Professional Documents
Culture Documents
Oligomenorea
Polimenorea
Menoragia
Menometroragia
Metroragia
Bercak intermenstrual
Perdarahan
menopause
pasca
estrogen.
Perdarahan uterus yang terjadi pada wanita menopause
yang sekurang-kurangnya sudah tidak mendapatkan haid
selama 12 bulan.
Perdarahan
uterus
abnormal akut
Perdarahan
atau
disfungsi
pengobatan,
penyebab
iatrogenik,
patologi
traktus
leiomoima,
leiomiosarkoma,
miosis
stroma
endolimfatik (hemangioperisitoma).
5. Ovarium : tumor-tumor sel teka granulose yang menghasilkan
estrogen; tumor-tumor lain atau kista dapat merangsang hormone
stromaovarium.
6. Tuba falopii: karsinoma.
4. Trauma
1. Perdarahan post operatif
2. Laserasi Obstetrik
3. Benda asing dalam vagina
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
5. Endometriosis
6. Adenomiosis
7. Aneurisma sirsiod- fistula arteriovenosa
8. Kelainan hematologik atau sistemik
1. Trombositopenia
2. Penyakit Von Willebrand
3. Terapi antikoagulan
4. Koagulasi intravascular diseminata
5. Hipertensi
6. Hipotiroidi (lebih banyak terjadi pada hipotiroidi daripada
hipertiroidi)
7. Leukemia
8. Penyakit hepar
C. Patofisiologi
Perdarahan ovulatoar
Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional
dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk
menegakkan diagnosis perdarahan ovulatoar, perlu dilakukan kerokan pada
masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur
siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk kurve suhu
badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan
berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka
harus dipikirkan sebagai etiologinya :
a. Korpus luteum persistens; dalam hal ini dijumpai perdarahan kadangkadang bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus
dibedakan dari kehamilan ektopik karena riwayat penyakit dan hasil
pemeriksaan panggul sering menunjukkan banyak persamaan antara
keduanya. Korpus luteum persisten dapat pula menyebabkan pelepasan
endometrium tidak teratur (irregular shedding). Diagnosa irregular
shedding dibuat dengan kerokan yang tepat pada waktunya, yakni
menurut Mc Lennon pada hari ke-4 mulainya perdarahan. Pada waktu ini
dijumpai endometrium dalam tipe sekresi disamping tipe nonsekresi.
b. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting,
menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi
progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing factor. Diagnosis
dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok
dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus
yang bersangkutan.
Perdarahan anovulatoar
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan
menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan
yang kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang tidak teratur sama
sekali.
Fluktuasi kadar estrogen ada sangkut-pautnya dengan jumlah folikel yang
pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan estrogen
sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti oleh folikel-folikel baru.
Endometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari
endometrium yang mula-mula proliferatif dapat terjadi endometrium
bersifat hiperplasia kistik. Jika gambaran itu dijumpai pada sediaan yang
diperoleh dengan kerokan, dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan
bersifat anovulatoar.
Walaupun perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap waktu dalam
kehidupan menstrual seorang wanita, tapi paling sering pada masa pubertas
dan masa premenopause. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan
kecil sekali dan ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal
dan siklus haid menjadi ovulatoar, pada seorang wanita dewasa terutama
dalam masa premenopasue dengan perdarahan tidak teratur mutlak
diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.
Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum
yang menahun, tumor-tumor ovarium dan sebagainya. Disamping itu stress
dan pemberian obat penenang juga dapat menyebabkan perdarahan
anovulatoar yang bisanya bersifat sementara.
D. Pathway
stimulasi estrogen dominan, tidak mendapat perimbangan dan
berlangsung terus menerus
proliferasi
penambahan lapisan pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar
Perdarahan abnormal
Resiko
infeksi
cemas
nyeri
E. Manifestasi Klinis
AUB dapat dikatakan memiliki manifestasi khusus yaitu kejadiannya tidak
dapat diramalkan dan biasaanya tidak menimbulkan rasa nyeri,perdarahan
dapat sangat banyak berlangsung lama setelah interfal amenore atau berupa
perdarahan yang betul-betul tidak teratur dan timbul lebih sering.biasanya
keadaan ini berhubungan dengan infertilitas
F. Komplikasi
a. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
b. Anemia berat akibat perdarahan yang berlebihan dan lama
c. Pertumbuhan endometrium yang berlebihan akibat ketikseimbangan
hormonal merupakan faktor penyebab kanker endometrium
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan umum
a. Suhu meningkat menandakan infeksi pelvis
b. Takikardi dan hipotensi nenandakan hipovolemia (perdarahan ekstra
Pemeriksaan pelvis
a. Spekulum digunakan untuk memeriksa kuantitas darah dan sumber
perdarahan, laserasi vagina, lesi servik, perdarahan ostium uteri,
benda asing.
b. Bimanual digunakan untuk pemeriksaan patologis.
Tes Laborat
Hitung darah lengkap dan apusan darah. Pengukuran pada Hb, HT
menunjukkan adanya perdarahan akut atau kronis dan Leukositosis dengan
pergeseran kekiri pada hitung jenis, peningkatan betuk batang dan
peningkatan leukosit polimorfonuklear biasanya menunjukkan adanya
infeksi.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan harus diarahkan kepada diagnosis yang spesifik. Keperluan untuk
segera dirawat di rumah sakit tergantung pada kuantitas kehilangan darah dan
Alasan
Abnormalitas struktur intra uteri.
(abdominal,
laparoskopik,histeroskopik)
Reseksi endometrial transervikal
Ablasi endometrium (thermal balloon/roller
ball)
Embolisasi arteri uterine
Histerektomi
Mioma uteri.
Terapi menoragia atau menometroragia
resisten.
Terapi menoragia atau menometroragia
resisten dalam rangka penatalaksanaan
perdarahan uterus akut yang resisten
Mioma uteri.
Hiperplasia
atipikal,
karsinoma
endometrium.
ASUHAN KEPERAWATAN
ABNORMAL UTERUS BLEEDING
A. Pengkajian
1. Biodata klien:
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur,
Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2. Alasan MRS
Keluhan utama : mengalami perdarahan yang tidak normal diluar atau
didalam siklus haid.
3. Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid.
4. Riwayat Obstetris
7. Data bio-psiko-sosial-spiritual
a. Pola nutrisi : pada umumnya klien dengan dismenorre mengalami
penurunan nafsu makan, frekuensi minum klien juga mengalami
penurunan.
b. Pola istirahat dan tidur : klien mengalami nyeri pada daerah perut
sehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah
terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada
perineum).
c. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi
penggunaan pembalut
dan
kebersihan
genitalia,
pola
b. Head To Toe
Rambut
anemis
Telinga
baik / tidak
Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung /
tidak, apakah terdapat serumen / tidak, apakah fungsi
kalsium
Leher
: apakah klien mengalami pembengkakan tyroid
Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema /
tidak pada daerah genitalia klien, kebersihan genetalia apakah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nosokomial.
3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman
kematian
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
normal.
Intervensi :
1. Selidiki keluhan pasien akan nyeri;perhatikan intensitas (0-10),lokasi,dan
faktor pencetus
2. Awasi tanda
vital,perhatikan
petunjuk
non-verbal,misal:tegangan
otot,gelisah.
3. Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
4. Berikan tindakan kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung)
5. Dorong menggunakan tekhnik manajemen nyeri ,contoh : latihan
relaksasi/napas dalam,bimbingan imajinasi,visualisasi)
6. Kolaborasi pemberian obat analgetika ( catatan: hindari produk
mengandung aspirin karena mempunyai potensi perdarahan ) dan
Pemberian Antibiotika
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nosokomial.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
dan
test
sensitivitas
antibiotik
seperti
kematian
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam cemas
berkurang.
Kriteria hasil : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya
Daftar Pustaka
Ben Zion Taber, M.D. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC.
Benson C, Ralph. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. EGC : Jakarta.
Kelompok Studi Endokrinologi Reproduksi Indonesia (KSERI). 1993.
Endokrinologi Reproduksi. Jakarta : Media Aesculapius.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson.1995. Patofisiologi edisi 4. Jakarta : EGC
Manuaba. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : ARCAN
Internet :
http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/3/Perdarahan_Uterus_Abnormal
http://www.susukolostrum.com/component/content/article/68-masalah-kesehatanwanita/1604-perdarahan-rahim-akibat-kelainan-fisik
http://lavendina.wordpress.com/abnormal-uterine-bleeding/
LAPORAN PENDAHULUAN
ABNORMAL UTERINE BLEEDING
Disusun Oleh :
Ayu Putu Marta
11005