Professional Documents
Culture Documents
Rabu,
26 November 2014
Industri Parfum
Saat ini fiksatif dari hewan yang banyak digunakan adalah castor atau
castoreum, yaitu senyawa berwarna kuning kecoklatan hasil dari sekresi
berang-berang. Komponen yang berbau harum pada minyak dari castor ini
adalah benzil alkohol, asetofenon, l-borneol, dan castorin.
Civet, merupakan senyawa lemak yang disekresikan oleh kucing civet.
Civet mengandung skatole yang berbau tidak harum. Tetapi bau tersebut
dapat dihilangkan dengan proses pengenceran dan penuaan (aging) hingga
terbentuk bau harum dari civetone, yaitu senyawa siklik dari keton.
Musk, merupakan senyawa hasil sekresi dari rusa jantan. Musk memiliki
bau harum yang berasal dari senyawa siklik keton yang disebut muskon.
Ambergris, merupakan fiksatif yang dibuat dari sekresi ikan paus.
Ambergris tersusun dari 80-85% amberin (triterpenic tricyclic alcohol)
yang berperan sebagai zat perekat serta 12-15% minyak ambergris sebagai
komponen aktif.
b. Fiksatif dari resin
Resin fiksatif merupakan fiksatif yang terbuat dari sekresi beberapa
tumbuhan, seperti myrrh, kapur barus, labdanum, balsam, dan terpen.
Senyawa-senyawa tersebut ditambahkan ke dalam larutan parfum dengan
cara dilarutkan. Jika pelarutan ditambahkan pada keadaan dingin, maka
campurannya disebut tincture. Sedangkan apabila dibutuhkan panas untuk
membuat campuran disebut sebagai infusion.
Salah satu contoh soft resin yang paling penting adalah labdanum.
Ekstrak getah dari tanaman tersebut mengandung senyawa ambergris,
sehingga memiliki nilai fiksatif yang baik.
c. Fiksatif dari minyak esensial
Beberapa minyak esensial memiliki sifat fiksatif yang baik sesuai bau
yang ditimbulkannya. Contohnya adalah vertiver, patchouli, sandalwood,
dan orris. Minyak-minyak tersebut memiliki titik didih lebih tinggi
daripada minyak normal yaitu sekitar 285-290C.
d. Fiksatif sintetik
Ester yang memiliki titik didih tinggi dan tidak berbau dapat
digunakan sebagai bahan pengganti fiksatif yang berasal dari hewan,
seperti gliseril diasetat yang memiliki titik didih 259C, etil phtalate (titik
didih 295C), dan benzil benzoat (titik didih 323C).
Bahan Pengharum
Zat pengharum yang digunakan dalam industri parfum terdiri atas 3 bahan
utama, yaitu esensial oil, isolates, dan bahan kimia sintetik dan semisintetik.
1. Esensial oil, merupakan minyak pengharum yang bersifat volatil dan
berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Minyak esensial diproduksi oleh
tumbuhan sebagai hasil metabolisme untuk fertilisasi atau perlindungan diri
terhadap musuh. Secara umum, minyak esensial bersifat tidak larut dalam
air dan larut dalam pelarut organik, tetapi beberapa minyak esensial dapat
larut di dalam air untuk menghasilkan bau pada larutan. Senyawa-senyawa
yang terdapat pada esensial oil adalah:
- Ester, seperti asam salisilat, benzoat, asetat, dan sinamat.
- Alkohol, seperti linalool, geraniol, citronellol, dan menthol.
- Aldehida, seperti citral, citroneol, benzaldehid, dan vannilin
- Asam, serpert benzoat, sinamat, isovalerat, dan miristik.
- Fenol, seperti thymol, carvacrol, eugenol.
- Keton, seperti menthone, irone, camphor, carvone, dan fenchone.
- Lakton, seperti coumarin.
- Terpene, seperti pinena, kamfena, limonena, dan cedrena.
- Hidrokarbon, seperti stirena.
Minyak esensial biasanya terdapat pada seluruh bagian tanaman,
seperti tunas, bunga, daun, batang, buah, biji, dan lain-lain. minyak tersebut
dapat diambil dari tanaman dengan beberapa cara. Cara pertama adalah
dengan metode distilasi yang menggunakan uap atau steam tetapi minyak
tertentu dapat terpengaruh oleh suhu.
2. Isolates, merupakan senyawa kimia murni yang berasal dari minyak
esensial atau bahan parfum alami lainnya. Contohnya adalah eugenol dari
minyak cengkeh, pinene dari terpentin, anethole dari minyak adas manis,
dan linalool dari minyak linalool (bois de rose).
3. Bahan kimia sintetik dan semisintetik
Bahan pembuatan parfum saat ini banyak menggunakan bahan-bahan
sintetik. Penggunaan bahan sintetik ini memiliki keunggulan yaitu
harganya yang murah, sehingga saat ini komposisi bahan sintetik pada
parfum adalah melebihi 50%. Proses pembuatan bahan sintetik tersebut
menggunakan beberapa proses yaitu sebagai berikut:
- Proses Kondensasi
Senyawa coumarin terdapat dalam biji tonka dan 65 tanaman lainnya,
tetapi untuk kepentingan ekonomi, diperoleh dari sintesis. Coumarin
dimanfaatkan sebagai agen pengikat, meningkatkan kualitas untuk
essential oils dan produk tembakau serta sebagai masking agent
terhadap aroma yang tidak diharapkan suatu produk industri. Produk
sintetis (coumarin) dibuat dengan beberapa metode reaksi sebagai
berikut :
1. Metode pemanfaatan reaksi Perkin
Selain itu, Phenylethyl alcohol juga dapat dibuat dengan reaksi dan
diagram alir yang dinamakan dengan reaksi Friedel-Crafts sebagai
berikut:
Hidrogenasi
Proses hidrogenasi dilakukan pada pembentukan citronellal dari
citronellol dengan katalis nikel pada tekanan 1375 KPa. Adapun
reaksinya sebagai berikut:
Proses Nitrasi
Artificial musks merupakan salah satu produk yang tidak termasuk
dalam minyak alami dimana memiliki aroma yang berasal dari senyawa
macrocylic. Nitro musks memiliki nilai ekonomi dan nilai jual yang
lebih mahal dibandingkan dengan fiksatif alami dan lebih dari 90.000
Kg musk xylene menjadi bahan pembuatan parfum. Adapun beberapa
reaksi penting pada Artificial musks antara lain:
a.
Musk Ambrette
b.
Proses Oksidasi
b.
Gambar 1.
Pembuatan
vanillin dengan pembentukan lignin
Micellaneous Process
Aspartam, 1-aspartyl-1-phenylalanine mempunyai rasa 200 kali lebih
manis dari gula. Saat ini, aspartame dapat digunakan dalam beberapa
makanan dan minuman ringan. Aspartame merupakani satu-satunya
pemanis non gizi yang diterima dipasaran. Namun, aspartame sangat
tidak stabil pada panas dan cairan, tetapi akan menyimpan rasa manis
pada minuman ringan hingga 6 bulan.
Terpineols merupakan salah satu bahan sintesis untuk bahan perasa.
Terpineols dibuat dengan turpentine oil yang sebagian besar dari pinus.
II.
Industri Perasa
Pada dasarnya, rasa yang dapat dirasakan oleh indra perasa adalah manis,
asin, asam, dan pahit. Industri perasa mengombinasikan keempat rasa tersebut
menjadi kombinasi rasa yang tepat. Perasa yang baik adalah perasa alami yang
mampu diubah dan diperkuat secara sintetik apabila diperlukan.
-
Vanilla
Vanilla bean merupakan buah tak matang dari anggrek Vanilla
planifolia dan ditanam merambat pada pohon. Kulitnya diambil ketika
ujung buahnya mulai berubah dari warna hijau menjadi kuning dan
memiliki bau yang tidak enak. Kulit hijaunyanya telah melalui treatmen
curing selama 3-5 bulan, sehingga kacangnya menjadi liat, berkilau,
dan berwarna gelap, baunya menjadi penuh dan kaya. Treatmen
tersebut dapat meninggalkan kristal aromatik pada bagian luar
kacangnya. Glukosida glucovanilin yang terdapat dalam kacang
difermentasi dan terpisah jadi glukosa, vanilin dan aromatik lain. Zat
yang terkandung dalam kacang vanilla adalah asam anisat, alkohol,
aldehida, asam vanillat, asam cinnamat dan esternya, vanillin, etil
vanilin.
butter dan 12% padatan susu. Cocoanya diberi tekanan hidrolik untuk
menghilangkan beberapa kandungan lemaknya.
-
Formula Flavor-Essence
Tabel berikut menunjukkan formula rasa buah yang biasa digunakan dalam
pembuatan permen karet dan rasa aprikot alami. Formula rasa yang seimbang
dapat terdiri atas bahan alami yang diperkuat dengan bahan sintetis. Bahan
sintetis yang banyak ditemukan berasal dari ester sintetis yang memiliki rasa yang
sama dengan bahan alami namun biasanya berbahaya apabila dikonsumsi.