Professional Documents
Culture Documents
DISUSN OLEH :
MILDA SELIYANA SARI
NIM : 15401202025
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia masalah gizi masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.. Dalam laporan dari World
Health organization (WHO) dikemukakan bahwa di Asia Tenggara 20 35 %
bayi yang dilahirkan terdiri dari BBLR dan 70 80% dari kematian neonatus
terjadi pada bayi kurang bulan dan BBLR (WHO, 2002). Angka kejadian di
Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain antara 9 30%.
Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survei Dinas Kesehatan Indonesia
(SDKI), angka BBLR sekitar 7,5%. Berdasarkan data Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2007 mencapai 10.472 dari 594.265 kelahiran hidup
(1,76%). Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR (29%) dan asfiksia
lahir (27%) (DepKes RI, 2006 : 11). Pada tahun 2008 dari 97 kasus kelahiran
BBLR terjadi kasus kematian BBLR sebesar 47 kasus (48,45%) dan tahun 2009
dari 124 kasus kelahiran BBLR terjadi kasus kematian sebesar 48 kasus
(38,71%).Dari data di atas menunjukan bahwa di Indonesia derajat kesehatan
masih sangat buruk terlihat dari AKB yang cukup tinggi.
BBLR adalah bayi yang ketika dilahirkan mempunyai berat badan kurang
dari 2.500 gram (sampai dengan 2499 gram) yang dapat terjadi apabila akibat dari
prematuritas (persalinan kurang bulan atau prematur) atau persalinan bayi kecil
masa kehamilan (KMK). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya,
bayi berat lahir rendah dibedakan dalam; BBLR (bayi berat lahir rendah, berat
lahir 1500-2500 gram), BBLSR (bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir < 1500
gram/< 32 minggu), BBLER (bayi berat lahir ekstrem rendah, berat lahir < 1000
gram) (Abdul Bari Syaifudin, 2001 M-122).
Kasus BBLR dapat di prediksi pada saat pengkuran antropometri ibu
hamil
saat
melakukan
pemeriksaan
ANC,ukuran
antropometri
sangat
(LILA) normal pada ibu hamil lebih dari 23,5 cm. Penambahan berat badan yang
terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai jaringan
reproduksi, adanya pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak dalam
tubuh ibu (Solihkin Pudjiadi, 2002:8).
Pada usia kehamilan trimester III laju pertumbuhan janin pesat dan
kenaikan berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan 90% daripada kenaikan itu
merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin, plasenta, dan
bertambahnya cairan amnion.
Resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang
kurang selama kehamilan (Courtney Moor Marie, 2002:15). Untuk menghindari
terjadinya kelahiran bayi BBLR, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya
dengan mencukupkan kebutuhan gizinya. Di samping itu harus berusaha
menaikkan berat badannya sedikitnya 11 Kg (bertahap sesuai dengan usia
kehamilan) (MC Widjaya,2003:8). Ibu hamil yang cukup makannya akan
mendapat kenaikan berat badan yang cukup baik. Kenaikan berat badan rata-rata
selama hamil adalah 9-13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan pada trimester III minimal
0,5 kg / minggu. Bila kenaikan berat badan kurang dari 9 kg atau lebih dari 13,5
kg harus dilakukan pemantauan yang cermat (DepKes RI, 1992 : 97).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di RS.Harapan Bunda Pringsewu,
terdapat ibu bersalin 187 orang tahun 2014, proporsi ibu bersalin dengan berat
bayi lahir normal sebanyak (48,66%), dan proporsi ibu bersalin dengan BBLR
sebanyak (43,85%) (Data rekam medik pasien di RS.Harapan Bunda, 2014).Di
RS.Mutiara Hati terdapat 90 orang ibu bersalin dengan proporsi ibu bersalin
dengan berat bayi lahir normal (32,25%), sedangkan proporsi ibu bersalin dengan
kasus BBLR sebanyak (43,01%) (Data rekam medic pasien di RS.Mutiara Hati,
2014).
Jumlah ibu bersalin dengan kasus BBLR di RS.Harapan Bunda lebih
besar dibandingkan RS.Mutiara Hati.
Berdasarkan data-data diatas, maka tema sentral dari latar belakang
penelitian ini adalah di Indonesia derajat kesehatan masih sangat buruk terlihat
dari AKB yang cukup tinggi. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR
(29%) dan asfiksia lahir (27%), Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi
BBLR, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan mencukupkan
kebutuhan gizinya. Berdasarkan data-data tersebut,maka peniliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Status Gizi Ibu Hamil Dengan
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan status gizi ibu hamil
dengan kejadian BBLR Di RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.
2. Tujuan khusus
a.
b.
c.
Mengetahui apakah ada hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian
BBLR Di RS.Harapan Bunda
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukandalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang gizi ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
Hasil
Penelitian
bahanpertimbangan
untuk
ini
diharapkan
membuat
program
dapat
digunakan
perbaikan
gizi
sebagai
terutama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Energi.
Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selamakehamilan adalah
sebesar 300 kkal per hari menurut DEPKES RI(1996). Namun kebutuhan energi
ini tidak sama pada setiap periodekehamilan. Kebutuhan energi pada triwulan
pertama pertambahannyasedikit sekali (minimal). Seiring dengan tumbuhnya
janin, kebutuhanenergi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang triwulan
duadan tiga. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan beratbadan yang
diharapkan yaitu 12,5 kg selama kehamilan (Prasetyono,2009).
b. Protein.
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatanpertumbuhan janinnya.
Trimester pertama kurang dari 6 gram tiap harisampai trimester dua. Trimester
terakhir pada waktu pertumbuhanjanin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila
2) Vitamin B.
Vitamin
B6
(Piridoksin)
adalah
ko-enzim
yangdibutuhkan
untuk
metabolisme asam amino dan glikogen.Asupan janin yang cepat terhadap vitamin
B6
dan
meningkatnyaasupan
protein
dalam
kehamilan
mengharuskan
RI
(1996)
adalah
sebesar
2,5
mg
per
hari
3) Vitamin C.
Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan pentingdalam metabolisme
tirosin, folat, histamin, dan beberapa obatobatan.Selain itu, vitamin C dibutuhkan
untuk fungsi leukosit,respon imun, penyembuhan luka, dan reaksi alergi (Flood
andNutrition Board, 1990). Jumlah vitamin C menurun dalamkehamilan,
kemungkinan hal tersebut disebabkan olehpeningkatan volume darah dan aktivitas
hormon. The NationalResearch Council memperkirakan bahwa penambahan 10
mg/hari vitamin C diperlukan dalam kehamilan untukmemenuhi kebutuhan sistem
janin dan ibu. Sedangkan menurutDEPKES RI (1996) menganjurkan kebutuhan
gizi ibu hamil padavitamin C adalah sebesar 70 mg per hari. Sumber-sumber
makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk,strawberi, melon,
brokoli, tomat, kentang, dan sayuran hijaumentah (Walsh, 2007).
4) Vitamin D.
Vitamin D diperlukan untuk absorbsi kalsium danfosfor dari saluran
pencernaan dan mineralisasi pada tulang sertagigi ibu dan janinnya. Hampir
semua vitamin D disintesis dalam kulit seiring terpaparnya kulit dengan sinar
ultraviolet darimatahari. Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan
dengangangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin, yaitu berupa
hipokalsemia bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, danosteomalasia pada
ibu. Untuk menghindari hal-hal tersebut padawanita hamil diberikan 10 g (400
iu) per hari selama kehamilanserta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan
vitamin D(Arisman, 2004).
5) Vitamin E.
Vitamin E merupakan antioksidan yang penting bagimanusia. Vitamin E
dibutuhkan untuk memelihara integritasdinding sel dan memelihara sel darah
merah. Sumber makananyang banyak mengandung vitamin E adalah margarin,
bijigandum, tepung beras, dan kacang-kacangan (Walsh, 2007).Sedangkan AKG
untuk ibu hamil menurut DEPKES RI (1996) adalah sebesar 14 IU per hari
(Prasetyono, 2009).
6) Vitamin K.
Vitamin K dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuandan sintesis protein
di dalam tulang dan ginjal. Sumber-sumbermakanan yang banyak mengandung
vitamin K adalah sayuranberdaun hijau, susu, daging, dan kuning telur. Tidak
adarekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamn K,namun dari
AKG dapat diketahui kebutuhan vitamin K padawanita dewasa yaitu sebesar 65
g/hari (Prasetyono, 2009).
7) Zat Besi.
Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapatmengakibatkan anemia, karena
kebutuhan wanita hamil akan zatbesi meningkat (untuk pembentukkan plasenta
dan sel darahmerah) sebesar 200 % 300 %. Rekomendasi Institute OfMedicine
(IOM) terbaru untuk ibu hamil yang tidak anemic adalah 30 mg zat besi fero yang
dimulai pada kehamilan mingguke 12. Sedangkan ibu hamil dengan anemia
defisiensi zat besiharus menambah asupan zat besi sebesar 60 120 mg/hari
zatbesi elemental. Anjuran tersebut sama dengan AKG pada ibuhamil akan
kebutuhan zat besi selama kehamilan. Sumbermakanan yang mengandung zat besi
diantaranya roti, sereal, kacang polong, sayuran, dan buah-buahan (Walsh, 2007).
8) Kalsium.
Kalsium penting untuk kebutuhan kalsium ibu yangmeningkat dan
pembentukkan tulang rangka janin dan gigi.Asupan yang dianjurkan kira-kira
1200 mg/hari bagi wanitahamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg untuk
9) Asam Folat.
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yangkebutuhannya berlipat dua
selama kehamilan. Kekurangan asamfolat bisa berdampak pada lahirnya bayi
bayi cacat yang sudahterbentuk sejak 2 sampai 4 minggu kehamilan. Asam folat
yangtidak cukup dapat menyebabkan masalah pada tabung saraf bayiyang sedang
berkembang. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan berat lahir rendah,
ablasio plasenta, dan neural tubedefect. Jenis makanan yang banyak mengandung
asam folatantara lain ragi, hati, brokoli, bayam, asparagus, kacangkacangan, ikan,
daging, jeruk, dan telur. Sedangkan kebutuhangizi ibu hamil akan asam folat
adalah sebesar 400 mcg per hari(Prasetyono, 2009).
10) Yodium.
Kekurangan
yodium
selama
hamil
mengakibatkan
janinmenderita
D. Penilaian Antropometri
a. Pengertian.
Antropometri
gizi
adalah
berhubungan
dengan
berbagaimacam
lingkar
lengan
atas
dan
tebal
lemak
di
bawah
aman,
dan
dapat
dilakukan
kulit
(Supariasa,2002).
b. Keunggulan Antropometri
1. Prosedurnya
sederhana,
dalam
c. Kelemahan Antropometri
1) Tidak sensitif, metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat.
2)
tumbuh, dan Lingkar LenganAtas (LILA). Cara tersebut merupakan cara yang
sederhana dan mudahdikerjakan oleh siapa saja misalnya petugas kesehatan di
lapangan,kader
kesehatan
maupun
masyarakat
sendiri.
Meskipun
cara
tersebuttidak bisa dipakai untuk memantau status gizi dalam waktu pendek,tetapi
cara ini dapat digunakan dalam deteksi dini dan menapis resikoBBLR. Penilaian
yang lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamilyaitu dengan pengukuran
LILA, karena pada wanita hamil denganmalnutrisi (gizi kurang atau lebih)
kadang-kadang menunjukkan oedem tetapi ini jarang mengenai lengan atas
(Saimin, 2006).Jenis pengukuran antropometri yang digunakan untukmengukur
resiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) adalah Lingkar
Lengan Atas (LILA). Sasaran WUS adalah wanita pada usia 15 sampai45
tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui danPasangan Usia Subur
(PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resikoKEK adalah 23,5 cm. Apabila
LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan
diperkirakan
akanmelahirkan
bayi
dengan
Berat
Badan
Lahir
Rendah
(BBLR)(Supariasa, 2002).
Lingkar Lengan Atas (LILA) dewasa ini memang merupakansalah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukandan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit dan diperoleh dengan hargayang murah.
1) Pengertian.
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahuirisiko Kekurangan
Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur(Supariasa, 2002).
2) Tujuan.
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakupmasalah WUS baik
ibu hamil maupun calon ibu, masyarakatumum, dan peran petugas lintas sektoral.
Adapun tujuan tersebutadalah :
a)
Mengetahui risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
c)
3) Ambang Batas
Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK diIndonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran LILA kurang dari23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya
wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
BeratBayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian,gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Sedangkan apabila hasil pengukuran 23,5 cm berarti wanitatersebut tidak
mempunyai risiko KEK (Supariasa, 2002).
2). Cara Mengukur Berat Badan Bayi Baru Lahir Menurut Supariasa(2002)
a). Pengukuran berat badan dilakukan pada 30 menit pertama setelah
persalinan dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang menolong persalinan.
b). Letakkan timbangan bayi pada permukaan yang datar.
c). Sebelum penimbangan, pastikan timbangan berfungsi dengan baik, yaitu
jarum pada timbangan bayi menunjukkan angka 0.
d). Bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian apapun.
e). Pembacaan skala hanya dilakukan jika bayi diam.
f). Catat hasil pengukuran berat badan
F. Resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Ibu hamil Dengan
Kurang Energi Kronis (KEK)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2.500 gram. Penilaian dilakukandengan cara menimbang
G. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah hubungan konsep yang bedasarkan study empiris.
Teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil (Sugiono,
2005).
Status Gizi Ibu
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor predisposisi
Sosial ekonomi
Asupan pangan
Penyakit Infeksi
Genetis
H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
dilakukan (Notoadmodjo,2005).
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan atau dalil
sementara yang akan dibuktikan dalam penelitian (Notoadmodjo,2005:72)
Ha : Ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR Di
RS.Harapan Bunda, Tahun 2013-2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kohort retrospektifdengan
menggunakan data sekunder, untuk mempelajari hubungan antarastatus gizi ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir. Hal ini sesuai denganpendapat dari Chandra
(2008).
Rancangan
penelitian
yang
digunakan
yaitu
penelitian
kohort
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri-ciri sifat atau ukuran
yang
memiliki
atau
didapatkan
oleh
suatu
konsep
tersebut
D. Kriteria Retriksi
Sampel atau subjek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini
mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a. Melakukan pemeriksaan antenatal pada umur kehamilan0 42 minggu dan
melahirkan di Di RS.Harapan Bunda pada 1 januari 28 november 2014.
b. Primipara maupun multipara.
c. Bayi hidup.
d. Tidak
ada
komplikasi
kehamilan
seperti
hiperemesis
2. Kriteria Eksklusi
a. Bayi kembar (gemeli)
b. Prematur
F. Definisi Oprasional
Definisi Operasional bermanfaat untuk membatasi ruang atau pengertian variabelvariabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,2005:46).
No
Variabel
Definisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat
Ukur
Hasil
Ukur
Rekam
Medik
Lembar
Cek list
0: Status Ordinal
gizi ibu
baik
1: Status
gizi tidak
baik
Rekam
Medik
Lembar
Cek list
0 : Bayi Ordinal
tidak
BBLR
1 : Bayi
BBLR
Skala
2.Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara total sampling dengan menggunakan 90 ibu bersalin sebagai sampel dalam
penelitian ini. Seperti yang telah dikemukakan oleh Arikunto(2006) Yaitu apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
5. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan data yang telah dientry apakah
ada kesalahan atau tidak .Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada
saat kita mengentry ke komputer.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis, adapun analisis datameliputi:
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan masing-masing variabel
yangmeliputi variabel bebas dan variabel terikat. Analisisnya meliputi
analisispersentase.
b. Analisis bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Karena variabelnya
merupakan dataordinal maka untuk analisanya digunakan uji Kendalls
tau_b denganprogram komputer.
3. Jalannya Penelitian
Langkah langkah dalam pengumpulan data dalam penelitian
a. Langkah Persiapan
1) Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah ibu dengan
usia kehamilan 0 42 minggupada 1 januari 28 november 2014.