudjiadi, 2002:8).
Pada usia kehamilan trimester III laju pertumbuhan janin pesat dan
kenaikan berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan 90% daripada kenaikan itu
merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin, plasenta, dan
bertambahnya cairan amnion.
Resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang
kurang selama kehamilan (Courtney Moor Marie, 2002:15). Untuk menghindari
terjadinya kelahiran bayi BBLR, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya
dengan mencukupkan kebutuhan gizinya. Di samping itu harus berusaha
menaikkan berat badannya sedikitnya 11 Kg (bertahap sesuai dengan usia
kehamilan) (MC Widjaya,2003:8). Ibu hamil yang cukup makannya akan
mendapat kenaikan berat badan yang cukup baik. Kenaikan berat badan rata-rata
selama hamil adalah 9-13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan pada trimester III minimal
0,5 kg / minggu. Bila kenaikan berat badan kurang dari 9 kg atau lebih dari 13,5
kg harus dilakukan pemantauan yang cermat (DepKes RI, 1992 : 97).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di RS.Harapan Bunda Pringsewu,
terdapat ibu bersalin 187 orang tahun 2014, proporsi ibu bersalin dengan berat
bayi lahir normal sebanyak (48,66%), dan proporsi ibu bersalin dengan BBLR
sebanyak (43,85%) (Data rekam medik pasien di RS.Harapan Bunda, 2014).Di
RS.Mutiara Hati terdapat 90 orang ibu bersalin dengan proporsi ibu bersalin
dengan berat bayi lahir normal (32,25%), sedangkan proporsi ibu bersalin dengan
kasus BBLR sebanyak (43,01%) (Data rekam medic pasien di RS.Mutiara Hati,
2014).
Jumlah ibu bersalin dengan kasus BBLR di RS.Harapan Bunda lebih
besar dibandingkan RS.Mutiara Hati.
Berdasarkan data-data diatas, maka tema sentral dari latar belakang
penelitian ini adalah di Indonesia derajat kesehatan masih sangat buruk terlihat
dari AKB yang cukup tinggi. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR

(29%) dan asfiksia lahir (27%), Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi
BBLR, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan mencukupkan
kebutuhan gizinya. Berdasarkan data-data tersebut,maka peniliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil Dengan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu


apakah ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Di
RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014?

C.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan status gizi ibu hamil
dengan kejadian BBLR Di RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.
2. Tujuan khusus
a.

Mengidentifikasi status gizi ibu hamil Di RS.Harapan Bunda

b.

Mengidentifikasi kejadian BBLR Di RS.Harapan Bunda

c.

Mengetahui apakah ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian
BBLR Di RS.Harapan Bunda

D.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukandalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang gizi ibu hamil.

2. Manfaat Praktis
Hasil

Penelitian

bahanpertimbangan

untuk

ini

diharapkan

membuat

program

dapat

digunakan

perbaikan

gizi

sebagai
terutama

masalahKEK pada wanita hamil serta dapat digunakan sebagai acuan


dalampeningkatan pelayanan kesehatan terutama tentang gizi ibu hamil.

3.Bagi Peneliti Berikutnya


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian
sejenis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi Ibu Hamil


Status gizi adalah keadaan tingkat kecukupan dan penggunaansatu nutrien
atau lebih yang mempengaruhi kesehatan seseorang(Sediaoetama, 2000). Status
gizi seseorang pada hakekatnya merupakanhasil keseimbangan antara konsumsi
zat-zat makanan dengan kebutuhandari orang tersebut (Lubis, 2003).
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janinyang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa kehamilanmaka kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkansangat
tergantung pada keadaan gizi ibu selama hamil(Lubis, 2003).

B. Kebutuhan Gizi Selama Hamil


Kebutuhan zat gizi wanita hamil lebih besar bila dibandingkan dengan
wanita tidak hamil dan tidak menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Energi.
Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selamakehamilan adalah
sebesar 300 kkal per hari menurut DEPKES RI(1996). Namun kebutuhan energi
ini tidak sama pada setiap periodekehamilan. Kebutuhan energi pada triwulan
pertama pertambahannyasedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya
janin, kebutuhanenergi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan
duadan tiga. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan beratbadan yang
diharapkan yaitu 12,5 kg selama kehamilan (Prasetyono,2009).

b. Protein.
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatanpertumbuhan janinnya.
Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap harisampai trimester dua. Trimester
terakhir pada waktu pertumbuhanjanin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila

bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari (Paath, 2004).


Dalamlokakarya Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998,beberapa
pakar gizi menganjurkan penambahan protein sebesar 12gram per hari selama
kehamilan (Prasetyono, 2009).

c. Vitamin dan Mineral.


Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagaivitamin dan
mineral,
diantaranya adalah :
1) Vitamin A.
Fungsi vitamin A adalah memberikan kontribusiterhadap reaksi fotokimia
dalam retina. Vitamin A jugadibutuhkan dalam sintesis glikoprotein, yang
mendorong pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukkan tunas gigi
danpertumbuhan tulang. Sedangkan sumber makanan untuk vitaminA meliputi
sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna kuningpekat, hati sapi, susu,
margarin dan mentega (Walsh, 2007).Kebutuhan normal ibu hamil pada vitamin
A menurut DEPKESRI (1996) adalah sebanyak 800 2.100 IU (International
Unit)per hari. (Prasetyono,2009).

2) Vitamin B.
Vitamin

B6

(Piridoksin)

adalah

ko-enzim

yangdibutuhkan

untuk

metabolisme asam amino dan glikogen.Asupan janin yang cepat terhadap vitamin
B6

dan

meningkatnyaasupan

protein

dalam

kehamilan

mengharuskan

peningkatanasupan vitamin B6 dalam kehamilan. Sedangkan sumber makanan


yang banyak mengandung vitamin B6 adalah dagingsapi, daging unggas, telur,
jeroan, tepung beras, dan sereal(Walsh, 2007). Kebutuhan zat gizi akan vitamin
B6 menurut
DEPKES

RI

(1996)

adalah

sebesar

2,5

mg

per

hari

(Prasetyono,2009).Vitamin B1 (Tiamin),vitamin B2 (Riboflavin), danvitamin B3


(Niasin) diperlukan untuk metabolisme energi.
Menurut DEPKES RI (1996) Angka Kecukupan Gizi (AKG)untuk masingmasing vitamin tersebut adalah sebesar 1,4mg/hari, 1,4 mg/hari, dan 1,8 mg/hari.

Sumber-sumber makananyang banyak mengandung tiamin dan niasin adalah


daging babi,daging sapi, dan hati sedangkan riboflavin banyak ditemukanpada
gandum, sereal, susu, telur, dan keju (Prasetyono, 2009).Vitamin B12
(Kobalamin) diperlukan untukpembelahan sel, sintesis protein, pemeliharaan selsel saraf sertaproduksi sel darah merah dan darah putih. Vitamin B12
terutamaditemukan dalam protein hewani (daging, ikan, susu) dan rumputlaut.
Menurut DEPKES RI (1996) kebutuhan vitamin B12 padamasa kehamilan adalah
sebesar 2,6 g/hari (Prasetyono, 2009).

3) Vitamin C.
Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan pentingdalam metabolisme
tirosin, folat, histamin, dan beberapa obatobatan.Selain itu, vitamin C dibutuhkan
untuk fungsi leukosit,respon imun, penyembuhan luka, dan reaksi alergi (Flood
andNutrition Board, 1990). Jumlah vitamin C menurun dalamkehamilan,
kemungkinan hal tersebut disebabkan olehpeningkatan volume darah dan aktivitas
hormon. The NationalResearch Council memperkirakan bahwa penambahan 10
mg/hari vitamin C diperlukan dalam kehamilan untukmemenuhi kebutuhan sistem
janin dan ibu. Sedangkan menurutDEPKES RI (1996) menganjurkan kebutuhan
gizi ibu hamil padavitamin C adalah sebesar 70 mg per hari. Sumber-sumber
makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk,strawberi, melon,
brokoli, tomat, kentang, dan sayuran hijaumentah (Walsh, 2007).

4) Vitamin D.
Vitamin D diperlukan untuk absorbsi kalsium danfosfor dari saluran
pencernaan dan mineralisasi pada tulang sertagigi ibu dan janinnya. Hampir
semua vitamin D disintesis dalam kulit seiring terpaparnya kulit dengan sinar
ultraviolet darimatahari. Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan
dengangangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin, yaitu berupa
hipokalsemia bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, danosteomalasia pada
ibu. Untuk menghindari hal-hal tersebut padawanita hamil diberikan 10 g (400
iu) per hari selama kehamilanserta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan
vitamin D(Arisman, 2004).

5) Vitamin E.
Vitamin E merupakan antioksidan yang penting bagimanusia. Vitamin E
dibutuhkan untuk memelihara integritasdinding sel dan memelihara sel darah
merah. Sumber makananyang banyak mengandung vitamin E adalah margarin,
bijigandum, tepung beras, dan kacang-kacangan (Walsh, 2007).Sedangkan AKG
untuk ibu hamil menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 14 IU per hari
(Prasetyono, 2009).

6) Vitamin K.
Vitamin K dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuandan sintesis protein
di dalam tulang dan ginjal. Sumber-sumbermakanan yang banyak mengandung
vitamin K adalah sayuranberdaun hijau, susu, daging, dan kuning telur. Tidak
adarekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamn K,namun dari
AKG dapat diketahui kebutuhan vitamin K padawanita dewasa yaitu sebesar 65
g/hari (Prasetyono, 2009).

7) Zat Besi.
Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapatmengakibatkan anemia, karena
kebutuhan wanita hamil akan zatbesi meningkat (untuk pembentukkan plasenta
dan sel darahmerah) sebesar 200 % 300 %. Rekomendasi Institute OfMedicine
(IOM) terbaru untuk ibu hamil yang tidak anemic adalah 30 mg zat besi fero yang
dimulai pada kehamilan mingguke 12. Sedangkan ibu hamil dengan anemia
defisiensi zat besiharus menambah asupan zat besi sebesar 60 120 mg/hari
zatbesi elemental. Anjuran tersebut sama dengan AKG pada ibuhamil akan
kebutuhan zat besi selama kehamilan. Sumbermakanan yang mengandung zat besi
diantaranya roti, sereal, kacang polong, sayuran, dan buah-buahan (Walsh, 2007).

8) Kalsium.
Kalsium penting untuk kebutuhan kalsium ibu yangmeningkat dan
pembentukkan tulang rangka janin dan gigi.Asupan yang dianjurkan kira-kira
1200 mg/hari bagi wanitahamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg untuk

merekayang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah skimmedmilk,


yoghurt, keju, udang, sarden, dan sayuran warna hijau tua(Arisman, 2004).

9) Asam Folat.
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yangkebutuhannya berlipat dua
selama kehamilan. Kekurangan asamfolat bisa berdampak pada lahirnya bayi
bayi cacat yang sudahterbentuk sejak 2 sampai 4 minggu kehamilan. Asam folat
yangtidak cukup dapat menyebabkan masalah pada tabung saraf bayiyang sedang
berkembang. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan berat lahir rendah,
ablasio plasenta, dan neural tubedefect. Jenis makanan yang banyak mengandung
asam folatantara lain ragi, hati, brokoli, bayam, asparagus, kacangkacangan, ikan,
daging, jeruk, dan telur. Sedangkan kebutuhangizi ibu hamil akan asam folat
adalah sebesar 400 mcg per hari(Prasetyono, 2009).

10) Yodium.
Kekurangan

yodium

selama

hamil

mengakibatkan

janinmenderita

hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadikretinisme. Anjuran dari


DEPKES RI (1996) untuk asupan yodium per hari pada wanita hamil dan
menyusui adalah sebesar175 g dalam bentuk garam beryodium dan minyak
beryodium(Prasetyono, 2009).

C. Penilaian Status Gizi


a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung.Penilaian status gizi secara
langsung dapat dibagi menjadiempat penilaian yaitu antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik.

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung.Penilaian status gizi secara


tidak langsung dapat dibagimenjadi tiga penilaian yaitu survei konsumsi
makanan, statistik vital,dan faktor ekologi. (Supariasa, 2002).

D. Penilaian Antropometri
a. Pengertian.
Antropometri

gizi

adalah

berhubungan

dengan

berbagaimacam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur


dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lainberat badan, tinggi
badan,

lingkar

lengan

atas

dan

tebal

lemak

di

bawah

aman,

dan

dapat

dilakukan

kulit

(Supariasa,2002).

b. Keunggulan Antropometri
1. Prosedurnya

sederhana,

dalam

jumlahsampel yang besar.


2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, dan tahan lama.
4. Metode ini tepat dan akurat.
5. Dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk
6. karena sudah ada ambang batas yang jelas.
7. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap
8. gizi (Supariasa, 2002).

c. Kelemahan Antropometri
1) Tidak sensitif, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat.
2)

Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)


dapat menurunkan spesifikasi sensitivitas.

3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,


akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi
(Supariasa, 2002).

d. Penilaian Antropometri Pada Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar LenganAtas


(LILA)
Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untukmenentukan status gizi
ibu hamil misalnya dengan cara mengukurberat badan, tinggi badan, indeks masa

tumbuh, dan Lingkar LenganAtas (LILA). Cara tersebut merupakan cara yang
sederhana dan mudahdikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas kesehatan di
lapangan,kader

kesehatan

maupun

masyarakat

sendiri.

Meskipun

cara

tersebuttidak bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu pendek,tetapi
cara ini dapat digunakan dalam deteksi dini dan menapis resikoBBLR. Penilaian
yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamilyaitu dengan pengukuran
LILA, karena pada wanita hamil denganmalnutrisi (gizi kurang atau lebih)
kadang-kadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas
(Saimin, 2006).Jenis pengukuran antropometri yang digunakan untukmengukur
resiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah Lingkar
Lengan Atas (LILA). Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15 sampai45
tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui danPasangan Usia Subur
(PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resikoKEK adalah 23,5 cm. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan
diperkirakan

akanmelahirkan

bayi

dengan

Berat

Badan

Lahir

Rendah

(BBLR)(Supariasa, 2002).
Lingkar Lengan Atas (LILA) dewasa ini memang merupakansalah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukandan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit dan diperoleh dengan hargayang murah.

1) Pengertian.
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahuirisiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur(Supariasa, 2002).

2) Tujuan.
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakupmasalah WUS baik
ibu hamil maupun calon ibu, masyarakatumum, dan peran petugas lintas sektoral.
Adapun tujuan tersebutadalah :
a)

Mengetahui risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

b) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan KEK.

c)

Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK (Supariasa, 2002).

3) Ambang Batas
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK diIndonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LILA kurang dari23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
BeratBayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian,gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Sedangkan apabila hasil pengukuran 23,5 cm berarti wanitatersebut tidak
mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2002).

4) Cara Mengukur LILA Menurut Supariasa (2002)Pengukuran LILA dilakukan


melalui urut-urutan yangtelah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu :
a) Tetapkan posisi bahu dan siku.
b) Letakkan pita antara bahu dan siku.
c) Tentukan titik tengah lengan.
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
e) Pita jangan terlalu ketat.
f) Pita jangan terlalu longgar.
g) Cara pembacaan sesuai skala yang benar.
h) Catat hasil pengukuran LILA.
e. Penilaian Antropometri Pada Bayi Baru Lahir Berdasarkan Berat Badan
1). Pengertian
Berat badan merupakan ukuran antropometri yangterpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Beratbadan digunakan untuk mendiagnosa bayi
lahir normal atau BBLR.
Dikatakan berat lahir normal apabila berkisar antara 2500 4000gram,
sedangkan dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir kurangdari 2500 gram. Pada
masa bayi sampai dengan balita, berat badandapat digunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi (Supariasa, 2002).

2). Cara Mengukur Berat Badan Bayi Baru Lahir Menurut Supariasa(2002)
a). Pengukuran berat badan dilakukan pada 30 menit pertama setelah
persalinan dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang menolong persalinan.
b). Letakkan timbangan bayi pada permukaan yang datar.
c). Sebelum penimbangan, pastikan timbangan berfungsi dengan baik, yaitu
jarum pada timbangan bayi menunjukkan angka 0.
d). Bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian apapun.
e). Pembacaan skala hanya dilakukan jika bayi diam.
f). Catat hasil pengukuran berat badan

E. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi


Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh faktor genetis danstatus gizi
janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibuwaktu melahirkan
dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibupada waktu konsepsi. Status
gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh :
a. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil.
b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu.
c. Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama.
d. Paritas, dan
e. Usia saat hamil.
Sedangkan status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan keadaan
kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, serta berdasarkan :
a. Keadaan sosial dan ekonomi pada waktu hamil.
b. Derajat pekerjaan.
c. Asupan pangan.
d. Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
(Notobroto, Wahyuni, 2002).

F. Resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Ibu hamil Dengan
Kurang Energi Kronis (KEK)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2.500 gram. Penilaian dilakukandengan cara menimbang

bayi segera setelah dilahirkan (pada hari I postpartum) kemudian digolongkan


kedalam tiga kategori yaitu Bayi BeratLahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir
1.500 2.500 gram, Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir
< 1.500 gram, dan BayiBerat Lahir Extrem Rendah dengan berat lahir < 1.000
gram(Saifuddin, 2001).
Ibu hamil dinyatakan KEK apabila memiliki batas ambangpengukuran
LILA < 23,5 cm, hal ini berarti ibu hamil dengan risiko KEKdiperkirakan akan
melahirkan bayi BBLR. Kejadian KEK tersebutdisebabkan karena ketidak
seimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.
Penambahan 200 - 450 kalori per haridan 12 20 gram per hari protein dari
kebutuhan ibu hamil adalah angkayang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
gizi janin (Lubis, 2003).
Pemeriksaan antropometrik dapat digunakan untuk menilai statusgizi ibu
hamil misalnya dengan cara mengukur berat badan, tinggi badan,indeks masa
tubuh, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Penilaian yang baikuntuk menilai status
gizi ibu hamil yaitu dengan pengukuran LILA, karena pada wanita hamil
malnutrisi (gizi kurang atau lebih) kadang-kadangmenunjukkan oedem tetapi ini
jarang mengenai lengan atas(Anonim, 2008).
Berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibubaik
sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil jugacukup
berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Penelitian Rosmeri(2000)
menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizikurang sebelum hamil
mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayiBBLR dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai status gizi baik(Lubis, 2003).

G. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah hubungan konsep yang bedasarkan study empiris.
Teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil (Sugiono,
2005).
Status Gizi Ibu

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor predisposisi
Sosial ekonomi
Asupan pangan
Penyakit Infeksi
Genetis

Berat Bayi Lahir


Rendah
Faktor Pemungkin
Status Gizi
Pekerjaan
Jarak kelahiran
Paritas
Umur
Keadaan kesehatan
(tekanan darah dan
Hb)

Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2005

H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
dilakukan (Notoadmodjo,2005).

Status Gizi Ibu


Hamil

Berat Badan Bayi


Lahir

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan atau dalil
sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoadmodjo,2005:72)
Ha : Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Di
RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kohort retrospektifdengan
menggunakan data sekunder, untuk mempelajari hubungan antarastatus gizi ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir. Hal ini sesuai denganpendapat dari Chandra
(2008).
Rancangan

penelitian

yang

digunakan

yaitu

penelitian

kohort

retrospektifadalah penelitianyang meneliti ke belakang dengan menggunakan data


sekunder, untuk melihatapakah ada hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Penelitian ini akan mencari hubunganstatus gizi ibu hamil
dengan kejadian BBLR Di RS.Harapan Bunda

B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri-ciri sifat atau ukuran
yang

memiliki

atau

didapatkan

oleh

suatu

konsep

tersebut

(Notoatmodjo,2005:70). Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan variabel


penelitian yaitu : Status gizi ibu hamil dan kejadian BBLR.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RS.Harapan Bunda Pringsewu Lampung,
dengan menggunakan data sekunder pada 1 januari -28 november 2014.

D. Kriteria Retriksi
Sampel atau subjek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini
mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi
a. Melakukan pemeriksaan antenatal pada umur kehamilan0 42 minggu dan
melahirkan di Di RS.Harapan Bunda pada 1 januari 28 november 2014.
b. Primipara maupun multipara.
c. Bayi hidup.
d. Tidak

ada

komplikasi

kehamilan

seperti

hiperemesis

gravidarum,preeklampsia, dan eklampsia.


e. Pengukuran LILA dan penimbagan bayi dilakukan oleh petugas.

2. Kriteria Eksklusi
a. Bayi kembar (gemeli)
b. Prematur

E. Identifikasi Variabel Penelitian


1. Variabel bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi ibu hamil
2. Variabel Tergantung (Dependen)
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah berat bayi baru lahir
3. Variabel Perancu
Variabel perancu dalam penelitian ini adalah pekerjaan, umur, paritas,
jarak , kelahiran, keadaan kesehatan ibu (TD dan kadar Hb) ,serta umur
kehamilan saat pengukuran LILA.

F. Definisi Oprasional
Definisi Operasional bermanfaat untuk membatasi ruang atau pengertian variabelvariabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,2005:46).

No

Variabel

Definisi
Operasional

Status Gizi Status gizi ibu


Ibu Hamil
hamil dengan
Lingkar
Lengan
(LILA)
kurang
dari
23,5cm
Berat Bayi Bayi
Berat
Lahir
Lahir Rendah
Rendah
(BBLR)
adalah
bayi
baru
lahir
yang
berat
badannya saat
lahir kurang
dari
2.500
gram

Cara
Ukur

Alat
Ukur

Hasil
Ukur

Rekam
Medik

Lembar
Cek list

0: Status Ordinal
gizi ibu
baik
1: Status
gizi tidak
baik

Rekam
Medik

Lembar
Cek list

0 : Bayi Ordinal
tidak
BBLR
1 : Bayi
BBLR

Skala

G. Populasi dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Machfoedz, 2009:43).
Yang populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan
pemeriksaan antenatal pada umur kehamilan 0 42 minggu dan melahirkan di
RS.Harapa Bunda,Pringsewu lampung Tahun 2014.

2.Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara total sampling dengan menggunakan 90 ibu bersalin sebagai sampel dalam
penelitian ini. Seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto(2006) Yaitu apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.

H. Pengelolaan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Pengelolaan data adalah suatu proses memperoleh penyajian data sabagai
hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik (Notoatmojo,2006). Cara
pengolahan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa kembali apakah pengisian
hasil pengisiankuesioner sudah lengkap. Editing ini dapat berupa koreksi
terhadap kesalahanangka, huruf ataupun konsistensi jawaban dari
responden.
2. Coding
Yaitu merupakan kegiatan mengubah data dari bentuk huruf
menjadi data yang berbentuk angka .contohnya untuk variabel status gizi
baik dilakukan coding 0 = status gizi kurang baik ,1= variabel BBLR
,0=tidak BBLR,1=manfaat dari coding ini adalah untuk mempermudah
saat analisis data dan juga mempercepat saat entry data.
3. Tabulasi Data
Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian
dimasukkanke dalam tabel yang telah ditetapkan.
4. Procesing
Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dari cheek
list ke paket program komputer .sedangkan untuk entry data adalah
menggunakan paket program SPSS for Window .

5. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan data yang telah dientry apakah
ada kesalahan atau tidak .Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada
saat kita mengentry ke komputer.

2. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis, adapun analisis datameliputi:
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel
yangmeliputi variabel bebas dan variabel terikat. Analisisnya meliputi
analisispersentase.
b. Analisis bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Karena variabelnya
merupakan dataordinal maka untuk analisanya digunakan uji Kendalls
tau_b denganprogram komputer.

Langkah-langkah analisis data (Singgih Santoso, 2000:232) sebagai berikut:


1. Pengisian data untuk masing-masing variabel yaitu status gizi ibu hamil
dan BBLR Setelah data selesai, pilih menu Analyze pilih sub menu
Corelatte, lalu pilih Bivariat.
2. Dari kotak dialog korelasi bivariat, untuk pengisian variabel
masukkanvariabel yang akan dikorelasikan, kemudian untuk kolom
CorrelasiCoeffiicient, pilih uji Kendalls tau_b. Selanjutnya untuk test

of signifikansipilih two tailed karena untuk mengetahui hubungan dua


arah.
Untuk dasar pengambilan keputusan dapat dilihat pada bagian
kedua output (kolom sig (2-tailed)) pada kendalls tau_b, pada korelasi
variabel kategoristatus gizi dengan kejadian BBLR apabila didapat angka
probabilitas lebih kecil dari0,05 maka Ho ditolak yang berarti tidak ada
hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR, sebaliknya
jika angka probabilitas lebih besar dari 0,05maka Ho diterima yang
berarti ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR.
Untuk mengukur keeratan hubungan dapat dilihat berdasarkan
besaranangka. Sebagai pedoman sederhana, angka korelasi diatas 0,5
menunjukkankorelasi yang cukup kuat sebaliknya, angka korelasi
dibawah 0,5 menunjukkankorelasi yang lemah.
Dengan uji kendalls tau_b, dapat diketahui arah hubunganya.
Tanda (negatif) pada out put menunjukkan adanya arah hubungan yang
berlawanan,yang berarti ibu hamil yang status gizinya baik maka
semakin besar untuk terjadinya kejadian BBLR,sedangkan tanda +
(positif) menunjukkan arah hubungan yang sama, yang berartiibu hamil
yang status gizinya baik maka semakin kecil untuk terjadi BBLR.

3. Jalannya Penelitian
Langkah langkah dalam pengumpulan data dalam penelitian
a. Langkah Persiapan
1) Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah ibu dengan
usia kehamilan 0 42 minggupada 1 januari 28 november 2014.

2) Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi


pendidikan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Program Studi DIII
Kebidanan .
3) Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh ketempat penelitian di
RS.Harapan Bunda Pringsewu Lampung .
b. Langkah Pelaksanaan
1) Menyerahkan surat izin dan menetapkan tanggal penelitian
4) Mengambil data jumlah ibu dengan usia kehamilan 0 42 minggu
Pada 1 januari 28 november 2014darirekam medik.
2) Peneliti meneliti kembali apakah data yang ada telah memenuhi syarat
penelitian .
3) Mengumpulkan , memproses dan menganalisis data serta membahas
permasalahan .
b) Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengelolahan dan analisis
data,hasil pengelolaan data dirumuskan kesimpulan penelitian ,kemudian
data disajikandalam bentuk tabel.

You might also like