You are on page 1of 11

Sifat Tumbuh

Residivitas

Tumor Ganas
Infiltratif, bercabang-cabang menyebuk
ke dalam jaringan sehat sekitar seperti
jari-jari kepiting (cancer).

Tumor Jinak
Ekspansif, mendesak jaringan sehat
sekitar sehingga jaringan yang
terdesak membentuk simpai/kapsul.

Setelah diangkat/disinar, sering tumbuh


lagi karena ada sel-sel tumor yang
tertinggal yang kemudian tumbuh dan
membesar membentuk tumor di tempat
yang sama.

Karena
bersimpai,
mudah
dikeluarkan seluruhnya sehingga
tidak ada yang tertinggal dan tidak
menimbulkan residif.

Metastasis/ anak Umumnya sanggup bermetastasis ke Tidak bermetastasis.


sebar
tempat lain melalui pembuluh darah
atau pembuluh getah bening.
Kecepatan
tumbuh

Tumbuh cepat sehingga secara klinis


cepat membesar, secara mikroskopik
banyak ditemukan gambaran mitosis
baik normal maupun abnormal.

Tumbuh lambat, secara klinis tidak


cepat membesar dan secara
mikroskopis
tidak
ditemukan
mitosis abnormal.

Perubahan inti

Jumlah sitoplasma sel berkurang.


Masih seperti sel asal
Bantuk dan ukuran inti berbeda-beda
(pleoimorfik).
Kromatin inti bertambah jumlahnya
menyebabkan gambaran kasar dan
berkelompok
di
tepi
inti
(hiperkromatik). Nukleolus lebih besar,
kadang-kadang multipel dikelilingi zona
halo sehingga gambarnya seperti mata
burung hantu, bentuk inti tidak
beraturan. Sel datia tumor.

Diferensiasi

Berdiferensiasi buruk, karena sel-sel Berdiferinsiasi baik, yang berarti


tumor sudah banyak berbeda dari sifat sel-sel tumor masih menyerupai
sel asal.
sel-sel jaringan asal/normal.

Polaritas

Hilang polaritas, susunan sudah tidak Polaritas masih baik


beraturan.

Mortalitas

Jika tidak diobati, meskipun letaknya Biasanya


tidak
menyebabkan
pada
organ
tidak
vital
dapat kematian bila letaknya tidak pada
menyebabkan kematian.
alat tubuh vital.

PENDAHULUAN
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena dalam tubuh timbul dan
berkembang biak sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal
tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tampak sel tumor mempunyai inti yang lebih
besar, anak inti lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat
mitosis yang abnormal.1,2
Neoplasma dapat dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma
1,2,3
ganas. Neoplasma jinak tidak menjalar (metastasis), hanya membesar pada tempat yang
tumbuh dengan kecepatan tumbuh yang lambat.1,2,3,4 Ameloblastoma adalah salah satu
contoh neoplasma jinak.2,3,4
Ameloblastoma atau juga sering disebut sebagai adamantinoma adalah tumor
epitelial odontogenik yang memperlihatkan induksi minimal pada jaringan ikat
mesodermal.1,2,3,5 Ameloblastoma berasal dari benih gigi pembentuk email yang
berkembang liar.2,3,4,6 Penyakit ini biasanya terjadi pada umur 20 - 49 tahun dengan ratarata 39 tahun.1,4,7 Penyakit ini juga lebih sering ditemukan pada black Africansdaripada
ras/etnis lainnya.5,6 Sekitar 85% ameloblastoma terjadi di mandibula, terutama di regional
molar dan ramus. Sedangkan 15% lagi terjadi didaerah maksila, terutama pada regional
posterior.1,2,5,6,7
Secara klinis, mayoritas pasien penderita ameloblastoma dengan keluhan utama
adalah pembengkakan dengan nyeri yang berkembang lambat. Tanda-tanda dan gejalanya
yaitu kerusakan wajah, pembengkakan, nyeri, tanggalnya gigi, sakit pada pemasangan
protesa, ulserasi dan penyakit periodontal.8
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai neoplasma, serta definisi dan klasifikasi,
etiologi, patogenesis, gambaran klinis, dan gambaran histopatologis dari ameloblastoma.
NEOPLASMA
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena dalam tubuh timbul dan
berkembang biak sel-sel baru yang bentuk, sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal
tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tampak sel tumor mempunyai inti yang lebih
besar, anak inti lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat
mitosis yang abnormal.1,2 Secara patologi tumor identik dengan neoplasma, namun secara
klinik istilah tumor digunakan untuk semua tonjolan/pembengkakan baik karena radang,
perdarahan ataupun neoplasma.1
Neoplasma dapat dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma
1,2,3
ganas. Neoplasma jinak tidak menjalar (metastasis), hanya membesar pada tempat yang
tumbuh dengan kecepatan tumbuh yang lambat. 1,2,3,4 Contoh neoplasma jinak adalah
papiloma, ameloblastoma, lipoma, fibroma, dan odontoma.2,3,4
Sedangkan neoplasma ganas bercabang-cabang menjalar ke jaringan lain, misalnya
dari lidah menjalar ke paru-paru.1,2,3 Walaupun tumor ini sudah dibuang dalam operasi,
tumor ini dapat kambuh kembali.1,4 Contoh neoplasma ganas adalah epithelioma, kanker
pada lidah, dan eksostosis (tonjolan keluar dari tulang).4

1.

2.

3.

DEFINISI DAN KLASIFIKASI AMELOBLASTOMA


Ameloblastoma
atau
juga
sering
disebut
sebagai
adamantinoma
adalah
tumor
epitelial
odontogenik
yang
memperlihatkan
induksi
minimal
pada
jaringan
ikat
1,2,3,5
mesodermal.
Orang pertama yang mempelajari mengenai
ameloblastoma adalah Malassez (1885). Malassez menduga bahwa
tumor ini berasal dari sisa epitel selubung akar dan menamakannya
adamantin epitelioma, sedangkan Derjinsky (1890) menyebut tumor
ini dengan sebutan adamantinoma dan nama ini banyak digunakan
dalam literatur Jerman. Nama ameloblastoma sendiri berasal dari
Ivy dan Churchill dan merupakan nama yang banyak digunakan
dalam literatur Inggris-Amerika.1
Neville mengklasifikasikan ameloblastoma menurut situasi
klinis radiologis menjadi 3 jenis dengan pertimbangan terapi yang
berbeda tiap jenisnya, yaitu :
Conventional Solid or Multicystic Intraosseus Ameloblastoma :
terjadi pada 86% dari seluruh kasus ameloblastoma. Tipe ini
memiliki gambaran histopatologi yang berbeda-beda, yaitu follicular
pattern, plexiform pattern, acantthomatous pattern, granular cell
pattern, desmoplatic pattern dan basaloid pattern
Unicystic Ameloblastoma : presentase kejadian13% dari seluruh
kasus ameloblastoma yang terjadi. Gambaran histopatologinya
adalah ameloblastoma luminal, ameloblastoma intraluminal dan
ameloblastoma mural.
Peripheral (Extraosseus) Ameloblastoma : hanya 1% kejadian
yang ditemukan dari keseluruhan kasus ameloblastoma. Tumor ini
mungkin terbentuk dari sisa-sisa epitel odontogenik dibawah
mukosa oral atau dari sel basal epitelal dari permukaan epithelium.
Secara histopatologi memiliki gambaran yang sama dengan bentuk
intraosseus dari ameloblastoma.5
ETIOLOGI & PATOGENESIS
Ameloblastoma
atau
juga
sering
disebut
sebagai
adamantinoma
adalah
tumor
epitelial
odontogenik
yang
memperlihatkan
induksi
minimal
pada
jaringan
ikat
mesodermal.1,2,3,5 Etiologi ameloblastoma sampai saat ini belum
diketahui dengan jelas, tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa
ameloblastoma
dapat
terjadi
setelah
pencabutan
gigi,
8
pengangkatan kista dan iritasi lokal dalam rongga mulut. Selain
itu, ameloblastoma juga bisa berasal dari epithelium kista

ondontogenik terutama kista dentigerous, sisa organ email atau


lamina dental dan lapisan basal dari membran mukosa mulut,
gangguan perkembangan organ enamel, sel-sel basal dari
epithelium permukaan rahang dan epithelium heterotropik pada
bagian-bagian lain dari tubuh khususnya di kelenjar pituitary. 1,5,9
Penyakit ini tidak sering terjadi, hanya sekitar 1% dari tumor
dan kista rahang.1 Ameloblastoma berasal dari benih gigi
pembentuk
email
yang
berkembang
liar. 2,3,4,6 Beberapa ahli
mengatakan bahwa ameloblastoma berhubungan dengan kista
folikular dari gigi impaksi.1,9 Ameloblastoma biasanya terjadi pada
umur 20 - 49 tahun dengan rata-rata 39 tahun. 1,4,7 Tumor ini juga
lebih sering ditemukan padablack Africans daripada ras/etnis
lainnya.5,6 Sekitar 85% ameloblastoma terjadi di mandibula,
terutama di regional molar dan ramus. Sedangkan 15% lagi terjadi
didaerah maksila, terutama pada regional posterior.1,2,5,6,7
Patogenesis dari ameloblastoma adalah untuk melihat adanya
hubungan dengan jaringan pembentuk gigi atau sel-sel yang
berkemampuan untuk membentuk gigi, tetapi suatu rangsangan
yang memulai terjadinya proliferasi selsel tumor. 8Ameloblastoma
menyebar secara lambat terutama melalui tulang kanselus, tetapi
lambat laun meluas ke rahang dan menembus jaringan
lunak.2,7 Sering menyerang akar gigi yang bersangkutan.
Ameloblastoma ini dapat berasal dari:
1. Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina.
Struktur mikroskopis dari beberapa spesimen dijumpai pada area
epitelial sel yang terlihat pada perifer berbentuk kolumnar dan
berhubungan dengan ameloblast yang pada bagian tengah
mengalami degenerasi serta menyerupai retikulum stelata
2. Sisa-sisa
dari
epitel
Malassez.
Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada membran
periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang
spongiosa yang mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan
menstimulasi terbentuknya kista odontogenik.
3. Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan
odontoma.
Pada kasus yang dilaporkan oleh Cahn (1933), Ivy (1958), Hodson
(1957)mengenai ameloblastoma yang berkembang dari kista
periodontal atau kista dentigerous tapi hal ini sangat jarang terjadi.
Setelah perawatan dari kista odontogenik, terjadi perkembangan
dan rekurensi menjadi ameloblastoma.

4.

Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.


Siegmund dan Weber(1926) pada beberapa kasus ameloblastoma
menemukan adanya hubungan dengan epiteluim oral.10
GAMBARAN KLINIS AMELOBLASTOMA
Ameloblastoma
merupakan
tumor
yang
jinak,
tetapi
merupakan lesi invasi secara lokal, dimana pertumbuhannya lambat
dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala
gejalanya berkembang.3,7,8 Secara klinis, mayoritas pasien penderita
ameloblastoma dengan keluhan utama adalah pembengkakan
dengan nyeri yang berkembang lambat. Tanda-tanda dan gejalanya
yaitu kerusakan wajah, pembengkakan, nyeri, tanggalnya gigi, sakit
pada pemasangan protesa, ulserasi dan penyakit periodontal. 8
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis
(tanpa gejala).5,8Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama
beberapa tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan
radiografi oral secara rutin. Pada tahap awal, tulang keras dan
mukosa diatasnya bewarna normal. Pada tahap berikutnya, tulang
menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol
terasa lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran
berlobus pada radiografi.8,9
Pada tahap lanjut, ukurannya bertambah besar dapat
menyebabkan gangguan pengunyahan dan penelanan. Tumor ini
pertama kali adalah padat, tetapi kemudian menjadi kista pada
pengeluaran sel-sel stelatenya. Gejala yang didapat pada tingkat ini
yaitu rasa sakit, pembengkakan, serta kelainan bentuk wajah. 8,9
Ameloblastoma merupakan tumor jinak tapi karena sifat invasi
dan sering kambuh, maka tumor ini dapat menjadi lebih serius dan
ditakutkan akan terjadi komplikasi bila tidak di singkirkan secara
lengkap.7,9
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS AMELOBLASTOMA
Ameloblas terdiri dari jaringan kaku yang berwarna keabuabuan yang memperlihatkan daerah yang mengandung cairan
kuning yang bening. Ameloblastoma menyerupai organ enamel,
walaupun kasus-kasus yang berbeda dapat dibedakan dari
kemiripan mereka untuk tahap-tahap odontogenesis yang berbeda. 9
Gambaran
histopatologis
menunjukkan
bahwa
secara
mikroskopis terdiri dari pulau-pulau atau untaian epitel di dalam
stroma jaringan ikat kolagen dan biasanya berbentuk pola folikuler
dan pleksiform, tetapi ada juga pola acanthomatous, sel granuler,

demoplastik dan basaloid. Tumor yang besar sering memperlihatkan


kombinasi pada pola mikroskopik. Berikut ini pola-pola gambaran
histopatologis.5,7,9
Pola folikuler merupakan pola yang paling umum dan mudah
dikenali. Pulau-pulau epitelium menggambarkan epitel organ
enamel didalam stroma jaringan ikat fibrosa dewasa. Sarang-sarang
epitel terdiri dari inti yang berisi sel anguler menggambarkan
retikulum stelata dari organ email. Intinya dikelilingi oleh lapisan
tunggal sel kolumnar seperti ameloblast. Inti sel-sel terletak di
kutub
yang
berlawanan
dengan
membran
dasar
disebut
juga reversed polarity. Pada area lain sel perifernya lebih berbentuk
kuboid dan menggambarkan sel basal. Pembentukan kista umumnya
terjadi mulai dari kista mikro hingga makro.5,9
Pola pleksiform terdiri dari benang epitel panjang yang
beranastomosis atau lembaran epitel odontogenik yang lebih besar.
Benang-benang atau lembaran-lembaran epitel tersebut diikat oleh
sel mirip ameloblast berbentuk kolumnar dan kuboid yang
mengelilingi sel epitel yang diatur secara longgar. Stroma memiliki
struktur yang longgar dan memiliki vaskularisasi. Pembentukan
kista tidak umum terjadi pada ameloblastoma dengan pola
histopatologi ini. Walaupun ada kista, maka terbentuk dari
degenerasi stroma bukan karena perubahan epitelium.5,9
Pola acanthomatous terjadi ketika metaplasia sel skuamosa
yang luas muncul dibagian tengah pulau epitel ameloblastoma
folikuler maka disebut sebagaiacanthomatous ameloblastoma.
Secara histopatologi biasanya lesi ini mungkin disangka sebagai
karsinoma sel skuamosa.5,9
Pola sel granular terjadi dimana sel-sel epitel ameloblastoma
terkadang berubah menjadi sel-sel granular. Apabila perubahan
yang terjadi cukup luas maka disebut amelobastoma sel granular.
Sel-sel ini memiliki sitoplasma berlimpah yang terisi oleh granulgranul eosinofil.5,9
Pola desmoplastic terdiri dari pulau-pulau kecil dan benangbenang epitel odontogenik didalam stroma yang terkolagenisasi
penuh. Studi imunohistokimia menunjukkan produksi sitokin yang
mungkin menjadi penyebab desmoplasia. Secara radiografis lesi ini
menggambarkan lesi fibro-osseus.5
Pola basaloid merupakan tipe yang paling jarang terjadi. Lesi
ini tersusun dari sarang-sarang sel basaloid yang seragam. Tidak
ada retikulum stelata tampak ditengah-tengah sarang. Pada pola ini
sel perifernya cenderung kuboid daripada kolumnar. 5

1.
2.
3.
4.

KESIMPULAN
Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel karena
dalam tubuh timbul dan berkembang biak sel-sel baru yang bentuk,
sifat, dan kinetikanya berbeda dari sel normal. Neoplasma dapat
dibagi menjadi neoplasma jinak dan neoplasma ganas.
Ameloblastoma merupakan contoh dari neoplasma jinak
dimana ameloblastoma adalah tumor epitelial odontogenik yang
memperlihatkan
induksi
minimal
pada
jaringan
ikat
mesodermal. Beberapa ahli mengatakan bahwa ameloblastoma
dapat terjadi setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan
iritasi lokal dalam rongga mulut dan terjadi pada kisaran umur 2049 tahun. Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak, tetapi
merupakan lesi invasi secara lokal, dimana pertumbuhannya lambat
dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala
gejalanya berkembang.
Etiologi ameloblastoma belum diketahui dengan jelas, tetapi
beberapa ahli mengatakan bahwa ameloblastoma dapat terjadi
setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan iritasi lokal dalam
rongga mulut. Penyakit ini diduga berasal dari sisa organ email atau
lamina dental dan lapisan basal dari membran mukosa mulut. Selain
itu, bisa dari epithelium dari kista ondontogenik terutama kista
dentigerous, gangguan perkembangan organ enamel, sel-sel basal
dari epithelium permukaan rahang dan epithelium heterotropik
pada bagian-bagian lain dari tubuh khususnya kelenjar pituitary.
Ameloblastoma menyebar secara lambat terutama melalui
tulang kanselus, tetapi lambat laun meluas ke rahang dan
menembus jaringan lunak. Sering menyerang akar gigi yang
bersangkutan.
Ameloblastoma ini dapat berasal dari:
Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina
Sisa-sisa dari epitel Malassez
Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan
odontoma
Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.10
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis
(tanpa gejala). Ameloblastoma tumbuh secara perlahan selama
beberapa tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan
radiografi oral secara rutin. Kemudian, tulang keras dan mukosa
diatasnya bewarna normal. Lalu, tulang menipis dan ketika
teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada

penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobus pada radiografi.


Setelah itu, ukurannya bertambah besar dapat menyebabkan
gangguan pengunyahan dan penelanan. Tumor ini pertama kali
adalah padat, tetapi kemudian menjadi kista pada pengeluaran selsel stelatenya.
Gambaran histopatologis menunjukkan bahwa secara
mikroskopis terdiri dari pulau-pulau atau untaian epitel di dalam
stroma jaringan ikat kolagen dan biasanya berbentuk pola folikuler
dan pleksiform, tetapi ada juga pola acanthomatous, sel granuler,
demoplastik dan basaloid. Tumor yang besar sering memperlihatkan
kombinasi pada pola mikroskopik.

1.

2.

3.

4.
5.
6.

7.
8.

9.

DAFTAR PUSTAKA
Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B. eds. Ilmu
patologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003 : 117-9,
152-5.
Lawler W, Ahmed A, Hume WJ. eds. Buku pintar patologi untuk
kedokteran gigi. Alih bahasa. Agus Djaya. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1992 : 50-6, 83.
LC Gupta, Abhishek Gupta, Abhitabh Gupta. eds. Dental
differential diagnosis. Delhi : AITBS Publisher & Distributors, 2002 :
353-356.
Tarigan R. Kesehatan gigi dan mulut. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1989 : 44-9.
Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. eds. Oral &
maxillofacial pathology. Philadelphia : Saunders, 2002 : 611-5.
Coulthard P, Horner K, Sloan P, Theaker E. eds. Master dentistry
volume one : Oral and maxillofacial surgery, radiology, pathology
and oral medicine. 2ndedition. Edinburgh : Churchill Livingstone,
2009 :165.
Cawson RA. Atlas bantu kedokteran gigi patologi. Jakarta :
Penerbit HIPOKRATES, 1993 : 39-41.
Anonymous. Ameloblastoma berdasarkan gambaran radiologi. 22
April
2009.http://penafastabiq.blogspot.com/2009/04/ameloblastomaberdasarkan-gambaran.html (10 Juni 2012).
Utama
HSY.
Diagnosa
dan
penanganan
ameloblastoma/adamantinoma.
25
Maret
2012.
http://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/03/25/diagnosa-danpenanganan-ameloblastoma-adamantinoma/ (10 Juni 2012).

10.

Servasius
epi.
Ameloblastoma.
20
Februari
2012.http://sikkahoder.blogspot.com/2012/02/ameloblastoma.html
(15 Juni 2012)

You might also like