Professional Documents
Culture Documents
GLAUKOMA
Disusun oleh :
Talitha Bea Amanda
1102010276
Pembimbing :
dr. Nasrudin Sp. M
Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya diserati
peningkatan tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai dengan
penyakit mata lainnya.6
Berdasarkan angka statistik baru yang dikumpulkan oleh WHO tahun 2002,
menunjukkan bahwa glaukoma sekarang menjadi penyebab kebutaan kedua setelah katarak
secara mendunia. Pada keturunan Asia kemungkinan besar mengalami glaukoma sudut
tertutup sedangkan keturunan Afrika dan Eropa kemungkinan besar terkena glaukoma sudut
terbuka primer.9
Pada tahun 2010 akan ada 60.5 juta orang dengan glaukoma sudut terbuka dan
glaukoma sudut tertutup, meningkat menjadi 79.6 juta pada tahun 2020, dan 74% dari jumlah
tersebut mengalami glaukoma sudut terbuka. Perempuan memiliki risiko glaukoma sudut
terbuka dengan presentase 55%, 70% untuk glaukoma sudut tertutup, dan 59% untuk jenis
glaukoma lainnya pada tahun 2010. 47% dari angka glaukoma tersebut berasal dari Asia dan
87% jumlah penderita di Asia, dengan glaukoma sudut tertutup.5
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa glaukoma merupakan penyebab
kebutaan kedua setelah katarak di dunia dan di Asia sebagian besar glaukoma yang sering
terjadi adalah glaukoma sudut tertutup dengan penderita paling banyak pada wanita.
Pada refrat ini akan membahas mengenai Anatomi & fisiologi aliran aqueous humor,
klasifikasi, glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, beserta pemeriksaan, dan
tatalaksananya.
Epidemiologi
Glaukoma adalah penyebab kebutaan utama kedua di Indonesia. Insiden glaukoma
pada berbagai bagian negeri ini berkisar dari 0.4% sampai 1.6%. Data ini diambil dari Survei
Nasional Mengenai Kebutaan dan Morbiditas Mata pada tahun 1996 yang diselenggarakan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta, insiden glaukoma adalah 1,8% di antara orang-orang berusia 40 tahun atau lebih tua.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup (PACG) paling sering ditemukan dan sebagian besar
dengan gejala-gejala dan keluhan akut. Tampilan kliniknya memperlihatkan adanya beberapa
perbedaan dibandingkan dengan yang dilaporkan untuk orang Kaukasia. Usia penderita
relatif lebih muda.3
Klasifikasi Glaukoma
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah:
1. Glaukoma Primer
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut tertutup
2. Glaukoma Kongenital
Primer atau infantil
Menyertai kelainan kongenital lainnya
3. Glaukoma Sekunder
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
Rubeosis
Steroid
4. Glaukoma Absolut8
Glaukoma sudah sejak dahulu dikatagorikan menjadi glaukoma primer dan glaukoma
sekunder. Disebut sebagai glaukoma primer dikarenakan adanya kejadian yang berujung
terjadinya obstruksi pada aliran dan peningkatan TIO dibatasi dengan sudut KOA atau aliran
jalur konvensional tanpa adanya keterkaitan dengan penyakit okular atau penyakit sistemik
okular lainnya.
Sedangkan glaukoma sekunder merupakan pengertian yang didasari oleh adanya
keterkaitan dengan penyakit okular atau penyakit sistemik lainnya.7
Glaukoma Primer
Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa
disertai kelainan lain. Peningkatan TIO terjadi karena sumbatan aliran aqueous humor akibat
adanya oklusi anyaman trabekular oleh iris perifer. Istilah glaukoma sudut tertutp primer
digunakan bila penutupan sudut primer telah menimbulkan kerusakan n. Optikus dan
kehilangan lapangan pandang.6
Faktor Risiko Glaukoma Sudut Tertutup
Bertambahnya usia
Jenis kelamin (perempuan)
Memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma
Keturunan Asia Tenggara, China, dan Inuit.6
Patofisiologi
1. Mekanisme blokade pupil
Merupakan kejadian fisiologis dimana seharusnya aqueous humor mengalir dari KOP
menuju KOA melalui pupil terhalang, menyebabkan tekanan pada KOP lebih tinggi
dibandingan KOA. Sehingga iris menekuk kedepan dan menempel pada trabekular
meshwork dan/ atau kornea
2. Obstruksi pada iris dan/ atau badan siliar (iris plateau)
Secara posisi anterior badan siliar membentuk iris plateau tipikal (sindrom) dengan
iris plateau konfigurasi. Keduannya harus dibedakan, konfigurasi yang mengacu pada
pada situasi dimana iris datar dan secara axial KOA tidak dangkal. Sedangkan iris
plateau sindrom mengacu pada kondisi setelah dilakukan tindakan laser iridotomi
untuk menyingkirkan adanya blokade iris.
o Mirip dengan glaukoma sudut tertutup akut namun dapat sembuh dengan
spontan
Glaukoma sudut tertutup kronik
o Sinekia yang permanen. Dapat dikonfirmasikan dengan gonioskopi.4
TIO >21mmHg
Lapangan pandang berkurang
Visus kemungkinan normal
Tidak ada nyeri, namun ada rasa tidak nyaman
Halo.4
Diagnosis
Gambaran klinis dari glaukoma sudut tertutup sama dengan gambaran klinis dari
glaukoma sudut terbuka kecuali sudutnya tertutup ketika dilihat dengan gonioskopi. 3 Evaluasi
dari pasien glaukoma sudut tertutup harus dimulai dengan asumsi bahwa semua empat tipe
dari glaukoma sudut tertutup akan muncul. Walaupun biasanya glaukoma sudut tertutup
jarang menimbulkan keraguan dalam penegakkan diagnosisnya namun jika tidak diperiksa
secara teliti, tipe lain dari glaukoma sudut tertutup dapat tidak terdeteksi.
o Riwayat pasien
Biasanya pasien mengeluh akan adanya pandangannya buram, kehilangan akan pengliahatan
sementara, terdapat halo berwarna disekitar cahaya lampu, sakit kepala, nyeri pada mata dari
ringan sampai berat, fotofobia, biasanya serangan ini membaik setelah tidur. Perlu
diperhatikan juga ada tidaknya riwayat dalam keluarganya.1
Diagnosis Banding
Iritis akut, menimbulkan fotofobia dibandingkan dengan glaukoma. TIO biasanya
tidak meningkat, pupil konstriksi atau bentuknya iregular dan kornea tidak edema.
Pada KOA terlihat adanya flare dan sel, dapat pula terlihat adanya injeksi siliar.
Konjungtivitis akut,terjadi bilateral, nyeri dari ringan sampai tidak ada, tidak ada
gangguan pengliahatan. Terdapat sekret mata dan konjungtiva yang meradang hebat,
tetapi tidak ada injeksi siliar. Respon pupil dan TIO normal, dan kornea jernih.6
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan oftalmologi
o Biomikroskopik
o Tonometry
o Gonoiscopy
o Penilaian saraf
o Lapangan pandang
2. Tes yang memprofokasi
o Tes ruangan gelap
o Tes prone
o Tes prone ruangan gelap
o Tes mydriatik
3. Penilaian dan diagnosis
o Pupilnya tidak reaktif
o Edema pada kornea
o Inflamasi pada KOA
o TIO 40 90 mmHg
o Injeksi pada sirkum limbal. 1
Tatalaksana
Tujuan dari tatalaksana glaukoma adalah untuk mempertahankan fungsi dari
penglihatan pasien yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien, dengan pengeluaran
harga yang sesuai.4
Bagan 1.
Sumber dari: American Optometric Association, 2001. Primary Angle Closure Glaucoma
Komplikasi
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia
anterior) sehingga menimbulkan oklusi KOA irevesibel yang memerlukan tindakan bdah
untuk memperbaikinya. Sehingga sering terjadi kerusakan n. Optikus.6
Prognosis
Pasien dengan glaukoma akut sudut tertutup tidak bisa dikatakan sembuh walaupun
setelah tindakan bedah. Beberapa pasien dapat diperkirakan menjadi penderita glaukoma
seumur hidup, dan menerima perawatan seumur hidup.1
Rujukan
Setelah diberikan pertolongan pertama pada pasien, segera rujuk pada dokter spesialis
mata/ pelayanan tingkat sekunder/ tersier.
sepertiga pasien ketika diperiksa TIO nya normal. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
tonometri berulang.6
Diagnosis Banding
Glaukoma bertekanan rendah
Pasien datang dengan memperlihatkan peningkatan perubahan glaukomatosa pada
diskus optik dan defek lapang pandang tanpa peningkatan tekanan intraokular. Ada beberapa
kriteria yaitu ;
1. Tekanan intraokular rata- rata 21 mmHg dan tidak pernah melebihi 24 mmHg
2. Pada pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata depan terbuka
3. Gambaran kerusakan diskus optikus dengan cupping glaumatosa yang disertai
defek lapang pandang
4. Kerusakan glaukoma yang progresive
Hipertensi Okular
Pasien datang dengan hipertensi okular memperlihatkan peningkatan tekanan
intraokular secara signifikan dalam beberapa tahun tanpa memperlihatkan tanda tanda
adanya kerusakan nervus optik ataupun gangguan lapang pandang. Diagnosis ini secara
umum ditegakan jika didapatkan kenaikan TIO diatas 21 mmHg, sesuai dengan rata-rata TIO
dalam populasi. Beberapa dari pasien ini akan menunjukan peningkatan tekanan intraokular
tenpa lesi glaukoma.6
Pemeriksaan Penunjang
Masalah utama dalam deteksi glaukoma simpleks adalah tidak adanya gejala sampai
stadium lanjut penyakit. Saat pertama kali menyadari adanya pengecilan lapangan pandang,
biasanya telah terjadi pencekungan glaukomatosa yang bermakna. Agar berhasil, terapi harus
dilakukan pada tahap dini, yang menuntut program penapisan aktif. Kendalanya, kita tidak
dapat mengandalkan satu kali pemeriksaan TIO dan pemeriksaan kelainan optic disc serta
visual field loss.
Perimetri okulokinetik adalah teknik baru yang mungkin menawarkan solusi untuk
masalah ini. Saat ini diagnosis dini kita masih mengandalkan pemeriksaan oftalmoskopi
teratur bagi kerabat pasien dan pada pemeriksaan optic disc dan tonometri, yang menjadi
bagian dari pemeriksaan fisik rutin orang dewasa berusia lebih dari 30 tahun.6
Tatalaksana
Kebanyakan pasien dengan glaukoma sudut terbuka diterapi dengan trabekuloplasti
laser, merupaka pilihan yang efektif. Pilihan ini diambil jika glaukoma sangat parah, TIO
yang sangat tinggi, dan kekhawatian tentang kepatuhan dalam melakukan terapi.4
1)
Medikamentosa
a.
Miotikum
Fungsi : mengecilkan pupil sehingga sudut akan lebih terbuka, mempermudah aliran
aqueous humor dengan meninggikan efisiensi saluran ekskresi. Drug of choice : pilokarpin
1%-4%
Kontra indikasi pada katarak dengan glaukoma kronik, karena akan menambah kabur
penglihatan. Pada usia muda, terdapat artifisial myopia karena terjadi akomodasi yang
bersifat spasme karena pemberian miotikum.
b.
Carbachol 0,75%-3%
Termasuk obat kolinergik, diberikan bila pilokarpin tidak mempan atau alergi
terhadap pilokarpin. Berikan obat dari konsentrasi terendah.
c.
Epinefrin 0,5%-2%
Timolol maleat
Merupakan golongan beta adrenergic yang akan menurunkan TIO dengan
Pembedahan
Merupakan tindakan membuat filtrasi cairan mata keluar dari bilik mata dengan
Laser trabeculoplasty
Bagan 2.
Sumber dari: American Optometric Association, 2001. Primary Open Angle Glaucoma
Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada glaukoma yang tidak ditangani adalah kebutaan,
namun komplikasi juga dapat muncul pada pasien yang dilakukan tindakan operasi.
Komplikasi ini dapat dibagimenjadi dua:
a.
Early Complications
Early complications merupakan komplikasi yang terjadi pada waktu dua minggu
setelah operasi.
b.
Delayed Complications
Delayed complications merupakan komplikasi yang terjadi pada beberapa bulan hingga tahun
setelah operasi.
Prognosis
Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik
secara medis. Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat berkembang secara perlahan
sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti glaukoma dapat
mengontrol tekanan intraokular pada mata yanng belum mengalami kerusakan glakomatosa
luas, prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus berlanjut).6
Rujukan
Setelah diberikan pertolongan pertama pada pasien, segera rujuk pada dokter spesialis
mata/ pelayanan tingkat sekunder/ tersier.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sudut tertutup
Patogenesis pada glaukoma sudut tertutup sekunder dapat berbagai macam berdasarkan
kondisi yang mendasarinya. Berdasarkan definisi pada glaukoma sudut tertutup akut
iriotrabekularnya yang menempel dapat melepas kembali sedangkan pada sekunder hal ini
tidak dapat terjadi.4
Glaukoma sudut tertutup sekunder dibagi menjadi 3:
1. Glaukoma sudut tertutup dengan blokade pupil
2. Glaukoma sudut tertutup dengan anterior mekanisme penarikan tanpa blokade pupil
3. Glaukoma sudut tertutup dengan posterior mekanisme mendorong tanpa blokade
pupil.4
Daftar Pustaka