Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
keturunan Eropa.
I.
II.
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Suku
Agama
No. RMK
ANAMNESIS
Hari/tanggal
Keluhan Utama
: Ny. S
: Perempuan
: 52 tahun
: Sekampung pasar
: Jawa
: Islam
: 261167
IV.
pernafasan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Komposmentis
Tanda Vital
: TD : 150/90 mmHg
N
: 80 x/menit
RR
T
:20x/menit
:36,5C
STATUS LOKALIS
Mata Kanan
Mata Kiri
entropion
Sentral, normal
Kedudukan
Sentral, normal
6/15
Visus
6/30
sikatrik
Tidak dilakukan
Visus Koreksi
Tidak di lakukan
Bulbus Oculi
Supersilia
Palpebrae Superior
Edem (-)
Palpebra Inferior
Edem (-)
Hiperemi (-)
Konjungtiva
Hiperemi (-)
Palpebralis
Hiperemi (-)
Konjungtiva
Hiperemi (+)
Fornices
Konjungtiva Bulbi
Sklera
Kornea
Kamera
Okuli
Terdapat sikatrik
Kedalaman cukup
Anterior
Kedalaman cukup
Iris
Normal
Lensa
Normal
Bulat
Pupil
Bulat
Tidak dilakukan
Funduskopi
Tidak dilakukan
T dig N
Tensio Oculi
T dig N
Tidak dilakukan
Tes Fluorescen
Tidak dilakukan
V.
RESUME
Pasien datang ke poli mata RSUD Ahmad Yani dengan keluhan
sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh pada kelopak bawah mata kiri
terlipat kedalam, mata kiri juga menjadi merah terasa perih dan berair.
Pada pemeriksaan fisik pada kelopka mata kiri bawah terlipat kedalam
dan terdapat sikatrik pada kornea, pasien telah 4 kali kontrol dan
disaran untuk operasi perbaikan kelopak mata setalah keadaan
VI.
VII.
membaik.
Riwayat hipertensi diakui, riwayat DM diakui.
DIAGNOSA KLINIS
Entropion palpebra inferior okuli sinistra
DIAGNOSA BANDING
Entropion sikatrik
Trikiasis
VIII. PENATALAKSANAAN
Rencana rekonstruksi palpebra inferior
Gentamicyn oinment 0,3% 2x1
Tarivid eye drop 6x1 tetes
Cendotropin 0,5% 3x1 tetes
Asam Mefenamat 500 mg 3x 1
IX.
USULAN PEMERIKSAAN
Slit lamp
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: Bonam
: Dubia ad Bonam
: Bonam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu
menyebarkan lapis tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu
pada pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membrane mukosa (konjungtiva palpebrae).
Kulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
B. Lamella Anterior
Lamella anterior terdiri dari kulit palpebra inferior dan otot orbicularis.
Kulit palpebra inferior tipis, halus dan tidak memiliki jaringan ikat seperti kulit
lainnya, dan aparatus pilosebaseus yang berguna untuk meningkatkan pergerakan
bola mata.
C. Lamella Posterior
Lamella posterior terdiri dari retraktor otot retraktor palpebra, tarsus dan
konjungtiva. Retraktor palpebra inferior merupakan perpanjangan dari fascia dari
otot rektus inferior, dibungkus oleh otot oblik inferior, dan masuk ke dalam batas
tarsal inferior.
D. Muskulus Orbikularis Okuli
Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat
ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit
melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang
terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian di atas septum
orbita adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita.
Orbikularis okuli disarafi oleh nervus facialis.
E. Jaringan Areolar
Jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus orbikularis
okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.
F. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa
padat yang bersama sedikit jaringan elastis- disebut tarsus superior dan inferior.
Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian orbita oleh
ligament palpebra lateralis dan medialis. Tarsus superior dan inferior juga
tertambat oleh fascia tipis dan padat pada margo atas dan bawah orbita. Fascia
tipis ini membentuk septum orbita.
G. Konjungtiva Palpebra
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata
yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini
dapat menyebabkan beberapa masalah.
Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion
khususnya entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua.
Entropion lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin
disebabkan lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada
pria. Entropion involusional biasanya ditemukan lebih sering pada palpebra
inferior sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan
paling sering didahului oleh trakhoma.
Gambar 3. Entropion
KLASIFIKASI
Entropion dibagi berdasarkan penyebabnya :
1. Entropion involusional
Entropion involusional (senil) sangat erat hunbungannya dengan
proses penuaan. Biasanya terjadi akibat atrofi jaringan dan melemahnya
fasia capsulo palpebral (otot retractor palpebra). Hal ini menyebabkan
kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi kelopak mata memutar ke
dalam.
Pada
tahap
awal,
entropion
involunter
mungkin
hanya
bermanifestasi intermiten.
Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan
akibat dari gabungan kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah,
migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal dan menyebabkan
melipatnya tepi tarsus atas.
3. Etropion kongenital
Merupakan
disgenesis
retraktor
kelopak
menyebabkan
Perubahan
degeneratif
pada
bertambahnya usia.
Pada entropion sikatrik berdampak pada konjungtiva tarsal.
Iritasi pada mata atau akibat proses pembedahan
GEJALA KLINIS
Rambut yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata
yang berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea,
menyebabkan ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut
yang terus menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di
kornea normal jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu
penglihatan.
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya
sensasi benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia.
Entropion kronis dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat
menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion)
DIAGNOSIS
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata
yang terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata
merah yang persisten. Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat
mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak mata, kelemahan kelopak yanga
horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis, enophtalmus, injeksi konjungtiva,
trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat
menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin
terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.
Pemeriksaan fisik
pada
kelopak
dengan cara menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat
apakah kelopak mata dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini
tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus
kelopak
pinggir
setelah
kelopak
orbikularis).
DIAGNOSIS BANDING
1. Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit
kelopak melipat ke dalam menyerupai entropion.
2. Distikiasis
Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat keluarnya
saluran Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi
radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut
4. Dermatokalasis
harus
disatukan
dengan
tiga
jahitan
pusat
untuk
Gambar 10. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4. Entropion sikatrik
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.
Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm
dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 24 mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam
hitungan detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott
atau Tenotomi digunakan untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral
melewati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus,
ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan
diikat di atas kapas untuk melindungi pemasangan kawat. Lalu dkoreksi
untuk pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan
dan kasa penutup harus diangkat 10-14 hari.
PROGNOSIS
Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan
pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
3. Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html
4. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for
repair of involutional lower lid entropion: a three year follow up study.
Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
5. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D,
Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas
S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000