Professional Documents
Culture Documents
Residivitas
Tumor Ganas
Infiltratif, bercabang-cabang menyebuk
ke dalam jaringan sehat sekitar seperti
jari-jari kepiting (cancer).
Tumor Jinak
Ekspansif, mendesak jaringan sehat
sekitar sehingga jaringan yang
terdesak membentuk simpai/kapsul.
Karena
bersimpai,
mudah
dikeluarkan seluruhnya sehingga
tidak ada yang tertinggal dan tidak
menimbulkan residif.
Perubahan inti
Diferensiasi
Polaritas
Mortalitas
PENDAHULUAN
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena dalam tubuh timbul dan
berkembang biak sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal
tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tampak sel tumor mempunyai inti yang lebih
besar, anak inti lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat
mitosis yang abnormal.1,2
Neoplasma dapat dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma
1,2,3
ganas. Neoplasma jinak tidak menjalar (metastasis), hanya membesar pada tempat yang
tumbuh dengan kecepatan tumbuh yang lambat.1,2,3,4 Ameloblastoma adalah salah satu
contoh neoplasma jinak.2,3,4
Ameloblastoma atau juga sering disebut sebagai adamantinoma adalah tumor
epitelial odontogenik yang memperlihatkan induksi minimal pada jaringan ikat
mesodermal.1,2,3,5 Ameloblastoma berasal dari benih gigi pembentuk email yang
berkembang liar.2,3,4,6 Penyakit ini biasanya terjadi pada umur 20 - 49 tahun dengan ratarata 39 tahun.1,4,7 Penyakit ini juga lebih sering ditemukan pada black Africansdaripada
ras/etnis lainnya.5,6 Sekitar 85% ameloblastoma terjadi di mandibula, terutama di regional
molar dan ramus. Sedangkan 15% lagi terjadi didaerah maksila, terutama pada regional
posterior.1,2,5,6,7
Secara klinis, mayoritas pasien penderita ameloblastoma dengan keluhan utama
adalah pembengkakan dengan nyeri yang berkembang lambat. Tanda-tanda dan gejalanya
yaitu kerusakan wajah, pembengkakan, nyeri, tanggalnya gigi, sakit pada pemasangan
protesa, ulserasi dan penyakit periodontal.8
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai neoplasma, serta definisi dan klasifikasi,
etiologi, patogenesis, gambaran klinis, dan gambaran histopatologis dari ameloblastoma.
NEOPLASMA
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena dalam tubuh timbul dan
berkembang biak sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal
tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tampak sel tumor mempunyai inti yang lebih
besar, anak inti lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat
mitosis yang abnormal.1,2 Secara patologi tumor identik dengan neoplasma, namun secara
klinik istilah tumor digunakan untuk semua tonjolan/pembengkakan baik karena radang,
perdarahan ataupun neoplasma.1
Neoplasma dapat dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma
1,2,3
ganas. Neoplasma jinak tidak menjalar (metastasis), hanya membesar pada tempat yang
tumbuh dengan kecepatan tumbuh yang lambat. 1,2,3,4 Contoh neoplasma jinak adalah
papiloma, ameloblastoma, lipoma, fibroma, dan odontoma.2,3,4
Sedangkan neoplasma ganas bercabang-cabang menjalar ke jaringan lain, misalnya
dari lidah menjalar ke paru-paru.1,2,3 Walaupun tumor ini sudah dibuang dalam operasi,
tumor ini dapat kambuh kembali.1,4 Contoh neoplasma ganas adalah epithelioma, kanker
pada lidah, dan eksostosis (tonjolan keluar dari tulang).4
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
KESIMPULAN
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena
dalam tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang bentuk,
sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal. Neoplasma dapat
dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma ganas.
Ameloblastoma merupakan contoh dari neoplasma jinak
dimana ameloblastoma adalah tumor epitelial odontogenik yang
memperlihatkan
induksi
minimal
pada
jaringan
ikat
mesodermal. Beberapa ahli mengatakan bahwa ameloblastoma
dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan
iritasi lokal dalam rongga mulut dan terjadi pada kisaran umur 2049 tahun. Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak, tetapi
merupakan lesi invasi secara lokal, dimana pertumbuhannya lambat
dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala
gejalanya berkembang.
Etiologi ameloblastoma belum diketahui dengan jelas, tetapi
beberapa ahli mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi
setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan iritasi lokal dalam
rongga mulut. Penyakit ini diduga berasal dari sisa organ email atau
lamina dental dan lapisan basal dari membran mukosa mulut. Selain
itu, bisa dari epithelium dari kista ondontogenik terutama kista
dentigerous, gangguan perkembangan organ enamel, sel-sel basal
dari epithelium permukaan rahang dan epithelium heterotropik
pada bagian-bagian lain dari tubuh khususnya kelenjar pituitary.
Ameloblastoma menyebar secara lambat terutama melalui
tulang kanselus, tetapi lambat laun meluas ke rahang dan
menembus jaringan lunak. Sering menyerang akar gigi yang
bersangkutan.
Ameloblastoma ini dapat berasal dari:
Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina
Sisa-sisa dari epitel Malassez
Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan
odontoma
Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.10
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis
(tanpa gejala). Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama
beberapa tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan
radiografi oral secara rutin. Kemudian, tulang keras dan mukosa
diatasnya bewarna normal. Lalu, tulang menipis dan ketika
teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B. eds. Ilmu
patologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003 : 117-9,
152-5.
Lawler W, Ahmed A, Hume WJ. eds. Buku pintar patologi untuk
kedokteran gigi. Alih bahasa. Agus Djaya. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1992 : 50-6, 83.
LC Gupta, Abhishek Gupta, Abhitabh Gupta. eds. Dental
differential diagnosis. Delhi : AITBS Publisher & Distributors, 2002 :
353-356.
Tarigan R. Kesehatan gigi dan mulut. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1989 : 44-9.
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. eds. Oral &
maxillofacial pathology. Philadelphia : Saunders, 2002 : 611-5.
Coulthard P, Horner K, Sloan P, Theaker E. eds. Master dentistry
volume one : Oral and maxillofacial surgery, radiology, pathology
and oral medicine. 2ndedition. Edinburgh : Churchill Livingstone,
2009 :165.
Cawson RA. Atlas bantu kedokteran gigi patologi. Jakarta :
Penerbit HIPOKRATES, 1993 : 39-41.
Anonymous. Ameloblastoma berdasarkan gambaran radiologi. 22
April
2009.http://penafastabiq.blogspot.com/2009/04/ameloblastomaberdasarkan-gambaran.html (10 Juni 2012).
Utama
HSY.
Diagnosa
dan
penanganan
ameloblastoma/adamantinoma.
25
Maret
2012.
http://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/03/25/diagnosa-danpenanganan-ameloblastoma-adamantinoma/ (10 Juni 2012).
10.
Servasius
epi.
Ameloblastoma.
20
Februari
2012.http://sikkahoder.blogspot.com/2012/02/ameloblastoma.html
(15 Juni 2012)