You are on page 1of 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan pada
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut
nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam
kondisi aktifitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator
adanya gangguan sistem tubuh.
Pemeriksaan tanda vital digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini
dilakukan agar para tenaga medis atau professional dapat melakukan tindakan selanjutnya
kepada pasien agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

1.2 Persiapan Alat dan Bahan


- Stetoskop
- Metronome
- Stopwatch
- Bangku step-test

- Bak untuk tempat es dan es batu


- Sphygmanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital
- Termometer air raksa (suhu tubuh), dan thermometer digital
- Timbangan BB dan pengukur TB

1.3 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh
permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung darah.
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indicator penting dalam menilai fungsi
kardiovaskular. Tekanan maksimum pada dinding arteria yang terjadi ketika
bilik kiri jantung menyemprotkan darah melalui klep aortic yang terbuka ke
dalam aorta disebut sebagai tekanan sistolik. Pada titik terendah, tekanan yang
konsisten terdapat di dinding arteri. Ada dua cara untuk memeriksa tekanan
darah, yaitu:

(1) Cara Langsung


4

Merupakan cara pengukuran tekanan darah yang paling tepat untuk


menentukan tekanan darah yaitu dengan menggunakan jarum atau kanula
yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk dihubungkan dengan
manometer.
(2) Cara Tak Langsung
Menggunakan alat manometer. Macam menometer bermacam-macam seperti :
Tensi meter terbuka (tensimeter air raksa); rensimeter tertutup
(Sphygmomanometer / tensimeter pegas); tensimeter pegas/elektrik.
Tensimeter terdiri dari menset hawa, pompa karet, skrup, klep, dan
manometer air raksa (manometer terbuka) atau manometer aneroid
(manometer tertutp). Selain cara tersebut, cara pengukuran tidak langsung
dapat pula digunakan tensimeter elektronik/digital, yang dapat dipasang di
paha, lengan atas, pergelangan tangan, kepala atau di jari tangan
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah :

Tolakan peripheral
Gerakan
Memompa jantung
Volume darah
Kekentalan darah
Elastisitas dinding pembuluh darah

Lazimnya pengukuran dilakukan pada A. Brachialis pada lengan atasatau A.


Femoralis pada tungka atas. Panjang manset disyaratkan selebarkira-kiara 2-3 lingkar
bagian tersebut. Teknik pengukuran denganmanometer ada dua cara, yaitu :
(1) Palpasi, hanya dapat menentukan sistole.
(2) Auskultasi dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur
tekanan sistole maupun diastole. Sedang, pada tensimet erelektronik, selain
dapat mengukur sistole dan diastole juga dapat mengukur kontraksi jantung
atau denyut nadi.
Tekanan sistole dihasilakan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung
kontraksi, dan memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah
tekanan paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang tejadi pengisian darah.
Satuan darah adalah mmHg (milimeter air raksa). Seorang tidak dapat mengukur
tekanan darahnya sendiri kecuali menggunakan tensimeter elektronik.
Kategori

Sistole

Diastole

Hipotensi
Optimal
Normal
Normal tinggi
Stadium 1 (hipertensi ringan)
Stadium 2 (hipertensi sedang)
Stadium 3 (hipertensi berat)
Stadium 4 (hipertensi ringan)

< 90 mmHg
< 120 mmHg
< 130 mmHg
130-139 mmHg
140-159 mmHg
160-179 mmHg
180-209 mmHg
210 mmHg

< 60 mmHg
< 80 mmHg
< 85 mmHg
85-89 mmHg
90-99 mmHg
100-109 mmHg
110-119 mmHg
120 mmHg

Factor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada manusia


normal:
- Usia
- Jenis kelamin
- Aktivitas
- Emosi
1.4 Teori Dasar Denyut Nadi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan
palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya
pembuluh darah arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan
sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk
merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis,
radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering
dilakukan yaitu :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac
arrest pada infant.
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan
diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi,
kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.

Nilai denyut nadi merupakkan indicator untuk menilai system kardiovaskuler, denyut
nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis
ataupun nadi perifer yang lain. Nilai normal nadi adalah : 60-80 kali/menit
Irama pada denyut nadi:
a. Regular
b. Regulary irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapa pada
fibrilasi atrium
Volume nadi dibedakan menjadi :
1. Volume nadi kecil
Tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah yang dipompa jantung
terlalu sedikit
2. Volume nadi yang berkurang secara local: peningkatan tahanan setempat
3. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, tahanan
terlalu rendah
Kecepatan normal denyut nadi
Jenjang

Denyut nadi (per menit)

Pada bayi yang baru lahir

140

Selama tahun pertama

120

Selama tahun kedua

110

Umur 5 tahun

96 100

Umur 10 tahun

80 90

Dewasa

60 80

1.5 Teori Dasar Frekuensi Nafas


Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui fungsi system pernapasan yang terdiri dari mempertahankan
pertukaran olsigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaruh
keseimbangan asam basa. Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil

napas permenit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam


posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu
menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat. Respirasi dapat
meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi.Ketika memeriksa
pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang
memiliki kesulitan bernapas
Pola Pernafasan:
a.

Pernapasan normal (euphea)

b.

Pernapasan cepat (tachypnea)

c.

Pernapasan lambat (bradypnea)

d.

Sulit/sukar bernapas (oypnea)

Frekuensi nafas normal per menit


Jenjang

Frekuensi nafas (per menit)

Bayi baru lahir

30 40

Umur 1 tahun

30

Umur 2 5 tahun

24

Dewasa

10 20

Jenis ketidak normalan bunyi pernafasan:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Crackel (bunyi nafas seperti retakan atau pecahan)


Friction (bunyi nafas seperti ada tarikan dinding dada ke dalam)
Grunting (bunyi nafas seperti rintihan)
Ronchi (bunyi nafas seperti terengah-engah)
Stridor (bunyi nafas kasar)
Wheezing (bunyi nafas seperti siulan)

1.6 Teori Dasar Pemeriksaan Suhu Tubuh


Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme
darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya
di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat
dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal
seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan,
makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal,
menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8F atau setara
dengan 36,5C sampai 99F atau 37,2C.
Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas batas yang sempit walaupun
terjadi perubahan produksi panas metabolic dan perubahan suhu lingkungan, harus
terjadi penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan
pengurangan panas. Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan
kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknaya,
jika suhu mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan
meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
1. Melalui Oral (mulut)
2. Melalui Rektal (anus)
3. Melalui Aksial (ketiak)
4. Melalui Telinga
Factor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
a. Kecepatan metabolism basal
b. Rangsangan saraf simpatis
c. Hormone pertumbuhan
d. Hormone tiroid
e. Hormone kelamin
f. Demam (peradangan)
g. Status gizi
h. Aktivitas
i. Gangguan organ
j. Lingkungan

1.7 Teori Dasar Pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi Badan


Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat diperlukan
dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama
yang berkaitan dengan hormonal metabolic. Pemeriksaan tinggi badan harus
dilakukan dengan posisi berdiri. Berat badan sering kali diperbandingkan dengan
Berat Badan Ideal.

Berat Badan Ideal Wanita


BB ideal maks wanita = Tinggi Badan (TB) - 110
BB ideal min wanita = BB ideal maks - (BB ideal maks x 10%)
Berat Badan Pria Ideal
BB ideal maks pria = Tinggi Badan (TB) 110
BB ideal min pria = BB ideal maks (BB ideal maks x 10%)

Pengukuran TB dan BB juga digunakan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh =


IMT yang dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita .
IMT = BB (kg) / TB2 (m2)

BAB 2
HASIL PERCOBAAN
2.1 Pengukuran Tekanan Darah
A. Posisi Sikap Tubuh
Or
an
g
Pr
Ke

Para
meter

Dina
Tang

110

Berbaring
II
III rer
ata
120

duduk
II
III

100 100

rer
ata

berdiri
II
III

rer
ata

100 100
10

-1

an
kana
n
Tang
an
kiri
Aldi
Tang
an
kana
n
Tang
an
kiri

/80

/70

110
/70

110
/70

110
/90

120
/80

/60

110
/70

110
/70

110
/80

/70

100 110
/70 /75

110
/70

100
/80

110
/80

110
/85

/70

110
/70

/70

100 100 100 100


/60 /60 /60 /60

100 100
/80 /80

110
/80

100
/70

B. Pengaruh Latihan
Orang
Faiz
Ke-1

Aldi
Ke-2

Parameter

Nadi
(kali/menit)
sebelum
91 kali/menit
3
menit 65 kali/menit
pertama
6 menit
94 kali/menit
9 menit
93 kali/menit
11 menit
95 kali/menit

Systole
(mmHg)
107 mmHg
134 mmHg

Diastole
(mmHg)
62 mmHg
110 mmHg

116 mmHg
105 mmHg
103 mmHg

71 mmHg
65 mmHg
62 mmHg

sebelum
69 kali/menit
3
menit 74 kali/menit
pertama
6 menit
82 kali/menit
9 menit
70 kali/menit
11 menit
71 kali/menit

96 mmHg
113 mmHg

51 mmHg
92 mmHg

93 mmHg
99 mmHg
108 mmHg

42 mmHg
45 mmHg
47 mmHg

C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test


Orang
Ke-1

Parameter
Pra-stress
30 detik

Systole (mmHg)
108 mmHg
104 mmHg

Diastole (mmHg)
47 mmHg
67 mmHg

11

60 detik

111 mmHg

50 mmHg

2.2 Pengukuran Denyut Nadi


Orang coba
Stefani

Jenis kelamin
Pr

Prisca

Pr

Faiz

Pr

Tazqia

Pr

Denyut nadi (pada tiga tempat arteri)


A. Radialis = 24x4= 96
A. Brachialis = 23x4= 92
A. Carotis = 24x4= 96
A. Radialis = 24x4=96
A. Brachialis = 23x4= 92
A. Carotis = 24x4= 96
A. Radialis= 20x4= 80
A. Brachialis= 22x4= 88
A. Carotis= 20x4= 80
A. Radialis= 33x4= 132
A. Brachialis= 32x4= 128
A. Carotis= 33x4= 132

2.3 Pengukuran Frekuensi Nafas


Orang coba
Erlita
Stefani
Mita

Jenis Kelamin
Pr
Pr
Pr

Frekuensi Nafas
23 kali
23 kali
30 kali

2.4 Pemeriksaan Suhu Tubuh


Orang coba
Tazqia (pr)
Tazqia (pr)
Erlita (pr)
Erlita (pr)

Lokasi
Mulut
Ketiak
Mulut
Ketiak

Suhu tubuh
o

37,7 C
38,1oC
35,5oC
36oC

2.5 Pemeriksaan Tinggi Badan dan Berat Badan


12

Orang
coba

Jenis
kelami
n

Tazqia

Pr

Erlita

Pr

Faiz

Pr

Mita

Pr

Berat badan
dan Tinggi
badan
BB= 43 kg
TB= 154,5 cm
BB= 38 kg
TB= 152 cm
BB= 48 kg
TB= 158 cm
BB=55 kg
TB= 154 cm

BB ideal
(minimal dan
maksimal)
Min= 39,8 kg
Max= 44,5 kg
Min= 37,8 kg
Max= 42 kg
Min= 43,2 kg
Max= 48 kg
Min= 39,6 kg
Max= 44 kg

IMT
(Indeks
Masa
Tubuh)
18,01 kg/m2

Klasifikasi

19,22 kg/m2

BB kurang
(kurus)
BB kurang
(kurus)
BB normal

23,19 kg/m2

BB normal

16,44 kg/m2

BAB 3
PERTANYAAN
3.1 Pertanyaan Percobaan Tekanan Darah
(1) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter konvensional dan digital?
Ada, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran darah dengan tensi
digital dan konvesional
13

(2) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan
kanan dan kiri?
Ada, terdapat perbedaan hasil antara lengan kanan dan lengan kiri
(3) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan
tensimeter kovensional dan digital?
Ada, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran darah dengan tensi
digital dan konvesional
(4) Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan
A. Brachialis?
Ada, tetapi untuk A. Radialis dan A. Carotis memiliki hasil yang sama.
Hasil berbeda terdapat pada hasil dari A. Brachialis
(5) Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan
posisi? Jelaskan mengapa!
Ada. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Jika
pada posisi berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih
rendah sehingga tekanan darah menjadi lebih rendah. pada saat duduk
maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras
karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung
meningkat.
(6) Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah!
* Stress/emosi
* Usia
*Makanan
* Jenis kelamin
* Kelenturan dinding arteri
(7) Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi
jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih
dahulu?
Pemeriksaan tanda vital ini digunakan untuk mengetahui fungsi dasar
tubuh. Bila tidak dilakukan pengukuran terlebih dahulu, kemungkinan
akan mempengaruhi hasil diagnosa yang nantinya akan berpengaruh
pada perawatan lanjutan. Misalnya ada pasien yang menderita
hipertensi, apabila tidak dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu,
dikhawatirkan akan terjadi pendarahan yang berlebihan pada saat
ekstraksi gigi. Dan hal ini membahayakan bagi pasien.
3.2 Pertanyaan Percobaan Denyut Nadi
(1) Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi
sebelum melakukan tindakan operatif?

14

Denyut nadi perlu diketahui untuk mengetahui keadaan umum pasien,


mengetahui keadaan jantung, dan mengikuti perkembangan jalannya
penyakit pada penderita, serta membantu pengambilan diagnose untuk
tindakan perawatan selanjutnya.
(2) Factor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi?
Usia, Jenis kelamin, rima jantung, bentuk tubuh (gemuk atau kurus),
aktivitas dan latihan, stress dan emosi, suhu tubuh, volume darah,
obat-obatan
(3) Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi
tubuh? Jelaskan mengapa!
Ya. Posisi tubuh mempengaruhi denyut nadi karena berhubungan
dengan efek grafitasi. Pada kondisi berbaring, gaya grafitasi
mempengaruhi seluruh tubuh. Pada posisi tegak, selain akibat
kontraksi jantung, pembuluh darah dibawah jantung mendapatkan
beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan
pembuluh. Karena peningkatan tekanan ini, darah mengumpul pada
pembuluh vena di ekstrimitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang.
Selain itu cairan berkumpul pada ruang intertisium akibat peningkatan
tekanan hidrostatik pada kapiler darah.
(4) Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat?
Peningkatan denyut akibat aktivitas fisik merupakan suatu adaptasi
yang membuat sistem sirkulasi dapat menyediakan tambahan oksigen
yangdibutuhkan oleh otot yang sedang bekerja keras. Semakin tinggi
aktivitas, maka kebutuhan akan oksigen juga akan bertambah,
sehingga kerja jantung untuk memompa darah akan meningkat pula.
(5) Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal?
Denyut nadi maksimal dapat dilakukan pada saat melakukan aktivitas.
Denyut nadi maksimal dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Denyut nadi maksimal (DNM) = 220 Umur
Sebagai contoh:
Usia = 19 tahun -> 220 -19 = 201 -> DNM seseorang yang berusia 19
tahun adalah 201. Sedangkan untuk mengetahui denyut nadi optimal
dapat digunakan rumus:
60%-80% x Denyut Nadi Maksimal (DNM)
Sebagai contoh, DNM seseorang yang berusia 19 tahun adalah 201,
kemudian
15

60% x 201 = 120,6 -> 120


80% x 201 = 160,8 -> 160
Jadi seseorang yang berusia 19 tahun memiliki denyut nadi optimal
120-160 kali per menit. Dengan mengetahui batas DNM tersebut,
seseorang berusia 19 tahun harus berhenti sejenak dalam beraktivitas
saat denyut nadinya mencapai 160. Jika masih dipaksakan yang
terjadi adalah kram jantung yang mengakibatkan terjadinya serangan
jantung
3.3 Pertanyaan Percobaan Suhu Tubuh
(1) Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda? Berapa
perbedaannya? Jelaskan!
Suhu tubuh di setiap bagian-bagian tubuh adalah berbeda. Seperti suhu
tubuh di mulut dan di ketiak. Suhu tubuh di ketiak cenderung lebih
tinggi daripada suhu di mulut. Hal tersebut dikarenakan di ketiak
terdapat kelenjar apokrin yang berfungsi untuk mengatur kelembaban
serta suhu tubuh manusia (kelenjar apokrin di ketiak adalah yang
paling aktif). Adapun perbedaan suhu di mulut dan di ketiak adalah
sekitar 0,40C- 0,50C.
(2) Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau
pengukuran di bagian tubuh lain?
Metode pengukuran suhu tubuh ditentukan oleh kondisi dari pasien
(objek) yang akan diukur suhunya. Pengukuran suhu tubuh melalui
oral (mulut) merupakan metode yang paling umum digunakan.
Melalui aksial (ketiak), metode ini paling tepat digunakan pada objek
anak-anak atau irasional, obejak dengan gangguan pernapasan mulut
atau seseorang yang sangat lemah sehingga tidak bisa
mempertahankan posisi termometer di mulutnya. Melalui rectal (anus)
meruapakan metode pengukuran yang paling tepat digunakan untuk
mengukur suhu tubuh pada bayi. Pengukuran melalui aural (telinga)
merupakan pengukuran yang paling akurat karena menunjukkan suhu
atu temperatur inti tubuh (suhu organ-organ internal).
3.4 Pertanyaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
(1) Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi?
Jelaskan untuk apa!

16

Pengukuran fisik Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) sangat
diperlukan dalam kedokteran gigi. Karena melalui pengukuran TB dan
BB dapat diperoleh informasi tambahan yang memperkuat diagnosis.
Selain itu BB seseorang biasanya digunakan sebagai acuan untuk
memberikan dosis obat-obatan pada pasien.
(2) Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula
akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan!
Resiko seseorang yang kurus berisiko adalah sebagai berikut:
1. Patah tulang
Lemak bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dalam pembentukan
estrogen atau hormon seks perempuan yang berguna untuk menjaga
kesehatan tulang. Makin sedikit lemak tubuh, makin sedikit pula
estrogen yang dihasilkan sehingga tulang menjadi rapuh karena
massanya sedikit.
2. Keguguran
Menurut penelitian di London School of Hygiene & Tropical Medicine,
perempuan yang terlalu kurus memiliki risiko keguguran 72% lebih
besar pada trimester pertama. Terlalu kurus juga menyebabkan
perempuan lebih rentan mengalami morning sickness, yakni mual
muntah saat hamil muda yang biasanya terjadi pada pagi hari setelah
bangun tidur.
3. Depresi
Pada pria, terlalu kurus maupun terlalu gemuk sama-sama
meningkatkan risiko depresi dan keinginan bunuh diri sebesar 12%.
Menurut penelitian di American Journal Of Epidemiology, terlalu
kurus dan terlalu gemuk mengurangi produksi serotonin yakni hormon
untuk menghadirkan perasaan senang sehingga mengakibatkan
perasaan depresi dan ingin bunuh diri pada orang yang menderita
obesitas maupun terlalu kurus.
4. Arthritis dan gangguan jantung
Penelitian di Mayo Clinic menunjukkan, perempuan yang terlalu kurus
3 kali lebih rentan serangan jantung di usia 42 tahun ke atas. Lemak
yang terlalu sedikit di persendian memicu arthritis atau radang sendi,
yang merupakan faktor risiko atheroschlerosis atau penyumbatan
pembuluh darah ke jantung. Hal ini sangat berbahaya karena darah
yang berasal dari seluruh tubuh sulit untuk kembali ke jantung.
Resiko seseorang yang terlalu gemuk adalah sebagai berikut:

17

1. Diabetes Militus
Diabetes militus erat kaitannya dengan obesitas. Hampir semua orang
obeis menderita diabetes militus. Hal ini disebabkan karena
kegemukan dapat meningkatkan kadar gula darah hingga 200mg/dL.
Kadar gula darah normal setelah berpuasa selama 8 jam adalah 70-110
mg/dL. Dan 2 jam setelah makan kadar gula darah seharusnya
dibawah 200 mg/dL
2. Hipertensi
Kegemukan dapat meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang
terlalu gemuk memiliki resiko terkena hipertensi 10x lebih besar
daripada orang yang memiliki berat badan normal.
3. Penyakit Kardiovaskuler
Kegemukan dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit
kardiovaskuler. Hal tersebut dikarenakan kegemukan menyebabkan
kerja ventrikel kiri jantung menjadi overload sehingga dapat beresiko
terkena gagal jantung

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan pengukuran
dilakukan di lengan bagian atas. Tekanan darah dari masing-masing praktikan
diukur dalam dua keadaan, yaitu pada saat beristirahat dan setelah beraktivitas.
Dengan menggunakan spigmomanometer, sebelum praktikan melakukan kegiatan
(istirahat) praktikan diukur tekanan darahnya. Kemudian praktikan melakukan
sejumlah aktivitas seperti naik turun dari kursi, kemudian diukur tekanan
darahnya. Pengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh
hasil yang sangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai dengan 160/90 mmHg.
Mengacu pada referensi, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkan
range tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap normal
untuk orang dewasa adalah adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik
yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yang
ditunjukkan dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karena
18

selama sistole, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta dengan
fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya perbedaan tekanan
antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrium
dengan aorta terbuka maka terjadi perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan
ejeksi dan tekanan yang besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, usia, jenis
kelamin, aktivitas, obesitas, obat-obatan, kondisi kesehatan, stress, kondisi
kejiwaan dll. Namun, pada praktikum kali ini hanya akan dibahas faktor aktivitas
dan jenis kelamin karena dari segi umur tidak terdapat perbedaan umur yang
cukup jauh, hanya sekitar 18-19 tahun. Apabila dibandingkan dengan hasil
pengukuran setelah beraktivitas olah raga, ternyata data menunjukkan bahwa
tekanan darah setelah melakukan aktivitas cenderung lebih tinggi. Hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka akan semakin tinggi
pula aktivitas dari kerja jantung untuk memompa darah.
Selain faktor besar atau jenis aktivitas yang dilakukan, besarnya tekanan darah
juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara
umum bahwa tekanan darah basal sistol dan diastol mengalami peningkatan
setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini sesuai dengan mekanisme
homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada temperatur yang
relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit (vasokonstriksi),
terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk
menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada
naiknya
tekanan
darah
sistol
dan
diastol.
Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan dan kaki
praktikan dimasukkan dalam es yang bersuhu 4oC selama 60 detik juga mungkin
menjadi alasan naiknya tekanan darah praktikan. Suhu yang sangat dingin ini akan
menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis, sehingga
menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya
hormon adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk
peningkatan tekanan darah.
4.2 Pengukuran Denyut Nadi
Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh darah arteri
akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi
yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan di sepanjang jalannya pembuluh
19

darah arteri, terutama pada tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari
banyaknya faktor yang mempengaruhinya
Dalam suatu tindakan operasi dengan pembiusan total subyek dibuat tidur.
Sebagai indikator tidur digunakan denyut nadi subyek (HR =heart rate). Nadi
subyek dipertahankan pada level 80% dibawah nadi basal selama tindakan
operasi. Faktor yang mempengaruhi kerja atau Denyut jantung adalah:
1. Aktivitas; denyut jantung akan bertambah secara lambat setelah makan atau
dalam keadaan tenang.
2. Ukuran dan umur, spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut
jantung yang lebih lambat.
3. Temperatur, denyut jantung biasanya bertambah dengan kenaikan temperature
dalam jangka waktu lingkungan normal.
4. JenisKelamin dan
5.Obat-obatan.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa aktivitas fisik dapat
mempengaruhi jumlah denyut jantung atau denyut nadi seseorang. Peningkatan
denyut akibat aktivitas fisik itu merupakan suatu adaptasi yang membuat sistem
sirkulasi dapat menyediakan tambahan oksigen yang dibutuhkan oleh otot yang
sedang bekerja keras Volume darah per menit yang dipompakan oleh ventrikel kiri ke
dalam sirkuit sistemik disebut curah jantung (cardiac output). Pada latihan fisik akan
terjadi perubahan pada sisitem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan
redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang lebih aktif. Kerja ini
juga berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan
kontraksi selama latihan. Curah jantung dapat meningkat sekitar lima kali lipat
selama olahraga berat. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan
mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama
kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Otot
jantung yang terlatih membutuhkan lebih sedikit O2 untuk sesuatu beban tertentu dan
membutuhkan jumlah O2 yang kurang pula untuk pekerjaan fisik atau aktivitas.
Aktivitas fisik dengan melakukan naik turun kursi juga telah meningkatkan suhu,
baik suhu tubuh maupun suhu udara sekitar. Suhu tubuh adalah faktor lain yang

20

menentukan pacu jantung. Peningkatan suhu sebesar 1C saja akan meningkatkan


denyut jantung sekitar sepuluh denyut per menit.
4.3 Pengukuran Suhu Tubuh
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat.Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam
bidang thermodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau system
untuk melepaskan tenaga secara spontan. Umumnya suhu tubuh normal berkisar
antara 37 hingga 38 C. Dengan mengetahui suhu badan, maka akan dapat diketahui
adanya kelainan pada tubuh yang nantinya dipergunakan sebagai salah satu
penyokong dalam membantu menentukan diagnose, selain itu dapat juga mengetahui
adanya perkembangan penyakit.
Suhu tubuh manusia dapat diketahui atau diukur pada beberapa bagian tubuh
tertentu, misalnya: pengukuran secara oral (mulut), aksial (ketiak), rectal dan pada
telinga.
4.4 Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) sangat diperlukan dalam suatu
pemeriksaan. Selain itu, pengukuran berat badan dan tinggi badan juga digunakan
untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh). Indeks massa tubuh adalah
pengukuran yang membandingkan berat badan dan tinggi badan seseorang untuk
memperkirakan berat badan ideal dengan tinggi badan tertentu. Indeks massa tubuh
juga dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena
resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya.
Berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh, seseorang yang memiliki nilai
indeks massa tubuh yang tidak normal akan lebih beresiko terserang penyakit
tertentu. Misalnya, seseorang yang memiliki nilai indeks massa tubuh tinggi
(obesitas) lebih rentan terkena hipertensi (nilai tekanan darah diatas normal). Jadi,
pengukuran tinggi badan dan berat badan mempengaruhi tekanan darah seseorang.

21

BAB 5
KESIMPULAN
Tanda-tanda

vital

merupakan

indicator

dari

status

kesehatan

yang

menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural, dan endokrin tubuh.


Pengukuran tanda tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu
tubuh, tinggi dan berat badan serta frekuensi pernapasan. Tanda-tanda vital ini dapat
memberikan data dasar untuk mengetahui respon terhadap stress fisiologi/psikologi,
terapi medis dan keperawatan, perubahan fisiologis. Pengukuran tanda-tanda vital
sangat diperlukan dalam bidang kesehatan untuk menegakkan diagnosis awal dan
untuk melakukan anamnesis yang digunakan untuk melakukan tindakan lanjutan pada
pasien.
22

BAB 6
DAFTAR PUSTAKA

http://yansri.wordpress.com/2013/08/15/pemeriksaan-tanda-tanda-vitalempat-gejala-kardinal/ diakses pada tanggal 22 november 2014


Morton, Patricia Garce. Panduan Pemeriksaan Kesehatan.EGC
http://yuriizaa.blogspot.com/2014/03/pemeriksaan-fisik-umum-dan-tandatanda_8.html diakses pada tanggal 22 november 2014
http://kuliahiskandar.blogspot.com/2014/01/laporan-pendahuluan-tandatanda-vital.html diakses pada tanggal 22 november 2014

23

You might also like