Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
I NYOMAN HANDYATAMA
Kelompok
Poppy Nurhayati
Ihsan Fauzi
Henda Manurdin
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2014
BAB I
TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
primer. Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama
(Day & Underwood, 2001)
Ion iodida adalah agen pereduksi lemah dan akan mereduksi agen
oksidasi yang kuat. Ini tidak digunakan sebagai titran terutama karena
kurangnya sistem indikator visual yang tepat, serta faktor-faktor lain
seperti kecepatan reaksi. Ketika kelebihan iodida ditambahkan ke dalam
larutan agen pengoksidasi, iodium diproduksi dalam jumlah yang setara
dengan saat ini agen pengoksidasi. Iodium ini bisa dititrasi dengan agen
pereduksi, dan hasilnya akan sama seperti jika agen pengoksidasi yang
dititrasi secara langsung. agen titrasi yang digunakan adalah natrium
tiosulfat.
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada
o
25 C), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida.
Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium
murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan
dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang
ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan
tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer,
As2O3 yang paling biasa digunakan (Day & Underwood, 2001).
Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga iodium
dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna
ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai
karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan
untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan
suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari
kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap
iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada
larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day &
Underwood, 2001).
BAB III
Prosedur Percobaan
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Larutan glukosa yang sudah didiamkan selama 30 menit
ditambahkan 15 HCl dan 15 ml larutan iodid kemudian dititrasi dengan
larutan natrium thiosulfat sehingga membentuk larutan kuning lemah.
Larutan tersebut kemudian ditambahkan indikator kanji dan dititrasi
dengan larutan natrium thiosulfat sehingga menghasilkan larutan sampel
yang berwarna bening.
Dari hasil titrasi diperoleh :
NO
Volume Larutan
sampel
Volume
Volume
awal
akhir
terpakai
25 ml
0 ml
10 ml
10 ml
25 ml
10 ml
20 ml
10 ml
25 ml
Rata-rata
20 ml
30 ml
10 ml
10 ml
4.2 Pembahasan
Titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana oksidator yang
dianalisis kemudian direaksikan dengan ion Iodida berlebih dalam keadaan
yang sesuai yang selanjutnya Iodium dibebaskan secara kuantatif dan
dititrasi dengan larutan standar atau asam. Titrasi Iodometri ini termasuk
golongan titrasi redoks dimana mengacu pada transfer electron. (Anonim)
Pada percobaan ini larutan glukosa ditambahkan dengan larutan
iodid dan larutan natrium karbonat dan didiamkan selama 30 menit.
Penambahan natrium karbonat bertujuan agar larutan sampel mennjadikan
pH basa antara 7-10. Larutan glukosa kemudian ditambahkan larutan HCl
encer sebanyak 15 ml hal ini bertujuan agar membuat larutan menjadi
suasana asam. Kemudian ditambahkan dengan larutan iodid sebanyak 15
ml. Larutan sampel dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat hingga
larutan tersebut berubah warna dari coklat pekat menjadi kuning lemah.
Persamaan reaksi iodin yang dititrasi dengan larutan baku natrium
thiosulfat :
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I
Kemudian larutan sampel ditambah dengan indikator kanji.
Amylum tidak mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi
dengan air, membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi
dengan iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi.
Penambahan amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning
pucat dan dapat menimbulkan titik akhir titrasi yang tiba-tiba. Titik akhir
titrasi ditandai dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan
menjadi bening. Namun pada percobaan ini larutan tidak menghasilkan
warna biru ketika direaksikan dengan indikator kanji hal ini dapat
disebabkan karena indikator yang digunakan tidak bereaksi dengan iodid
sehingga tidak menghasilkan warna biru. Kemudian larutan dititrasi
hingga menghasilkan larutan warna bening. (Anonim)
BAB V
KESIMPULAN
Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan
iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat
digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau
senyawa-senyawa yang bersifat oksidator
Dari hasil titrasi diperoleh nilai nirmalitas dari sampel sebesar 0,4
N dengan kadar glukosa dalam sampel sebesar 0,09 %.
Titik akhir titrasi dilakukan ketika larutan sampel dari warna biru
berubah warna menjadi larutan bening.
DAFTAR PUSTAKA
http://catatankimia.com/catatan/titrasi-iodometri.html.
Day, R.A & A.L.Underwood. 2001. Analisis kimia Kuantitatif, diterjemahkan
oleh iis Sopyan. Erlangga.Jakarta.
Perdana, D. 2010. Analisa Bilangan Iod pada Minyak Nyamplung.
id.wikipedia.org/wiki/Iodometri