You are on page 1of 22

REFERAT

GLAUKOMA

Disusun oleh :
Talitha Bea Amanda
1102010276

Pembimbing :
dr. Nasrudin Sp. M

Kepaniteraan Klinik Mata


1 Desember 2014 3 Januari 2015
RSUD. Pasar Rebo

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI


Jakarta
2014/2015

Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya diserati
peningkatan tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai dengan
penyakit mata lainnya.6
Berdasarkan angka statistik baru yang dikumpulkan oleh WHO tahun 2002,
menunjukkan bahwa glaukoma sekarang menjadi penyebab kebutaan kedua setelah katarak
secara mendunia. Pada keturunan Asia kemungkinan besar mengalami glaukoma sudut
tertutup sedangkan keturunan Afrika dan Eropa kemungkinan besar terkena glaukoma sudut
terbuka primer.9
Pada tahun 2010 akan ada 60.5 juta orang dengan glaukoma sudut terbuka dan
glaukoma sudut tertutup, meningkat menjadi 79.6 juta pada tahun 2020, dan 74% dari jumlah
tersebut mengalami glaukoma sudut terbuka. Perempuan memiliki risiko glaukoma sudut
terbuka dengan presentase 55%, 70% untuk glaukoma sudut tertutup, dan 59% untuk jenis
glaukoma lainnya pada tahun 2010. 47% dari angka glaukoma tersebut berasal dari Asia dan
87% jumlah penderita di Asia, dengan glaukoma sudut tertutup.5
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa glaukoma merupakan penyebab
kebutaan kedua setelah katarak di dunia dan di Asia sebagian besar glaukoma yang sering
terjadi adalah glaukoma sudut tertutup dengan penderita paling banyak pada wanita.
Pada refrat ini akan membahas mengenai Anatomi & fisiologi aliran aqueous humor,
klasifikasi, glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, beserta pemeriksaan, dan
tatalaksananya.

Anatomi & fisiologi aqueous humor


Anatomi mata secara garis besar dibagi menjadi segmen anterior dan posterior.
Segmen anterior dimulai dari limbus dan terdiri dari kornea, pupil, iris, lensa, zonules, dan
badan siliaris. Segmen posterior terdiri dari ruang vitreous, retina, khoroid, sclera, optic disk
dan optic nerve. Trabekular meshwork dan kanal Schlemm adalah bagian dari limbus,
struktur transisi antara sclera dan kornea. Uvea adalah lapisan tengah vaskular mata, yang
terdiri dari badan siliari dan iris di segmen anterior dan koroid di segmen posterior.
Trabekular meshwork adalah struktur yang menyaring dan mengontrol aliran aqueous humor
(AH) dari ruang anterior ke kanal Schlemm, yang akhirnya diteruskan menuju aliran darah.

Gambar 1. Anatomi Mata


Sumber: Google.image
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous humor dan
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aqueous humor memiliki volume 250L, dan
tekanan osmotiknya lebih tinggi dibandingkan dengan plasma. Memilki komposisi serupa
dengan plasma, kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat
yang lebih tinggi, protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah.

Gambar 2. Alur Aqueous Humor


Sumber: Google.image
Aqueus humor dibentuk oleh badan siliar, ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di
stroma processus ciliares dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel
siliaris. Setelah masuk ke bilik mata depan, aqueous humor mengalir melalui pupil ke bilik
mata depan lalu ke anyaman trabekular di sudut mata depan.
Anyaman trabekular terdiri atas berkas berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel sel trabekular, membentuk suatu saringan dengan ukuran pori pori
yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanal Schlemm. Aliran aqueous humor ke dalam
kanal Schlemm bergantung pada pembentukan saluran saluran transelular siklik di lapisan
endotel.6

Epidemiologi
Glaukoma adalah penyebab kebutaan utama kedua di Indonesia. Insiden glaukoma
pada berbagai bagian negeri ini berkisar dari 0.4% sampai 1.6%. Data ini diambil dari Survei
Nasional Mengenai Kebutaan dan Morbiditas Mata pada tahun 1996 yang diselenggarakan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta, insiden glaukoma adalah 1,8% di antara orang-orang berusia 40 tahun atau lebih tua.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup (PACG) paling sering ditemukan dan sebagian besar
dengan gejala-gejala dan keluhan akut. Tampilan kliniknya memperlihatkan adanya beberapa
perbedaan dibandingkan dengan yang dilaporkan untuk orang Kaukasia. Usia penderita
relatif lebih muda.3
Klasifikasi Glaukoma
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah:
1. Glaukoma Primer
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut tertutup
2. Glaukoma Kongenital
Primer atau infantil
Menyertai kelainan kongenital lainnya
3. Glaukoma Sekunder
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah

Rubeosis
Steroid
4. Glaukoma Absolut8
Glaukoma sudah sejak dahulu dikatagorikan menjadi glaukoma primer dan glaukoma
sekunder. Disebut sebagai glaukoma primer dikarenakan adanya kejadian yang berujung
terjadinya obstruksi pada aliran dan peningkatan TIO dibatasi dengan sudut KOA atau aliran
jalur konvensional tanpa adanya keterkaitan dengan penyakit okular atau penyakit sistemik
okular lainnya.
Sedangkan glaukoma sekunder merupakan pengertian yang didasari oleh adanya
keterkaitan dengan penyakit okular atau penyakit sistemik lainnya.7
Glaukoma Primer
Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa
disertai kelainan lain. Peningkatan TIO terjadi karena sumbatan aliran aqueous humor akibat
adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer. Istilah glaukoma sudut tertutp primer
digunakan bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan n. Optikus dan
kehilangan lapangan pandang.6
Faktor Risiko Glaukoma Sudut Tertutup
Bertambahnya usia
Jenis kelamin (perempuan)
Memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma
Keturunan Asia Tenggara, China, dan Inuit.6

Patofisiologi
1. Mekanisme blokade pupil
Merupakan kejadian fisiologis dimana seharusnya aqueous humor mengalir dari KOP
menuju KOA melalui pupil terhalang, menyebabkan tekanan pada KOP lebih tinggi
dibandingan KOA. Sehingga iris menekuk kedepan dan menempel pada trabekular
meshwork dan/ atau kornea
2. Obstruksi pada iris dan/ atau badan siliar (iris plateau)
Secara posisi anterior badan siliar membentuk iris plateau tipikal (sindrom) dengan
iris plateau konfigurasi. Keduannya harus dibedakan, konfigurasi yang mengacu pada
pada situasi dimana iris datar dan secara axial KOA tidak dangkal. Sedangkan iris
plateau sindrom mengacu pada kondisi setelah dilakukan tindakan laser iridotomi
untuk menyingkirkan adanya blokade iris.

Gambar 3. Patofiologi Glaukoma sudut tertutup


Sumber: Google.image

3. Obstruksi pada lensa


KOA yang dangkal, biasanya dikarenakan adanya penyakit sekunder seperti katarak
nuklear, diabetes, marfan sindrom.
4. Obstruksi pada bagian posterior lensa
Pada kasus yang jarang, aliran aqueous humor dapat salah mengalir hal ini dapat
terjadi setelah dilakukannya trabekulektomi, ekstrasi lensa, dan jenis operasi lainnya.4

Gambar 4. Glaukoma sudut tertutup


Sumber: Google.image
Klasifikasi Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup akut
o Dikarenakan oleh letak iris yang salah menuju trabekular meshwork dengan
peningkatan TIO yang cepat dan tinggi. Tidak dapat sembuh dengan spontan
Glaukoma sudut tertutup intermiten

o Mirip dengan glaukoma sudut tertutup akut namun dapat sembuh dengan
spontan
Glaukoma sudut tertutup kronik
o Sinekia yang permanen. Dapat dikonfirmasikan dengan gonioskopi.4

Manifestasi Klinis Glaukoma Sudut Tertutup


Glaukoma sudut tertutup akut
Terdapat Halo yang berwarna
Mata merah
Nyeri
Mata buram
Sakit kepala
Mual dan Muntah.3

Pasien terkadang dikira menderita penyakit gastrointestinal akut


TIO meningkat dengan mencolok
KOA dangkal
Kornea berkabut
Pupil berdilatasi dan terfiksasi.6

Glaukoma sudut tertutup intermitten


Mirip dengan manifestasi klinis glaukoma sudut tertutup akut namun lebih ringan
gejalanya
Ketika tidak miosis, pupil buat dan tidak altif
Diskus optikus mungkin terlihat atrofi

Glaukoma sudut tertutup kronik

TIO >21mmHg
Lapangan pandang berkurang
Visus kemungkinan normal
Tidak ada nyeri, namun ada rasa tidak nyaman
Halo.4
Diagnosis
Gambaran klinis dari glaukoma sudut tertutup sama dengan gambaran klinis dari
glaukoma sudut terbuka kecuali sudutnya tertutup ketika dilihat dengan gonioskopi. 3 Evaluasi
dari pasien glaukoma sudut tertutup harus dimulai dengan asumsi bahwa semua empat tipe
dari glaukoma sudut tertutup akan muncul. Walaupun biasanya glaukoma sudut tertutup
jarang menimbulkan keraguan dalam penegakkan diagnosisnya namun jika tidak diperiksa
secara teliti, tipe lain dari glaukoma sudut tertutup dapat tidak terdeteksi.
o Riwayat pasien
Biasanya pasien mengeluh akan adanya pandangannya buram, kehilangan akan pengliahatan
sementara, terdapat halo berwarna disekitar cahaya lampu, sakit kepala, nyeri pada mata dari
ringan sampai berat, fotofobia, biasanya serangan ini membaik setelah tidur. Perlu
diperhatikan juga ada tidaknya riwayat dalam keluarganya.1
Diagnosis Banding
Iritis akut, menimbulkan fotofobia dibandingkan dengan glaukoma. TIO biasanya
tidak meningkat, pupil konstriksi atau bentuknya iregular dan kornea tidak edema.
Pada KOA terlihat adanya flare dan sel, dapat pula terlihat adanya injeksi siliar.
Konjungtivitis akut,terjadi bilateral, nyeri dari ringan sampai tidak ada, tidak ada
gangguan pengliahatan. Terdapat sekret mata dan konjungtiva yang meradang hebat,
tetapi tidak ada injeksi siliar. Respon pupil dan TIO normal, dan kornea jernih.6

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan oftalmologi
o Biomikroskopik
o Tonometry
o Gonoiscopy
o Penilaian saraf
o Lapangan pandang
2. Tes yang memprofokasi
o Tes ruangan gelap
o Tes prone
o Tes prone ruangan gelap
o Tes mydriatik
3. Penilaian dan diagnosis
o Pupilnya tidak reaktif
o Edema pada kornea
o Inflamasi pada KOA
o TIO 40 90 mmHg
o Injeksi pada sirkum limbal. 1
Tatalaksana
Tujuan dari tatalaksana glaukoma adalah untuk mempertahankan fungsi dari
penglihatan pasien yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien, dengan pengeluaran
harga yang sesuai.4

Bagan 1.
Sumber dari: American Optometric Association, 2001. Primary Angle Closure Glaucoma

Komplikasi
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia
anterior) sehingga menimbulkan oklusi KOA irevesibel yang memerlukan tindakan bdah
untuk memperbaikinya. Sehingga sering terjadi kerusakan n. Optikus.6

Prognosis
Pasien dengan glaukoma akut sudut tertutup tidak bisa dikatakan sembuh walaupun
setelah tindakan bedah. Beberapa pasien dapat diperkirakan menjadi penderita glaukoma
seumur hidup, dan menerima perawatan seumur hidup.1
Rujukan
Setelah diberikan pertolongan pertama pada pasien, segera rujuk pada dokter spesialis
mata/ pelayanan tingkat sekunder/ tersier.

Glaukoma Sudut Terbuka


Merupakan progresifitas neuropati optik yang kronik, yang memiliki kemiripan
perubahan morfologi yang khas pada ujung saraf optik dan lapisan fiber saraf retinal pada
ketiadaan dari penyakit mata yang lain atau anomali yang kongenital. Kematian sel ganglion
di retina yang progresif dan kehilangan lapangan pandang dapat dihubungkan dengan
perubahan penyakit ini.4
Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut terbuka primer adalah adanya proses
degeneratif anyaman trabekular, termasuk pengendapan materi ekstrasel di dalam anyaman
dan di bawah lapisan endotel kanal Schlemn. Akibatnya adalah penurunan drainase aqueous
humor yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.6
Faktor Risiko Glaukoma Sudut Terbuka
Diabetes melitus
Hipertensi
Kulit berwarna
Miopia. 8

Memiliki riwayat hipertensi okular


Umur > 40 tahun. Dengan kisaran 40 tahun 70 tahun
Memiliki riwayat penyakit jantung
TIO >26 mmHg
Memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma.4
Patofisiologi
Perubahan dari trabekular meshwork

Penanda reaksi stress


Runtuhnya kanal schlemm
Perubahan dari penghubung di interskleral
Pengaruh dari aqueous humor. 7
Klasifikasi Glaukoma Sudut Terbuka
Glaukoma juvenile
Glaukoma sudut terbuka tekanan normal
Glaukoma sudut terbuka tekanan tinggi
Glaukoma suspek sudut terbuka
Hipertensi okular.4
Manifestasi Klinik Glaukoma Sudut Terbuka
Tibulnya gejala agak lambat, kadang kadang tidak disadari oleh penderita sampai
menjadi buta
Mata tidak merah
Penciutan lapangan pandang
TIO sehari hari tinggi >20mmHg
Mata sebelah terasa berat
Kepala pening sebelah
Tajam pengliahatan tetap normal sampai benar buta.8
Diagnosis
Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan kelainan
kelainan galukomatosa pada diskus optikus dan lapangan pandang yang disertai dengan
peningkatan TIO, KOA terbuka dan tampak normal, dan tidak terlihat sebab lain. Sedikitnya

sepertiga pasien ketika diperiksa TIO nya normal. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
tonometri berulang.6
Diagnosis Banding
Glaukoma bertekanan rendah
Pasien datang dengan memperlihatkan peningkatan perubahan glaukomatosa pada
diskus optik dan defek lapang pandang tanpa peningkatan tekanan intraokular. Ada beberapa
kriteria yaitu ;
1. Tekanan intraokular rata- rata 21 mmHg dan tidak pernah melebihi 24 mmHg
2. Pada pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata depan terbuka
3. Gambaran kerusakan diskus optikus dengan cupping glaumatosa yang disertai
defek lapang pandang
4. Kerusakan glaukoma yang progresive
Hipertensi Okular
Pasien datang dengan hipertensi okular memperlihatkan peningkatan tekanan
intraokular secara signifikan dalam beberapa tahun tanpa memperlihatkan tanda tanda
adanya kerusakan nervus optik ataupun gangguan lapang pandang. Diagnosis ini secara
umum ditegakan jika didapatkan kenaikan TIO diatas 21 mmHg, sesuai dengan rata-rata TIO
dalam populasi. Beberapa dari pasien ini akan menunjukan peningkatan tekanan intraokular
tenpa lesi glaukoma.6
Pemeriksaan Penunjang
Masalah utama dalam deteksi glaukoma simpleks adalah tidak adanya gejala sampai
stadium lanjut penyakit. Saat pertama kali menyadari adanya pengecilan lapangan pandang,

biasanya telah terjadi pencekungan glaukomatosa yang bermakna. Agar berhasil, terapi harus
dilakukan pada tahap dini, yang menuntut program penapisan aktif. Kendalanya, kita tidak
dapat mengandalkan satu kali pemeriksaan TIO dan pemeriksaan kelainan optic disc serta
visual field loss.
Perimetri okulokinetik adalah teknik baru yang mungkin menawarkan solusi untuk
masalah ini. Saat ini diagnosis dini kita masih mengandalkan pemeriksaan oftalmoskopi
teratur bagi kerabat pasien dan pada pemeriksaan optic disc dan tonometri, yang menjadi
bagian dari pemeriksaan fisik rutin orang dewasa berusia lebih dari 30 tahun.6
Tatalaksana
Kebanyakan pasien dengan glaukoma sudut terbuka diterapi dengan trabekuloplasti
laser, merupaka pilihan yang efektif. Pilihan ini diambil jika glaukoma sangat parah, TIO
yang sangat tinggi, dan kekhawatian tentang kepatuhan dalam melakukan terapi.4
1)

Medikamentosa
a.

Miotikum

Fungsi : mengecilkan pupil sehingga sudut akan lebih terbuka, mempermudah aliran
aqueous humor dengan meninggikan efisiensi saluran ekskresi. Drug of choice : pilokarpin
1%-4%
Kontra indikasi pada katarak dengan glaukoma kronik, karena akan menambah kabur
penglihatan. Pada usia muda, terdapat artifisial myopia karena terjadi akomodasi yang
bersifat spasme karena pemberian miotikum.
b.

Carbachol 0,75%-3%

Termasuk obat kolinergik, diberikan bila pilokarpin tidak mempan atau alergi
terhadap pilokarpin. Berikan obat dari konsentrasi terendah.
c.

Epinefrin 0,5%-2%

Fungsinya menurunkan produksi aqueous humor dan meningkatkan ekskresi cairan


aqueous. Kerjanya lebih lama dibandingkan miotikum.
d.
e.

Timolol maleat
Merupakan golongan beta adrenergic yang akan menurunkan TIO dengan

menurunkan produksi aqueous. Sediaannya 0,25% dan 0,5%, diteteskan 2xsehari.


f.

Carbonic anhidrase inhibitor (diamox)

Tabletnya 125-250mg, 4xsehari. Fungsinya menekan produksi aqueous, pemakaian


lama dapat menimbulkan renal calculi.
2)

Pembedahan
Merupakan tindakan membuat filtrasi cairan mata keluar dari bilik mata dengan

operasi Schele, trabekulektomi, dan iridenkliesis


3)

Laser trabeculoplasty

Bagan 2.
Sumber dari: American Optometric Association, 2001. Primary Open Angle Glaucoma

Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada glaukoma yang tidak ditangani adalah kebutaan,
namun komplikasi juga dapat muncul pada pasien yang dilakukan tindakan operasi.
Komplikasi ini dapat dibagimenjadi dua:
a.

Early Complications

Early complications merupakan komplikasi yang terjadi pada waktu dua minggu
setelah operasi.
b.

Delayed Complications

Delayed complications merupakan komplikasi yang terjadi pada beberapa bulan hingga tahun
setelah operasi.
Prognosis
Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik
secara medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan
sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat
mengontrol tekanan intraokular pada mata yanng belum mengalami kerusakan glakomatosa
luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut).6
Rujukan
Setelah diberikan pertolongan pertama pada pasien, segera rujuk pada dokter spesialis
mata/ pelayanan tingkat sekunder/ tersier.

Glaukoma Sekunder
Glaukoma sudut tertutup
Patogenesis pada glaukoma sudut tertutup sekunder dapat berbagai macam berdasarkan
kondisi yang mendasarinya. Berdasarkan definisi pada glaukoma sudut tertutup akut
iriotrabekularnya yang menempel dapat melepas kembali sedangkan pada sekunder hal ini
tidak dapat terjadi.4
Glaukoma sudut tertutup sekunder dibagi menjadi 3:
1. Glaukoma sudut tertutup dengan blokade pupil
2. Glaukoma sudut tertutup dengan anterior mekanisme penarikan tanpa blokade pupil
3. Glaukoma sudut tertutup dengan posterior mekanisme mendorong tanpa blokade
pupil.4

Daftar Pustaka

1. American Optometric Association. 2001. Primary Angle Closure Glaucoma.


2. American Optometric Association. 2001. Primary Open Angle Glaucoma.
3. Edi S. Affandi. 2006. Data Concerning Primary Angle Closure Glaucoma in
Indonesia. Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 39 No.3
4. European Glaucoma Society. 2008. Terminology and Guidelines for Glaucoma, 3rd
edition.
5. H A Quigley, A T Broman. 2006. The Number of People with Glaucoma Worldwide in
2010 and 2020. Br J Opthalmol 2006; 90: 262 267.
6. John F Salmon. 2008. Glaukoma. Vaughan & Asbury Oftamologi Umum. Ed: 17 hal:
212 229.
7. R. Rand Allingham, et al. 2004. Shields Textbook of Glaucoma, 5th edition.
Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.
8. Sidarta Ilyas, Sri Rahayu Y. 1998. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FK UI
9. World Health Organization (WHO). 2014. Glaucoma is Second Leading Cause of
Blindness
Globally.
Available
online
at
http://www.who.int/bulletin/volumes/82/11/feature1104/en/ (Diunduh tanggal 15
Desember 2014)

You might also like