You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu organ tubuh yang penting dan berperan dalam sistem pencernaan yaitu
hati. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mempunyai berat sekitar 1.5
kg.Sekitar 300 milyar sel-sel hati terutama hepatosit yang jumlahnya kurang lebih 80%,
merupakan tempat utama metabolisme intermedier (Koolman, J & Rohm K.H,
2001).Hati manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, dibawah diafragma,
dikedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.Permukaan
atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di
atas organ-organ abdomen.Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut
kolagen dan jaringan elastis yg disebut kapsul glisson.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi
tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah.Di dalam hati terjadi
proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses metabolism karbohidrat, lemak,
protein, dan vitamin, proses penyimpanan energi, pengaturan metabolisme kolesterol,
dan peneralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita.
Karena banyaknya fungsi dari hati tersebut, maka kita patut mengetahui tentang
jenis penyakit yang sering menyerang organ ini.Penyakit yang penting untuk dibahas di
sini adalah hepatitis.Penyakit hepatitis ini adalah penyakit yang sangat berbahaya jika
tidak ditangani segera dan dapat menimbulkan kematian.
Dengan demikian, maka dianggap penting kita sebagai perawat untuk mengetahui
tentang penyakit hepatitis secara rinci dan asuhan keperawatan yang sesuai untuk pasien
hepatitis, sehingga penyakit tersebut dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini adalah:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa yang dimaksud dengan penyakit hepatitis?


Apa saja jenis-jenis penyakit hepatitis?
Apa tanda dan gejala penyakit hepatitis?
Bagaimana etiologi penyakit hepatitis?
Bagaimana patofisiologi penyakit hepatitis?
Bagaimana manifestasi klinis penyakit hepatitis?
Apa komplikasi penyakit hepatitis?
Bagaimana penatalaksanaan dan terapi penyakit hepatitis?
Bagaimana proses keperawatan penyakit hepatitis?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Tujuan umum dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
melakukan penanganan pada pasien hepatitis.
2. Tujuan khusus dari penulisan makalah diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui pengertian penyakit hepatitis.
b. Mengetahui jenis-jenis penyakit hepatitis.
c. Mengetahui tanda dan gejala penyakit heptitis.
d. Mengetahui etiologi penyakit hepatitis.
e. Mengetahui patofisiologi penyakit hepatitis.
f. Mengetahui manifestasi klinis penyakit hepatitis.
g. Mengetahui komplikasi penyakit hepatitis.
h. Menegtahui penatalaksanaan dan terapi penyakit hepatitis.
i. Mengetahui proses keperawatan penyakit hepatitis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hepatitis


Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hepatitis.Hepatitis
adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus atau obatobatan.Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahanbahan kimia (Sujono Hadi, 1999). Sedangkan virus hepatitis merupakan infeksi sistemik
oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer,
2001). Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang
sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Virus hepatitis termasuk virus
hepatotropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis
C (HCV), hepatitis D (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan hepatitis G.
Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis
B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat disebabkan oleh penggunaan
alkohol dan penggunaan obat-obatan.Penggunaan alkohol yang berlebihan
menyebabkan alkohol hepatitis yang bisa berkembang menjadi alkohol sirosis,
sementara penggunaan obat-obatan dapat mengakibatkan hepatitis toksis.
Hepatitis dibagi dua tahapan, yaitu :
1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama < 6 bulan.
2. Hepatitis kronik : gangguan-gangguan yang terjadi > 6 bulan dan kelanjutan dari
hepatitis akut.
3. Hepatitis fulminant adalah perkembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga
kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu. Oleh karena itu hanya terjadi
pada bentuk akut.

2.2 Jenis Jenis Hepatitis


1) Virus Hepatitis A (HAV)
Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri dengan masa inkubasi
2 hingga 6 minggu. HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa
dan hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulminant. Hepatitis ini ditularkan
melalui rute saluran gastrointestinal (oral-fecal) dan dapat juga ditularkan melalui
pengolahan makanan yang kurang bersih, makanan yang terkontaminasi, dan kerangkerangan dari air yang telah terkontaminasi limbah. Penyakit ini jarang ditularkan
melalui transfusi.

2) Virus Hepatitis B (HBV)


Hepatitis B adalah virus yang sering dipelajari karena dapat diuji. HBV dapat
menyebabkan (1) hepatitis akut dengan pemulihan dan hilangnya virus, (2) hepatitis
kronis nonprogresif, (3) penyakit kronis progresif yang berakhir dengan sirosis, (4)
hepatitis fulminan dengan nekrosis hati masif, dan (5) keadaan pembawa asimtomatik,
dengan atau tanpa penyakit subklinis progresif. HBV juga berperan penting dalam
terjadinya karsinoma hepatoselular.
Tidak seperti HAV, HBV menetap didarah selama stadium akhir dari masa inkubasi
yang lama (4 hingga 26 minggu) dan selama episode aktif pada hepatitis akut dan
kronis.Virus juga terdapat dalam semua cairan tubuh fisiologis dan patologis, kecuali
tinja. HBV merupakan virus yang tahan bating dan dapat bertahan pada suhu dan
kelembapan yang ekstrem. Oleh karena itu, sementara darah dan cairan tubuh
merupakan kendaraan utama untuk penularan, virus juga dapat menyebar melalui
kontak dengan sekret tubuh, seperti semen, air liur, keringat,air mata, dan air susu.

3) Virus Hepatitis C
HCV mencakup sekitar 20% dari semua kasus hepatitis viral dan paling sering
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh atau didapat dari tatto. Virus ini dapat
menyerang semua kelompok usia, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa. Masa
inkubasi berkisar antara 15 sampai 150 hari, rata-rata sekitar 50 hari.

4) Virus Hepatitis D (HDV)


Hepatitis D juga disebut virus delta. Hepatitis D adalah virus yang bergantung pada
virus hepatitis B yang lebih kompleks untuk bertahan. Hepatitis D hanya merupakan
risiko untuk mereka yang mempunyai antigen permukaan hepatitis B positif.
HDV mencakup sekitar 50% dari semua kasus hepatitis fulminan dan mortalitasnya
tinggi. Hepatitis fulminan menyebabkan gagal hati dan ensofalopati yang tidak bisa
disembuhkan. Hepatitis D berkembang menjadi koma dan umumnya menyebabkan
kematian dalam waktu 2 minggu. Infeksi HDV umumnya terbatas pada pencandu obat
dan orang yang sering mendapat transfusi (misalnya, pengidap hemofilia), yang
memperlihatkan angka prevalensi 1% hingga 10%.

5) Virus Hepatitis E (HEV)


HEV adalah infeksi virus yang ditularkan melalui kontaminasi makanan dan air
melalui jalur fekal-oral. Pada sebagian besar kasus, penyakit bersifat swasirna; HEV
tidak menyebabkan penyakit hati kronis atau viremia persisten.Gambaran khas infeksi
adalah angka kematian yang tinggi pada perempuan hamil, mencapai 20%.Masa
inkubasi rerata setelah pajanan adalah 6 minggu (rentang, 2 hingga 8 minggu).

6) Virus Hepatitis F dan Virus Hepatitis G (HGV)


Beberapa epidemi yang disebut hepatitis F terjadi beberapa tahun yang lalu dan
virusnya belum dapat diidentifikasi. Sementara itu kereta abjad terus melaju, dan
hepatitis G, suatu flavirus yang mirip dengan HCV, berhasil diklon pada tahun 1995.
HGV Merupakan bentuk hepatitis terbaru yang ditemukan. Hepatitis ini ditularkan
melalui darah atau produk darah dan paling sering menyerang orang yang menerima
transfusi darah dan mungkin melalui hubungan seksual.

2.3 Etiologi Hepatitis


Hepatitis A

Penularan oral-fecal atau parenteral


Masuknya makanan, susu atau air terkontaminasi kedalam tubuh
Masuknya makanan laut yang berasal dari air terpolusi kedalam tubuh

Hepatitis B

Kontak dengan darah, sekresi atau tinja manusia yang terkontaminasi


Kontak seksual intim
Penularan perinatal

Hepatitis C

Darah yang ditransfusi dari donor asimtomatik, berbagi jarum dengan pengguna
obat intravena dan tatto

Hepatitis D

Terbatas pada pasien yang mengalami rangkaian hepatitis B akut maupun kronis

Hepatitis E

Penularan oral-fekal
Terbawa air

Hepatitis G

Terbawa darah

2.4 Manifestasi Klinis Hepatitis


Infeksi virus hepatitis dapat menimbulkan berbagai efek yang berkisar dari gagal
hati yang fulminan sampai hepatitis anikretik subklinis. Hepatitis anikretik subklinis
lebih sering terjadi pada infeksi HAV, dan penderita seringkali mengira menderita flu.
Dari semua jenis penyakit/tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui bahwa
gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya:

Proses terjadinya mual dan muntah.


Trauma fisik (luka tusuk atau peluru)
Iritasi prankreas
Prankreastitis
Meningkatkan metabolisme tubuh

Meningkatkan produksi asam lambung


Mual dan muntah

Proses terjadinya Anoreksia


Presdiposisi genetik
Faktor psikologi
Faktor sosial budaya

ketidaknormalan postur tubuh

Perubahan nutrisi makanan


Penyalahgunaan obat
Muntah yang disengaja

aktivitas fisik yang ekstrim

perubahan psikologis
penurunan berat badan (rata-rata -45%)
peraturan abnormal sistem nervus otonom dan hormon
Malnutrisi

Proses terjadinya faringitis


Faringitis

Nyeri

Inflamas
i

Edema mukosa
makanan kemerahan

Batuk
Demam

kesulitan menelan
Sputum

Penguapan

Resti
Proses terjadinyadepisit
Batuk
volume
cairan

Pembrsihan
jalan nafas
tidak efektif

Inspirasi
Glotis akan tertutup

Tekanan paru dan abdomen meningkat

Gangguan
nutrisi

Secara aktif glottis meningkat


Udara terdorong keluar

Batuk

Proses terjadinya malaise


Infeksi virus
Antigen (makrofag) menyerang trombosit
Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen
Pembentukan neoantigen
Pendarahan
Anemia
mudah lelah
nafsu makan menurun

kadar Hb menurun

Proses terjadinya Diare


Masuknya makanan/minuman yang
terkontaminasi
Infeksi pada mukosa
usus
Makanan/zat tidak
dapat diserap

Tekanan osmotik
dalam rongga usus
meninggi
Terjadi
pergeseran air
dan elektrolit
kedalam rongga
usus
Isi rongga usus yang
berlebihan akan
merangsang usus untuk

Menimbulkan
rangsangan
tertentu yaitu
menimbulkan
mekanisme
tubuh untuk
mengeluarkan
toksin
Peningkatan sekresi
air dan elektrolit
kedalam8 rongga
usus

Diare

Menimbulkan
mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan
toksin
Peningkatan gerakan
usus
(Hiperperistaltik)
Berkurangnya
kesempatan usus
menyerap
makanan

Proses Urine Berwarna Gelap


Terbentuknya batu empedu
Menyumbat duktus
Obstruksi saluran empedu menuju duodenum
Aliran balik bilirubin ke pembuluh darah
Filtrasi pigmen empedu di ginjal
Urine berwarna gelap

Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu (Sudoyo Aru dkk., 2009):
1. Fase Inkubasi : waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
Panjang fase tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur
penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek fase inkubasi.
2. Fase prodormal (pra ikterik): fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama
dan timbulnya gejala ikterus. Fase prodromal diikuti oleh fase ikterik dan awitan
ikterus. Fase ini biasanya berlangsung selama 4 hingga 6 minggu namun dapat
mulai mereda dalam beberapa hari. Awitannya dapat disingkat atu insidious
ditandai dengan malaise umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran
napas atas dan anoreksia, diare, demam, dan nyeri abdomen di kuadran kanan
atas atau epigastrium.
3. Fase ikterus: fase munculnya setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Setelah timbul ikterus jarang terjadi
perburukan gejala prodormal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang
nyata.

4. Fase ikterik dikaitkan dengan hiperbilirubinemia (baik fraksi terkonjugasi dan


tak terkonjugasi) yang biasanya kurang dari 10 mg/dl.Kadar fosfate alkali serum
biasanya normal atau sedikit meningkat.Leukositosis ringan lazim
ditemukanpada hepatitis virus, dan waktu protrombin dapat memanjang.HBsAg
ditemukan dalam serum selama fase prodromal dan memastikan adanya hepatitis
HBV.
5. Fase konvalesen (penyembuhan): menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Nafsu makan kembali
normal, keadaan akut akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu dan 16
minggu untuk hepatitis B.

2.5 Patofisiologi Hepatitis


Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar
terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru
yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.

Pengaruh alkohol, virus


hepatitis, toksin
Hiperter
mi

Perubahan
kenyamanan

Gangguan
metabolisme
karbohidrat, lemak
dan protein

Inflamasi pada
hepar

Peregang
an
kapsula

Gangguan suplay
darah normal pada
sel-sel hepar

Hepatome
gali

Kerusakan sel
parenkim, sel hati
dan duktuli
empedu

Perasaan tidak
nyaman dikuadran
kanan atas

Anoreksi
a
Bilirubin tidak
Resiko
sempurna
Bilirubinuria
Perubahan
dikeluarkan
nutrisi:gangguan
Kurang
dan
kemih
Bilirubin
fungsi
melalui
dariKerusakan
kebutuhan
berwarna
direk duktus

Nyeri

10
Ekresi
Peningkatan
Glikogene
Glukoneogene
Obstruk
Regurgugitasi
padake
Perubahan
Gangguan
garam empedu
Intoleransi sis menurun
Larut
sis Resiko
si
duktuli
empedu
kenyaman
ekresi
Ikteru
dalam
darahBilirubin
Glikogen
dalam
Glikogenesis
direk
aktivitas
Pruritu
Glukosa
ketidakstabilan
Cepat
dalam hepar
darah dalam
Retensi
menurun
intrahepatik

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual
dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi
karena adanya kerusakan sel hati, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya
billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi
(akibat kerusakan sel ekskresi), empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin
indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi
ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena gangguan dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Feses mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu feses tampak pucat
(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke
dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam
empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

2.6 Komplikasi Hepatitis


Komplikasi pada penyakit hepatitis adalah :

Hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam darah)

Penyakit liver

Diabetes mellitus

Obesitas (kegemukan)

2.7 Pemeriksaaan Diagnostik Hepatitis

11

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit


hepatitis, yaitu :
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen

urobilirubin direk

bilirubun serum total

bilirubin urine

urobilinogen urine

urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

protein totel serum

albumin serum

globulin serum

HbsAG

c. Waktu protombin

respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

AST atau SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)

ALT atau SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase)

LDH

Amonia serum

2. Radiologi
a. foto rontgen abdomen
b. pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
c. kolestogram dan kalangiogram
d. arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. laparoskopi

12

b. biopsi hati
2.8 Penatalaksaan dan Terapi
Penatalaksanaan dan terapi pada pasien hepatitis, yaitu :
1. Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif, misalnya istirahat sesuai
kebutuhan.
2. Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alkohol. Alkohol
memperburuk stadium dan mempercepat perburukan HBV dan khususnya HCV.
Pemakain alkohol pada pasien yang menderita HCV meningkatkan risiko
terjadinya karsinoma hepatoselular dan menurunkan respon terhadap
pengobatan.
3. Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai cara penularan
kepada mitra seksual dan anggota keluarga.
4. Terapi obat bagi individu yang terinfeksi biasanya dilakukan secara bertahap
untuk infeksi kronis. Suntikan interferon alfa (IFN-alpa), suatu sitokin paten,
telah dipakai untuk mengobati HBV dan HBC. Suntikan biasanya diberikan 3
kali seminggu selama minimal 3 bulan. Keefektifan IFN-alpa untuk kedua
infeksi tersebut bervariasi. Bahkan pada individu yang memperlihatkan
perbaikan enzim hati setelah pengobatan, efek obat ini hanya smentara. Dengan
obat ini, HBV menetap yang dijumoai pada sekitar 30% pasien, sementara
hilangnya HCV dalam jangka waktu lama jarang sekali terjadi. Interferon
umunya dikontraindikasikan bagi penderita yang penyakit hati yang berada pada
stadium sangat lanjut. Selain itu, interferon dihubungkan dengan efek samping
yang signifikan, termaksuk mialgia, demam, trombositopenia, dan depresi.
Munculnya efek samping tersebut menyebabkan banyak pasien yang tidak
diindikasikan untuk pengobatan ini dan pengobatan dihentikan sejak awal untuk
pasien tertentu.
5. Analog nukleotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse transcriptase
virus menjadi obat penting bagi hepatitis kronis. Obat-obat ini awalnya dibuat
dan digunakan untuk pasien pengidap HIV dan khususnya membantu sejumlah
besar pasien yang terserang HIV sekaligus hepatitis virus. Tingkat respons
terhadap obat-obat golongan ini tinggi. Analog nukleotida, seperti lamivudin dan
ribavirin, biasanya ditoleransi dengan baik, sehingga sering dijadikan obat
pilihan pertama bagi pasien. Obat-obat lain jenis ini juga telah dikembangkan.
Keterbatasannya adalah potensi resistensi terhadap obat.
6. Terapi kombinasi interferon termodifikasi dengan analog nukleotida adalah
pengobatan yang paling berhasil untuk saat ini. Interferon termodifikasi, disebut
interferon pegilase atau penginterfero, mempunyai paruh waktu kebih lama
dibandingkan IFN-alpa dan tidak membutuhkan pengukuran dosis berulang.

13

Terapi kombinasi biayanya mahal dan efek sampingnya menyakitkan, sama


dengan interferon pendahulunya.
7. Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima gamma globulin murni
yang spesifik terhadap HAV atau HBV, yang dapat memberikan imunitas pasif
terhadap infeksi. Imunitas ini bersifat sementara. Tersedia vaksin HAV yang
dibuat dari virus hepatitis inaktif. Beberapa studi menunjukkan bahwa vaksin ini
96% efektif setelah pemeberian satu dosis.
8. Tersedia juga vaksin HBV. Karena sifat virus yang sangat menular dan
berpotensi menyebabkan kematian, semua individu yang termasuk kelompok
beresiko tinggi, termasuk para petugas kesehatan atau individu yang terpajan
produk darah sangat dianjurkan selain itu, vaksin ini ditun jukkan untuk individu
yang bersiko tinggi terinfeksi virus, termasuk kaum homoseks atau heteroseks
yang aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan. Tidak ada efek samping
bermakna yang dijumpai setelah pemberian imunisasi HBV.
9. Karena bayi yang terinfeksi HBV sangat beresiko menderita infeksi kronis,
penting sekali bagi bayi tersebut untuk mendapat vaksinasi HBV lahir di Negara
dengan angka endemic infeksi. Bayi di seluruh dunia mendapatkan keuntungan
dari pemeberian vaksinasi segera setelah lahir. Tidak dijumpai efek samping
yang serius pada bayi yanf divaksinasi dan dibanyak Negara satu seri vaksinasi
HBV yang diberikan sebanyak tiga kali dilakukan segera setelah lahir.
Pemberian vaksin ini menghasilkan penurunan besar-besaran penularan virus
dari ibu ke anak dan penyakit penyerta pada infeksi HBV kronis dan kanker hati
pada anak-anak di seluruh dunia.
10. Vaksinasi terhadap HBV dihasilkn melalui penyuntikan intramuskulus DNA
rekombinan sebanyak tiga kali pada interval-interval yang ditentukan. Dosis
pertama dan dua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis ketiga diberikan 2-6
bulan setelah dosis kedua. Vaksinasi Ini 85% efektif dalam membentuk
kekebalan. Individu yang tidak menunujukan kekebalan setelah pemberian tiga
dosis, yang ditandai dengan titer antibody HBV negative, divaksinisasi ulang.
Setelah vaksinisasi ketiga atau keempat, sebagian besar individu akan merespon.

2.9 Penatalaksanaan keperawatan


Asuhan keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien.

14

b. Identitas penanggung jawab.


c. Riwayat keperawatan

Keluhan utama dan keluhan tambahan.

Riwayat keperawatan dan kesehatan sekarang.

Riwayat kesehtan masa lalu.

d. Riwayat psikologis

Koping keluarga dalam menghadapi masalah.

e. Riwayat sosial.

Hubungan sosial.

2. Pemeriksaan Fisik
Data dasar yang di dapat dari hasil pemeriksaan fisik tergantung pada
penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.
a. Aktivitas

Kelemahan

Kelelahan

b. Sirkulasi

Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c. Eliminasi

Urine gelap

Diare feses warna tanah liat

d. Makanan dan Cairan

Anoreksia

Berat badan menurun

Mual dan muntah

Peningkatan edema

Asites

e. Neurosensori

Peka terhadap rangsang

15

Cenderung tidur

Letargi

f. Nyeri / Kenyamanan

Kram abdomen

Nyeri tekan pada kuadran kanan

Mialgia (nyeri otot)

Atralgia (nyeri pada satu sendi/lebih)

Sakit kepala

Gatal ( pruritus )

g. Keamanan

Demam

Urtikaria (hives/biduran)

Eritema (kulit berwarna kemerahan)

Splenomegali (pembesaran limpa)

Pembesaran nodul servikal posterior

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien penyakit hepatitis, yaitu :
1. Ketidakseimangan nutrisi kurang dari kebutuhan tuuh b.d, perasaan tidak nyaman
di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan,
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia,
mual, muntah.
2. Nyeri b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan
vena porta.
3. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.

16

5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus
hepatitis.
6. Resiko ketidakstailan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, kurang penerimaan terhadap diagnostik dan asupan diet yang
tepat.
C, Intervensi Keperawatan
No Diagnosa

Tujuan dan

.
1.

Kriteria Hasil
NOC

Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

Nutritional

Intervensi
NIC
Nutritional Management

tubuh

Status: Food

Definisi: asupan nutrisi

and Fluid

dengan ahli gizi

tidak cukup untuk

Intake

untuk

Nutritional

menentukan

metabolik

Status:

jumlah kalori dan

Batasan karakteristik:

nutrient intake

nutrisi yang

Weight control

dibutuhkan pasien

memenuhi kebutuhan

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Berat badan 20%

Kriteria Hasil:

peningkatan

berat badan ideal

berat badan

Bising usus

sesuai dengan

hiperaktif

tujuan

ideal sesuai

Kelemahan otot

dengan tinggi

untuk menelan

badan

Mengeluh

Mampu
mengidentifik

17

Kolaborasi

Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C

Monitor jumlah
nutrisi dan

Berat badan

memakan mamakan

Adanya

atau lebih dibawah

Ketidakmampuan

kandungan kalori
-

Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang

gangguan sensasi

asi kebutuhan

rasa

nutrisi

Faktor-faktoryang

berhubungan :

Faktor biologis

Faktor ekonomi

Nutrition Monitoring
-

batas normal

tanda-tanda
malnutrisi

BB pasien dalam

Monitor tipe dan

Menunjukkan

jumlah aktivitas

Ketidakmampuan

peningkatan

yang biasa

untuk mencerna

fungsi

dilakukan

makanan

pengecapan

Ketidakmampuan

dari menelan

untuk mengabsorbsi

Tidak ada

dibutuhkan

Tidak terjadi

Monitor mual dan


muntah

Monitor pucat,

nutrien

penurunan

kemerahan, dan

Ketidakmampuan

berat badan

kekeringan

untuk menelan

yang berarti

jaringan
konjungtiva

makanan

Monitor kalori
dan intake nutrisi

2.

Nyeri akut

NOC

NIC

Definisi: pengalaman

Pain level

sensori dan emosional yang

Pain control

tidak menyenangkan yang

Comfort level

muncul akibat kerusakan


jaringan yang aktual atau
potensial
Batasan karakteristik:

Perubahan selera
makan

Perubahan tekanan
darah

Pain management
-

pengkajian nyeri
secara

Kriteria hasil:

komprehensif

Mampu

termasuk lokasi,

mengontrol

karakteristik,

nyeri (tahu

durasi, frekuensi,

penyebab

kualitas dan

nyeri, mampu
menggunakan
tekhnik

Perubahan

nonfarmakolo

frekwensi jantung

gi untuk

18

Lakukan

faktor presipitasi
-

Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan

Sikap melindungi

mengurangi

area nyeri

nyeri, mencari

komunikasi

Melaporkan nyeri

bantuan)

terapeutik untuk

Melaporkan

mengetahui

bahwa nyeri

pengalaman nyeri

berkurang

pasien

secara verbal

Gangguan tidur

dengan

Gunakan teknik

Kaji kultur yang

menggunakan

mempengaruhi

manajemen

respon nyeri

nyeri

Berikan analgetik

Mampu

untuk mengurangi

mengenali

nyeri

nyeri (skala,
intensitas,
frekwensi dan
tanda nyeri)

Menyatakan
rasa nyaman
setelah nyeri
berkurang

3.

Hipertermia

NOC

NIC

Definisi : peningkatan suhu

Thermoregulation

Fever treatment

tubuh diatas kisaran normal Kriteria hasil :


Batasan karakteristik:

Monitor suhu
sesering mungkin

Suhu tubuh

Konvulsi

dalam rentang

Kulit kemerahan

normal

darah, nadi dan

Peningkatan suhu

Nadi dan RR

RR

tubuh diatas kisaran

dalam rentang

normal

normal

Faktor-faktor yang
berhubungan:

Tidak ada
perubahan

19

Monitor tekanan

Berikan anti
piretik

4.

Anastesia

warna kulit

Dehidrasi

dan tidak ada

Penyakit
Intoleransi aktivitas
Definisi: ketidakcukupan

pusing
NOC

energi psikologis atau


fisiologis untuk

kehidupan sehari-hari yang


harus atau yang inging
dilakukan.
Batasan karakteristik:

rehabilitasi medik

Self care :

dalam

ADLs

merencanakan
yang tepat

Mampu

terhadap aktivitas

(ADLs) secara

Respon frekuensi

mandiri

jantung abnormal

TTV normal

terhadap aktifitas

Energy

Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi, dan
sosial

psikomotor

Status
respirasi:

Ketidakseimbangan

pertukaran gas
dan ventilasi

kebutuhan oksigen

hati

program terapi

aktifitas

antara suplei dan

5.

tolerance

melakukan

Menyatakan merasa

Kolaborasikan
dengan tenaga

sehari-hari

Kelemahan umum
Risiko gangguan fungsi

Activity

darah abnormal

Faktor yang berhubungan :

Activity Therapy

Kriteria hasil :

Respon tekanan

lemah

Energy
conservation

melanjutkan atau
menyelesaikan aktifitas

NIC

adekuat
NOC

NIC
Liver

Teaching disease process

Definisi : berisiko pada

function, risk

penurunan fungsi hati yang

for impaired

pengetahuan

Risk control

tentang proses

mungkin menggangu

20

Beritahukan

kesehatan
Faktor risiko:

drug use

Risk control

penyakit
-

Berikan medikasi

alcohol use

dan terapi untuk

Kriteria

proses penyakit

kokain)

hasil

yang mendasari,

Ko- Infeksi HIV

:Penghentian

untuk

Infeksi virus (misalnya,

perilaku

menurunkan

hepatitis A, hepatitis B,

penyalahguna

risiko gangguan

hepatitis C, Epstein-Barr)

an alcohol

fungsi hati.

Penyalahgunaan zat
(misalnya, alkohol,

Respon

Surveilance

terhadap

Mengumpulkan,

pengobatan

menginterpretasi

Pengendalian

dan mensintesis

risiko :

data pasien

penggunaan

secara terarah

alkohol

dan kontinyu
untuk mengambil
keputusan klinis

6.

Risiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah

NOC

NIC
Blood

Hyperglikemia

Definisi: risiko terhadap

glucose, risk

management

variasi kadar glukosa/ gula

for unstable

darah dari rentang normal


Faktor risiko

Penerimaan :

Pantau tanda-

kondisi

tanda dan gejala

glukosa darah tidak

kesehatan

hiperglikemia:

Kepatuhan

poliuria,

Kurang

perilaku: diet

polidipsia,

penerimaan

sehat

polifagia, lemah,

terhadap diagnosis

gula darah

Kriteria hasil:

Memantau kadar

Pemantauan
tepat

Asupan diet

Dapat
mengontrol

21

kelesuan, malaise,
mengaburkan

kadar gula

visi, atau sakit

darah

kepala
-

Memantau keton
urine , seperti
yang ditunjukkan

Memantau
tekanan darah dan
denyut nadi
ortostatik, seperti
yang ditunjukkan

C. Implementasi Keperawatan
Seperti tahap lainnya dalam proses keperawatan fase pelaksanaan terdiri dari :
validasi recana keperawatan, dokumentasi rencana keperawatan dan melakukan
tindakan keperawatan.
1. Validasi rencana keperawatan
Suatu tindakan untuk memberiakn kebenaran. Tujuan validasi data adalah
menekankan serendah mungkin terjadinya kesalahpahaman, salah persepsi.
Karena adanya potensi manusia berbuat salah dalam proses penilaian.
2. Dokumentasi rencana keperawatan
Agar rencana keperawatan dapat berarti untuk semua pihak, maka harus
mempunyai landasan

yang kuat dan bermanfaat secara optimal. Perawat

hendaknya mengadakan pertemuan dengan tim kesehatan lain untuk membahas


data, tujuan serta rencana tindakan.
3. Tindakan keperawatan
Meskipun peraawat ssudah mengembangkan rencana keperawatan yang
maksimal, kadang timbul situasi yang bertentangan dengan tindakan yang
direncanakan, maka kemampuan perawat diuji untuk memodifikasi alat ataupun
situasi.

22

D. Evaluasi Keperawatan
Merupakan suatu kegiatan yang terus menerus dengan melibatkan klien,
keluarga klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan
pengetahuan kesehatan daan strategi evaluasi.Tujuan dari evaluasi adalah menilai
apakah tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
E. Contoh Kasus Penyakit Hepatitis dan Asuhan Keperawatannya
Tn A, 38 tahun di rawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Sahabat. Tn A
datang dengan keluhan demam, mengeluh perut terasa begah dan nyeri abdomen
kurang lebih 4 hari yang lalu. Saat pengkajian didapatkan S 38,7 oC, TD
110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler, FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan pembengkakan pada hati, sclera ikterik.Selain itu keluarga mengatakan
urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam kemerahan.Pada pemeriksaan
HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat.
1. Pengkajian
a. DS: keluhan demam, perut terasa begah dan nyeri abdomen kurang lebih 4 hari
yang lalu. keluarga mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses
berwarna hitam kemerahan.
b. DO: pengkajian didapatkan S 38,7oC, TD 110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler,
FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada hati,
sclera ikterik. Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG
meningkat.
2. Diagnosa keperawatan:
a. Nyeri akut b.d kerusakan jaringan hepar ditandai dengan klien mengeluh nyeri
abdomen kurang lebih 4 hari yang lalu, ditemukan pembengkakan hati saat
pemeriksaan fisik.
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum ditandai dengan klien mengeluh lemah,
enggan untuk bergerak.
c. Hipertermi b.d proses inflamasi ditandai dengan klien mengeluh demam, suhu
38,70C.
3. Rencana keperawatan
No

Diagnosa

Tujuan dan

Intervensi

23

Rasional

KH
1

Nyeri akut b.d Tujuan:


pembengkakan
hati

ditandai

dengan

klien

mengeluh nyeri
abdomen
kurang lebih 4
hari yang lalu,

o Berguna
Setelah

pembengkakan
saat

nyeri,

pengawasan

dilakukan

catat

lokasi,

keefektifan

askep selama

karakteristik ,

kemajuan

1x24

beratnya

penyembuhan.

nyeri

(skala nyeri),

Perubahan

pada

berkurang

selidiki

karakteristik

nyeri

jam

Tidak

ada

keluhan

pemeriksaan
fisik

untuk

o Kaji

KH:

ditemukan
hati

Mandiri:

dan

laporkan

menunjukkan

perubahan

terjadinya

nyeri dengan
tepat

abses/peritonitis
o Menghilangkan
tegangan

nyeri
Ekspresi
o Pertahankan

wajah ceria
Tanda-

obat,

istirahat

tanda vital

dengan posisi

dalam batas

semi fowler

yang

abdomen
bertambah

dengan
terlentang
o Fokus

posisi
perhatian

kembali,

normal

meningkatkan

menit P :

relaksasi, dan dapat

16-20x/

meningkatkan

menit S : 36
0

37 C

o Berikan

kemampuan koping

aktivitas
hiburan

o Memungkinkan
pasien

untuk

berpartisipasi

secara

aktif

dan

meningkatkan

rasa

control

24

o Dorong
penggunaan
ketrampilan
manajemen
nyeri

misal

tehnik
relaksasi,
visualisasi,
bimbingan

o Menghilangkan nyeri,
mempermudah
kerjasama

dengan

intervensi terapi

imajinasi

Kolaborasi:
o Berikan
analgesik
sesuai
2

Intoleransi
aktivitas

b.d

kelemahan
umum ditandai
dengan

klien

mengeluh
lemah, enggan
untuk bergerak

Tujuan:

indikasi
Mandiri:

Toleransi

o Tingkatkan

o Meningkatkan istirahat

aktivitas

tirah

dan

ketenangan.

setelah

baring/duduk.

Aktivitas

dan

dilakukan

Berikan

duduk tegak diyakini

askep selama

lingkungan

menurunkan

tenang:

darah ke kaki yang

KH:

batasi

pengunjung

Klien mampu

sesuai

menunjukkan

keperluan

perilaku yang

25

mencegah

posisi
aliran
sirkulasi

optimal ke sel hati.


o Meningkatkan fungsi
pernapasan

dan

memampukan

meminimalkan tekanan

kembali

pada

melakukan

untuk

menurunkan

aktivitas,

resiko

kerusakan

melaporkan
kemampuan

area

tertentu

jaringan
posisi o Tirah baring lama dapat
dengan sering.
menurunkan
Berikan
kemampuan

o Ubah

melakukan
peningkatan

perawatan kulit

toleransi

yang baik

aktivitas

o Menunjukkan
kurangnya

resolusi

penyakit, memerlukan
o Tingkatkan

istirahat

aktivitas sesuai

mengganti

toleransi,bantu

terapi

lanjut,
program

melakukan
latihan rentang o Membuang
agen
gerak
sendi
penyebab pada hepatitis
pasif/ aktif
toksik dapat membatasi
o Awasi
derajat
kerusakan
terulangnya
jaringan
anoreksia dan
nyeri

tekan

pembesaran
hati

o Membantu

menejemen kebutuhan
tidur

26

dalam

Kolaborasi:
o Berikan
antidote

atau

bantu

dalam

prosedur sesuai
indikasi
o Menentukan

kadar

aktivitas tepat, sebagai


obat

peningkatan premature

sesuai indikasi:

pada potensial resiko

sedative,

berulang.

o Berikan

agen

antiansietas,
contoh
diazepam
(valium),
lorazepam
(ativan)
o Awasi
3

enzim hati
Mandiri:

Hipertermi b.d Tujuan:

o Peningkatan

proses

Setelah

inflamasi
ditandai dengan
klien mengeluh
demam,
38,70 C

kadar

suhu

o Kaji

adanya

tubuh

suhu
akan

dilakukan

keluahan tanda-

menujukkan berbagai

askep selama

tanda

gejala seperti badan

1x24 jam suhu

peningkatan

tubuh normal

suhu tubuh

teraba hangat
o Demam
disebabkan
efek-efek

37 C
KH:

o Monitor tanda

Suhu 370 C,

27

tanda vital
terutama

suhu

dari

endotoksin

pada

hipotalamus

dan

efinefrin

yang

demam hilang

tubuh

melepaskan pirogen

o Akxila
jaringan

merupakan
tipis

terdapat

dan

pembulu

darah sehingga akan


mempercepat
konduksi
o Berikan

berada

proses

dan

dahi
didekat

kompres hangat

hipotalamus sehingga

pada

cepat

dahi

aksila/

respon

memberikan
dalam

mengatur suhu tubuh.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hepatitis merupakan jenis penyakit yang sangat mengganggu bagi sistem
pencernaan. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahanbahan kimia Sedangkan virus hepatitis merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Virus yang menyebabkan penyakit

28

ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang
lain. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat mengakiatkan hepatitis A
(HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E
(HEV), hepatitis F dan hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut
(Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan
menjadi kanker hati (Hepatitis B). Jadi, untuk mengatasi hal terseut diperlukan asuhan
keperawatan yang tepat dan sesuai pada pasien penyakit hepatitis.

3.2 Saran
Pendidikan kesehatan mengenai cara penularan beserta cara pencegahan dari
hepatitis penting untuk mulai diberikan kepada masyarakat umum sehingga
masyarakat bisa lebih berhati-hati dan memperhatikan lingkungan sekitar untuk
mengantisipasi terjangkit penyakit tersebut.

29

You might also like