Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK A-2
Ketua Kelompok
(1102014005)
Sekretaris
:Andhika Shahnaz
(1102014023)
Anggota
1. Afrizal Fazza
(1102014004)
2. Ahmad Fauzi
(1102014006)
(1102014021)
4. Ananda Umica R.
(1102014022)
5. Andinnya Cesalia
(1102014143)
6. Aswan Bagastoro
(1102014045)
(1102013049)
ABSTRACT
Kelainan-kelainan pada mitokondria berhubungan dengan berbagai macam fenotip klinis.
Kelainan tersebut berasal dari :
Kebanyakan kelainan-kelainan tersebut karena kurangnya suplai oksigen pada sel atau
jaringan tubuh manusia dibawah standar, walaupun darah tetap berjalan (hypoxia). Saat
Hypoxia terjadi, sel akan beradaptasi dengan melakukan metabolisme endogen dan
meregulasi jalur metabolisme protein (jangka pendek).Pada hypoxia jangka panjang, sel
mengaktifkan mekanisme adaptasi mengikat HIF-1 (hypoxia inducible factor-1)
1. PERKENALAN
Kelainan fungsi dari mitokondria berhubungan dengan hypoxia melibatkan banyak penyakit
seperti :
Dibawah keadaan fisiologis normal, sel mamalia yang beristirahat akan mengalami tekanan
oksigen pada sel sebesar 5% saja, sehingga kebanyakan jaringan atau sel manusia akan masuk
kondisi Hypoxia.
Mitokondria sel mengomsumsi banyak oksigen (85%-90%) dalam sitoplasma. Ini dilakukan
untuk melakukan Oxidative Phosphorylation (OXPHOS). OXPHOS adalah proses metabolisme
primer bertujuan membentuk ATP.
ATP KURANG
SEL MATI
JUMLAH OKSIGEN
SEDIKIT
Tipe sel
Tingkat keparahan Hypoxia
Durasi Hypoxia
2. MEKANISME AKTIVASI HIF-1
HIF-1 terdiri atas subunit HIF-1a yang berdimerisasi dengan HIF-1b Mengikat DNA.
(1) Sel kaya akan Oksigen
a. HIF-1a teroksidasi oleh Prolyl Hydroxilase dengan bantuan a-ketoglutarat dari
siklus Tricarbocylic Acid (TCA Cycle)
b. Hasil oksidasi tersebut berinteraksi dengan protein Hippel-Lindau.
c. Proteosom mengkatabolisnya
d. HIF-1a terus terbentuk dan juga terus terdegradasi.
(2) Sel Miskin akan Oksigen
hitungan jam, morfologi mitokondria dalam kondisi kekurangan oksigen (hypoxia) akan berubah
secara signifikan, ukuran mitokondria akan mengecil dan kinerja-nya akan melambat.
Dalam hal ini mengutip bahwa enzim akan mentransduksi sinyal yang akan mengubah kinerja
dari mitokondria tersebut.
4.2 Efek Hypoxia terhadap Rantai Kompleks Respirasi
Oksigen merupakan terminal akseptor elektron dari Cytochrome C Oxidase
(Kompleks IV). Sehingga saat tekanan oksigen antara matriks ekstraseluler dan mitokondira
turun, maka terjadi perubahan kinetik dari sel. Perubahan tersebut menimbulkan dua hal :
1. Adaptasi Metabolisme Sel
2. Mitochondria Autophagy
Saat kondisi Hypoxia, proses pembentukan OXPHOS berubah komponennya, biasanya
disebabkan adanya faktor transkrip HIF-1.
Saat sel mengalami Hypoxia terjadi :
1. Pengaktifan enzim Nitrit Oxide Synthases Sekresi senyawa Nitrit Oxida
2. Terbentuk Reactive Oxygen Synthases Produksi ROS
3. Mengurangi penggabungan mitokondria dengan merusak potensial membran mitokondria
Prekursor penyembunyia ROS bertambah
4.3 Produksi ROS dan kompleks 3
Sebuah penelitian membuktikan bahwa selama hipoksia ROS yang dihasilkan di kompleks 3
pada rantai respirasi mitoondria menstabilkan HIF- . Tetapi tidak semuanya setuju dengan
pendapat tersebut . Sebuah penelitian menujukkan bahwa penghambatan transport electron pada
kompleks 1,3,4 , Sama dengan penghambatan F0 F1 ATPase menghalangi ekspresi HIF- , dan
bahwa spesies oksigen reaktif mitokondria tidak terlibat dalam regulasi HIF- selama hipoksia .
Meskipun demikian, secara kolektif, data yang tersedia tidak memungkinkan untuk benar-benar
menyatakan peran yang tepat dari ROS dalam mengatur HIF. Namun jalur penstabilan HIF pada
mitokondria tidak diragukan lagi muncul.
4.4 Hipoksia dan Sintesis ATP
F1F0 ATPase (Sintesis ATP) merupakan enzimm yang bertanggung jawab dalam
mengkatalis posporilasi ADP yang merupakan tahap akhir dalam OXPHOS.
Dalam keadaan normksoia (normal) enzim tersebut mensintesis ATP, tetapi ketika
mitokondria mengalami keadaan hipoksia membran potensial mitokondria (m )
mengalami penurunan dan F1F0 ATPase mungkin bekerja ketika dalam keadaan : Hidrolisis
ATP (diproduksi saat glikolisis anaerobik) dan mengunakan pelepasan energy untuk
memompa proton dari matriks mitokondria ke ruang antar membran bersamaan dengan
translokasi nukleotida adenin untuk mempertahankan fisiologis dari m.