Professional Documents
Culture Documents
TPM #7:
Improvement
Bagian 5: Dapakah Setup time dan Changeover diperpendek waktunya? [SMED]
3 langkah dalam pelatihan untuk menjadikan cepatnya pemahaman yaitu 1) Pelatihan dengan
kelengkapan Audio dan Visual Video; 2) Pelatihan sambil mempraktekan (workshop); 3) Ujilah
bagaimana Mereka mengerjakan apa yang diketahuinya ditempat dimana melakukan pekerjaan
yang sesungguhnya
LANGKAH #3: PERBAIKI dan TINGKATKAN kinerja pada tiap element aktivitas
3.1 Buatlah Video pada aktivitas tersebut dan analisa
Start up mesin
Ubahlah sedemikian hingga seluruh operasi menjadi External Activities (at maximum
level not just optimum, make possible for the impossible thing)
Pergunakanlah alat bantu problem solving seperti Brainstorming, SPC, Diagram
Fishbone, 5xWhy,
Buatlah peta pergerakan Orang terhadap alat, mesin dan aktivitas
3.3 Lakukan modifikasi perbaikan pada Tools, Jigs, Devises, Fixes, Parts, Mesin dan Metode
kerja sesuai rekomendasi analisa aktivitas sehingga pekerjaan menjadi lebih sederhana dan
cepat.
3.4 Gunakan pendekatan E+C+R+S
E = Eliminate Hilangkan pemborosan disegala aktivitas
C = Combine Bila perlu gabungkan dua atau lebih aktivitas agar lebih singkat,
ringkas dan serderhana
R = Re-arrage & Re-layout Modifikasi urutan, tempat, pergerakan, arah untuk
mencapai waktu yang paling singkat
S = Simplify & Simplicity Sederhanakan, Ringkas dan Mudah sehingga Operator
mudah dalam bekerja dan Supervisor mudah dalam pengecekan & pengontrolan.
LANGKAH
#4: AMATI & CATAT aktivitas SETELAH perbaikan
4.1 Lakukan follow up dengan benar (What, How, Who, When?), sehingga improvement
dapat dilaksanakan tepat waktu.
4.2 Petakan kembali setelah perbaikan. Catat dan dokumentasikan improvement yang telah
dilakukan.
4.3 Praktekan dan Rekam (video) aktivitas setelah perbaikan. Putar ulang video perbaikan
tersebut analisa kemungkinan penerapan bagi kemudahan.
KAIZEN IMPROVEMENT:
1. Perencanaan produksi 100% pasti untuk 36 Jam kedepan
2. Seluruh peralatan telah siap pada jam 3 sore untuk proses change over produksi hari besoknya
3. Seluruh alat kerja, Tools, Jigs, Fix, dsb dalam kondisi baik, bersih dan siap pakai
4. Alat kerja, tools, jibs, fix, dsb telah ada diatas trolley dan siap diantarkan (Telah disiapkan pada kotak
Changeover Tools Area)
5. Supervisor dan Teknisi siap membantu percepatan pelaksanaan Changeover dan akan stand-by 5 menit
pertama untuk pertolongan pada kesulitan
6. Perubahan pada Lock & Lock, Jigs, Fixture ==> Mengurangi waktu installasi, Kalibrasi, Setting dan Trial
7. Coupling pipa angin telah dimodifikasi demikian juga dengan assembly Filling Head & Tubes
8. CHECK LIST... kunci Keselamatan Kerja & MUTU
TPM #6:
Improvement
Bagian 4: Amati Aktivitas Setup yang saat ini dilakukan [SMED]
Buatlah matrix changeover yang saat ini ada ditempat kerja (Produk ke Produk atau
type atau other spec/color/size..)
Kumpulkan data dari proses yang ada (3 sampai dengan 6 bulan terakhir), berapa kali changeover/setup
yang terjadi dan pada aktivitas apa saja? Bila tidak ada data mulailah sekarang Anda lakukan.
Menganalisa data berapa banyak change over dan jenis alat yang dipergunakan (klasifikasikan).
Dari data diatas prioritas yang perlu dilihat lebih dalam lagi adalah Changeover & Setup pada
proses Ganti Produk dari B ke C.
1.3 Tetapkan prioritas dan pelajari dari data setup pada proses tertinggi
Data yang ada dianalisa: Average dan Variability. Average 44 dan variability 40 s/d 70.
TPM #5:
Improvement
Bagian 3: Apa itu changeover dan Setup time? [SMED]
1. Inventory meningkat
2. Attachement
Apakah alat kerja, fix, jig dan tools yang sekarang ini ada
telah membuat pekerjaan menjadi lebih cepat, sederhana
dan aman? Tipe seperti apakah?
Toggle clamps
Cam action clamps
Auto clamps
Hooks
Swings Washer or Bolt
Full turn or half or quarter
Wedges
TPM #4:
Improvement
Bagian 2: 8 Hal Penting dalam aktivitas Changeover (SMED)
Difinisi Setup Time adalah rentang waktu yang dihitung mulai pada saat terakhir mesin itu
memproduksi barang jadi yang berkualitas hingga mampu kembali memproduksi barang yang
berkualitas dengan kecepatan normal
Aktivitas Setup dirinci menjadi 4 jenis:
Alokasi waktu ~ 5%
Pemilahan (Sort), pada alat yang akan dipergunakan dan yang tidak. Hanya alat yang akan
dipergunakan yang tersedia didalam box atau lemari atau trolly.
Penataan (Set in order), alat kerja yang akan dipakai ditata rapih sesuai dengan tempat
dan peruntukannya, sehingga mudah diketahui tersedianya, rusaknya atau hilangnya
alat sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Pembersihan (Shine), alat kerja harus selalu dalam keadaan siap dan bersih untuk dipakai. Kendala
mental yang sering ditemui adalah sikap toh nanti kotor lagi! atau Namanya juga kerja masa tidak
boleh kotor?. Ubahlah. Sehingga Anda tahu benar bagaimana bersikap dan bekerja dengan benar.
Jorok dan Kesan bekerja bersih adalah dua hal yang berbeda.
2. Ubahlah aktivitas internal menjadi external.
Mengapa perlu diubah jenis pekerjaan ini?
Aktivitas Internal adalah berhentinya proses untuk aktivitas changeover. Contoh: Melepas bagian
mesin yang terkait dalam proses produksi.
Aktivitas External adalah tetap berjalannya proses meski aktivitas changeover dilakukan. Contoh:
Penyiapan alat, dies, tools.
3. Jadikan pekerjaan penyambungan/pemasangan mudah dan cepat (No Bolt & Screw).
Penyambungan dan pemasangan dengan mengunakan baut dan ulir adalah membutuhkan waktu.
Jig, Tolls, Fix and Plate adalah solusi bagi percepatan pemasangan. Dengan hanya CLICK atau
tekan, maka penyambungan dengan sendirinya terangkai dengan cepat, tepat dan kuat.
5. Pemasangan yang benar tidak membutuhkan Tuning & Adjustment (pengaturan dan
setting).
Gunakan bentuk-bentuk Jig & Fix. Dengan klik, geser, dan tekan alat tersebut sudah tepasang
dengan aman bagi keselamatan kerja dan mutu produk. Pengarah, celah, kait dan penguncian adalah
solusi bagi tepat dan cepatnya pekerjaan setup.
6. Ukur kinerja & petakan kinerja saat ini. Kemudian lakukan perbaikan.
Ukur aktivitas saat ini, rencanakan perbaikan, periksa kembali dan ulangi hingga mendapatkan waktu
terpendek bagi Setup time. Buatlah Video aktivitas tersebut, hingga bagian terkecil. Kemudian putar
ulang. Pahami. Diskusikan Brainstorming apa yang dapat disederhanakan dan diperpendek.
TPM #3:
Improvement
Dr. Shigeo Shingo menegaskan 8 hal penting dalam buku Single Minutes Exchange Die:
1. Seorang Manajer Produksi sudah seharusnya memiliki strategi untuk dapat memproduksi barang
dengan lebih cepat ke tanggan pelanggan, mengantisipasi naik turunnya permintaan dan
menghilangkan kendala proses dan kerusakan terhadap mutu barang.
2. Secara konstruktif dan sistimatik dalam menghapuskan segala pemborosan ditempat kerja sehingga
dapat dijamin kelangsungannya (sustainability). Sehingga daya saing dalam biaya selalu mejadi
prioritas.
3. Selalu mengukur kinerja proses dengan mengevaluasi Value-add dan Non-value Add.
4. Memproduksi barang hanya yang benar-benar diinginkan pelanggan dan bisa dilaku jual (aspek
Penjualan dan pembayaran) dengan CEPAT. Hal ini sangat terkait dengan berkurangnya Inventory,
Cash Flow yang lebih sehat karena turunya Holding stock dan perputaran Working Capital lebih cepat
(~ turunnya days cover).
5. Set up dan Change Over harus terbebas dari kerusakan produk dan rendah pemborosan, dilakukan
dengan cepat dan mengahasilkan keandalan terhadap MUTU.
6. Mengimplementasikan SMED (single minutes exchange dies) dan OTED (one touch exchange dies)
7. Menciptakan cara agar proses mampu memproduksi lot batch dengan size sekecil-kecilnya dengan
waktu cepat dan rendah pemborosan (waste & defect).
8. Jika tidak mampu mengetahui bagaimana sistem dan proses Anda bekerja, maka Proses produksi Anda
sebenarnya masih dapat disederhanakan dan dihemat (cut cost).
Penerapan SMED akan menghasilkan aktivitas Changeover semakin cepat, dan ini akan memberikan
keuntungan:
1. Meningkatkan jumlah waktu kerja efektif, artinya akan memberikan output yang lebih banyak. Dengan
meningkatnya waktu kerja efektif, maka memberikan dampak flexibilitas untuk memproses order dari
customer dan lebih responsive. Semakin responsif dan flexible akan memudahkan bagi department
perencanaan untuk lebih focus dan meniadakan Slow moving pada Raw materials dan Finished goods.
2. Meningkatkan kemampuan dan flexibilitas proses manufacturing pada berbagai tipe produk maupun
ukuran (batch size, hingga terkecil).
3. Stock WIP yang berkurang karena meningkatnya kecepatan dalam penyerahan produk akan berdampak
positif bagi Cash Flow Perusahaan dan Capital Turn-over (Modal kerja).
Mengingkatnya performa OEE, jumlah jam kerja efektif meningkat dan produktivitas
meningkat.
Menghilangkan kesalahan pada saat set-up dan start up, artinya didapati penurunan
pada kerusakan produk. Do it right at the first time ~ right 1st time.
Kemudahan pada saat set-up dan change over memberikan dampak keamanan dan
keselamatan kerja bagi para operator, sekaligus memotivasi untuk menghasilkan
produk lebih banyak lagi.
Penerapan 6S pada Sort + Set in order + Shine memberikan dampak kesiapan akan
alat kerja, sehingga kecepatan set-up lebih singkat dan Biaya rendah bagi kegiatan
Set-up dan Changeover produk
Kemudahan bagi pekerja artinya motivasi kerja meningkat, hasil bertambah dan mutu
terjamin.
Skill dan kompentensi operator diperlukan, namun akan menjadi semakin mudah,
karena proses yang distandarkan, alat kerja yang mudah dirakitnya dan sederhana
dalam pengoperasiannya.
Sering kali salah pengertian bahwa TPM adalah program milik Produksi atau
Maintenance atau Operation Department. TPM mampu meningkatkan
keefektifan atas hasil dalam rantai bisnis perusahaan. Bahkan hingga sampai
kewilayah Sales & Finance (Accounting). TPM adalah milik Perusahaan dan
menjadi tanggung jawab siapapun yang bekerja dalam organisasi bisnis.
Sejarah singkat Total Productive Maintenance dapat diringkas kedalam jenis aktivitas pekerjaan
sebagai berikut:
Downtime Maintenance
Downtime maintenance artinya kegiatan perbaikan baru akan dilaksanakan pada saat alat
kerja (mesin) benar-benar sudah tidak dapat lagi menghasilkan produk atau dioperasikan.
Kerusakan jenis ini dapat berakibat serius, yaitu melemahnya daya saing dan kemampuan
memasok produk kepada pelanggan.
Preventive Maintenance (1951)
Preventive Maintenance yang dimaksud disini adalah kegiatan preventive maintenance
harian yang meliputi kebersihan, inspeksi, pelumasan dan pengencangan sambungan (baut,
klem..) pada mesin dan alat kerja. Preventvie maintenance seperti ini diperkenalkan pada
tahun 1951 di Jepang dari perusahaan automotif Amerika. Tujuan dari kegiatan preventive ini
adalah untuk menjamin dan mempertahankan kondisi prima dari mesin/alat kerja dari tidak
berfungsinya alat pada saat akan digunakan ataupun kerusakan pada saat proses
berlangsung. Dampak langsung dari kegiatan Preventif ini adalah pemeliharaan sehingga
alat/mesin dapat berumur panjang.
o Predictive Maintenance
Adalah cara untuk menentukan periode perbaikan dan pemeliharaan mesin/alat
kerja berdasar atas hasil inspeksi, temuan dan diagnosa. Aktivitas pengamatan
yang difokuskan untuk penyimpangaan terhadap kebisingan, getaran, suara yang
ganjil, tetesan/rembesan pelumas, menurunnya produktivitas, dsb.
Corrective Maintenance (1957)
Peningkatan hasil atas kenerja alat/mesin dari hasil perbaikan komponen suku cadang atau
mofikasi alat/mesin. Improvisasi pada suku cadang dan mofikasi mesin yang dimaksudkan
adalah mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan Preventive Maintenance. Alat/mesin
dan suku cadang yang memiliki kelemahan didesign ulang, sehingga mampu meningkatkan
produktivitas dan penurunan biaya operasi.
Maintenance Prevention (1960)
Segala kekurangan dari mesin dan alat kerja yang terpasang dipelajari. Kemudian
dikembangkan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja pada unit baru yang akan dipasang
(dibeli).
Pada tahun 1960, TPM dikembangkan di NIPPONDENSO. TPM yang menekankan pada Autonomous
Maintenance (pilar ke 2) dan Design Engineering untuk Early Equipment & Process Management
(pilar ke 5). Dan Nippondenso merupakan perusahaan pertama yang memperoleh sertifikasi dari
JAPANESE INSTITUTE of PLANT ENGINEERS (JIPE) untuk implementasi TPM.
Sasaran dari penerapan TPM adalah:
1. 100% kesiapan alat dan mesin untuk memproduksi barang yang berkualitas
2. Penurunan biaya dan kendali jaminan mutu yang tetap konsisten
3. Kemampuan memproduksi dengan flexibilitas terhadap batch size yang kecil
4. Zero defect pada produk yang dikirim ke pelanggan
Kita tidak mengetahui apa yang kita tidak tahu. Kita tidak akan bertindak
terhadap apa yang kita tidak tahu. Kita tidak akan mengetahui sampai kita
mencari tahu. Kita tidak akan mencari tahu untuk apa yang kita tidak
menanyakan (bertanya?). Kita tidak menanyakan apa yang kita tidak ukur.
Dengan demikian, kita hanya akan tetap menjadi tidak tahu!
Tanggung Jawab dalam Kepemimpinan dalam LEAN SIX SIGMA:
Kepemimpinan Manajemen Organisasi
Bertanggung jawab untuk keberhasilan kinerja yang tercantum dalam program Continues
Improvement
Menyebar luaskan hasil-hasil peningkatan qualitas dan perbaikan kinerja secara visual dan
berkala
Kemampuan belajar terus menerus meningkatkan kemampuan diri untuk menjadi lebih
kompeten