You are on page 1of 164

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS

TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR


SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQURAN
KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH :
LAILIA MAFTUKHAH
NIM.11109012

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Bismillahirrohmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama

: Lailia Maftukhah

NIM

: 11109012

Jurusan

: Tarbiyah

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan judul


PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS ALQURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 adalah hasil karya
saya sendiri, bukan hasil jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 30 Oktober 2013


Yang Menyatakan

Lailia Maftukhah
11109012

KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
administrasi@stainsalatiga.ac.id
Jaka Siswanta
Dosen Stain Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp
: 4 Eksemplar
Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
Saudari
: Lailia Maftukhah
Kepada
Yth. Ketua STAIN
Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama
: Lailia Maftukhah
NIM
: 11109012
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS
TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA
KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC.
MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Dengan ini kami memohon supaya skripsi saudari tersebut diatas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi maklum
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 29 Oktober 2013
Pembimbing

Jaka Siswanta, M.Pd.


NIP. 19710219 200003 1 002

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun oleh :
LAILIA MAFTUKHAH
NIM : 11109012
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 24
Desember 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susuanan Panitia Ujian
Ketua penguji

: H. Agus Waluyo, M. Ag.

__________________

Sekretaris penguji

: Wahidin, S. Pd.I., M.Pd.

__________________

Penguji I

: Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.

__________________

Penguji II

: Sukron Mamun, S.HI., M.Si

__________________

Penguji III

: Jaka Siswanta M.Pd

__________________
Salatiga, 24 Desember 2013
Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag


NIP: 19580827 198303 1 002

MOTTO




(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.
(Ar Radu: 28)

Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan, tiada kekuatan tanpa adanya persatuan,
tiada persatuan bila tidak ada keutamaan, tidak ada keutamaan bila tidak ada AlQuran atau Al-Hadits atau agama, tiada agama tanpa tabligh atau dakwah.
(Hadits)

Dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, berazzam, berdoa dan bertawakallah
pada Allah SWT.

PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai (Bapak Sutrisno Ahmad dan
Ibu Darmiati). Terimakasih atas segala yang telah ayah dan ibu berikan
selama ini dari tiap titik peluh dan pengorbanan yang dicurahkan. Tak ada
sesuatu yang setara yang dapat penulis berikan selain doa dari seorang
anak untuk kedua orang tuanya. Semoga tiap titik pengorbanan dan tetes
peluh yang mengalir akan mendapatkan balasan berkali lipat dari Allah
SWT. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat dan
kebaikan bagi keduanya baik di dunia maupun di akhirat.
2. Untuk saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas dukungan, dan
pengertian. Semoga kita selalu dalam lindunganNya, mendapatkan
RahmatNya, serta selalu istiqomah di jalanNya.
3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. yang telah bersabar dalam memberikan
pengarahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, memberikan
masukan-masukan dengan jurus-jurus jitunya kepada penyusun.
4. Tak lupa penulis persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang telah
memberikan kepercayaan pada penulis untuk mengangkat tema ini sebagai
bahan skripsi. Dan juga untuk teman-teman penulis yang senantiasa
memberikan bantuan dalam proses penulisan, yang tidak dapat penulis
sebutkan keseluruhan.

ABSTRAK
Maftukhah, Lailia. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class
terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa Kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembinbing Jaka Siswanta, M. Pd.
Kata Kunci : Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, Semangat
Belajar.
Permasalahan penelitian dalam skripsi ini adalah pengaruh penerapan
sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas
XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Dengan rumusan masalah sebagai
berikut: 1). Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus
Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013? 2). Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus
Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013? 3). Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA
Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun
pelajaran 2012/2013? 4). Adakah pengaruh penerapan sistem moving class
terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 5).
Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 230 siswa dan sampel yang digunakan adalah 57
siswa dengan teknik sampling proporsional random sampling.
Pengumpulan data menggunakan metode angket dengan rumus korelasi
product moment.
Hasil penelitian menunjukkah bahwa sistem moving class
mempunyai hubungan yang positif dengan kedisiplinan dan semangat
belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun
pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari: 1). Penerapan Sistem moving
class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang berada dalam kategori
tepat mencapai 66,67% dan kategori kurang tepat 31,58%, 2). Untuk tingkat

kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang


berada dalam kategori tinggi mencapai 91,23% dan kategori sedang 7,02%,
3). Dan tingkat semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo yang berada dalam kategori tinggi mencapai 31,58% dan
kategori sedang 68,42%, 4). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo dibuktikan dengan rhitung (0,418)
lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 1 % (0,345), sehingga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. 5). Uji hipotesis
menunjukkan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
dibuktikan dengan rhitung (0,539) lebih besar dari pada rtabel pada taraf
signifikansi 1 % (0,345), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini dapat diterima.

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
segala sifat kesempurnaan-Nya. Dzat yang mengatur segala apa yanga ada di
dunia dengan kekuasaan-Nya, Dzat yang telah menetapkan antara yang hak dan
bathil, Dzat yang telah menganugerahkan kepada manusia akal berfikir dan
memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas
pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusia dan kepada-Nyalah kita
mempertanggung jawabkan tiap apa yang kita kerjakan.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, untuk keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa
istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan
laksana mereka.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan
segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada
tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya penulis dapat
melalui semua ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus dan ikhlas kepada :
1.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Bapak Dr.
Imam Sutomo, M.Ag.

2.

Ketua program studi Pendidikan Agama Islam, Ibu Dra. Siti Asdiqoh,
M.Si.

3.

Bapak Jaka Siswanta, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi, yang


senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

4.

Bapak Dr. M. Zulfa M., M. Ag selaku dosen pembimbing akademik.

5.

Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
membantu proses penulisan skripsi ini.

6.

Perpustakaan STAIN Salatiga

7.

Kepala sekolah SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Bapak H.


Abdurrohman Al Asy'ari, S.Hi. M.Pd.I dan waka kesiswaan Bapak
Lukmanul Hakim, S.Ag, beserta seluruh guru dan karyawan yang telah
memberikan ijin dan bantuan penelitian kepada penulis.

8.

Kedua orang tuaku, Bapak Sutrisno Ahmad dan Ibu Darmiati, terima kasih
atas motivasi dan doanya.

9.

Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A (Fata Smart), KKN dan PPL


angkatan 2009. Terimakasih karena kalian telah mengajarkan makna
indahnya sebuah persahabatan.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 PAI, PBA, dan TBI yang telah
memberikan support kepada penulis, terimakasih atas kebersamaan kita
selama ini.
11. Teman-teman terbaikku SMP dan SMA (Binti, Yuan, Endah, dan Bety).
Walaupun kita berjauhan tapi kita memandang langit yang sama. Semoga
kita dipertemukan bersama-sama lagi suatu hari nanti, Amin.

12. Dan juga terima kasih pada semua pihak yang memberikan bantuan dan
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Jazakumullah khoiron katsiron atas segala yang telah semua pihak berikan,
doa, dukungan, kemudahan, dan seluruh kebaikan yang telah dicurahkan selama
ini. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dengan segala kelebihan dan
kekurangannya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan pihak-pihak
yang membutuhkan.

Salatiga, 13 November 2013


Penulis

Lailia Maftukhah

DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................

iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................

iv

MOTTO .................................................................................................

PERSEMBAHAN ..................................................................................

vi

ABSTRAK .............................................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...........................................................................

viii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................

C. Tujuan Penelitian ...................................................................

D. Manfaat Penelitian ................................................................

E. Hipotesis Penelitian ...............................................................

F. Definisi Operasional ..............................................................

G. Metode Penelitian ..................................................................

12

H. Sistematika Penulisan ............................................................

23

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Sistem Moving Class
1. Pengertian Sistem Moving Class ......................................

25

2. Manfaat Sistem Moving Class ...........................................

26

3. Tujuan Sistem Moving Class ............................................

27

4. Model Pembelajaran Moving Class ..................................

30

5. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class ...

33

6. Pentingnya Sistem Moving Class ......................................

34

B. Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan ....................................................

37

2. Macam-macam Disiplin ....................................................

39

3. Unsur-unsur Disiplin .........................................................

39

4. Tujuan Disiplin ..................................................................

40

5. Indikator Kedisiplinan ......................................................

41

6. Fungsi Kedisiplinan ...........................................................

43

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin .....................

45

8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri .........................................

46

C. Semangat Belajar
1. Pengertian Semangat Belajar ............................................

50

2. Pentingnya Semangat Belajar ...........................................

51

3. Bentuk-bentuk Semangat Belajar .....................................

52

4. Variasi Semangat Belajar...................................................

55

5. Indikator Semangat Belajar ..............................................

55

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar ......

56

7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar ............................

63

D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap


Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa ............................

64

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo
1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ..

66

2. Letak Geografis .................................................................

68

3. Profil SMA Takhassus Al Quran ......................................

69

4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo .......

69

5. Ekstrakulikuler ..................................................................

72

6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Quran


Wonosobo .........................................................................

74

7. Struktur Organisasi ...........................................................

77

8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ...

77

9. Sarana dan Prasarana ........................................................

77

B. Penyajian Data Hasil Penelitian


1. Responden Penelitian ........................................................

80

2. Hasil Data Mentah ............................................................

82

BAB IV ANALISIS DATA


A. Analisisa Data .......................................................................
B. Pengujian Hipotesis ...............................................................101

89

C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ...........................................107


BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................

110

B. Saran-saran ............................................................................

111

C. Penutup ..................................................................................

112

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Daftar Populasi Penelitian ........................................................

13

Tabel 1.2

Data Populasi dan Sampel Penelitian .......................................

15

Tabel 1.3

Kisi-kisi Instrumen Angket Penerapan Sistem Moving Class


di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran
2012/2013..................................................................................

Tabel 1.4

19

Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa kelas XII di


SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran
2012/2013 .................................................................................

Tabel 1.5

19

Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa Kelas


XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013 .................................................................

19

Tabel 3.1

Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler .................................................

72

Tabel 3.2

Daftar Guru SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun


Pelajaran 2012/2013 .................................................................

Tabel 3.3

Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo


Tahun Pelajaran 2012/2013 ......................................................

Tabel 3.4

77

Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Quran


Wonosobo ................................................................................

Tabel 3.6

76

Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Quran Tahun Pelajaran


2012/2013..................................................................................

Tabel 3.5

74

80

Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada siswa


Kelas XII SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ...................

83

Tabel 3.7

Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII SMA Takhassus


Al Quran Wonosobo ...............................................................

Tabel 3.8

85

Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII SMA


Takhassus Al Quran Wonosobo .............................................

87

Tabel 4.1

Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X) .....

90

Tabel 4.2

Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class ........

93

Tabel 4.3

Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1) .......................

94

Tabel 4.4

Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa ...........................

97

Tabel 4.5

Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2) ..............

98

Tabel 4.6

Interval dan Prosentase Semangat Belajar Siswa ....................

101

Tabel 4.7

Tabel

Pembantu Analisis

Product

Moment Pengaruh

Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan


Siswa ........................................................................................
Tabel 4.8

Tabel

Pembantu Analisis

Product

102

Moment Pengaruh

Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar


Siswa ........................................................................................

105

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Angket Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, dan


Semangat Belajar

Lampiran 2

: Pedoman Observasi

Lampiran 3

: Pedoman Wawancara

Lampiran 4

: Struktur Organisasi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo


Tahun Pelajaran 2012/2013

Lampiran 5

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 6

Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 7

Daftar Nilai SKK

Lampiran 8

: Nota Pembimbing

Lampiran 9

: Surat Ijin Penelitian

Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian dari SMA Takhassus Al Quran


Wonosobo
Lampiran 11 : Foto-foto Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Takhassus Al
Quraan Wonosobo

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Moving class adalah sistem belajar mengajar yang memberikan suasana
baru dalam proses pembelajaran. Sistem ini mencirikan kelas bergerak dimana
siswa akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah
ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang
dipelajarinya. Hal ini sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan
pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Penerapan moving class diharapkan dapat memberikan nilai tambah
bagi siswa dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar mereka di sekolah.
Adanya aktivitas yang meningkat ini akan merubah cara belajar siswa dari
belajar pasif menjadi cara belajar aktif. Pembelajaran ini sangat efektif dalam
memberikan

suasana

pembelajaran

yang

interaktif,

menarik

dan

menyenangkan, sehingga para siswa dapat lebih mudah menguasai atau


menyerap materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Atau dengan kata
lain dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Dengan sistem moving class diharapkan siswa akan lebih bersemangat
dalam belajar karena mereka akan berpindah ruangan kelas dengan cara
mendatangi ruangan yang khusus untuk belajar pada mata pelajaran tertentu.
Setiap guru mata pelajaran mempunyai ruangan tersendiri dan siswa yang akan
mengikuti pelajarannya akan mendatangi ruangannya. Moving class bertujuan

untuk membiasakan siswa agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain
itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dipelajarinya.
Untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan, pihak sekolah selalu
berupaya untuk melakukan perubahan yang dapat memacu semangat siswa
dalam proses pembelajaran. Memotivasi siswa untuk mendisiplinkan diri dan
membangkitkan semangat belajar dalam diri mereka, hal ini menjadi tugas
penting pihak sekolah untuk memberikan pendidikan

yang mampu

memberikan kepuasan dalam proses belajar mengajar. Dengan sistem moving


class akan melatih kedisiplinan siswa dalam bertindak di dalam ruang
pembelajaran dan menghindarkan siswa ke dalam suasana yang membosankan.
Pembelajaran moving class membuat siswa tidak bosan belajar dengan
selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Menurut Sagala (2011:183).
Moving Class berarti siswa mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu.
Artinya, jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke
kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih.
Manfaat penerapan pembelajaran moving class ini, dimaksudkan agar
memperoleh waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan siswa, dan
kemandirian pada diri siswa, memastikan siswa berada pada lingkungan yang
aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan sekolah (Sagala,
2011:184).
Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi semangat belajar dan
kedisiplinan diri. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada semangat belajar

dan kedisiplinan yang tinggi. Menurut Tuu (2004: 37) bahwa dengan disiplin
yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa
disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif
bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan
lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Kedisiplinan
siswa berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik itu di lingkungan
sekolah maupun di dalam kelas, membiasakan diri untuk bersikap rapi, dan
memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai siswa. Dengan
disiplin selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain
karena semua akan terkontrol dengan baik tanpa harus mengganggu kegiatan
belajar yang lain.
Dalam kitab akhlak Alla karangan Muhammad Abu Basyir Al Romawi
Pesantren Lirboyo Kediri (tanpa tahun: 2) dijelaskan bahwa untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu ada enam perkara. Dan salah satu
diantaranya yaitu semangat belajar.












Yang artinya: Elingo dak kasil ilmu anging nem perkara, bakal tak ceritaake
kumpule kanti pertelo
Rupane limpat, loba, sobar, ana sangune, lan piwulange guru
lan suwe mangsane
Kata loba dalam terjemahan bahasa indonesia artinya Semangat yaitu
sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan

dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah
sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan, oleh
karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali
dibanding yang tidak berhasil, karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin
di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal, padahal apa yang di hafal
kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, akhirnya pelajaran hari
inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin, maka tanpa
kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang
seharusnya kita dapatkan dalam talabulilmi. Dengan semangat belajar yang
tinggi akan membunuh rasa malas pada diri siswa, hal ini juga harus dibarengi
dengan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan menggunakan metode belajar
yang menyenangkan akan membuat siswa tidak merasa jenuh, bahkan akan
menimbulkan minat yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran sampai
selesai, dan menantikan pelajaran tersebut di waktu selanjutnya.
Dengan semangat belajar siswa akan berusaha sebaik mungkin dalam
proses pembelajaran disertai dengan disiplin semuanya akan berjalan baik,
tidak ada yang tertunda, hal ini akan memperlancar proses pembelajaran, dan
proses pembelajaran akan terasa mudah. Firman Allah SWT Q.S Al Insyiroh
ayat 5 dan 6

}6{
} 5{


Artinya : (5). karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, (6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Dengan

berusaha

sungguh-sungguh

dan

tidak

menunda-nunda

semuanya akan berjalan lancar, kesulitan akan berganti menjadi kemudahan,


dan semua ini harus disertai dengan kesabaran. Dengan diterapkannya moving
class akan menumbuhkan semangat belajar dan disiplin, siswa akan mudah
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dari survey yang telah dilakukan di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo pada tanggal 2 Juli 2013, melalui wawancara kepada wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan bapak Lukmanul Hakim dan melalui pengamatan
langsung, bahwa sebelumnya proses pembelajaran menggunakan sistem
konvensional yang menitikberatkan model pembelajaran klasik berupa
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Hal ini dirasakan kurang efektif
bagi siswa, situasi pembelajaran yang monoton menimbulkan kejenuhan bagi
siswa. Siswa menjadi tidak semangat untuk belajar, kedisiplinan pun jadi
berkurang, ada yang tertidur saat pembelajaran berlangsung, ijin keluar kelas
dan berlama-lama di luar kelas. Hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas maka SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
merubah pola pembelajaran dari konvensional menjadi moving class.
Penyampaian materi lebih praktis, fasilitas dan alat peraga juga ada di ruang
tersebut. Ketika pergantian pelajaran pikiran bisa fress kembali dan dengan
waktu yang cukup, membuat siswa harus tepat waktu untuk masuk ke kelas
berikutnya, jadi tidak ada alasan untuk berlama-lama di luar kelas. Dengan

sistem moving class diharapkan siswa mampu menumbuhkan semangat belajar


dan disiplin pada diri mereka.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENERAPAN SISTEM
MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT
BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QURAN
KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN
PELAJARAN 2012/2013.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai latar belakang
yang menjadi pendorong penulis untuk menyusun proposal ini dan untuk
memperjelas permasalahan pada pembahasan, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diberikan terkait dengan pembahasan di atas yaitu:
1. Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
3. Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
4. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?

5. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar


siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
3. Untuk mengetahui semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.
Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat teoritik
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. Khususnya manajemen
administrasi sekolah dan memberikan pengetahuan dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat
belajar siswa.
c. Menyebar luaskan informasi mengenai arti pentingnya kedisiplinan dan
semangat belajar siswa melalui sistem moving class.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi setiap lembaga sekolah agar mampu
meningkatkan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan tingkat
kedisiplinan dan memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai penulis maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat
ditransformasikan kepada para pembaca.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:110).
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang mungkin bisa

benar dan mungkin bisa saja salah. Maka dari itu dibutuhkan sebuah penelitian
yang akan menjawab permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis bahwa :
1. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.
Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa
istilah pokok pada kata-kata yang terkandung dalam judul proposal ini, antara
lain:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti
orang, benda yang turut membentuk waktu, kepercayaan atau perbuatan
seseorang. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang,
benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang
(Dani, 2002: 395).

2. Moving class
Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan
berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal
yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58).
Sistem belajar moving class mempunyai kelebihan baik bagi siswa
maupun guru. Bagi siswa, berpindah kelas akan membuat otak mereka
menjadi fress dan mereka akan lebih fokus pada materi pelajaran, suasana
kelas yang baru menjadi menyenangkan. Bagi guru, mempermudah
mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas,
guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan
waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.
Penyelenggaraan pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu
pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Adapun indikator moving class sebagai berikut:
a. Menciptakan sistem pembelajaran baru.
b. Terjadinya kerja sama antar siswa.
c. Memulihkan motivasi belajar siswa.
d. Perencanaan materi dengan baik.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu hal yang membuat manusia untuk
melakukan

sesuatu

yang

berhubungan

dengan

kehendak-kehendak

langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007:268).
Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah
laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134).
Adapun kedisiplinan siswa yang penulis maksud adalah kepatuhan
seseorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah baik
di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, seperti menaati tata tertib
sekolah, tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah,
rajin dalam mengikuti proses pembelajaran dan menggunakan fasilitas
dengan baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator kedisiplinan menjadi empat macam, yaitu:
a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.
b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.
c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.
d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.
4. Semangat belajar
Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana
batin (Poerwadarminto, 2006:1070). Belajar adalah suatu aktivitas yang di
dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil
yang optimal (Slameto, 1988:2). Semangat belajar berarti kekuatan atau

keadaan batin yang menunjukkan aktivitas untuk mengetahui suatu hal


dengan usaha yang keras untuk mencapai hasil optimal.
Adapun semangat belajar siswa yang penulis maksud adalah adanya
pengaruh penerapan sistem moving class, dengan suasana belajar yang baru
akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti pelajaran, lebih rajin
dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas dan
menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator semangat belajar menjadi lima macam, yaitu:
a. Tertarik pada pelajaran.
b. Tertarik pada guru.
c. Berminat untuk belajar.
d. Aktif dalam belajar.
e. Konsentrasi dalam belajar.
f. Teliti dalam belajar.
g. Kemauan mendalami pelajaran.
h. Rajin dalam belajar.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam

penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti

adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif


karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada
penelitian kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa angka-angka.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo dilaksanakan pada
bulan Juli sampai bulan November 2013.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah
230 yang terbagi dalam 7 kelas. Berikut ini adalah sebaran sub populasi
pada setiap kelas:
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7

Kelas
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPA 3
XII IPS 1
XII IPS 2
XII IPS 3
XII BAHASA
Jumlah

Jumlah Siswa
33
33
33
38
31
27
35
230

Sampel adalah bagian dari populasi yang di jadikan sarana penelitian


yang dianggap mewakili populasi (Hadi, 2000:26). Sampel yang diambil
oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling
yang tepat, dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik sampling
proposional random sampling yaitu proses pemilihan sampel dengan cara
acak secara proposional (sama). Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi sampel (Sugiono, 2010: 64). Dalam penelitian ini
sampel per unit (per kelas) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
Sampel per kelas =
Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil
semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil
sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat
Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah
25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.
Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proposional
random sampling adalah sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII di


SMA Takhassus Al Quran Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden.
Adapun data tentang persebaran sampel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7

Kelas
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPA 3
XII IPS 1
XII IPS 2
XII IPS 3
XII BAHASA

Populasi
33
33
33
38
31
27
35
230

Sampel tiap kelas


8
8
8
9
8
7
9
57

4. Metode Pengumpulan Data


Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Suatu cara
pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung
melalui panca indera pada objek yang diteliti (Asmani, 2011: 123).
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara
umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait
penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo. Untuk melaksanakan suatu observasi, maka diperlukan
sebuah pedoman observasi. Dengan bantuan pedoman observasi yang

telah penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan


pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui gambaran
umun sekolah dengan cara mengamati secara langsung keadaan sekolah
tersebut.
b. Metode Angket
Metode Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini siswa yang
akan diberi angket (Asmani, 2011: 123).
Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data tentang
sistem moving class, kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
gambaran secara umum lokasi penelitian. Ditujukan kepada subjek yang
diteliti, akan tetapi melalui catatan-catatan atau dokumen yang ada
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang sistem moving class
yang diterapkan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, melalui data
profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog kelulusan, dan artikel-artikel

yang bersangkutan dengan sistem moving class, dan data siswa kelas XII
yang akan diteliti terkait dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa
selama mengikuti proses pembelajaran dengan sistem moving class.
d. Metode Wawancara (interview)
Metode Wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai (Asmani,
2011: 122).
Metode ini digunakan sebagai metode bantu untuk melengkapi
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu seputar profil sekolah
dan yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Dalam
penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu sistem moving class,
kedisiplinan dan semangat belajar siswa.
5. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Pedoman Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara
umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait
penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo.
Pada saat teknis pelaksanaannya, peneliti datang secara langsung
ke lokasi penelitian, dengan bantuan pedoman observasi yang telah

penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan


pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui bagaimana
keadaan sekolah.
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya pengumpulan angket merupakan hal yang
pokok untuk mengumpulkan data. Hasil angket tersebut terjelma dalam
angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan
dari penelitian (Arikunto, 2006: 51).
Angket yang penyusun persiapkan untuk penelitian ini ada tiga
yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem
moving class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Angket kedua
untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan siswa terkait program moving
class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Dan
angket yang ketiga untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa
terkait program moving class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo.
Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap
paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk
menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pernyataan dari masingmasing angket adalah 15 soal.

Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Sistem Moving Class di SMA


Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
No.
Indikator
1
Menciptakan sistem pembelajaran
baru
2
Terjadinya kerja sama antar siswa
3

Jumlah soal
5

Item Soal
1, 2, 3, 4, 5

6, 7

8, 9, 10, 11

12, 13, 14, 15

Memulihkan motivasi belajar


peserta didik.
Perencanaan materi dengan baik

Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa di SMA


Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/013
No.
Indikator
1. Siswa menaati tata tertib
sekolah
2. Siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik di kelas
3. Siswa mengerjakan tugas-tugas
pelajaran yang diberikan oleh
guru
4. Siswa menggunakan fasilitas
belajar dengan baik

Jumlah Soal
6

Item Soal
1, 2, 3, 4, 14, 15

5, 6, 7

8, 9, 10,

11, 12, 13

Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa di SMA


Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Indikator
Tertarik pada pelajaran
Tertarik pada guru
Berminat untuk belajar
Aktif dalam belajar
Konsentrasi dalam belajar
Teliti dalam belajar
Kemauan mendalami pelajaran
Rajin dalam belajar

Jumlah Soal
2
2
1
1
1
1
2
5

Item Soal
1, 2
3, 4
5
6
7
8
9, 10
11, 12, 13, 14, 15

c. Pedoman Dokumentasi
Pedoman ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung dari data yang
telah ada di sekolah. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data
tentang sistem moving class yang diterapkan di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo, melalui data profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog
kelulusan, dan artikel-artikel yang bersangkutan dengan sistem moving
class. Dan data siswa kelas XII yang akan diteliti terkait dengan
kedisiplinan dan semangat belajar siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dengan sistem moving class.
d. Pedoman Wawancara
Metode ini digunakan untuk melengkapi data pada penelitian yang
belum lengkap tentang keadaan sekolah, proses belajar mengajar, dan
yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Misalnya pada
saat menanyakan bagaimana penerapan sistem moving class di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo dan sebelum moving class sistem apa
yang digunakan.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis
kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan sistem
moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XI di
SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo
tahun pelajaran 2012/2013.

a. Analisis pendahuluan
Yaitu teknik analisis data dengan rumus :

Keterangan :
P : Angka presentasi.
F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya.
N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu.
b. Uji Hipotesis
Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan,
yaitu menguji variabel yang ada. Untuk mengetahui adakah pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat
belajar digunakan rumus korelasi product moment, akan tetapi karena
dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua
kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class (x) dan dua
variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2),
penelitian dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
rxy1 =

keterangan :
rxy1

= Koefisien

antara x dan y1 (moving class dan kedisiplinan)

= Jumlah nilai variabel x (moving class)

y1

= Jumlah nilai variabel y1 (kedisiplinan)

X2

= Kuadrat dari variabel x

Y12

= Kuadrat dari variabel y1

Xy1

= Produk dari variabel x dan y1

= Jumlah individu yang diteliti

2. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving


class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
rxy2 =

keterangan :
rxy2

Koefisien antara x dan y2 (moving class dan semangat

belajar)
x

= Jumlah nilai variabel x (moving class)

y2

= Jumlah nilai variabel y2 (semangat belajar)

X2

= Kuadrat dari variabel x

Y22

= Kuadrat dari variabel y2

xy2

= Produk dari variabel x dan y2

= Jumlah individu yang diteliti

H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan konsisten,
penulisan penelitian ini di rangkai dalam lima bab, yang mana masing-masing
bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I

Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan gambaran umum mengenai sistematika penulisan


secara menyeluruh. Di mulai dengan penjelasan mengenai latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB II

Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian


agar didapat gambaran yang jelas mengenai pengaruh penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. Adapun sumber teoriteori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain
yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian.
BAB III

Laporan Hasil Penelitian

Bab ini menjelaskan gambaran umum SMA Takhassus Al Quran Wonosobo


berkaitan dengan sejarah, visi, misi. Menguraikan tentang penerapan sistem
moving class. Selanjtnya penyajian data dan hasil penelitian.

BAB IV

Analisis Data

Bab ini menyajikan analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan


penerapan sistem moving class pengaruhnya terhadap kedisiplinan dan
semangat belajar siswa.
BAB V

Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang ada serta saran-saran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sistem Moving Class


1. Pengertian Sistem Moving Class
Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving
berarti pindah. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi
moving class adalah pergerakan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai
dengan pelajarannya.
Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan
berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal
yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58). Moving class menurut Hadi
(2009: 5) adalah sistem pembelajaran yang bercirikan siswa mendatangi
guru di kelas, bukan sebaliknya sehingga terdapat penamaan kelas
berdasarkan bidang studi. Misalnya, kelas Bahasa, kelas Fisika, dan kelas
Produktif, dan lain-lain.
Menurut Ronny Preslysia (2007), sistem pembelajaran moving class
(kelas berpindah) merupakan sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang
mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya dimana setiap kali subjek
pelajaran diganti maka siswa akan meninggalkan kelas dan mendatangi
kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan. Sehingga
seluruh

bidang

kelengkapannya.

studi

memiliki

kelas

tersendiri

dengan

segala

Menurut Khaerudin, sistem moving class yaitu siswa berpindah dari


satu kelas ke kelas yang lainnya sesuai bidang studi yang dipelajarinya.
Tiap-tiap ruang kelas maupun laboratorium yang digunakan dilengkapi
dengan sarana yang lengkap. Tujuannya agar siswa tidak mengalami
kejenuhan dan memudahkan siswa dalam belajar menggunakan sarana
penunjang mata pelajaran (http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduanmoving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 4:49).
Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang
dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun
tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem paket. Dengan sistem
moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan
meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang
dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan
sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran
terlebih dahulu. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk
mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti
pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti
laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu
kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya.
2. Manfaat Sistem Moving Class
Sistem belajar moving class mempunyai banyak manfaat baik bagi
siswa maupun Guru. Bagi siswa, mereka lebih fokus pada materi pelajaran,

suasana kelas menyenangkan, dan interaksi siswa dengan guru lebih


intensif. Bagi Guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif
dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam
menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan
lebih mudah mengelola suasana kelas (Sukarno, 2010: 3)
Menurut Sagala (2011: 184) manfaat penerapan sistem moving class,
diantaranya waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan, dan
kemandirian pada diri siswa, memastikan anak berada pada lingkungan
yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar
sekolah. Seperti pergaulan bebas, dan narkoba.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem
moving class para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu
segar untuk menerima pelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pelajaran. Hal ini harus didukung dengan pengelolaan
kelas dengan baik oleh guru, guru juga lebih kreatif dan memunculkan
metode-metode baru yang segar agar anak tidak mengalami kejenuhan dan
rasa malas.
3. Tujuan Sistem Moving Class
Penyelenggaraan proses pembelajaran sistem moving class bertujuan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru,
meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari,

meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan


pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. (http://wiyarsih.staff.
ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37) dan (http://
udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/
diakses tanggal 9-7-2013 jam 14:39).
Tujuan penerapan sistem moving class adalah:
a. Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik
visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.
b. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai
dengan karakter mata pelajaran.
c. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple
intelegent).
d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran.
f. Meningkatkan disiplin siswa dan guru (pendidik).
g. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
h. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Tujuan lain dari sistem moving class di kemukakan oleh (http://
mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html)
diakses tanggal 16-09-2013 jam 13.36 diantaranya yaitu :
a. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;

1) Proses pembelajaran melalui sistem Moving Class akan lebih


bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi
dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu
ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya
pada mata pelajaran tersebut.
2) Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya
sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh
mata pelajaran lain.
b. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran
Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata
pelajarannya, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan halhal lain.
c. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru
1) Guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/
laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran.
2) Siswa ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk tepat
waktu pada pada saat pelajarannya.
d. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan
media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa seharihari.

e. Meningkatkan

keberanian

siswa

untuk

bertanya,

menjawab,

mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata


pelajaran.
f. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
g. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran yang dilakukan
secara moving class maka perlu ditetapkan strategi pelaksanaannya.
Pengorganisasian Pelaksana, tugas, kewajiban dan wewenang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem moving class
sangat menguntungkan sekali bagi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa berprestasi dalam
belajarnya.
4. Model Pembelajaran Moving Class.
Menurut Mushlihin Al-Hafizh (http://www.referensimakalah.com/
2012/11/model-pembelajaran-moving-class.html diakses 14-09-2013 jam
21:36), model pembelajaran moving class adalah salah satu sistem
pembelajaran yang setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di kelas
sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga saat pergantian
pelajaran bukan guru yang datang ke kelas siswa namun siswa datang ke
kelas guru.
Dalam model pembelajaran moving class, seorang siswa dituntut
untuk kreatif dalam belajar. Guru sudah tidak saatnya lagi memerintahkan
siswa untuk belajar. Namun siswa harus belajar dengan kesadaran diri.

sehingga siswa mampu menguasai konsep dengan sepenuhnya. maka siswa


yang lebih berperan aktif dalam menerima pelajaran dari guru.
Model pembelajaran moving class merupakan belajar mengajar
bercirikan penamaan kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas
kompetensi matematika, kelas kompetensi agama dan lain sebagainya.
Dengan model pembelajaran moving class bisa dipadu dengan kelas terbuka
atau open class, siswa akan lebih bergairah karena suasana belajar sesuai
dengan bahan ajar.
Model pembelajaran moving class adalah upaya untuk mendekatkan
proses pembelajaran kepada proses ideal yang diinginkan, harapannya dapat
di realisasikan, prinsip menyenangkan, dapat mengoptimalkan potensi dan
bermanfaat dalam proses pembelajaran.
Pengertian lain model pembelajaran moving class sebagai kelas
khusus yang memiliki kompetensi homogen dan dipadu dengan proses
pembelajaran

integral

(menyeluruh)

mencakup

semua

kemampuan

(religiusitas, kematangan emosional, kecerdasan intelektual dan ketrampilan


hidup), dengan beberapa indikator, diantaranya:
a. Menciptakan sistem pembelajaran baru
Upaya

menciptakan

sistem

pembelajaran

baru

dalam

pembelajaran di antaranya pengajaran dapat diselenggarakan dengan


jumlah siswa yang banyak di bawah bimbingan seorang guru. Prinsipprinsip individualitas dalam pengajaran dapat diterapkan melalui tugas-

tugas individualitas maupun kelompok, siswa terlibat aktif melakukan


tugas-tugas dengan tidak terikat pada ruangan yang terbatas.
Sistem pembelajaran yang tidak terikat dalam satu kelas (moving
class) diharapkan siswa lebih aktif dan mandiri melakukan aktifitasnya
sendiri sehingga mendukung siswa lebih aktif dan mandiri, siswa dapat
menyelesaikan tugas menurut kecakapan, minat dan perhatian. Sehingga
siswa merasakan kenyamanan dalam pembelajaran (Hamalik, 2001: 137).
b. Terjadinya kerja sama antar siswa
Waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah dalam
kelas yang berbeda sehingga dibutuhkan adanya kerja sama dalam
kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar bersama dapat membantu
memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang
dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk belajar
melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan siswa
untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan khusus. Dengan
adanya pembelajaran tematik melalui moving class diharapkan siswa
belajar berinteraksi dengan yang lain, sehingga terciptanya kerjasama
yang sinergis (Hamalik, 2001: 128).
c. Memulihkan motivasi belajar siswa
Model pembelajaran moving class bagi siswa secara psikologis
akan selalu memperoleh suasana baru yang lebih menarik dan
menyenangkan sehingga dapat mengurangi kebosanan di dalam kelas
(Dimyati, 2006: 85).

d. Perencanaan materi dengan baik


Keterkaitan guru terhadap model pembelajaran menjadikan guru
terikat terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program pembelajaran.
Dengan kesiapan guru dalam menyampaikan materi akan menjadikan
proses belajar mengajar berjalan lancar (Dimyati, 2006: 102).
5. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan Moving Class.
Agar siswa tidak merasa bosan di kelas tetapi tetap tidak
mengganggu pelajaran maka diterapkan model belajar moving class. Untuk
menerapkan pembelajaran moving class diperlukan disiplin bukan hanya
pada ketepatan waktu kedatangan guru dan personil lainnya, tetapi
kedisiplinan melaksanakan tugas secara profesional. Guru sama sekali tidak
boleh terlambat karena dia adalah teladan bagi siswa. Guru cepat
mengoreksi ulangan dan cepat mengembalikannya ke siswa, tepat dalam
menganalisis soal dan mempunyai target yang jelas dalam remidial dan
pengayaan (enrichment). Dengan demikian, guru akan terpola untuk
berdisiplin karena seluruh stakeholders memantau dan menilainya (Sagala,
2011: 192).
Beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan moving class
diantaranya:
a. Kebutuhan utama siswa dan guru adalah perangkat pembelajaran, media,
serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik kelas mata
pelajaran.

b. Guru dan siswa harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin,


guru harus bisa mengontrol waktu dan ruang untuk mengendalikan siswa
dan kondisi kelas, agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur
pembelajaran.
c. Penyusunan jadwal yang baik dan tepat, agar perpindahan kelas tidak
terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif.
d. Kesadaran untuk menjaga kebersihan bagi siswa, guru, karyawan dan
pihak-pihak yang bekerja di sekolahan, agar tercipta kondisi lingkungan
belajar yang bersih dan nyaman.
e. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam teori
moving class, guru harus sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat
pembelajaran sebelum siswa hadir (Suparji, 2012: 225).
6. Pentingnya Sistem Moving Class
Pelaksanaan pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri (SKM)
berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional

Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang

pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional


pendidikan ke dalam kategori standar mandiri dan bertaraf internasional.
Terkait hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam
kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional
Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan

gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri didasarkan pada


terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan,

dan

standar

penilaian

pendidikan).

Pemerintah

telah

menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan


ketentuan tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya PP No.
19 tahun 2005. Ini berarti paling lambat pada tahun 2013 semua sekolah
jalur pendidikan formal khususnya di SMA/MA sudah/hampir memenuhi
Standar Nasional Pendidikan berada pada kategori sekolah mandiri (Sagala,
2011: 188).
Menurut Sagala (2011: 189) Strategi pembelajaran dengan sistem
moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan
dengan pendekatan kelas mata pelajaran. Pendekatan ini mensyaratkan agar
sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata
pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. Strategi ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu:
a. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk
melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran.
b. Guru dapat mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media
pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh
keterbatasan sirkulasi dan troubeling.
c. Guru berperan aktif dalam mengontrol perilaku siswa dalam belajar.

d. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru


dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga
memudahkan koordinasi.
e. Penilaian terhadap hasil belajar siswa lebih obyektif dan optimal karena

penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi


inkonsisten penilaian terhadap mata pelajaran tertentu.
Berkaitan dengan adanya SKM (Sekolah Kategori Mandiri) ada
beberapa alasan mengapa penerapan sistem moving class harus diterapkan,
yaitu :
a. Mendekatkan siswa dengan kelas mata diklat atau mata pelajaran;
b. Karakteristik mata pelajaran yang berbeda-beda;
c. Keleluasaan desain kelas, mengurangi kejenuhan;
d. Hubungan yang lebih harmonis antara guru dengan siswa;
e. Kemajuan belajar siswa lebih mudah terpantau; dan
f. Mengurangi konflik antarsiswa. Guru relatif lebih mudah untuk mencegah
timbulnya banyak tingkah-laku siswa yang tidak sesuai dengan
memodifikasi suasana lingkungan kelas (Bandono, 2009:1-4).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem
moving class di lingkungan sekolah membawa banyak dampak positif baik
untuk siswa, guru, maupun pihak sekolah. Siswa bisa lebih mandiri, dan
terlatih untuk bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Guru bisa
lebih kreatif dalam mendesain pelajaran, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menjadikan siswa lebih semangat dan memperoleh hasil

yang optimal dalam belajar. Hal ini sangat menguntungkan pihak sekolah
dalam memajukan sistem pembelajaran yang lebih baik lagi.
B. Kedisiplinan Belajar
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang diberi awal ke- dan
akhiran an. Menurut Poerwadarminta (1982: 254) disiplin ialah latihan
batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu menaati
tata tertib (di sekolah atau kemiliteran). Kedisiplinan adalah suatu hal yang
membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan
tata tertib (kamus besar Bahasa Indonesia, 2007:268).
Menurut Prijodarminto kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan
yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,
bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya (Tuu 2004:31).
Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari
ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan
dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar

sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam


mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa
yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di
sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh siswa. Karena disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib.
Menurut Sutisna (1983: 97) istilah disiplin mengandung banyak
arti. Goods Dictionary of Education menjelaskan disiplin sebagai
berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan, dorongan,
atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang
lebih efektif.
b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan
diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman
dan atau hadiah.
d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan.
Sedang disiplin sekolah didefinisikan sebagai kadar karakteristik
dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara dimana keadaan teratur itu
diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian efisien
fungsi-fungsi sekolah. Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan
tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada
peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan


adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap
peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati
dan kesadaran diri. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan
tata tertib kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses
dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah
pembentukan watak yang baik.
2. Macam-macam Disiplin
Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang
disiplin, yaitu:
a. Disiplin positif atau konstruktif
Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri,
keadaan teratur, dan efisiensi.
b. Disiplin negatif atau otoriter
Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat
orang-orang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah
hukum (Sutisna, 1987: 98).
3. Unsur-unsur Disiplin.
Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk
menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi

sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum


maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang.
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran
peraturan.
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang
dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123).
4. Tujuan Disiplin.
Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah
mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa
menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan
warga negara yang baik.
Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah :
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh
sekolah, dan
d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting
dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan

membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan
menjadikan siswa sukses dalam belajar.
5. Indikator Kedisiplinan
Menurut Tuu (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah
mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan
hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan
sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan
teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri
saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi
(2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas
pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan
terhadap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan
di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang

berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin


sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang
dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar
berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.
b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik, maka timbulah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. meliputi mengerjakan
tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar, respon terhadap
guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran yang di ajarkan
jika kurang paham.
c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas sendiri tanpa menyontek punya temannya, serta
bertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak masuk.
d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.
Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan
belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat
dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut
Wahyuningrum (2004: 4) fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu


usaha.
Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik,
menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak
ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
6. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,
sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tuu (2004:38-44)
adalah:
a. Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor

lingkungan.

Disiplin

yang

diterapkan

di

masing-masing

lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian


yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama

kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun


kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,
teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan
dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke
satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib
yang ada di sekolah tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran.
Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang
peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta
peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara

konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan


menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan
perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi
siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak
mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa
sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin
perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai
dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara
tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara
kontinyu. Menurut

Tuu (2004:48-49) mengatakan ada empat faktor

dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:


a. Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan
dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat
kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri
akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan
disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.
b. Pengikutan dan ketaatan
Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan
yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari

adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan


diri yang kuat.
c. Alat pendidikan
Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua
hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua
karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan
meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan.
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri.
Tumbuhnya

sikap

kedisiplinan

bukan

merupakan

peristiwa

mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak


dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan
secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh
orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan
terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku
kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun
pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi,
serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari
sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai
yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan

sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan


merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan
sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008:
123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima,hangat dan terbuka;
b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan
siswa;
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami
dari perilaku yang salah;
d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang
dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah;
f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan

keterlibatan.

bertanggung jawab;

Guru

perlu

bersikap

positif

dan

g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh


oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif;
i. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi,
dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada harihari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk
mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.
Upaya mencapai disiplin diri yang tinggi diperlukan cara atau
metode pembinaan yang baik. Metode atau cara yang baik berarti
pembinaan tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kemauan orang yang
dibina serta harapan pembina.
Crow and Crow (1990:117) berpendapat tentang upaya yang
dilakukan untuk pembinaan disiplin diri antara lain:
a. Menumbuhkan rasa penyesalan.
b. Memindahkan tempat duduk atau kelas yang disadari anak sebagai
hukuman yang diharapkan dapat menyadarkan atas pelanggaran dan
diharapkan dapat mengurangi kesempatan untuk melanggar peraturan
lagi.
c. Hukuman jasmani atau bisa disebut Crop Oral Punishment.
d. Denda.

e. Manahan anak dikelas.


f. Tugas tambahan.
g. Mendiamkan anak karena kelakuannya yang salah, agar anak tersebut
menyadari dengan sendirinya. Kalau anak tersebut mempunyai perasaan
akan butuhnya perhatian dari pendidik.
h. Mendorong dan memberi hadiah.
i. Memberi pengertian yang baik dengan contoh yang baik.
j. Pujian.
k. Mengirimnya kepada kepala sekolah.
Disiplin diri berhubungan erat dengan kesadaran diri, kesadaran akan
keadaan dirinya dan keadaan disekitarnya. Dalam kaitannya dengan
kesadaran diri, maka pembinaan disiplin perlu didasarkan pada cinta kasih,
salah satu wujud konkret adalah penciptaan suasana tenang maksudnya
berbagai macam tekanan dan paksaan pembina misalnya orang tua atau guru
itu ditiadakan karena cukup sulit untuk menumbuhkan kesadaran dengan
paksaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin
akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang baik,
juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik.
Dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta
mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih
dalam korelasinya dengan prestasi belajar.

C. Semangat Belajar
1. Pengertian Semangat Belajar
Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana
batin (Poerwadarminto, 1982:902). Pendapat lainnya, semangat adalah
tenaga atau inspirasi yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu prestasi yang tinggi (Retnoningsih, 2005:263), apabila seseorang
hanya dalam keadaan gembira pasti mereka akan melakukan segala aktifitas
dengan ringan, serasa semua pekerjaan mudah. Begitu pula sebaliknya
apabila seseorang hatinya dalam keadaan sedih pasti dalam mengerjakan
segala aktifitas akan terasa berat.
Semangat adalah gairah dalam diri kita yang diikuti dengan perasaan
terinspirasi sesuatu, termotivasi untuk mewujudkan sesuatu disertai daya
optimis dan kreativitas (Amaria, 2012:22)
Semangat penting dalam menentukan seberapa banyak siswa akan
belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap
informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Semangat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan belajarnya. Kadar semangat ini banyak ditentukan oleh kadar
kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dimiliki
oleh sisya yang bersangkutan (Djamarah S.B, dkk, 1995:70).

Jadi yang penulis maksud dengan semangat belajar adalah kekuatan


kegembiraan hati untuk belajar. Apabila seseorang memiliki kekuatan
kegembiraan maka, dia dalam belajar pun akan semangat sehingga
belajarnya menjadi hal yang mudah dan ringan untuk dikerjakan.
2. Pentingnya Semangat Belajar
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa semangat merupakan
penentu dari individu, sebab tanpa adanya semangat yang kuat dalam diri
individu dengan sendirinya hasrat atau rasa ingin tahunya juga hilang dan
akan mengakibatkan kegagalan. Oleh karena itu, semangat dalam belajar
merupakan masalah yang penting untuk dibangkitkan oleh pengajar.
Semangat

selain

memungkinkan

terjadinya

konsentrasi

atau

pemusatan pikiran juga dapat merangsang ingin tahu dan minat siswa. Telah
dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 9:


}9{
Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Semangat mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar
siswa, karena semangat akan menentukan intensitas usaha belajar yang
dilakukan oleh siswa. Hawley dalam Yusuf (2003: 18) menyatakan bahwa
para siswa yang memiliki semangat yang tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan para siswa yang memiliki semangat rendah. Hal ini

berarti siswa yang memiliki semangat belajar tinggi akan tekun dalam
belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta
dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
Dengan semangat ini akan menimbulkan rasa senang dengan apa
yang dipelajarinya, karena pentingnya semangat belajar dalam menetukan
keberhasilan pada siswa maka hendaklah guru berupaya menumbuhkan
semangat belajar siswa.
3. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Semangat Belajar
Semangat belajar erat kaitannya dengan motivasi, karena semangat
adalah unsur dari motivasi. Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan
motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan
motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan
motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik
kadang-kadang bisa tepat, dan kadang-kadang juga kurang tepat. Hal ini
guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi
kegiatan belajar para siswa agar para siswa tetap semangat untuk belajar.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah yang mengarah kepada semangat belajar:

a. Memberi angka.

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
b. Hadiah.
Mendapatkan

hadiah

adalah

kesenangan

tersendiri

untuk

seseoarng terutama seorang siswa, itu berarti dia yang terbaik. Ini dapat
memacu semangatnya untuk belajar lebih giat lagi.
c. Saingan/ kompetisi.
Persaingan baik persaingan individual maupun kelompok dapat
meningkatkan semangat belajar siswa dan akan berdampak pada prestasi
belajar siswa.
d. Ego-involvement.
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas
dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Para siswa akan
belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e. Mengetahui hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat lagi.

f. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas


dengan baik, perlu diberikan pujin. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya
harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi semangat belajar siswa.
g. Hasrat untuk belajar.
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan sesuatu kegiatan
yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu
memang ada semangat untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasinya akan lebih baik.
h. Minat
Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan
minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan caracara sebagai berikut:
1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
2) Menghubungkan dengan persoalan pangalaman yang lampau.
3) Memberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.
4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

i. Tujuan yang diakui.

Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, sepertinya sangat


berguna dan menguntungkan, maka akan timbul semangat untuk terus
belajar. (Sardiman, 2009:92-95).
4. Variasi Semangat Belajar
Menurut Purwanto (1986:77) variasi semangat belajar memiliki
beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tertarik kepada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh.
b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya,
terutama kepada guru.
d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
e. Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
5. Indikator Semangat Belajar
Membangkitkan semangat belajar terhadap sesuatu pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Menurut
Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana
pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang
dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman

belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih bersemangat


untuk mempelajarinya. Jika terdapat siswa yang kurang bersemangat dalam
belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan
cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya
serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari.
Menurut pendapat Rasyid (2010: 31) untuk mengetahui apakah siswa
bersemangat dalam belajar, dapat dilihat dari beberapa indikator mengenai
semangat belajar. Indikator tentang semangat belajar siswa sebagai berikut :
a. Tertarik pada pelajaran,
b. Tertarik pada guru,
c. Berminat untuk belajar,
d. Aktif dalam belajar,
e. Konsentrasi dalam belajar,
f. Teliti dalam belajar,
g. Kemauan mendalami pelajaran,
h. Rajin dalam belajar.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar
Secara sederhana semangat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Semangat tidak
dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Semangat terhadap
sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya. Semangat belajar
siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal dari diri sendiri

(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) semangat belajar yang


dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor tersebut.
Menurut Usman (1993:10) dan Slameto (1995:60-72) faktor-faktor
yang mempengaruhi semangat belajar sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (intern)
1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindra yang berfungsi
sebagaimana mestinya.
2) Faktor psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat
serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, motivasi, dan emosi.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Slameto (1995: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis
dan faktor kelelahan.
a) Faktor Jasmani
(1) Faktor

kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap

badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.

Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang


berpengaruh terhadap belajarnya.
(2) Cacat

tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti


buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain.
b) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor
itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan dan
kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1) Kelelahan

lunglainya

jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah


tubuh

dan

timbul

kecenderungan

untuk

membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena


kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
(2) Kelelahan

rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk


menghasilkan sesuatu yang hilang.

b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)


1) Lingkungan keluarga.
a) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannay adalah
cara yang tidak baik. Orang tua yang selalu kasihan memaksa
anaknya belajar, sehingga belajarnya menjadi kacau begitu juga
sebaliknya orang tua yang terlalu keras akan membuat anak
mengalami gangguan kejiwaan, karena anak terlalu tertekan.
b) Relasi antar anggota keluarga. Relasi yang penting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi dengan anggota
keluarga yang lain juga mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi
itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang
ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah
sikap acuh tak acuh.
c) Suasana rumah. Misalnya suasana rumah yang gaduh atau ramai
tidak akan memberikan keuntungan pada anak yang belajar.
d) Keadaan ekonomi keluarga. Anak yang sedang belajar, selain
harus

terpenuhi

kebutuhan

pokoknya,

misalnya:

makan,

perlindungan, kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas


belajar.
e) Pengertian orang tua. Anak belajar perlu dorongan dan pengertian
orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas
rumah.

f) Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendekatan atau kebiasaan di


dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong semangat
untuk belajar.
2) Lingkungan sekolah.
a) Metode mengajar.
Metode

mengajar

guru

yang

kurang

baik

akan

mempengaruhi balajar siswa menjadi tidak efektif. Ini terjadi


karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga keterangan guru menjadi kurang jelas, dan
akibatnya siswa menjadi malas. Agar siswa dapat belajar dengan
baik, maka metode mengajar harus diusahakan tepat, efektif dan
efisien.
b) Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar, karena tujuan dapat
mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Dengan adanya
tujuan, guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada
proses belajar. Tujuan pengajaran juga merupakan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan dapat pula
membangkitkan semangat belajar siswa sebab dengan adanya
tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai

pelajaran, seorang guru hendaknya memberitahukan tujuan-tujuan


atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa setelah pelajaran
itu selesai.
c) Relasi Guru dan siswa.
Interaksi guru dengan siswapun memegang peranan dalam
membangkitkan semangat belajar siswa. Seorang guru yang akrab
dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan
dengan hal tersebut. Slameto (1995: 66) mengatakan bahwa di
dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi
sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari
mata pelajaran yang diberikannya, akibat pelajarannya tidak maju.
d) Relasi siswa dengan siswa.
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e) Media Pengajaran.
Media pengajaran yang dipergunakan guru bermanfaat
sekali guna memperjelas materi yang akan disampaikan kepada
siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan adanya
media pengajaran menarik pehatian siswa sehingga menimbulkan
rasa senang dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut
(Sudjana, 1995: 5) mengatakan bahwa alat peraga atau media
dalam mengajar memegang peranan untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang efektif. Selain itu juga, dengan alat peraga
atau media bahan dapat mudah dipahami oleh siswa.
f) Lingkungan.
Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada
dalam suatu situasi atau lingkungan yang mendorong tumbuhnya
minat tersebut. Sebagaimana dikatakan Slameto (1995: 7) bahwa
tempat

belajar

hendaknya

perangsang-perangsang

dari

tenang,

jangan

sekitar,

karena

diganggu
untuk

oleh
belajar

diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil


mendengarkan.

Sebaliknya

keadaan

yang

terlampau

menyenangkanpun akan dapat merugikan.


3) Lingkungan masyarakat.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap semangat belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena
keberadaan dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat
dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Agar siswa
belajar dengan baik maka perlu diusahakan agar siswa mempunyai
teman bergaul yang baik, pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua atau pendidikan harus bijaksana.
Bentuk

kehidupan

masyarakat

di

sekitar

siswa

juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari


orang yang tidak terpelajar akan berpengaruh buruk terhadap anak
yang belajar di lingkungan tersebut. Sebaliknya jika lingkungan anak

adalah orang-orang yang terpelajar baik-baik, antusias dengan cita-cita


yang luhur, maka anak akan terpengaruh dengan apa yang ada di
sekitarnya. (Slameto, 1995: 60-72).
7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar
Guru dapat menggunakan berbagai cara dalam menumbuhkan
semangat belajar siswa agar belajar siswa dapat terlaksana dengan nyaman.
Crow memperjelas pentingnya semangat dalam belajar seperti berikut:
belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang
dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari semangat yang telah ada pada
diri anak.
Kegiatan belajar akan tercipta apabila semangat belajar yang ada di
dalam diri siswa itu akan memperkuat motif ke arah tingkah laku tertentu
(belajar). Semangat ini dapat ditumbuhkan dengan cara:
a. Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai
suatu keindahan, untuk mendapat penghargaan dan sebagainya.
b. Menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.
c.Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, mengetahui

sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa
puas.
d. Motivasi dapat meningkat apabila guru membangkitkan semangat siswa,
memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam
strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan
umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk mengelola motivasi

belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai


aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa
secara individual (Rusyan, 1989:121).
Semangat belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan
minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai
macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan
memberikan umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk mengelola
semangat belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai
aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara
individual.
Usaha untuk meningkatkan semangat belajar siswa memerlukan
kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk mampu
menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antar pribadi dengan
teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/intelektual dan
kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang tua dalam belajar
siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan kepada anak
di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah
dan kegiatannya.
D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap Kedisiplinan dan
Semangat Belajar Siswa.
Melalui sistem moving class, para peserta didik dapat menciptakan
suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan

pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran


yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik akan
dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang diikutinya.
Sistem Moving class bertujuan untuk membiasakan anak-anak agar
merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu, agar mereka tidak jenuh
dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya. Dengan sistem
moving class, setiap pelajaran disediakan kelas khusus, seperti kelas
matematika, IPA, atau Lab Bahasa Inggris. Model ini membuat peserta didik
tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya.
Penerapkan sistem moving class, diharapkan semua pihak mendapatkan
kemudahan dalam proses belajar mengajar, interaksi guru dengan siswa lebih
baik, perangkat media mudah didapat, siswa tidak bosan, siswa lebih
termotivasi untuk belajar lebih giat, waktu pembelajaran dapat dioptimalkan,
kedisiplinan dapat lebih baik, dan kemandirian siswa lebih meningkat.
Membangkitkan semangat belajar terhadap sesuatu pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Dengan
suasana belajar yang baru akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti
pelajaran, lebih rajin dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam
kelas dan menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa.
Siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi akan diikuti dengan
munculnya disiplin diri dimana disiplin tersebut merupakan suatu yang
berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa baik dalam menaati
tata tertib aturan sekolah, memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas, siswa
mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, dan siswa
menggunakan fasilitas belajar dengan baik. Disiplin yang tumbuh secara sadar
akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan
menjadikan siswa sukses dalam belajar.

BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Cita-cita mulia KH. Muntaha al-Hafidz yang senantiasa ingin
membangun masyarakat madani dari keterpurukan penjajahan masa lalu
adalah lewat dunia pendidikan. Dari situlah muncul gagasan untuk
mendirikan sekolah formal di lingkungan pesantren. Pada awalnya didirikan
sekolah Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah yang sekarang menjadi
Madrasah Aliyah Negeri Kalibeber dan Madrasan Tsanawiyah Negeri
Kalibeber, setelah berjalan beberapa tahun kemudian muncul gagasan untuk
mendirikan sekolah swasta yang memadukan antara pelajaran Dinas
Pendidikan Nasional (melalui kurikulum nasionalnya) dengan pelajaran
agama

yang

ada

di

pondok

pesantren

(melalui

kurikulum

katakhassusannya), maka pada tahun 1989 didirikanlah SLTP dan SMA


Takhassus Al-Qur'an Kalibeber Wonosobo. Sejarah proses belajar
mengajar dan sejarah perkembangan dari lembaga Sekolah Menengah
Umum (SMA) Takhassus Al-Qur'an adalah sebagai berikut :
1. Awal berdirinya SMA Takhassus Al-Qur'an masih menggunakan ruang
praktik IIQ sebagai ruang kegiatan belajar mengajar dengan Surat Ijin
Penggunaan Nomor 054/Sekt/IIQ.Wsb/VI/89 tanggal 9 Juni 1989 atas
rekomendasi Bupati Wonosobo No. 421.1/1819/Kesra/1989.

2. Surat Persetujuan Berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) AlAsy'ariyyah dari Kanwil Propinsi Jawa Tengah No. 1285/I03/I/89
tertanggal 1 Agustus 1989, yang kemudian dirubah namanya menjadi
Sekolah Menengah Atas (SMA) Takhassus Al-Qur'an dengan Surat
Nomor : 382/I03/I.1994 tertanggal 29 Maret 1994.
3. Jumlah siswa pada awal berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA)
Takhassus Al-Qur'an berjumlah 7 kelas, 294 anak dan setiap kelasnya
berjumlah 42 anak.
4. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada tahun pertama
menggunakan :
a. Aula Pondok Pesantren Al-Asy'ariyyah untuk 4 (empat) kelas.
b. Ruang Bawah Masjid Baiturrahim untuk 2 (dua) kelas, dan
c. 1 (satu) kelas menggunakan rumah penduduk (Rumah Bapak
Zawawi).
d. Pada pertengahan tahun pertama kegiatan belajar mengajar pindah ke
IIQ, setelah 1 (satu setengah) tahun, kegiatan belajar mengajar
pindah ke gedung baru SMA Takhassus Al-Qur'an yang sampai
sekarang berjumlah 29 kelas.
5. Status Sekolah :
Setelah mengalami perkembangan dan proses perbaikan dari sejarah awal
berdirinya SMA Takhassus Al-Qur'an, maka pada tanggal 22 Desember
1993 mendapat status Diakui dengan SK Menteri Pendidikan No.
525/C/Kep/I/1993, dan pada tanggal 17 September 1999 sampai sekarang

berstatus Disamakan dengan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar


dan Menengah Nomor : 273/C.C7/Kep/Mn/1999.
6. Ciri Khas dan Keunggulan
SMA Takhassus Al-Quran sesuai dengan namanya Takhassus
mempunyai ciri khas yaitu memadukan materi pelajaran Dinas
Pendidikan dan Materi ketakhassusan yang meliputi :
1) Al-Quran Hadist

4) Fiqih

2) Nahwu Shorof

5) Bahasa Arab

3) Aswaja

6) Bhs. Inggris

Dan mempunyai unggulan di bidang :


1) Bhs. Arab

3) Bhs. Mandarin

2) Bhs.Inggris

4) Tahfidzul Quran

7. Model pengasuhan/pembimbingan siswa ;


Dalam pengasuhan siswa SMA Takhassus Al-Quran menerapkan sistem
Asrama/Pondok yang pembimbingan belajar agama disamping disekolah
juga dilajutkan pada sore dan malam hari di Pondok Pesantren,
disamping itu dalam kegiatan belajar sehari-hari siswa di pisah kelas
Putra dan Kelas Putri.
2. Letak Geografis
SMA Takhassus Al Quran terletak di Jl. KH. Asyari No. 29
Kelibeber, Mojotengah, Wonosobo. Adapun batas-batas SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo adalah:
a. Sebelah barat berbatasan dengan SMP Takhassus Al Quran.

b. Sebelah utara berbatasan dengan sungai dan sawah.


c. Sebelah timur berbatasan dengan sawah dan bukit.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan.
Dilihat dari letak geografisnya SMA Takhassus Al Quran sangat
strategis. Wilayahnya sangat mudah dijangkau, lokasinya sepi dan nyaman
karena berdekatan dengan alam dan letaknya jauh dari jalan utama (jalan
raya). Sehingga mendukung untuk melaksanakan proses belajara mengajar.
3. Profil SMA Takhassus Al Quran
Nama Sekolah

: SMA Takhassus Al Quran

Alamat Sekolah

a. Jalan

: Jl. KH. Asyari No. 29

b. Nomor Telepon/fax : 0286 - 3326374


c. Email

: www.humas_smataq@yahoo.com

d. Kelurahan

: Kelibeber

e. Kecamatan

: Mojotengah

f. Kabupaten

: Wonosobo

Terakreditasi

:A

Status Sekolah

: Swasta

4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo


Berdasarkan dokumen yang penulis terima dari pegawai TU, Visi
dan Misi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo meliputi:

Visi :
UNGGUL

DALAM

MUTU

BERPERILAKU

QURANI

DAN

BERWAWASAN GLOBAL
Misi :
1) Meningkatkan mutu kelulusan peserta didik.
2) Meningkatkan kualitas bidang akademik dan non akademik peserta
didik.
3) Meningkatkan kreativitas dan kecakapan hidup peserta didik.
4) Meningkatkan kualitas keimanan , ketaqwaan, dan nasionalisme peserta
didik.
5) Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan Al-Quran.
6) Meningkatkan toleransi dan persaudaraan antarumat beragama.
7) Meningkatkan mutu pengamalan nilai-nilai ahlussunah wal jamaah dan
budaya bangsa.
8) Meningkatkan pola pikir modernis dan dinamis.
9) Meningkatkan nilai jati diri bangsa.
10) Meningkatkan kecakapan peserta didik dalam bidang ICT.
Tujuan :
1) Meningkatnya nilai rata-rata MAPEL UN peserta didik secara periodik
( 0,25 % ).
2) Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik peserta didik di
tingkat provinsi.

3) Meningkatnya produk karya peserta didik dalam bidang kimia terapan


dan kaligrafi.
4) Meningkatnya intensitas penggunaan sarana ibadah untuk kegiatan
PHBI dan PHBN serta penggunaan atribut keagamaan dan kenegaraan
oleh peserta didik.
5) Meningkatnya kualitas peserta didik dalam Praktik Pengalaman
Lapangan.
6) Meningkatnya hubungan kemitraan dengan lembaga muslim dan
nonmuslim dalam meningkatkan prestasi peserta didik.
7) Meningkatnya tradisi peserta didik dalam seni berdakwah dan
tadzkiroh.
8) Meningkatnya hasil karya ilmiah dan penelitian peserta didik.
9) Meningkatnya kedisiplinan dan ketertiban peserta didik.
10) Meningkatnya prestasi peserta didik dalam bidang ICT di tingkat
Kabupaten.
Visi, misi dan tujuan tersebut perlu diketahui dan difahami oleh
semua komponen sekolah agar dalam segala tindakan mempunyai dasar dan
arah yang jelas sehingga tidak mengaburkan makna ibadah. Dengan
kesamaan langkah, maka akan lebih mudah mencapai kebersamaan yang
Qurani. Budaya mengintropeksi diri dan mengevaluasi diri perlu
dikembangkan dari sekedar budaya membela diri demi kepentingan sesaat
atau kepentingan pribadi yang bisa membawa bencana bagi orang lain.

5. Ekstrakulikuler
Kegiatan ini adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan sekolah.
Kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan di SMA Takhassus
Al Quran wonosobo bersifat pilihan atau tidak wajib, dengan kata lain
siswa disuruh untuk memilih program yang disukai yang kegiatannya
dimulai ketika siswa masuk kelas 1, dengan memilih program dalam angket
yang disodorkan kepada semua siswa baru. Ada juga program yang bersifat
wajib, terutama bagi siswa baru yang ketika duduk di kelas 1 diterima lewat
seleksi tertulis dengan hasil tes baca tulis Al Quran masih kurang
menguasai.
Adapun jenis kegiatannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler
No.

Jenis Kegiatan

Sifat Kegiatan

Kelas

Pelaksanaan

Pramuka

Pilihan

I, II, III

Tiap hari

Silat Nasional Perisai Diri

Pilihan

I, II, III

jumat

UKS / PMR

Pilihan

I, II, III

Jam 14.00

Paskibra/Pasti

Seleksi

I, II, III

WIB

Qiroah

Wajib

I, II, III

Olahraga

Pilihan

I, II, III

Bahasa Arab Unggulan

Pilihan

I, II, III

Bahasa Inggris

Pilihan

I, II, III

Komputer

Pilihan

II, III

Dan hari-hari

10

Tartil Al Quran

Wajib

I, II, III

tertentu

11

Musik

Pilhan

I, II, III

lainnya

12

Rebana

Pilihan

I, II, III

13

Karya Ilmiah Remaja

Seleksi

I, II

14

Teater

Pilihan

I, II, III

15

Tahfidzul Quran

Pilihan (seleksi)

I, II, III

16

Perikanan

Pilihan

17

Perkebunan

Pilihan

Tartil Al Quran dilaksanakan tiap pagi sebelum belajar mengajar


dimulai yang dipandu oleh guru / ustadz Al Hafidz (Hafal Al Quran)
melalui pengeras suara (speker) yang bisa didengar di seluruh ruang kelas I,
II, dan III di bawah pengawasan guru bidang studi masing-masing yang
mengajar pada jam pertama. Ayat Al Quran yang ditartilkan melalui speker
dan ditirukan secara serempak oleh semua siswa diberikan oleh tiga
pemandu, pemandu kelas I, II dan III dengan ayat-ayat yang berbeda selama
sepuluh menit. Ayat tersebut harus dihafalkan oleh setiap siswa yang
kemudian diujikan menjelang test atau ujian semester sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh kartu test.

6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Quran Wonosobo


a. Keadaan Guru SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Guru-guru

SMA

Takhassus

Al

Quran

merupakan

guru

profesional, mereka mengajar sesuai dengan bidangnya. Sebagian besar


adalah lulusan S1, bahkan ada beberapa dari mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan S2. Untuk mengetahui lebih rinci keadaan
guru di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, perhatikan tabel berikut:
Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013

NO

NAMA

JABATAN

MENGAJAR
MAPEL

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

H. Abdurrohman Al Asy'ari,
S.Hi. M.Pd.I
Drs. Slamet Riyadi
Drs. Abas
Asanah, S.Pd.Ekop
Anita Endah Ken Setiyowati,
S.Pd. Ek
M. Harowi, S.Pd
Drs. Jarek Sumantoro
Christina, S.Pd
Nurul Ngazizah, S.Ag, M.Pd.I
Yultof Arif, S.Sy
Muh Jazuli, S.Sy
Ridlwan, S.Pd. I
Nurofiq, S.Ag
Kasin, S.Ag
Siti Khalimah, S.Pd.Mat
Amin, S.Sy
Fatma Ainie, S.IP
Nastiti Adiwiyati, S.Si
Lukmanul Hakim, S.Ag

20
21
22
23
24

Siti Ngaisah, S.Ag


M. Faishol Hasan
Pawit Al-Suhartini, S.Pd
Rr. Gun Harnani, S.Pd
Suhartatik S.Pd.

1
2
3
4

Kepala Sekolah

Wali Kls. XII.IPS.3


Wali Kls. XII.IPS.1
WK. Kesiswaan
PA. SCI. SMT.1 (IPA)
Wali Kls. XII.IPA.1
WK. Sarpras
PA. IPA.1 SMT.1
Wali Kls. XII.IPA.2
PA. SCI. SMT.1 (IPS)
Wali Kls. XII. Bahasa
WK. Kurikulum
WK. Humas
PA. IPS.1
SMT.3.Perpus
Wali Kls. XII.IPA.3
PA. IPS.2 SMT. 1
Wali Kls. XII.IPS.2
PA. IPA.1 SMT.3

Aqidah Akhlak
Sosiologi, Antropologi
Bhs. Inggris
Ekonomi, Ketrampilan IPS
Ekonomi, Ketrampilan IPS
BP/BK
Sosiologi, Antropologi
Kimia, Ketrampilan IPA
Bhs. Arab
B.Arab, Kaligrafi
Bhs. Arab
Bhs. Inggris, PKn
Al-Qur'an Hadist, Aswaja
Kaligrafi, Seni Suara
Matematika
Aswaja, Fiqih
PKn
Biologi
Fiqih (PAI)
Fiqih (PAI)
TIK
Sejarah
Bhs. Indonesia
Fisika

NO

NAMA

25
26
27
28
29

Halimah, S.Sos
Denny Rachmayati, S.Pd
Niken Pramulatsih, S.S
Mustamiin, S.S
M. Fatkhurrohman, S.Pdt

30
31
32
33

Devi Irawati Suzanna, AMK.


Eko Eriyanto S.Pd
Pujo Mulyono, S.Pd
Muhamad Ngusman, S.Pd
Sukur Raharjo, S.Pd.
Nip. 19640330200604 1 003
M. Nurzen S. S.Pd
Nip. 19760505200801 1 012
A. Jefri Rian Eko Ari
Bowo,S.Or
Muslim Hidayat, S.Kom
Diah Ayu Wulandari, S.Si
Prasetya, S.Pd
Etik Ernawati, S.Pd.
Nip. 19680723 200012 2 001
Oktavia Subekti, S.Pd

34
35
36
37
38
39
40
41
42

JABATAN

PA. IPS.3 SMT. 3


PA. BHS.1 SMT.1
PA. SCI SMT.3 (IPA)
PA. BHS.2
SMT.1.UKS
PA. IPS.2 SMT. 3
PA. BHS.2 SMT.3

PA. IPS.3 SMT. 1


PA. BHS.1 SMT.3

Penjaskes
TIK
Kimia
Matematika
Biologi

PA. IPA.3 SMT.1

43
44
45
46

Ferdiana Nur Pratiwi, S.Pd


Daman Mubarok
Ahmad Sobirin

PA. IPS.1 SMT. 1

47
48

Akhmad Adib, S.Pd


Ferry Setiawan, S.Pd
Muhamad Sapario Wiratno,
S.Pd
Galih Pangaji, S.Pd
Sri Muljani, S.IP
Nip. 197007192008012013
Purwonugroho, S.Pd
Destu Ari Sujono, S.Pd
Yuli Iswanto
Farah Ma'rify, S.Sos.I
Annisa Mustika Rani
Fira Hikma, A.Md
Sri Sunarsih, S.Pd
Muhaimin
Adam Dwi Cahyo
Lainil Wafa, drh

PA. IPA.4 SMT.1

52
53
54
55
56
57
58
59
60
61

Bhs. Mandarin
Geografi
Bhs. Ind, Sastra Ind
Bhs. Inggris

Ekonomi

PA. IPA.2 SMT.3

51

PKn
Bhs. Indonesia
Bhs. Inggris
Bhs. Inggris, Sejarah Ind
Fisika

Matematika

Afit Wanugiyanti Wanti, S.Pd


M. Hilmy Alfarumbanany,
S.Pd.I.

49
50

MENGAJAR MAPEL

PA. IPA.2 SMT.1

Bhs. Indonesia, Sastra Ind


Bhs. Jawa, Ketrampilan
Jawa
Aqidah Akhlak
Geografi, Sejarah
Indonesia
Takhfidz
Takhfidz
Kimia, Ketrampilan IPA,
MTK
Sejarah
Biologi
Penjaskes
PKn
Matematika
BK
Penjaskes
BK
Bhs. Inggris
Biologi
Fisika
Kaligrafi
Biologi

b. Keadaan Karyawan SMA Takhassus Al Quran Wonosobo


Untuk membantu kelancaran segala kegiatan SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo dibantu oleh tenaga non-akademik atau karyawan
yang berjumlah 17 orang. Karyawan-karyawan tersebut mempunyai
tugas membantu semua kegiatan yang ada sesuai dengan bidangnya
masing-masing, sehingga tujuan yang dicapai bisa terlaksana dengan
baik. Berikut adalah tabel daftar karyawan di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo.
Tabel 3.3 Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Tahun Pelajaran 2012/2013
NO

NAMA

JABATAN

NAMA SEKOLAH /

JURUSAN

PT/UN IV
1

M. Syaifuddin

Staf TU

SMA N.2 Wonosobo

IPS

M. Natsir

Pesuruh

SMA

IPS

Aminudin

KTU

SMEA N. Wonosobo

Akuntansi

Lailatin Afifah, S.Kom

Staf TU

UNSIQ JATENG

TIK

Rois Mujtahidin

Staf TU

SMA PGRI Wonosobo

IPS

Muhlazim

Staf TU

MTsN Kalibeber

Alfi Laely

Staf TU

SMA TAQ Kalibeber

Biologi

Surip

Pesuruh

MI Kalibeber

Latifah

Staf TU

SMA TAQ Kalibeber

IPS

10

Muqodas

Bend.Sekolah

MAN Kalibeber

IPS

11

Muslih

Satpam

SMA

IPS

12

Slamet

Satpam

MI Kalibeber

13

Sawali

Jaga Malam

MI Kalibeber

14

Asfiatun

Pustakawan

IPS

15

Sudirman

16

Ulfah Ahyuningsih, SE

Sopir
Laboran
Lab.Kimia

SMA Muh. Wonosobo


SMP N. Lampung
Selatan
STIE STIKUBANK
Semarang

17

Dina Kurniawati, AMK.

UKS

FIKES UNSIQ JATENG

Keperawatan

Ekonomi
Pembangunan

7. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu lembaga mempunyai peranan yang
penting. Dengan adanya struktur organisasi, setiap individu akan mengerti
tugas dan tanggung jawab dengan bidangnya masing-masing. Adapun bagan
struktur organisasi terlampir.
8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Keadaan jumlah siswa pada akhir tahun 2012/2013 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Quran Tahun Pelajaran
2012/2013
NO
KELAS
1 X.IPA
2 X.IPS
3 X.BAHASA
JUMLAH
4 XI IPA
5 XI IPS
6 XI BHS
JUMLAH
7 XII IPA
8 XII IPS
9 XII BHS
JUMLAH

LAKI-LAKI
54
49
18
121
42
28
23
93
25
38
10
73

PEREMPUAN
130
76
62
268
60
74
53
187
74
58
25
157

JUMLAH
184
125
80
389
102
102
76
280
99
96
35
230

9. Sarana dan Prasarana


SMA Takhassus Al Quran Wonosobo mempunyai sarana belajar
sebagai berikut:

1.

Ruang kelas

: 26

2.

Ruang Kepala Sekolah

:1

3.

Ruang TU

:1

4.

Ruang Bp/BK

:1

5.

Ruang Kesiswaan

:1

6.

Ruang Perpustakaan

:1

7.

Laboratorium Bahasa

:1

8.

Laboratorium IPA Fisika/ Kimia : 1

9.

Laboratorium Biologi

:1

10. Komputer

:1

11. Ruang UKS

:1

12. Ruang OSIS

:1

13. Ruang Kantin

:1

14. Ruang Gudang

: 20

15. WC

:4

16. Masjid

:1

17. Ruang Keterampilan

:4

18. GOR

:1

19. Lapangan Olahraga

:2

Adapun denah lokasi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo sebagai


berikut :
DENAH SMA TAKHASSUS AL QURAN WONOSOBO

Keterangan
1. Kelas XII IPA 1
2. Kelas XII IPA 2
3. Kelas XII IPA 3
4. Kelas XII IPA 4
5. Kelas XII IPA 5
6. Kelas XII IPS 3
7. Kelas XII IPS 2
8. Kelas XII IPS 1
9. Kelas X-1/ XI IPS 1
10. Kelas X-2/ XI IPS 2
11. Kelas X-3/ XI IPS 3
12. Kelas X-4/ XI IPA 1
13. Kelas X-5/ XI IPA 2
14. Kelas X-6/ XI IPA 3
15. Kelas X-7/ XI IPA 4
16. Kelas X-8/ XI IPA 5
17. Perpustakaan / warnet
18. Lab. Komputer
19. Lab. Bahasa
20. Lab. Kimia
21. Lab. Multimedia
22. Lab. IPS

23. R. Kepsek
24. R. Tata Usaha
25. R. Lobi
26. R. Guru
27. R. Osis
28. R. PMR
29. R. BK/ BP
30. R. Piket
31. R. Pramuka/ Paskibra
32. R. Kapela/ Bianglala
33. R. Gudang
34. Masjid
35. R. DKM
36. R. Satpam
37. R. UKS
38. Pedepokan Seni
39. Green House
40. Parkir

B. Penyajian Data Hasil Penelitian


1. Responden Penelitian
Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semuanya.
Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil sampel antara 10-25% atau
25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat Arikunto di atas, dalam penelitian ini
peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus
Al Quran Wonosobo. Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII
di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden.
Sedangkan nama-nama responden tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.5 Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Quran Wonosobo

NO.

NO
RESPONDEN

NAMA
RESPONDEN

JENIS
KELAMIN

KELAS

Saeful Amin

XII IPA 1

Rizqi Dwi Cahyo

XII IPA 1

Siti Asiyah

XII IPA 1

Prayoga Riskiawan

XII IPA 1

Ahmad Lathiful Q

XII IPA 1

Mujiburrahman

XII IPA 1

Maulida

XII IPA 1

Rafi Maulana

XII IPA 1

Nia Nur H

XII IPA 2

10

10

Seftiyana

XII IPA 2

11

11

Isna Fitri Qoriah

XII IPA 2

12

12

Nindya Elita Pamuji

XII IPA 2

13

13

Marweni

XII IPA 2

14

14

Izzati Nur Khasanah

XII IPA 2

15

15

Umi Dewi Maslakhatul

XII IPA 2

16

16

Ayu Ukhviyati

XII IPA 2

17

17

Widayati

XII IPA 3

18

18

Anis Hidayah

XII IPA 3

19

19

Wahidati Nurlutfiyana

XII IPA 3

20

20

Atik Mustahfidah

XII IPA 3

21

21

Amrina Rusda Gita

XII IPA 3

22

22

Nourma Mufida A

XII IPA 3

23

23

Erma Zaimah

XII IPA 3

24

24

Trusna Komaladewi

XII IPA 3

25

25

Rahmat Hidayatullah

XII IPS 1

26

26

Hasan Feli

XII IPS 1

27

27

Roekhan Anwar

XII IPS 1

28

28

M Yusuf Nugroho

XII IPS 1

29

29

Ahmad Haidar

XII IPS 1

30

30

Nur Wahid

XII IPS 1

31

31

Nurul Muchsinin

XII IPS 1

32

32

M Imron

XII IPS 1

33

33

M Samsul Arifin

XII IPS 1

34

34

Rizka Dwi Aprilia

XII IPS 2

35

35

Eni Purwaningsih

XII IPS 2

36

36

Iga Setyana

XII IPS 2

37

37

Yunindi Setyaningrum

XII IPS 2

38

38

Nur Fandillah

XII IPS 2

39

39

Sesy Septin A

XII IPS 2

40

40

Umu Farikhah

XII IPS 2

41

41

Dewi Zulaikhah

XII IPS 2

42

42

Fatmauzzakia

XII IPS 3

43

43

Ainul Inayah

XII IPS 3

44

44

Eva Listyaningsih

XII IPS 3

45

45

Irma Khasanah

XII IPS 3

46

46

Dwi Fatma Aini

XII IPS 3

47

47

Anna Sofiana

XII IPS 3

48

48

Malikafi Zahro

XII IPS 3

49

49

Ika Herawati R

XII BAHASA

50

50

Anisa Nur Fitriyani

XII BAHASA

51

51

M Lisal A

XII BAHASA

52

52

Eka Nur Fauziah

XII BAHASA

53

53

Darojatul R

XII BAHASA

54

54

Hasbi Aulia Aminallah

XII BAHASA

55

55

Fahmi Abdul Malik

XII BAHASA

56

56

Bustanul Arifin

XII BAHASA

57

57

Ahmad Farhan N

XII BAHASA

2. Hasil Data Mentah


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas
XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Untuk itu peneliti menyebar tiga macam
angket yang masing-masing angket berisikan 15 item soal kepada responden. Masingmasing pertanyaan tersedia 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai jawaban a bernilai
baik dengan skor 3, jawaban b bernilai cukup dengan skor 2, dan jawaban c bernilai
kurang dengan skor 1.
Angket pertama berisi pertanyaan tentang penerapan sistem moving class,
sedangkan angket kedua berisi pertanyaan tentang kedisiplinan siswa dan angket ketiga
berisi pertanyaan tentang semangat belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh

penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas
XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, maka penulis sajikan data berdasarkan
hasil angket yang penulis sebarkan.
Tabel 3.6 Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada Siswa Kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
N
o

No
Res
p

Butir Soal dan Jawaban


4 5 6 7 8 9 1 1
0 1

1
2
3
4
5
6
7

1
2
3
4
5
6
7

A
A
C
A
A
B
B

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

B
A
A
A
A
A
A
A
B
B

18

1
2

1
3

1
4

1
5

A
A
B
B
A
B
C

B
A
B
B
B
B
B

B
A
A
A
A
B
C

B
B
B
C
B
A
B

B
B
A
B
A
A
B

A
C
A
A
A
A
A

A
A
B
A
A
B
C

B
B
B
A
A
A
C

B
B
A
A
A
A
C

B
B
B
B
A
A
B

B
B
B
B
B
B
B

A
A
A
B
B
A
A

B
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
A
B

5
6
5
6
9
8
2

B
A
A
A
A
B
B
B
B
A

C
A
A
A
B
B
A
B
B
B

B
B
A
A
A
A
B
A
A
B

B
B
B
B
B
B
B
B
A
B

A
A
A
A
A
A
A
A
B
A

A
A
A
A
A
A
A
A
A
A

A
B
A
A
A
A
A
A
A
A

B
B
A
B
B
B
B
B
B
A

A
A
A
A
B
A
A
A
A
A

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
A
A
B
B
B
B

B
A
B
B
A
A
B
A
A
B

B
B
B
B
B
B
B
B
A
B

B
B
B
B
B
A
B
B
B
B

4
7
9
8
8
9
6
7
7
6

18

B B B B B B A A B A

19
20
21
22

19
20
21
22

B
B
A
B

A
A
A
B

B
B
B
C

B
A
B
A

B
B
B
B

B
B
B
B

B
C
C
C

5
5
7
4

23

23

B B C B B A A A B C

24

24

B C C B B A A B B A

25

25

A A A A B A A A A A

3
1
2

B
B
B
B

B
B
A
C

A
A
A
A

B
B
C
B

B
B
A
A

A
A
A
A

A
A
A
C

A
B
C
B

Nominasi
A B C
1
0
8
9
8
6
7
8
1
0
8
6
7
7
6
9
8
8
9
1
2
1
0
9
5
7
1
0
1
0
3

Skor

0
1
1
1
0
0
5

35
35
34
35
39
38
27

1
0
0
0
0
0
0
0
0
0

33
37
39
38
38
39
36
37
37
36

33

0
1
3
4

35
34
34
30

31

31

42

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

A
A
A
A
A
A
B
B
A
A

B
C
A
A
A
C
B
B
A
A

C
A
A
A
A
A
A
A
A
A

B
B
A
B
B
B
B
C
B
B

B
B
B
B
B
C
C
A
B
B

B
B
B
B
B
C
B
B
B
B

B
B
B
A
B
B
B
A
B
B

B
C
B
A
A
B
A
C
B
B

36

36

A A A A B A A B A A

37

37

A A A A B A A A B A

38
39

38
39

A A A A A A A A B A
A A A A A A A A B A

B
B

B
B

B
B

A
B

A
B

40
41

40
41

A A A A A A A B B A
A B A A A A A A B B

B
B

A
B

A
B

B
B

B
A

42
43
44
45

42
43
44
45

A
A
A
A

A
A
A
A

A
B
A
A

B
B
B
B

A
B
B
B

A
B
B
B

A
B
B
B

46
47
48

46
47
48

A A A A B A A A A A
A B A A A B A B A A
A A A B B A A A B A

A
B
B

A
A
B

A
A
A

B
B
B

A
B
B

49
50
51

49
50
51

A A B A A A A A A B
A A B B B A A A B B
B B B A B B A A B A

B
B
B

A
B
A

B
A
A

A
B
B

A
C
B

5
5
8
9
8
4
4
7
7
8
1
0
1
0
1
1
9
1
0
8
1
2
6
7
9
1
3
9
8
1
1
6
6

52

52

B B B B B A A B B A

53

53

B B B B B A A B B B

54
55
56
57

54
55
56
57

B
B
C
C

B
B
A
C

B
B
A
B

B
B
C
B

B
C
B
C

A
C
C
C

5
2
4
2

A
A
B
A

B
B
C
C

B
C
A
A
B
B
C
C
A
A

A
B
B
B

B
B
C
C

A
A
A
B
B
B
B
B
A
A

B
A
A
A

B
C
C
B

B
B
B
B
B
C
B
B
B
B

A
B
B
A

B
B
B
C

A
B
B
A
A
A
B
A
B
A

A
A
A
A

A
A
C
A

A
B
A
B
A
C
A
A
A
A

A
A
A
A

A
A
A
A

A
A
A
A
A
A
A
A
A
A

A
B
A
B

A
C
B
B

B
B
B
A
A
B
B
A
B
B

B
B
B
A

B
C
B
C

A
C
A
C

9
7
7
6
7
6
9
5
8
7

1
3
0
0
0
5
2
3
0
0

34
32
38
39
38
29
32
34
37
38

40

40

4
6

0
0

41
39

5
7

0
0

40
38

3
9
8
6

0
0
0
0

42
36
37
39

2
6
7

0
0
0

43
39
38

4
8
9
1
2
1
3
1
0
7
4
4

0
1
0

41
35
36

33

32

0
6
7
9

35
26
27
23

Tabel 3.7 Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

No
Resp 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A

Butir Soal dan Jawaban


Nominasi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C

A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A

A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
B
A
A
A
B
B
C
A
A
A

A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
C
A
C
A

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
A
C
B
A
B

B
B
B
A
B
B
B
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
C
A
A
B

B
A
A
B
B
A
B
A
A
B
B
B
A
A
C
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
C
B
B
B

B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
C
B
B
B

C
A
B
B
A
B
B
B
A
A
B
A
A
B
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
A
C
B
B
B

C
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
B
B
A
B
A
C
A
A
B

B
A
A
B
B
A
B
A
B
A
A
A
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
B
B
B
A
A
A

C
A
A
B
B
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B

A
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A

B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
C
B
A
A

C
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
C
B
B
B

4
10
10
8
4
8
4
10
10
10
10
10
11
6
9
6
10
9
9
7
8
7
5
6
13
8
9
8
7
9
3
8
9
7

7
5
5
7
11
7
10
5
5
5
5
5
4
9
5
9
5
6
6
8
7
8
10
9
2
7
6
7
8
6
2
7
4
8

4
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
2
0

Skor
30
40
40
38
34
38
33
40
40
40
40
40
41
36
38
36
40
39
39
37
38
37
35
36
43
38
39
38
37
39
23
38
37
37

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

35 A A A A B A B B B B A B A A B 8 7 0 38
36 A B A A B B B B B A A A A A B 8 7 0 38
37 A A B A B A B B B B A A A A B 8 7 0 38
38 A A A B B B B B B B A A A B B 6 9 0 36
39 A A A A A A A A A B A A A A A 14 1 0 44
40 A A A B B B A B B A A A A A B 9 6 0 39
41 A A B A B A A B A A B A B A B 9 6 0 39
42 A A A A A A A A B B A A A A A 13 2 0 43
43 A A B B B B B B A B B A A A B 6 9 0 36
44 A A A A B B B B B A B B B A B 6 9 0 36
45 A A B B B A B B A A B A A A B 8 7 0 38
46 A A A A B A A B B A A A A A B 11 4 0 41
47 A A A A B A B A B A B A A A B 10 5 0 40
48 A B B A B B A B A A B B B A B 6 9 0 36
49 A A B A A A A A A A A A A A A 14 1 0 44
50 A A A A A B B B B B B B A A B 7 8 0 37
51 A A B A B B B B B B B A A A B 6 9 0 36
52 A A B A B B A B B A B B A A B 7 8 0 37
53 A A A A B B B B B B B B B A B 5 10 0 35
54 A B A A B B B B C B A A A A B 7 7 1 36
55 A A A A B B B B B A B B B A B 6 9 0 36
56 A B A A C C B B A B A C A A B 7 5 3 34
57 A A B A B A B B B A A A A A B 9 6 0 39
Tabel 3.8 Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

No
Resp 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A

Butir Soal dan Jawaban


Nominasi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C

C
B
B
B
B
A
B
B
A
B
B

B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A

C
C
B
B
B
B
C
B
B
B
B

B
B
A
A
A
B
A
B
A
B
A

B
B
B
B
B
A
B
B
A
B
B

B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B

C
B
A
B
B
A
B
B
A
A
B

B
B
A
B
B
A
B
C
B
B
B

C
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B

A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B

B
A
B
B
A
B
B
A
A
A
B

C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A

A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A

C
B
A
A
B
B
B
B
B
A
B

2
2
9
5
3
7
1
2
6
5
5

7
12
6
10
12
8
13
11
9
10
10

6
1
0
0
0
0
1
2
0
0
0

Skor
26
31
39
35
33
37
30
30
36
35
35

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

A
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
A
A
B
B
B
A
B
A
A
A
B
B
A
B
A
A
B
A
A

B
A
B
B
B
B
B
C
A
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
A
B
C
B
B
C
C
C
B
C
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B

B
A
B
B
A
A
B
B
B
A
A
B
B
A
B
B
B
B
B
C
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
A
B

B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
C
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
C

B
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
A
A
B
C
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A

B
A
B
C
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A
B
A
A
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B

B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B

B
A
B
B
B
B
B
B
A
B
C
B
B
A
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
C
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B

B
B
C
C
C
B
B
B
C
B
C
B
B
A
B
B
B
B
B
C
C
C
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C

B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B

B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
A
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
A

A
A
A
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
A
A
B
A
A
B

A
A
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
A

A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A

B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
C
B
A
B
B
B
B
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B

4
8
3
3
3
4
2
2
4
7
3
0
2
12
2
5
3
7
3
4
6
5
2
3
2
3
2
7
4
10
3
3
3
3
9
5
5
10
5

11
7
11
10
11
11
13
12
10
8
10
15
13
3
13
9
12
8
12
4
8
8
13
12
11
11
11
8
10
5
12
12
11
12
6
10
10
5
8

0
0
1
2
1
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
7
1
2
0
0
2
1
2
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2

34
38
32
31
32
34
32
31
33
37
31
30
32
42
32
34
33
37
33
27
35
33
32
33
30
32
30
37
33
40
33
33
32
33
39
35
35
40
33

51
52
53
54
55
56
57

51
52
53
54
55
56
57

B
B
B
B
B
A
B

B
B
B
B
B
B
A

A
B
B
B
B
B
B

B
B
B
C
B
A
B

A
A
B
A
A
A
B

A
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B

C
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B

B
B
B
B
B
B
B

B
B
A
B
B
B
B

B
B
B
A
A
A
A

A
A
A
A
A
A
A

B
B
B
B
A
B
A

4
2
2
3
4
5
4

10
13
13
11
11
10
11

1
0
0
1
0
0
0

33
32
32
32
34
35
34

Dari jawaban responden di atas dapat diambil secara garis besar bahwa : Skor
tertinggi dan terendah untuk angket variabel x (moving class) berturut-turut adalah 43
dan 23. Skor tertinggi dan terendah untuk angket variabel y1 (kedisiplinan) berturutturut adalah 44 dan 23. Skor tertinggi dan terendah untuk angket y2 (semangat belajar)
berturut-turut adalah 42 dan 26.
BAB IV
ANALISIS DATA

Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan adanya pengaruh penerapan
sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Penulis akan menganalisis
ketiga variabel tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Adapun cara menganalisanya, penulis menggunakan 3 tahap yaitu : 1) Analisis
penerapan sistem moving class, 2) Analisis kedisiplinan siswa, 3) Analisis semangat belajar
siswa.
A. Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, penulis akan menyajikan analisis data dalam rangka
untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013.

1. Analisis Penerapan Sistem Moving Class


Pengambilan data mengenai pengaruh penerapan sistem moving class diperoleh
dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item atau soal. Masing-masing pertanyaan
tersedia 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut :
a.

Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3

b.

Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2

c.

Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1


Selanjutnya, analisis data ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan

pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang diisi siswa. Nilai yang
diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem
moving class untuk siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Adapun jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 57 siswa diambil dari
25% jumlah semua siswa yaitu 230. Berikut adalah data nama beserta jawaban dan
skornya :
Tabel 4.1 Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

A
5
6
5
6
9
8
2
4
7
9
8
8
9
6
7

Jawaban
B
C
10
0
8
1
9
1
8
1
6
0
7
0
8
5
10
1
8
0
6
0
7
0
7
0
6
0
9
0
8
0

3
15
18
15
18
27
24
6
12
21
27
24
24
27
18
21

skor
2
20
16
18
16
12
14
16
20
16
12
14
14
12
18
16

1
0
1
1
1
0
0
5
1
0
0
0
0
0
0
0

Total

Nominasi

35
35
34
35
39
38
27
33
37
39
38
38
39
36
37

A
A
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

7
6
3
5
5
7
4
3
3
12
5
5
8
9
8
4
4
7
7
8
10
10
11
9
10
8
12
6
7
9
13
9
8
11
6
6
3
2
5
2
4
2

8
9
12
10
9
5
7
10
10
3
9
7
7
6
7
6
9
5
8
7
5
5
4
6
5
7
3
9
8
6
2
6
7
4
8
9
12
13
10
7
4
4

0
0
0
0
1
3
4
2
2
0
1
3
0
0
0
5
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
6
7
9

21
18
9
15
15
21
12
9
9
36
15
15
24
27
24
12
12
21
21
24
30
30
33
27
30
24
36
18
21
27
39
27
24
33
18
18
9
6
15
6
12
6

16
18
24
20
18
10
14
20
20
6
18
14
14
12
14
12
18
10
16
14
10
10
8
12
10
14
6
18
16
12
4
12
14
8
16
18
24
26
20
14
8
8

0
0
0
0
1
3
4
2
2
0
1
3
0
0
0
5
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
6
7
9

37
36
33
35
34
34
30
31
31
42
34
32
38
39
38
29
32
34
37
38
40
40
41
39
40
38
42
36
37
39
43
39
38
41
35
36
33
32
35
26
27
23

A
A
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
B
C

Dari data (tabel 4.1) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A)
adalah 38 siswa dan kategori sedang (B) ada 18 siswa dan kategori (C) ada 1 siswa,

untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval
dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
i

: Interval kelas

: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)

: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)

i=
= 10, 33 dibulatkan menjadi 10
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi
keaktifan siswa sebagai berikut :

Keterangan :
P

= Presentase perolehan

= Frekuensi

= Jumlah total responden

a. Kategori skor tinggi (A)

=
= 66,67 %

b. Kategori skor sedang (B)

= 31,58 %

c. Kategori skor rendah (C)

= 1,75 %
Tabel 4.2 Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class
No

Interval

Frekuensi

Prosentase

Nominasi

Keterangan

35 44

38

66,67 %

Tinggi

25 34

18

31,58 %

Sedang

15 24

1,75 %

Rendah

57

100 %

JUMLAH

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :


a. Nominasi antara 35 44 berarti penerapan sistem moving class dikatakan tepat (A)
sebanyak 38 siswa atau 66,67 %.
b.

Nominasi antara 25 34 berarti penerapan sistem moving


class dikatakan kurang tepat (B) sebanyak 18 siswa atau 31,58 %.

c.

Nominasi antara 15 24 berarti penerapan sistem moving


class dikatakan tidak tepat (C) sebanyak 1 siswa atau 1,75 %.
Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah pertama

yaitu Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran


Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?.
2. Analisis Kedisiplinan Siswa
Untuk mengetahui data mengenai tingkat kedisiplinan siswa terkait penerapan
sistem moving class, penulis menggunakan beberapa angket yang terdiri dari 15 item

pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan tersebut, tersedia 3 alternatif jawaban


dengan ketentuan sebagai berikut :
a.

Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3

b.

Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2

c.

Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1


Tabel 4.3 Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

No
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Jawaban
A
B
C
4
7
4
10
5
0
10
5
0
8
7
0
4
11
0
8
7
0
4
10
1
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
10
5
0
11
4
0
6
9
0
9
5
1
6
9
0
10
5
0
9
6
0
9
6
0
7
8
0
8
7
0
7
8
0
5
10
0
6
9
0
13
2
0
8
7
0
9
6
0
8
7
0
7
8
0
9
6
0
3
2
10
8
7
0
9
4
2
7
8
0

3
12
30
30
24
12
24
12
30
30
30
30
30
33
18
27
18
30
27
27
21
24
21
15
18
39
24
27
24
21
27
9
24
27
21

skor
2
1
14
4
10
0
10
0
14
0
22
0
14
0
20
1
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
8
0
18
0
10
1
18
0
10
0
12
0
12
0
16
0
14
0
16
0
20
0
18
0
4
0
14
0
12
0
14
0
16
0
12
0
4
10
14
0
8
2
16
0

Total

Nominasi

30
40
40
38
34
38
33
40
40
40
40
40
41
36
38
36
40
39
39
37
38
37
35
36
43
38
39
38
37
39
23
38
37
37

B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

8
8
8
6
14
9
9
13
6
6
8
11
10
6
14
7
6
7
5
7
6
7
9

7
7
7
9
1
6
6
2
9
9
7
4
5
9
1
8
9
8
10
7
9
5
6

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
3
0

24
24
24
18
42
27
27
39
18
18
24
33
30
18
42
21
18
21
15
21
18
21
27

14
14
14
18
2
12
12
4
18
18
14
8
10
18
2
16
18
16
20
14
18
10
12

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
3
0

38
38
38
36
44
39
39
43
36
36
38
41
40
36
44
37
36
37
35
36
36
34
39

A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A

Dari data (tabel 4.3) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A)
adalah 52 siswa dan kategori sedang (B) ada 4 siswa dan kategori (C) ada 1 siswa,
untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval
dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
i

: Interval kelas

: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)

: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)

i=

= 10,33 dibulatkan menjadi 10

Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi


keaktifan siswa sebagai berikut :

Keterangan :
P

= Presentase perolehan

= Frekuensi

= Jumlah total responden

a. Kategori skor tinggi (A)

= 91,23 %

b. Kategori skor sedang (B)

= 7,02 %

c. Kategori skor rendah (C)

= 1,75 %

Tabel 4.4 Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa


No

Interval

Frekuensi

Prosentase

Nominasi

Keterangan

35 44

52

91,23 %

Tinggi

25 34

7,02 %

Sedang

15 24
JUMLAH

1,75 %

57

100 %

Rendah

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :


a. Nominasi antara 35 44 berarti kedisiplinan siswa dikatakan tinggi (A) sebanyak 52
siswa atau 91,23 %.
Nominasi antara 25 34 berarti kedisiplinan siswa

b.

dikatakan sedang (B) sebanyak 4 siswa atau 7,02 %.


Nominasi antara 15 24 berarti kedisiplinan siswa

c.

dikatakan rendah (C) sebanyak 1 siswa atau 1,75 %.


Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah kedua yaitu
Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.
Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?.
3. Analisis Semangat Belajar
Untuk mengetahui data mengenai tingkat kedisiplinan siswa terkait penerapan
sistem moving class, penulis menggunakan beberapa angket yang terdiri dari 15 item
pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan tersebut, tersedia 3 alternatif jawaban
dengan ketentuan sebagai berikut :
a.

Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3

b.

Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2

c.

Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1


Tabel 4.5 Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2)
No
1
2
3
4

No
Responden
1
2
3
4

Jawaban

skor

2
2
9
5

7
12
6
10

6
1
0
0

6
6
27
15

14
24
12
20

6
1
0
0

Total

Nominasi

26
31
39
35

B
B
A
A

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

3
7
1
2
6
5
5
4
8
3
3
3
4
2
2
4
7
3
0
2
12
2
5
3
7
3
4
6
5
2
3
2
3
2
7
4
10
3
3
3
3
9
5
5
10
5
4
2

12
8
13
11
9
10
10
11
7
11
10
11
11
13
12
10
8
10
15
13
3
13
9
12
8
12
4
8
8
13
12
11
11
11
8
10
5
12
12
11
12
6
10
10
5
8
10
13

0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
7
1
2
0
0
2
1
2
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0

9
21
3
6
18
15
15
12
24
9
9
9
12
6
6
12
21
9
0
6
36
6
15
9
21
9
12
18
15
6
9
6
9
6
21
12
30
9
9
9
9
27
15
15
30
15
12
6

24
16
26
22
18
20
20
22
14
22
20
22
22
26
24
20
16
20
30
26
6
26
18
24
16
24
8
16
16
26
24
22
22
22
16
20
10
24
24
22
24
12
20
20
10
16
20
26

0
0
1
2
0
0
0
0
0
1
2
1
0
0
1
1
0
2
0
0
0
0
1
0
0
0
7
1
2
0
0
2
1
2
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0

33
37
30
30
36
35
35
34
38
32
31
32
34
32
31
33
37
31
30
32
42
32
34
33
37
33
27
35
33
32
33
30
32
30
37
35
40
33
33
32
33
39
35
35
40
33
33
32

B
A
B
B
A
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
B
B
B

53
54
55
56
57

53
54
55
56
57

2
3
4
5
4

13
11
11
10
11

0
1
0
0
0

6
9
12
15
12

26
22
22
20
22

0
1
0
0
0

32
32
34
35
34

B
B
B
A
B

Dari data (tabel 4.1) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A)
adalah 18 siswa dan kategori sedang (B) ada 39 siswa dan kategori (C) ada 0 siswa,
untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval
dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
i

: Interval kelas

: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)

: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)

i=

= 10,33 dibulatkan menjadi 10


Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi
keaktifan siswa sebagai berikut :

Keterangan :
P

= Presentase perolehan

= Frekuensi

= Jumlah total responden

a. Kategori skor tinggi (A)

= 31,58 %

b. Kategori skor sedang (B)

= 68,42 %

c. Kategori skor rendah (C)

=0%

Tabel 4.6 Interval dan Prosentase Semangat Belajar


No

Interval

Frekuensi

Prosentase

Nominasi

Keterangan

35 44

18

31,58 %

Tinggi

25 34

39

68,42 %

Sedang

15 24

0%

Rendah

57

100 %

JUMLAH

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :


a. Nominasi antara 35 44 berarti semangat belajar siswa dikatakan tinggi (A)
sebanyak 18 siswa atau 31,58 %.
b.

Nominasi antara 25 34 berarti semangat belajar siswa


dikatakan sedang (B) sebanyak 39 siswa atau 68,42 %.

Nominasi antara 15 24 berarti semangat belajar siswa

c.

dikatakan rendah (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %.


Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah ketiga yaitu
Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian
yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class
terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII dengan menggunakan rumus
korelasi product moment, akan tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan tiga
variabel yang terbagi dalam dua kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class
(x) dan dua variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2), penelitian
dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1. Analisis dari hipotesis pengaruh sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas
XI di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.
Tabel 4.7 Tabel Pembantu Analisis Product Moment
Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan Siswa
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

X
35
35
34
35
39
38
27
33
37
39
38
38
39

Y1
30
40
40
38
34
38
33
40
40
40
40
40
41

X2
1225
1225
1156
1225
1521
1444
729
1089
1369
1521
1444
1444
1521

Y12
900
1600
1600
1444
1156
1444
1089
1600
1600
1600
1600
1600
1681

XY1
1050
1400
1360
1330
1326
1444
891
1320
1480
1560
1520
1520
1599

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

36
37
37
36
33
35
34
34
30
31
31
42
34
32
38
39
38
29
32
34
37
38
40
40
41
39
40
38
42
36
37
39
43
39
38
41
35
36
33
32
35
26
27
23

36
38
36
40
39
39
37
38
37
35
36
43
38
39
38
37
39
23
38
37
37
38
38
38
36
44
39
39
43
36
36
38
41
40
36
44
37
36
37
35
36
36
34
39

1296
1369
1369
1296
1089
1225
1156
1156
900
961
961
1764
1156
1024
1444
1521
1444
841
1024
1156
1369
1444
1600
1600
1681
1521
1600
1444
1764
1296
1369
1521
1849
1521
1444
1681
1225
1296
1089
1024
1225
676
729
484

1296
1444
1296
1600
1521
1521
1369
1444
1369
1225
1296
1849
1444
1521
1444
1369
1521
529
1444
1369
1369
1444
1444
1444
1296
1936
1521
1521
1849
1296
1296
1444
1681
1600
1296
1936
1369
1296
1369
1225
1296
1296
1156
1521

1296
1406
1332
1440
1287
1365
1258
1292
1110
1085
1116
1806
1292
1248
1444
1443
1482
667
1216
1258
1369
1444
1520
1520
1476
1716
1560
1482
1806
1296
1332
1482
1763
1560
1368
1804
1295
1296
1221
1120
1260
930
918
858

TOTAL

2034

= 57

= 2034

= 2150

x2

= 73562

= 81686

xy

= 77039

2150

73562

81686

77039

Dalam melakukan analisis tentang pengaruh penerapan sistem moving class


terhadap kedisiplinan siswa, penulis menggunakan rumus product moment, adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :

Dari hasil di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien pengaruh penerapan
sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII adalah rxy = 0,418.

2. Analisis dari hipotesis pengaruh sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas
XI di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.

Tabel 4.8 Tabel Pembantu Analisis Product Moment


Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar Siswa
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

X
35
35
34
35
39
38
27
33
37
39
38
38
39
36
37
37
36
33
35
34
34
30
31
31
42
34
32
38
39
38
29
32
34
37
38

Y2
26
31
39
35
33
37
30
30
36
35
35
34
38
32
31
32
34
32
31
33
37
31
30
32
42
32
34
33
37
33
27
35
33
32
33

X2
1225
1225
1156
1225
1521
1444
729
1089
1369
1521
1444
1444
1521
1296
1369
1369
1296
1089
1225
1156
1156
900
961
961
1764
1156
1024
1444
1521
1444
841
1024
1156
1369
1444

Y22
676
961
1521
1225
1089
1369
900
900
1296
1225
1225
1156
1444
1024
961
1024
1156
1024
961
1089
1369
961
900
1024
1764
1024
1156
1089
1369
1089
729
1225
1089
1024
1089

XY2
910
1085
1326
1225
1287
1406
810
990
1332
1365
1330
1292
1482
1152
1147
1184
1224
1056
1085
1258
1292
930
930
992
1764
1088
1088
1254
1443
1254
783
1120
1122
1184
1254

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
TOTAL

40
40
41
39
40
38
42
36
37
39
43
39
38
41
35
36
33
32
35
26
27
22
2033

= 57

= 2034

= 1912

x2

= 73562

= 64658

xy

= 68614

30
32
30
37
33
40
33
33
32
33
39
35
35
40
33
33
32
32
32
34
35
34
1912

1600
1600
1681
1521
1600
1444
1764
1296
1369
1521
1849
1521
1444
1681
1225
1296
1089
1024
1225
676
729
529
73562

900
1024
900
1369
1089
1600
1089
1089
1024
1089
1521
1225
1225
1600
1089
1089
1024
1024
1024
1156
1225
1156
64658

1200
1280
1230
1443
1320
1520
1386
1188
1184
1287
1677
1365
1330
1640
1155
1188
1056
1024
1120
884
945
748
68614

Dalam melakukan analisis tentang pengaruh penerapan moving class terhadap


semangat belajar siswa, penulis menggunakan rumus product moment, adapun
rumusnya adalah sebagai berikut :

Dari hasil di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien pengaruh penerapan
sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII adalah rxy = 0,539.
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap
Kedisiplinan Siswa Kelas Kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Setelah nilai rxy (r hitung) diperoleh yaitu sebesar 0,418 proses selanjutnya adalah
membandingkan rxy (r

hitung)

signifikansi 1% diperoleh r

yang didapatkan dengan r


tabel

tabel

dengan N = 57 pada taraf

sebesar 0,345. Angka 57 memang tidak tercantum

dalam tabel, tetapi angka tersebut mendekati 55, jadi nilai product momentnya
mengikuti r product moment dengan jumlah responden 55.

Oleh karena rxy lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikansi 1% maka
hipotesis yang berbunyi Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
tahun pelajaran 2013/2014, dapat diterima baik dalam taraf signifikansi 1%.
Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah yang ke
empat yaitu Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?.
2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat
Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Setelah nilai rxy (r hitung) diperoleh yaitu sebesar 0,539 proses selanjutnya adalah
membandingkan rxy (r

hitung)

signifikansi 1% diperoleh r

yang didapatkan dengan r


tabel

tabel

dengan N = 57 pada taraf

sebesar 0,345. Angka 57 memang tidak tercantum

dalam tabel, tetapi angka tersebut mendekati 55, jadi nilai product momentnya
mengikuti r product moment dengan jumlah responden 55.
Oleh karena rxy lebih besar dari r

tabel

baik pada taraf signifikansi 1% maka

hipotesis yang berbunyi Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving
class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013, dapat diterima baik dalam taraf signifikansi
1%.
Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan yang ke lima
yaitu Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?.

Dari analisis pertama sampai dengan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan
bahwa a) Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013. b) Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class
terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
tahun pelajaran 2012/2013.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1.

Penerapan sistem moving class bagi siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo, tergolong pada kategori tepat dengan prosentase 66,67% sebanyak 38
responden, pada kategori kurang tepat dengan prosentase 31,58% sebanyak 18
responden, dan pada kategori tidak tepat dengan prosentase 1,75% sebanyak 1
responden.

2.

Kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, tergolong


pada kategori tinggi 91,23% sebanyak 52 responden, pada kategori sedang 7,02%
sebanyak 4 responden dan pada kategori rendah dengan prosentase 1,75% sebanyak 1
responden.

3.

Semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo,


tergolong pada kategori tinggi 31,58% sebanyak 18 responden, pada kategori sedang
68,42% sebanyak 39 responden dan pada kategori rendah dengan prosentase

0%

sebanyak 0 responden.
4.

Ada pengaruh yang signifikan pada sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa
kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini
terbukti dengan koefisiensi korelasi product moment dari hasil r

hitung

dikonsultasikan dengan r

tabel

tabel

Menunjukkan hasil r hitung 0,418

taraf signifikansi 1% diperoleh r


0,345 r tabel.

sebesar 0,418
sebesar 0,345.

5.

Ada pengaruh yang signifikan pada sistem moving class terhadap semangat belajar
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
Hal ini terbukti dengan koefisiensi korelasi product moment dari hasil r

hitung

sebesar

0,539 dikonsultasikan dengan r tabel taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,345.
Menunjukkan hasil r hitung 0,539

0,345 r tabel.

B. Saran saran
Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh moving class
terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. Maka penulis akan memberikan sumbangan
pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam sistem pembelajaran moving class tersebut hendaknya pihak sekolah maupun
guru mata pelajaran selalu mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik terhadap
siswa maupun teknis pelaksanaannya agar kelemahan yang ada dalam proses penerapan
moving class dapat diatasi dengan baik.
2. Sekolah diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi program system pembelajaran
moving class kepada siswa.
3. Sekolah diharapkan mampu menyusun jadwal dengan baik, agar perpindahan kelas
tidak terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif.
4. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam sistem moving class, guru harus
sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat pembelajaran sebelum siswa hadir.
5. Guru diharapkan untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran dengan
berbagai metode agar siswa juga menjadi aktif dan kreatif serta termotivasi untuk
belajar.

6. Siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan moving class, dalam hal ini berpindah
ruang belajar.
7. Untuk menimbulkan korelasi yang signifikan untuk kedisiplinan dan semangat belajara
siswa terhadap sistem pembelajaran moving class ini, guru dan siswa harus sama-sama
aktif dan saling bekerjasama.
C. Penutup
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha mencurahkan segala
kemampuan, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan untuk menuju
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat disempurnakan
dan diteruskan peneliti-peneliti selanjutnya khususnya untuk penerapan sistem moving
class di sekolah-sekolah lainnya.
Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pada umumnya bagi pembaca yang budiman.
Akhirul kalam semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Al Romawi, Muhammad Abu Basyir. Tanpa tahun. Kitab Akhlak: Alla. Pesantren Lirboyo
Kediri.
Amaria, Siti Umi Hani. 2012. Pengaruh Keakraban Guru dengan Siswa terhadap Semangat
Belajar Siswa Madrasah Aliyah Al-Maarif Saripan Jepara Tahun 2012. Skripsi
tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Anton, M. Moeliono. 1993. Tata Bahasa Indonesia Baku Indonesia. Jakarta: Perum Balai
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka
Cipta.
________________. 2006. Prosedur Penetian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Asmani, Jamal Mamur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Peneltian Pendidikan.
Yogyakarta: Diva Press.
Bernand. 1964. Bimbingan Orang Tua terhadap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Crow and Crow. 1990. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasan.
Dani, K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa. Surabaya: Penerbit Putra Harsa.
Departemen Agama RI. 2013. Al-Quran dan Terjemahannya. Semarang: PT Karya Toha
Putra.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta:
Balai Pustaka.
Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Belajar Moving
Class. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas 2010.
Djamarah, Syaiful Bakri. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Drs. Sukarno. 2006. Strategi Belajar dengan Sistem Kelas Bergerak (Moving Class).
Fathur, Rasyid. 2010. Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Yogyakarta: Diva Press.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.


Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Poerwadarminto. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1986. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: CV
Remadja karya.
Rahman, Maman . 1999. Manajemen Kelas. Jakarta: P2GSD.
Retnoningsih, Ana & Suharso. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang:
Widya Karya.
Rusyan, Tabrani, Atang Kusnandar, & Zainal Arifin. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remadja Karya CV.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung :
Alfabeta
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: rajawali press.
Slameto.1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulastomo, Nunik Murdiati. 2010. Scrambled Egg is Delicious. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa.
Syafrudin. 2005. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Hasil
Belajar Bahasa Indonesia SMA PGRI Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal
Edukasi. No. 2. Hal 79 85. FIP. Universitas Negeri Makasar.
Tu'u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar. Jakarta: Grasindo.
Usman, Moh Uzer.1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Wahyuningrum. 2000. Buku Ajar Manajemen Fasilitas pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
Yusuf. 2003. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK.
Al Hafizh, Mushlihin. 2012. Model Pembelajaran Moving Class (Online), (http
://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-moving
class.html),
diakses 14-09-2013 jam 21:36.
Bandono. 2009. SMA Negeri 7 Yogyakarta. Mencoba Terapkan Moving Class.
http://www.movingclass.com. Diakses tanggal 14-09-2013 jam 21:42.
Hadi, Anim. 2009. Mengapa Harus Menggunakan Moving Class. (http://animhadi.wordpress
.com). Diakses tanggal 8-7-2013 jam 21:08.
http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduan-moving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam
4:49.
http://mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html diakses tanggal
16-09-2013 jam 13.36.
http://udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/
tanggal 9-7-2013 jam 14:39.

diakses

http://wiyarsih.staff. ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37.


Preslysia, Ronny. 2007. Moving Class Di Sekolah Berstandar Global.
(http://isrona.wordpress.com/2007/04/03/moving-class-di-sekolah-berstandarglobal/) di akses tanggal 8-7-2013 jam 21:03.
Suparji. 2012. Korelasi antara Implementasi Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa.
http://lppmp.uny.ac.id/sites/lppmp.uny.ac.id/files/3Suparjii .pdf. diakses tanggal 4-12014 jam 11:31.

A. Biodata Responden:
Nama :
Kelas :

Angket Moving Class


B. Petunjuk pengisian
1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti.
2. Beri tanda contreng (X ) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut
anda paling tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada.
3. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur karena tidak berpengaruh terhadap
nilai apapun.
4. Kumpulkan kembali angket tersebut.

Selamat mengerjakan................
1. Ketika pihak sekolah menciptakan sistem pembelajaran yang baru (moving
class), apakah sistem ini menjadikan anda lebih semangat dan aktif dalam
proses pembelajaran?
a. ya, setuju
b. kurang setuju
c. tidak setuju
2. Apakah sistem moving class memberikan rasa nyaman saat proses
pembelajaran?
a. ya, nyaman
b. kurang nyaman
c. tidak nyaman
3. Dengan diterapkannya moving class, kelas menjadi lebih teratur dan anda
bisa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Apakah anda setuju
dengan pendapat tersebut?
a. ya, setuju
b. kurang setuju
c. tidak setuju
4. Apakah moving class menjadikan anda lebih mandiri dan mampu
menghargai waktu?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah

5. Apakah moving class menjadikan anda lebih aktif dan mampu dalam
menyelesaikan tugas dari guru?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Apabila ada seorang teman mengajak belajar bersama, apakah anda akan
menerimanya dengan senang hati?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak senang
7. Ketika guru memberikan tugas kelompok, apakah anda akan
menyelesaikannya dengan bekerja sama satu kelompok?
a. ya, kita akan membagi tugas dan saling membantu
b. saya akan mengerjakannya sendiri karena saya kurang yakin dengan
kemampuan teman saya.
c. saya akan menyerahkan tugas tersebut kepada teman yang paling pintar
di kelompok.
8. Dengan moving class, anda memiliki waktu bergerak setiap perpindahan
kelas, apakah hal ini mampu mengurangi kejenuhan anda?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
9. Apakah moving class dapat memotivasi anda untuk belajar lebih giat lagi?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak
10. Dengan moving class, kelas didesain lebih menarik dan menyenangkan jadi
tidak membosankan. Apakah anda setuju dengan pernyataan tersebut?
a. ya, setuju
b. kurang setuju
c. tidak setuju
11. Apakah moving class menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
12. Apakah guru anda selalu memaparkan materi dengan baik dan jelas?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
13. Apakah guru anda menggunakan media/sarana belajar untuk mendukung
materi yang diajarkan?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
14. Apakah moving class mempermudah anda dalam memahami pelajaran?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah

15. Apakah moving class mampu meningkatkan prestasi belajar anda?


a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah

Angket Kedisiplinan Siswa

1. Apakah anda selalu memakai seragam sekolah dengan tepat, sesuai jadwal
yang telah ditentukan?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah anda sudah memakai atribut seragam sekolah dengan lengkap?
a. ya, sudah
b. belum
c. tidak memakai sama sekali
3. Apakah anda selalu datang ke sekolah tepat waktu? (tidak pernah terlambat)
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. selalu terlambat
4. Ketika tidak bisa mengikuti pelajaran, apakah anda selalu meminta izin
kepada guru?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Ketika guru memberikan tugas, apakah anda mengerjakannya dengan
senang hati?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Apakah anda selalu memperhatikan dan mencatat materi yang dijelaskan
oleh guru?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Ketika ada pelajaran yang belum paham, apakah anda akan menanyakannya
kepada guru?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Ketika guru memberikan tugas, apakah anda mengerjakannya tepat waktu?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Apakah anda pernah menyontek saat ulangan?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang

c. sering

10. Ketika ada tugas dari guru dan anda berhalangan masuk, apakah anda akan
menanyakannya dengan teman anda?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
11. Apakah anda memanfaatkan fasilitas belajar dengan baik?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
12. Apakah anda menjaga dan merawat fasilitas belajar dengan baik?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
13. Apakah anda menggunakan fasilitas belajar dengan baik dan tidak
menyalahgunakannya ke hal-hal yang kurang baik?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
14. Apakah anda pernah membolos saat pelajaran berlangsung?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. sering
15. Apakah anda pernah makan di kelas saat pelajaran berlangsung?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. sering

Angket Semangat Belajar Siswa

1. Apakah anda selalu memperhatikan pelajaran yang dijelaskan oleh guru?


a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah anda meminjam buku di perpustakaan untuk menambah
pengetahuan menguasai materi?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Ketika menghadapi guru di kelas, apakah anda merasa senang?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak senang
4. Apakah perasaan kalian merasa kecewa apabila guru yang akan mengajar di
kelas kalian berhalangan hadir atau tidak masuk?
a. ya, sangat kecewa
b. Sedikit kecewa
c. senang sekali
5. Apakah anda merasa senang mengerjakan tugas yang diberikan guru?
a. ya
b. kurang senang
c. tidak

6. Apakah anda selalu bertanya kepada guru ketika ada materi yang belum
jelas?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Apakah anda selalu berkonsentrasi ketika guru menjelaskan materi?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Saat selesai mengerjakan tugas dari guru, dan masih ada waktu luang
apakah kalian selalu mengoreksi kembali?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Apakah anda membaca materi sebelum pembelajaran dimulai?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Apakah anda belajar secara teratur tidak hanya ketika akan ulangan saja?
a. ya
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
11. Apakah anda selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik
dan tepat?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
12. Apakah anda selalu mengerjakan ulangan dengan sungguh-sungguh dan
tidak menyontek?
a. ya, selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
13. Apakah anda pernah tidur di kelas saat pembelajaran berlangsung?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. sering
14. Apakah anda pernah membolos saat proses pembelajaran berlangsung?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. sering
15. Apakah anda sibuk bermain sendiri atau mengajak teman berbicara saat
pembelajaran berlangsung?
a. tidak pernah
b. kadang-kadang
c. sering

#Terima kasih atas kerjasamanya,


semoga bermanfaat bagi kita semua#

Pedoman Observasi 1
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan pertama adalah mengamati kondisi secara
umum SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, meliputi:
A. Tujuan :
Untuk mengetahui kondisi secara umum keadaan SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
B. Aspek yang diamati :
1. Waktu pengamatan : selasa, 2 juli 2013
2. Alamat sekolah : Jl. KH. Asyari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa
Tangah 56351 Telp. (0286) 3326374
3. Jumlah siswa kelas XII : 230
4. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas : menggunakan sistem moving class
5. Keadaan lingkungan sekolah :
a. Batas-batas SMA Takhassus Al Quran Wonosobo adalah :
1) Sebelah barat berbatasan dengan SMP Takhassus Al Quran
2) Sebelah utara berbatasan dengan sungai dan sawah
3) Sebelah timur berbatasan dengan sawah dan bukit
4) Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan
b. Kondisi lingkungan sekolah : Dilihat dari letak geografisnya SMA Takhassus Al
Quran sangat strategis. Wilayahnya sangat mudah dijangkau, lokasinya sepi dan
nyaman karena berdekatan dengan alam dan letaknya jauh dari jalan utama (jalan
raya). Sehingga mendukung untuk melaksanakan proses belajara mengajar.
6. Kesan umum : SMA Takhassus Al Quran merupakan sekolah yang sangat strategis
dan mempunyai fasilitas yang cukup baik seperti adanya LCD di setiap kelas

khususnya di gedung yang baru di bangun. Hubungan guru dan siswa serta masyarakat
sekitar cukup baik karena walaupun di kelilingi oleh perumahan penduduk, tetapi
masyarakat sekitar dapat menghargai keberadaan sekolah dengan tidak membuat
kebisingan atau keributan.
Catatan : Pedoman Observasi ini diisi oleh peneliti pada saat mengamati SMA Takhassus Al
Quran dengan tujuan mengetahui secara langsung keadaan sekolah dan bagaimana proses
belajar mengajar di sana.

Pedoman Observasi 2
PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan kedua adalah mengamati pross belajar
mengajar di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo terkait penerapan sistem moving class,
meliputi:
A. Tujuan :

Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
B. Aspek yang diamati :
1. Waktu pengamatan : Rabu, 30 Oktober 2013
2. Alamat sekolah : Jl. KH. Asyari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa
Tangah 56351 Telp. (0286) 3326374
Berilah tanda ( ) pada kolom Ya atau Tidak, sesuai hasil pengamatan anda tentang
Penerapan Sistem Moving Class siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013!
No
Indikator Sistem Moving Class
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Fasilitas belajar (kelas laboratorium, perpustakaan,


ruang multimedia, alat peraga) lengkap.
Sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar
sudah disediakan di ruang mata pelajaran sesuai
karakter mata pelajaran.
Denah ruang kelas ditempel di mading sekolah,
memudahkan siswa mencari ruang kelas.
Setiap pergantian pelajaran berlangsung, siswa
terlihat antusias untuk menuju ke kelas selanjutnya.
Siswa masuk kelas tepat waktu (jeda waktu
perpindahan kelas 5-8 menit).
Guru selalu menyiapkan bahan ajar dan
menyampaikan pelajaran dengan baik.
Guru selalu mengisi daftar hadir siswa.
Guru kreatif dalam menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.
Siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa aktif dalam belajar terutama dalam kegiatan
team teaching (kelompok belajar).
Guru dan siswa mampu bekerja sama dalam proses
belajar mengajar.
Proses belajar tidak hanya di dalam kelas, tapi di
luar kelas.
Mengutamakan pembelajaran praktek dari pada
teori.
Kualitas proses pembelajaran setiap tahun selalu

Hasil Pengamatan
Ya
Tidak

15
16
17
18

meningkat (dilihat dari prosesntase kelulusan).


Moving class menjadikan siswa lebih disiplin dalam
membagi waktu.
Moving class meningkatkan disiplin siswa dan
guru.
Moving class mengoptimalkan pemanfaatan
sarana/prasarana penunjang belajar.
Moving class meningkatkan semangat belajar.

Catatan: pedoman observasi ini diisi oleh peneliti dan diisi pada saat melakukan penyebaran
angket di kelas XII dengan tujuan mengetahui secara langsung bagaimana penerapan sistem
moving class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.

Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA

A. Tujuan :
Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun 2013.
B. Pertanyaan Panduan :
a. Identitas Diri
1) Nama : Lukmanul Hakim
2) Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
3) Alamat : Jl. KH. Asyari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo
4) Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam

b. Pertanyaan penelitian
1) Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo?
Proses belajar mengajarnya dengan kelas yang berpindah-pindah sesuai dengan
mata pelajaran yag diambil, misalnya kelas bahasa indonesia, kelas biologi, kelas
sosiologi. Jadi kelas menjadi laboratorium bagi para siswa karena di dalam kelas
telah dilengkapi sarana prasarana untuk mendukung satuan pelajaran.
2) Bagaimana respon para siswa mengenai penerapan sistem moving class di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo?
Sebagian besar dari mereka tertarik dengan sistem moving class hal ini bisa dilihat
melalui proses belajar mengajar mereka ikuti dengan semangat.
3) Apakah ada perubahan dari siswa dalam proses belajar terkait penerapan sistem
moving class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo?
Lebih bersemangat dalam belajar karen ada jeda untuk menjernihkan pikiran
kembali dengan cara berpindah kelas, dan dengan waktu yang cukup menjadikan
siswa untuk benar-benar bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
4) Bagaimana faktor penghambat dalam penerapan sistem moving class di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo?
Hambatannya untuk para siswa cepat capek karena harus mencari kelas yang akan
dimasuki, dan terbatasnya gedung pembelajaran, tapi sekarang sudah mulai disusun
untuk mengatur penpindahan kelas yang lebih dekat dengan kelas yang akan
didatangi selanjutnya, dan juga mulai pembangunan untuk menambah kelas baru.

STRUKTUR ORGANISASI SMA TAKHASSUS AL QURAN WONOSOBO TAHUN


PELAJARAN 2013

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif
N

Taraf Signif
N

5%

1%

0.997

0.999

0.950

Taraf Signif
N

5%

1%

5%

1%

27

0.381

0.487

55

0.266

0.345

0.990

28

0.374

0.478

60

0.254

0.330

0.878

0.959

29

0.367

0.470

65

0.244

0.317

0.811

0.917

30

0.361

0.463

70

0.235

0.306

0.754

0.874

31

0.355

0.456

75

0.227

0.296

0.707

0.834

32

0.349

0.449

80

0.220

0.286

0.666

0.798

33

0.344

0.442

85

0.213

0.278

10

0.632

0.765

34

0.339

0.436

90

0.207

0.270

11

0.602

0.735

35

0.334

0.430

95

0.202

0.263

12

0.576

0.708

36

0.329

0.424

100

0.195

0.256

13

0.553

0.684

37

0.325

0.418

125

0.176

0.230

14

0.532

0.661

38

0.320

0.413

150

0.159

0.210

15

0.514

0.641

39

0.316

0.408

175

0.148

0.194

16

0.497

0.623

40

0.312

0.403

200

0.138

0.181

17

0.482

0.606

41

0.308

0.398

300

0.113

0.148

18

0.468

0.590

42

0.304

0.393

400

0.098

0.128

19

0.456

0.575

43

0.301

0.389

500

0.088

0.115

20

0.444

0.561

44

0.297

0.384

600

0.080

0.105

21

0.433

0.549

45

0.294

0.380

700

0.074

0.097

22

0.423

0.537

46

0.291

0.376

800

0.070

0.091

23

0.413

0.526

47

0.288

0.372

900

0.065

0.086

24

0.404

0.515

48

0.284

0.368

1000

0.062

0.081

25

0.396

0.505

49

0.281

0.364

26

0.388

0.496

50

0.279

0.361

DAFTAR NILAI SKK


Nama : Lailia Maftukhah

Jurusan/progdi : Tarbiah / PAI

NIM

Dosen PA

NO.
1.
2.

3.
4.
5.
6.

7.
8.

9.
10.

11.

12.

13

: 11109012
NAMA KEGIATAN
Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK)
2009 STAIN Salatiga.
Sertifikat Pelatihan Emotional
Spiritual Intelligence Quotient
(ESIQ) Mahasiswa Baru STAIN
Salatiga.
Kegiatan Masa Penerimaan
Anggota Baru oleh PMII.
Surat Keterangan Praktikum Baca
Tulis Al Quran (BTA).
DMS II Muslimah Sejati, Tetap
Gaul Tapi Syari.
Sertifikat Pelatihan Mengatasi
Kecemasan Tampil di Depan
Umum
Surat Keterangan Praktikum
Etika Profesi Keguruan.
Seminar Regional Peran
Lembaga Publik Sebagai Alat
Kontrol Pemerintahan Demi
Terciptanya Good Governance.
Sertifikat Praktikum
Kepramukaan.
Surat Keterangan Praktikum
Metodologi Pendidikan Agama
Islam
Surat Keterangan Praktikum
Mata Kuliah Telaah Kurikulum
Pendidikan Agama Islam.
Bedah Novel Bumi Cinta
Bersama Ust.Habiburrahman El
Shirazy,LC.
Sertifikat Seminar Nasional
Pendidikan Realisasi Pendidikan
Karakter Bangsa Dalam

: Dr. H. M. Zulfa., M. Ag.

TANGGAL
PELAKSANAAN
18 20 Agustus 2009

JABATAN

NILAI

PESERTA

21 Agustus 2009

PESERTA

12 Mei 2010

PESERTA

2 November 2010

PESERTA

1 Desember 2012

PESERTA

9 Juni 2012

PESERTA

25 November 2010

PESERTA

22 Maret 2010

PESERTA

22 Juli 2011

PESERTA

23 September 2011

PESERTA

Sabtu, 11 Februari
2012

PESERTA

30 Januari 2011

PESERTA

20 Juni 2011

PESERTA

14.

15.

16.

17.

18.
19.
20.

21.

Kurikulum Pendidikan Nasional.


Sosialisasi & Silaturahmi Nasional 30 September 2013
Peran Pemerintah dalam
Pengawasan LKM.
Sertifikat Seminar Nasional
08 Juli 2013
Mengawal Pengendalian BBM
Bersubsidi, Kebijakan BLSM
Yang Tepat Sasaran
Tabligh Akbar bertajuk Tafsir
1 Desember 2012
Tematik dalam Upaya Menjawab
Persoalan Israel dan Palestina.
Seminar Kebangsaan
2 Desember 2009
Memperkokoh Kepeloporan
Mahasiswa dalam Pembangunan.
Festival Bahasa Internasional CEC 20 April 2010
dan ITTAQO
User Education oleh UPT
25 29 Agustus 2009
Perpustakaan STAIN Salatiga.
Musabaqoh Tilawatil Quran II
24 Mei 2010
Jamiatul Qurro Walhuffadz
(JQH).
Seminar Regional Peran
Kamis, 3 Mei 2012
Mahasiswa Dalam Mengawal
BLSM (BLT) Tepat Sasaran.
Jumlah

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

73

Salatiga, 04 November 2013


Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaan

H. Agus Waluyo, M.Ag


NIP 19750211 200003 1 001

DAFTAR NILAI SKK


Nama : Retna Wahyu Kinasih
NIM

: 11109001
Jurusan/progdi : Tarbiah / PAI
Dosen PA

: Dr. H. M. Zulfa, M. Ag.

NO.

NAMA KEGIATAN

1.

Orientasi Pengenalan Akademik dan


Kemahasiswaan (OPAK) 2009
Pelatihan Emotional Spiritual
Intelligence Quotient (ESIQ)
User Education UPT (Perpustakaan)
Masa Taaruf dan buka bersama
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM)
Sarasehab Keagamaan Optimalisasi
Peran Badan Amil Zakat (BAZ)
dalam Pengelolaan Zakat Sebagai
Upaya Pengentasan Kemiskinan
Pra DM KAMMI Komisariat Salatiga
Seminar Kebangsaan Memperkokoh
Kepeloporan Mahasiswa dalam
Pembangunan Menuju Kejayaan
Indonesia di Pentas Global
Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ)
Mahasiswa II Jamiyyatul Qurro
Walhuffadz (JQH)
Pratikum Baca Tulis Al Quran
(BTA)
Praktikum Kepramukaan
Praktikum Etika Profesi keguruan
Pratikum Telaah Kurikulum
Pendidikan Agama Islam
Pratikum Metodologi Pendidikan
Agama Islam
Seminar Keseharan Wanita Bersama
AVAIL (Always Very Active In
Life) Salatiga
Seminar Dema Pilwakot yang Ideal
untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Grand Launching dan Diskusi Publik
Peran Generasi Muda Terhadap
Fenomena HIV/AIDS di Salatiga
Seminar Nasional Pelantikan

2.
3.
4.

5.

6.
7.

8.

9.
10.
11.
12.
13
14.

15.
16.

17.

119

TANGGAL
PELAKSANAAN
18 20 Agustus 2009

JABATAN

NILAI

PESERTA

21 Agustus 2009

PESERTA

25-29 Agustus 2009


11 September 2009

PESERTA
PESERTA

3
2

14 September 2009

PESERTA

7 September 2009
2 Desember 2009

PESERTA
PESERTA

2
3

24 Mei 2010

PESERTA

2 November 2010

PESERTA

22-27 Juli 2011


25 November 2010
13 Maret 2012

PESERTA
PESERTA
PESERTA

3
3
3

23September 2011

PESERTA

14 September 2012

PESERTA

27 Januari 2011

PESERTA

12 Juli 2012

PESERTA

23 Februari 2013

PESERTA

18.

Pengurus HMI Kepemimpinan dan


Masa Depan Bangsa
Sosialisasi dan Silaturahmi Nasional
30 September 2013
Sosialisasi UU No. 1 Th 2013 Peran
Serta OJK Peran Pemerintah dalam
Pengawasan LKM (Lembaga
Keuangan Mikro) HMJ
Jumlah

PESERTA

Salatiga, 04 November 2013


Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaan

H. Agus Waluyo, M.Ag


NIP 19750211 200003 1 001

57

Foto-foto SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2013

Halaman utama SMA Takhassus Al Quran

Praktik Bahasa di Lab Bahasa

Belajar Bersama di Perpustakaan

Belajar Ekonomi di Kampus Akademi


Akuntasi YKPN

Ekstrakulikuler Pramuka

Pembelajaran Aktif dengan Gallery


Walk

Ekstrakulikuler Perisai Diri

Praktek kimia (fermentasi buah carica dijadikan


manisan)

Kunjungan Industri Kerajinan Gerabah

Upacara Bendera Setiap Hari Senin

Pemilihan Ketua OSIS

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Berqurban Setiap Hari Raya Qurban

Halaman Kedua SMA Takhassus Al Quran

Taman SMA Takhassus Al Quran

Masjid SMA Takhassus Al Quran

Depan Ruang Kelas

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama

: Lailia Maftukhah

Tempat Tanggal Lahir

: November, 28 September 1990

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Dsn. Gading 03/02, Kec. Tuntang, Kab. Semarang

Jenjang pendidikan

:
1. MI Maarif Tuntang , lulus tahun 2003
2. SMP Takhassus Al Quran Wonosobo, lulus
tahun 2006
3. SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, lulus
tahun 2009

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.


Salatiga, 5 November 2013
Penulis

Lailia Maftukhah

You might also like