Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH :
1. LASTRIANA RAJAGUKGUK
(14150179)
(14150355)
(14150354)
Mata Kuliah
Jurusan
: Pend. Matematika
Dosen
Grup
: E-2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pembiasan pada Lensa ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya, dan kami juga berterima kasih pada Ibu
Apriani Sijabat S.Si selaku Dosen mata kuliah Pratikum Fisika Dasar II FKIP Universitas
HKBP Nomensen yang telah memberikan tugas ini kepada kami serta memberikan arahan
yang sangat berguna untuk penyelesaian tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Pembiasan pada Lensa. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan kami buat
selanjutnya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Pematangsiantar,
Penyusun
Maret 2015
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ............................................
1.2
Rumusan Masalah 2
1.3
Tujuan Penulisan . 2
BAB II ISI
2.1
2.2
2.3
2.4
Lensa Cembung .. 6
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.5
2.6
2.7
Contoh Soal .. 13
Kesimpulan .. 15
3.2
Saran . ... 15
Daftar Pustaka.................................................................................................. . 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lensa merupakan benda tembus cahaya (bening) dengan dua bidang permukaan, salah
satu atau keduanya merupakan bidang lengkung. Dari bentuk kelengkungannya, lensa
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Sesuai dengan sifat
cahaya yang mengenai benda tembus cahaya, maka cahaya akan diteruskan bukan
dipantulkan. Lensa tidak harus terbuat dari kaca yang penting ia merupakan benda bening
(tembus cahaya) sehingga memungkinkan terjadinya pembiasan cahaya.
Oleh karenanya jika kita berbicara mengenai lensa, maka yang berlaku disini adalah
hukum pembiasan bukan pemantulan. Mengingat pada lensa sinar melalui dua benda yang
kerapatan optiknya berbeda, maka sinar akan dibiaskan. Hukum ini berlaku baik pada lensa
cembung maupun lensa cekung.
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengah lebih tebal dibandingkan sisi tepinya.
Prinsip lensa tidak berbeda dengan cermin. Lensa juga membentuk bayangan seperti cermin.
Bayangan itu tampak sebagai pembiasan bukan pemantulan. Keberadaan lensa cembung
hampir sama dengan cermin cekung, sedangkan lensa cekung hampir sama dengan cermin
cembung. Lensa cekung berbentuk tipis di bagian tengah dan tebal di bagian tepi. Lensa
cekung atau konkaf disebut juga lensa divergen karena sinar-sinar yang melaluinya akan
dibiaskan menyebar. Hal- hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan percobaan mengenai
pembiasan cahaya pada lensa, lensa yang digunakan ialah lensa cembung
ii
fokus
Mengetahui bagaimana bunyi hukum Snellius
Mengetahui bagaimana kekuatan daya lensa
Mengetahui bagaimana pembiasan pada prisma
Mengetahui kegunaan lensa cembung & lensa cekung
ii
BAB II
ISI
2.1 Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya
melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi apabila sinar
datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah dengan
kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380750 nm. Pada bidang
fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara
ke dalam air.
medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya
pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : Perbandingan
laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.
Secara matematis dapat dirumuskan :
c
v
dimana :
n = indeks bias
nilainya
untuk
beberapa
zat
sin r n1
SU
: Sumbu Utama
f1 dan f2
O - f1 dan O - f2
R1 dan R2
I, II, III
b. Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU);
c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu bayangan yang
dibentukpun hampir sama, yaitu :
Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang mengumpul.
Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang II dan III.
Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang
divergen (menyebar). Bayangan maya pada lensa cembung terjadi jika benda terletak
di ruang I.
Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya. Pembentukan bayangan pada
Lensa cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar lebih mudah
memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa cekung
di bawah ini:
SU
: Sumbu Utama
f1 dan f2
Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1);
b.
Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
(SU)
c.
Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan, yaitu bayangan maya
dari benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.
2.4.3 Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Bayangan, dan Jarak Titik Fokus
Keterangan :
SO = jarak benda ke lensa
Si = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila bayangan yang dihasilkan bersifat
maya)
f = jarak titik api lensa (berharga positif)
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak fokus (f) Sama
halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga berlaku persamaan :
Keterangan :
So = Jarak benda
Si = Jarak bayangan
f = Jarak focus
M = Perbesaran bayangan
ho = Tinggi benda
hi = Tinggi bayangan
f
So
Si
Si
100
(P) lensafberkebalikan
(cm) dengan jarak titik apinya (fokus). Semakin kecil fokus semakin besar
P
Keterangan :
P = daya lensa, satuannya dioptri
f = jarak titik api, satuannya meter (m)
Perhatikan ketentuan berikut:
i1
Sd
r1
i2
r2
Sk
ABCD = 360
A + B + C + D = 360
90 + 90 + ABC + = 360
180 + ABC+
= 360
= 360 - 180 - ABC
C
B
r1 + i2 + ABC = 180o
ABC = 180o (r1 + i2) (ii)
Pers (i) ke pers (ii)
= 180 - ABC
= 180- (180o (r1 + i2))
= r1 + i 2
E
x
sehingga
x = 180o (i1 r1) (r2 i2)
A
C
= 180 o i1 + r1 r2 + i2
= 180 - i1 r2+ r1 + i2
= 180 - i1 r2 +
minimum = 2i1
2i1 = min +
i1 =
Syarat
1
min
2
: i1= r2
2. Untuk mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 15 cm di belakang lensa positip
yang jarak titik apinya 7,5 cm maka benda harus diletakkan di depan lensa tersebut pada
jarak...
Pembahasan
dik: f = 7,5 cm
s ' = 15 cm
dit : s = .....
3. Seseorang yang miopi titik dekatnya 20 cm sedang titik jauhnya 50 cm. Agar ia dapat
melihat jelas benda yang jauh, ia harus memakai kacamata yang kekuatannya...
Pembahasan
dik: PP = 20 cm
PR = 50 cm
Untuk melihat benda yang jauh Revisi titik jauhnya
P = ....
Dengan pembiasan cahaya terjadi lebih dahulu pada lensa pertama, tentukan
berturut-turut:
Pembahasan
a) Letak bayangan yang dibentuk oleh lensa pertama.
dik : s = 4 cm ; f = 3
dit :s ' =....
Letak benda untuk lensa kedua adalah 20 cm dikurangi 12 cm = 8 cm. Letak bayangan
dengan demikian adalah
Kesimpulan
1. Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika
cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi
apabila sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus
terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
2. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat (misalnya: dari
udara ke air atau ke kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika
sebaliknya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar
dibelokkan menjauhi garis normal
.
4.2
Saran
Sebaiknya untuk manambah wawasan kita dengan membaca dan memahami materimateri pembelajaran kita. Sebaiknya tiap individu dalam kelompok bekerjasama dalam
menyusun dan membahas makalah.
Daftar Pustaka
[1.] http://blog.uad.ac.id/rudi/2012/01/02/pembiasan-cahaya/ (diakses pada
tanggal 25 Maret 2015, pukul 18.00 WIB)
[4.] Foster, Bob M.M., Dr.,Ir. 2013. Akselerasi Fisika. Jakarta: Duta.
[5.] Kamajaya, K., M.Sc., Drs. 2013. Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama