Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan pada
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam
kondisi aktifitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator
adanya gangguan sistem tubuh.
Pemeriksaan tanda vital digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini
dilakukan agar para tenaga medis atau professional dapat melakukan tindakan selanjutnya
kepada pasien agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
Tolakan peripheral
Gerakan
Memompa jantung
Volume darah
Kekentalan darah
Elastisitas dinding pembuluh darah
Sistole
Diastole
Hipotensi
Optimal
Normal
Normal tinggi
Stadium 1 (hipertensi ringan)
Stadium 2 (hipertensi sedang)
Stadium 3 (hipertensi berat)
Stadium 4 (hipertensi ringan)
< 90 mmHg
< 120 mmHg
< 130 mmHg
130-139 mmHg
140-159 mmHg
160-179 mmHg
180-209 mmHg
210 mmHg
< 60 mmHg
< 80 mmHg
< 85 mmHg
85-89 mmHg
90-99 mmHg
100-109 mmHg
110-119 mmHg
120 mmHg
Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut
nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis
ataupun nadi perifer yang lain. Nilai normal nadi adalah : 60-80 kali/menit
Irama pada denyut nadi:
a. Regular
b. Regulary irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapa pada
fibrilasi atrium
Volume nadi dibedakan menjadi :
1. Volume nadi kecil
Tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah yang dipompa jantung
terlalu sedikit
2. Volume nadi yang berkurang secara local: peningkatan tahanan setempat
3. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, tahanan
terlalu rendah
Kecepatan normal denyut nadi
Jenjang
140
120
110
Umur 5 tahun
96 100
Umur 10 tahun
80 90
Dewasa
60 80
b.
c.
d.
30 40
Umur 1 tahun
30
Umur 2 5 tahun
24
Dewasa
10 20
BAB 2
HASIL PERCOBAAN
2.1 Pengukuran Tekanan Darah
A. Posisi Sikap Tubuh
Or
an
g
Pr
Ke
Para
meter
Dina
Tang
110
Berbaring
II
III rer
ata
120
duduk
II
III
100 100
rer
ata
berdiri
II
III
rer
ata
100 100
10
-1
an
kana
n
Tang
an
kiri
Aldi
Tang
an
kana
n
Tang
an
kiri
/80
/70
110
/70
110
/70
110
/90
120
/80
/60
110
/70
110
/70
110
/80
/70
100 110
/70 /75
110
/70
100
/80
110
/80
110
/85
/70
110
/70
/70
100 100
/80 /80
110
/80
100
/70
B. Pengaruh Latihan
Orang
Faiz
Ke-1
Aldi
Ke-2
Parameter
Nadi
(kali/menit)
sebelum
91 kali/menit
3
menit 65 kali/menit
pertama
6 menit
94 kali/menit
9 menit
93 kali/menit
11 menit
95 kali/menit
Systole
(mmHg)
107 mmHg
134 mmHg
Diastole
(mmHg)
62 mmHg
110 mmHg
116 mmHg
105 mmHg
103 mmHg
71 mmHg
65 mmHg
62 mmHg
sebelum
69 kali/menit
3
menit 74 kali/menit
pertama
6 menit
82 kali/menit
9 menit
70 kali/menit
11 menit
71 kali/menit
96 mmHg
113 mmHg
51 mmHg
92 mmHg
93 mmHg
99 mmHg
108 mmHg
42 mmHg
45 mmHg
47 mmHg
Parameter
Pra-stress
30 detik
Systole (mmHg)
108 mmHg
104 mmHg
Diastole (mmHg)
47 mmHg
67 mmHg
11
60 detik
111 mmHg
50 mmHg
Jenis kelamin
Pr
Prisca
Pr
Faiz
Pr
Tazqia
Pr
Jenis Kelamin
Pr
Pr
Pr
Frekuensi Nafas
23 kali
23 kali
30 kali
Lokasi
Mulut
Ketiak
Mulut
Ketiak
Suhu tubuh
o
37,7 C
38,1oC
35,5oC
36oC
Orang
coba
Jenis
kelami
n
Tazqia
Pr
Erlita
Pr
Faiz
Pr
Mita
Pr
Berat badan
dan Tinggi
badan
BB= 43 kg
TB= 154,5 cm
BB= 38 kg
TB= 152 cm
BB= 48 kg
TB= 158 cm
BB=55 kg
TB= 154 cm
BB ideal
(minimal dan
maksimal)
Min= 39,8 kg
Max= 44,5 kg
Min= 37,8 kg
Max= 42 kg
Min= 43,2 kg
Max= 48 kg
Min= 39,6 kg
Max= 44 kg
IMT
(Indeks
Masa
Tubuh)
18,01 kg/m2
Klasifikasi
19,22 kg/m2
BB kurang
(kurus)
BB kurang
(kurus)
BB normal
23,19 kg/m2
BB normal
16,44 kg/m2
BAB 3
PERTANYAAN
3.1 Pertanyaan Percobaan Tekanan Darah
(1) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter konvensional dan digital?
Ada, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran darah dengan tensi
digital dan konvesional
13
(2) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan
kanan dan kiri?
Ada, terdapat perbedaan hasil antara lengan kanan dan lengan kiri
(3) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter kovensional dan digital?
Ada, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran darah dengan tensi
digital dan konvesional
(4) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan
A. Brachialis?
Ada, tetapi untuk A. Radialis dan A. Carotis memiliki hasil yang sama.
Hasil berbeda terdapat pada hasil dari A. Brachialis
(5) Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan
posisi? Jelaskan mengapa!
Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika
pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah sehingga tekanan darah menjadi lebih rendah. pada saat duduk
maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras
karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung
meningkat.
(6) Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!
* Stress/emosi
* Usia
*Makanan
* Jenis kelamin
* Kelenturan dinding arteri
(7) Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi
jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih
dahulu?
Pemeriksaan tanda vital ini digunakan untuk mengetahui fungsi dasar
tubuh. Bila tidak dilakukan pengukuran terlebih dahulu, kemungkinan
akan mempengaruhi hasil diagnosa yang nantinya akan berpengaruh
pada perawatan lanjutan. Misalnya ada pasien yang menderita
hipertensi, apabila tidak dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,
dikhawatirkan akan terjadi pendarahan yang berlebihan pada saat
ekstraksi gigi. Dan hal ini membahayakan bagi pasien.
3.2 Pertanyaan Percobaan Denyut Nadi
(1) Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi
sebelum melakukan tindakan operatif?
14
16
Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat
diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan
BB dapat diperoleh informasi tambahan yang memperkuat diagnosis.
Selain itu BB seseorang biasanya digunakan sebagai acuan untuk
memberikan dosis obat-obatan pada pasien.
(2) Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula
akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan!
Resiko seseorang yang kurus berisiko adalah sebagai berikut:
1. Patah tulang
Lemak bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dalam pembentukan
estrogen atau hormon seks perempuan yang berguna untuk menjaga
kesehatan tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit pula
estrogen yang dihasilkan sehingga tulang menjadi rapuh karena
massanya sedikit.
2. Keguguran
Menurut penelitian di London School of Hygiene & Tropical Medicine,
perempuan yang terlalu kurus memiliki risiko keguguran 72% lebih
besar pada trimester pertama. Terlalu kurus juga menyebabkan
perempuan lebih rentan mengalami morning sickness, yakni mual
muntah saat hamil muda yang biasanya terjadi pada pagi hari setelah
bangun tidur.
3. Depresi
Pada pria, terlalu kurus maupun terlalu gemuk sama-sama
meningkatkan risiko depresi dan keinginan bunuh diri sebesar 12%.
Menurut penelitian di American Journal Of Epidemiology, terlalu
kurus dan terlalu gemuk mengurangi produksi serotonin yakni hormon
untuk menghadirkan perasaan senang sehingga mengakibatkan
perasaan depresi dan ingin bunuh diri pada orang yang menderita
obesitas maupun terlalu kurus.
4. Arthritis dan gangguan jantung
Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan, perempuan yang terlalu kurus
3 kali lebih rentan serangan jantung di usia 42 tahun ke atas. Lemak
yang terlalu sedikit di persendian memicu arthritis atau radang sendi,
yang merupakan faktor risiko atheroschlerosis atau penyumbatan
pembuluh darah ke jantung. Hal ini sangat berbahaya karena darah
yang berasal dari seluruh tubuh sulit untuk kembali ke jantung.
Resiko seseorang yang terlalu gemuk adalah sebagai berikut:
17
1. Diabetes Militus
Diabetes militus erat kaitannya dengan obesitas. Hampir semua orang
obeis menderita diabetes militus. Hal ini disebabkan karena
kegemukan dapat meningkatkan kadar gula darah hingga 200mg/dL.
Kadar gula darah normal setelah berpuasa selama 8 jam adalah 70-110
mg/dL. Dan 2 jam setelah makan kadar gula darah seharusnya
dibawah 200 mg/dL
2. Hipertensi
Kegemukan dapat meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang
terlalu gemuk memiliki resiko terkena hipertensi 10x lebih besar
daripada orang yang memiliki berat badan normal.
3. Penyakit Kardiovaskuler
Kegemukan dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit
kardiovaskuler. Hal tersebut dikarenakan kegemukan menyebabkan
kerja ventrikel kiri jantung menjadi overload sehingga dapat beresiko
terkena gagal jantung
BAB 4
PEMBAHASAN
selama sistole, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta dengan
fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan
antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrium
dengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan
ejeksi dan tekanan yang besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, usia, jenis
kelamin, aktivitas, obesitas, obat-obatan, kondisi kesehatan, stress, kondisi
kejiwaan dll. Namun, pada praktikum kali ini hanya akan dibahas faktor aktivitas
dan jenis kelamin karena dari segi umur tidak terdapat perbedaan umur yang
cukup jauh, hanya sekitar 18-19 tahun. Apabila dibandingkan dengan hasil
pengukuran setelah beraktivitas olah raga, ternyata data menunjukkan bahwa
tekanan darah setelah melakukan aktivitas cenderung lebih tinggi. Hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka akan semakin tinggi
pula aktivitas dari kerja jantung untuk memompa darah.
Selain faktor besar atau jenis aktivitas yang dilakukan, besarnya tekanan darah
juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara
umum bahwa tekanan darah basal sistol dan diastol mengalami peningkatan
setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme
homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang
relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi),
terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk
menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada
naiknya
tekanan
darah
sistol
dan
diastol.
Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan dan kaki
praktikan dimasukkan dalam es yang bersuhu 4oC selama 60 detik juga mungkin
menjadi alasan naiknya tekanan darah praktikan. Suhu yang sangat dingin ini akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga
menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya
hormon adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk
peningkatan tekanan darah.
4.2 Pengukuran Denyut Nadi
Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri
akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi
yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh
19
darah arteri, terutama pada tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari
banyaknya faktor yang mempengaruhinya
Dalam suatu tindakan operasi dengan pembiusan total subyek dibuat tidur.
Sebagai indikator tidur digunakan denyut nadi subyek (HR =heart rate). Nadi
subyek dipertahankan pada level 80% dibawah nadi basal selama tindakan
operasi. Faktor yang mempengaruhi kerja atau Denyut jantung adalah:
1. Aktivitas; denyut jantung akan bertambah secara lambat setelah makan atau
dalam keadaan tenang.
2. Ukuran dan umur, spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut
jantung yang lebih lambat.
3. Temperatur, denyut jantung biasanya bertambah dengan kenaikan temperature
dalam jangka waktu lingkungan normal.
4. JenisKelamin dan
5.Obat-obatan.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa aktivitas fisik dapat
mempengaruhi jumlah denyut jantung atau denyut nadi seseorang. Peningkatan
denyut akibat aktivitas fisik itu merupakan suatu adaptasi yang membuat sistem
sirkulasi dapat menyediakan tambahan oksigen yang dibutuhkan oleh otot yang
sedang bekerja keras Volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri ke
dalam sirkuit sistemik disebut curah jantung (cardiac output). Pada latihan fisik akan
terjadi perubahan pada sisitem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan
redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang lebih aktif. Kerja ini
juga berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan
kontraksi selama latihan. Curah jantung dapat meningkat sekitar lima kali lipat
selama olahraga berat. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan
mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama
kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Otot
jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk sesuatu beban tertentu dan
membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik atau aktivitas.
Aktivitas fisik dengan melakukan naik turun kursi juga telah meningkatkan suhu,
baik suhu tubuh maupun suhu udara sekitar. Suhu tubuh adalah faktor lain yang
20
21
BAB 5
KESIMPULAN
Tanda-tanda
vital
merupakan
indicator
dari
status
kesehatan
yang
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
23