Professional Documents
Culture Documents
LABORATORIUM
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS
DAN ILMU
BIOKIMIA
MATEMATIKA
PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
(Sudarmadji,
dkk., 1996).
Karbohidrat
digolongkan
menjadi
monosakarida,
disakarida
dan
kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar di dalam
penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode antara lain Luff
Schrool,
Munson-Walker,
Lane-Eynon
dan
Somogy-Nelson
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahan pengental atau CMC (Carboxy Metahyl Cellulose) sebagai bahan penstabil
dan banyak lagi sebagai bahan pemanis
sinar matahari
C6H12O6 + 6O2
klorofil
glukosa
Salah satu monosakarida yang amat penting adalah glukosa atau sering
dikenal dengan dekstrosa. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom
karbon dan dengan demikian disebut heksosa. Karbohidrat lima karbon dikenal
sebagai pentosa dan selanjutnya. Kenyataan bahwa gugus karbonil adalah sebuah
aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa.
Monosakarida yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal sebagai dektrosa
(Pine, dkk., 1988).
CHO
H
HO
OH
H
OH
OH
CH2OH
D - glukosa
b.
Cara Munson Walker, penentuan gula cara ini adalah dengan menentukan
banyaknya koprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan
melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat.
Jumlah kuprooksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya gula reduksi
yang ada dalam larutan.
c.
Cara Lane-Eynon, penentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi
resgen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartrat) dengan larutan gula yang akan
diselidiki. Banyaknya larutan contoh yang dibutuhkan untuk menitrasi reagen
Soxhlet dapat diketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat tabel LaneEynon. Agar diperoleh penentuan yang tepat maka reagen Soxhlet perlu
distandarisasi dengan larutan standar.
Io
l
Hukum
Beer-Lambert
menghasilkan
persamaan
sebagai
berikut
Dengan Io
Jadi
= - log T
= Kcl
Pada alat spektrofotometer yang lebih canggih, sinar yang datang benarbenar diusahakan berupa sinar monokromatis dengan cara membuat kontainer
larutan (kuvet) yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada sinar yang tertahan. Jika
jalur sinar pada setiap bagian kuvet itu sama, maka nilai k untuk berbagai
senyawa dalam berbagai larutan dan berbagai panjang gelombang dapat dihitung
(Soewoto, dkk., 2001).
Penentuan kadar glukosa tidak hanya dapat dilakukan pada suatu sampel
yang berupa makanan ataupun
penentuan kadar glukosa darah. Penentuan kadar glukosa darah sangat penting
untuk mengetahui kondisi fisiologis manusia sebagai ketidakseimbangan hormon
yang dapat menyebabkan kelainan pada metabolisme glukosa. Dalam hal ini,
metode tradisional sebagai estimasi glukosa dengan metode kolorimetri dan
titrimetri yang terlibat dalam besar pengeluaran dan waktu. Modifikasi kolorimetri
microwell sebagai pembaca metode yang diusulkan dalam penelitian ini dilakukan
dengan sejumlah kecil sampel dan reagen dengan linearitas yang sama yang
diamati dalam analisis kolorimetri normal. Metode dimodifikasi tidak hanya
mengurangi biaya dari tes untuk hampir sepertiga dari metode kolorimetri normal,
tetapi juga memberikan kesempatan untuk menyaring sejumlah besar sampel
dalam durasi singkat (Srikanth, dkk., 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Soewoto, H. M., Sadikin, M. V., Kurniati, S. I., Wanandi, D., Retno, P., Abadi, A.,
Retnoprijati, I. P., Harahap, S., A., dan Jusman, 2001, Biokimia
Eksperimen Laboratorium, Widya Medika, Jakarta.
Srikanth, M., Rao, G. V., dan Rao, K. R. S. S., 2004, Modified Assay Procedure
For The Estimation Of Serum Glucose Using Microwell Reader (online),
Indian Journal Clinical Biochemistry, 19 (1), 34-35.
Sudarmadji, S. B., Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan sampel IA,
akuades, reagen Nelson A, reagen nelson B, dan reagen warna arsenomolibdat.
3.2 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet ukur dengan skala 1 mL; 2 mL; 5 mL, bulb, pipet tetes panjang, gelas
kimia 500 mL, hotplate, penjepit tabung reaksi (gegep), buret, statif stopwatch,
botol semprot, kuvet, dan spectronic 20D+.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Larutan Induk 1 mg/mL
Sebanyak 0,01 gram glukosa monohidrat ditimbang ke dalam labu ukur
10 mL. Glukosa monohidrat dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas dan
dihomogen.
3.3.2 Pembuatan Larutan Standar
Pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,002 mg/mL, larutan induk
dipipet sebanyak 0,01 mL kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan akuades sebanyak 4,99 mL sehingga volume total larutan tersebut
menjadi 5 mL. Larutan tersebut dihomogenkan. Perbandingan larutan standar dan
akuades lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Konsentrasi
Volume Larutan
Volume Akuades
Volume Total
(mg/mL)
0,002
0,004
0,006
0,008
0,010
0,012
Induk (mL)
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
(mL)
4,99
4,98
4,97
4,96
4,95
4,94
(mL)
5
5
5
5
5
5
1 mL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah:
Absorban
0,232
0,240
0,235
Konsentrasi (mg/mL)
0,002
0,004
0,006
0,008
0,010
0,012
Sampel IA
Absorban
0,082
0,169
0,240
0,390
0,444
0,528
0,357
= 45,78x - 0,011
0,357
= 45,78x - 0,011
0,346
= 45,78x
= 0,0076 mg/mL
OH
OH
OH
OH
H
+ CuO
OH
Cu2O + OH
OH
OH
CH2OH
CH2OH
Cu+
Cu+2 + 1e-
3Cu2+ + 3e-
x 3 3 Cu+
Mo3+ + 4 H2O
3Cu2+ + Mo3+ + 4H2O
4.3 Pembahasan
Metode Nelson-Somogy didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh
glukosa (gula reduksi) dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang
memberikan warna biru (molybdenum blue). Selanjutnya diukur absorbansinya
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektrofotometer. Pada
percobaan ini dilakukan tiga persiapan utama sebelum sample diukur yakni
mempersiapkan larutan induk, larutan standar dan larutan sampel.
Larutan induk yang digunakan pada percobaan ini berasal dari glukosa
monohidrat sehingga perlu adanya penyetaraan dengan glukosa anhidrat. Dari
larutan induk inilah kemudian dibuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi
yaitu 0,002 mg/mL, 0,004 mg/mL, 0,006 mg/mL, 0,008 mg/mL, 0,010 mg/mL,
dan 0,012 mg/ mL. Sedangkan pada pembuatan larutan sampel diambil dari
sampel penelitian 1 A.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
kadar glukosa yang terdapat dalam sampel IA adalah 0,0076 mg/mL.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk laboratorium
Saran untuk laboratorium sebaiknya penyediaan alat-alat praktikum
terutama bulb disediakan dalam jumlah yang cukup agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar dan tidak memakan waktu yang cukup lama.
5.2.2 Saran untuk Percobaan
Saran saya untuk percobaan adalah sebaiknya pengenceran untuk sampel
diketahui sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum.
Saran untuk asisten kinerjanya sudah sangat baik dan penjelasannya juga
jelas, saya harap dapat dipertahankan.
LEMBAR PENGESAHAN
(SARTIKA)
Praktikan
(SULTAN)
dipipetBsebanyak 0,64 mL
Larutan Nelson
Lampiran 2. Perhitungan
1. Pembuatan Larutan Standar
a. Konsentrasi 0,002 mg/mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,002 mg
5 mL 0,002 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,01 mL
mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,004 mg
5 mL 0,004 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,02 mL
mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,006 mg
5 mL 0,006 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,03 mL
mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,008 mg
5 mL 0,008 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,04 mL
mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,010 mg
5 mL 0,010 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,05 mL
mL
C1 V1 C 2 V2
1 mg
V1
mL
V1 0,012 mg
5 mL 0,012 mg
1 mg
mL
5 mL
mL 0,06 mL
mL
=
Volume yang dipipet
5 mL
10.000 kali =
x
= 0,0005 mL