Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 4
Helga Rachel
230210140014
Ria Natasia
230210140017
Fauzi Nugraha
230210140024
Donna Siti R
230210140032
Sandra Moerti
230210140042
Ali Akbar
230210140049
Alif Fathurrahman
230210140052
Maharani D S
230210140054
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda ini dengan
tepat waktu.
Terimakasih pula kami haturkan pada dosen yang berkaitan dalam memberikan
pengajaran tentang Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plankton adalah organisme air kecil yang hidup di air tawar dan lingkungan laut. Kata
"plankton" berasal dari kata Yunani planktos, yang berarti "hanyut." Secara umum, plankton
telah berarti sedikit atau tidak ada gerak dan distribusi mereka ditentukan terutama oleh arus
air dan pencampuran. Namun, beberapa plankton dapat berenang melalui air kurang bergolak
menggunakan flagella dan pelengkap lainnya (Jieang, 2011).
Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung,
atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya
sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang
maksudnya tidak dapat memproduksi sendiri bahan organic dari bahan anorganic. Oleh
karena itu, untuk kelangsungan hidupnya ia sangat bergantung pada bahan organik dari
fitoplankton yang menjadi makanannya. Ukuran zooplankton paling umum berkisar 0,2-2
mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur bisa berukuran lebih dari satu
meter (Nontji, 2008).
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut juga hewan
bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis crustacea yang paling
umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya
sedikit yang hidup di darat.
Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 subkelas :
1.
2.
Ordo Isopoda (berkaki seragam) yang biasa hidup dilaut, air tawar maupun darat. Contohnya
yaitu udang belalang
Ordo Decapoda (berkaki sepuluh) yang mempunyai 5 pasang anggota gerak pada segmen dada
sebagai kaki. Jenisnya seperti udang, ketam, kepiting, rajungan, yuyu
Pada bab ini kami lebih fokus pada golongan Entomostraca atau udang-udangan tingkat
rendah. Terutama pada ordo Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.2.2 Bagaimana ciri-ciri dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.2.3 Bagaimana reproduksi dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.2.4 Bagaimana klasifikasi dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.2.5 Dimana habitat dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.2.6 Apa peranan, manfaat, serta kerugian dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda
1.3.2 Mengetahui ciri-ciri dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda
1.3.3 Mengetahui reproduksi dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda
1.3.4 Mengetahui klasifikasi dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda
1.3.5 Mengetahui habitat dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda
1.3.6 Mengetahui peranan, manfaat, serta kerugian dari Cladocera, Copepoda, dan
Ostracoda
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Cladocera
Ordo Cladocera dinamakan juga kutu air merupakan
bagian dari branchiopoda yang membentuk suatu grup
monophyletic yang saat ini mempunyai 11 keluarga, 80
genera, dan sekitar 400 spesies. Artinya kaki yang juga
berfungsi seperti insang jumlahnya sedikit, hanya 5
sampai 6 pasang. Kelompok cladocera adalah bagian dari
kelas arthropod yang crustacean, digolongkan dalam
grup phyllopoda. Yang umum dikenal adalah genus dari
Daphnia sebagai penguji adanya indikasi pencemaran air.
Struktur tubuh cladocera terdiri dari kepala, thorax, perut,
antenna, dan sebagian ada yang memiliki ekor. Ruas-ruas tubuh tidak jelas, biasanya thorax
dan abdomen tertutup karapas yang tampak seperti 2 keping. Sebenarnya karapas tersebut
bukan 2 keping tetapi hanya 1 helai yang melipat dan terbuka dibagian ventral bervariasi dari
bundar, oval, memanjang atau persegi.
2.2 Ciri-ciri Cladocera
-
40,15%
a. Morfologi
Cladocera (air fleas) sebuah grup besar dari paut limbed binatang, yang
sebagian besar hidup di air segar, cladocera tersebut bergerak dengan bantuan arus air
melalui gerakan semacam hopping. Di inggris sendiri anda dapat menemukan sekitar 80
spesies yang berbeda, sedangkan di belanda sekitar 100 spesies. Banyak dari spesies
mereka yang langka.
Karakteristik dari air fleas sendiri adalah bagian tubuh yang ditutupi dalam sejenis
karang, dengan tampilan dua lids (penutup), tetapi yang terbuat dari satu potong. Mereka
menarik binatang microscopis yang ada disekitarnya.
b. Fisiologi
Struktur tubuh cladocera terdiri dari kepala, thorax, perut, antenna, dan sebagian
ada yang memiliki ekor. Kepala diterapkan dengan punggung di daerah yang biasanya
disebut chemosensoric antennulae. Selain itu, untuk jantan antenulae ini juga dapat
berfungsi untuk memeluk betina dalam proses reproduksi. Memiliki 5 atau 6 pasang kaki
yang menempel di perut yang menghubung ke punggung, sedangkan yang dewasa
memiliki 4 segmen leptodora, setelah itu ada postabdomen lalu berakhir pada furca
claws. Claws tersebut berfungsi sebagai abreptor (pembersih rongga badan). Kemudian
ada lagi dua kemudi bristles yang menghubungkan ke perut. Sebagian besar cladocera ini
mengorientasikan dirinya dengan sirip belakang atas. Mereka juga memiliki dua valved
carapace yang meliputi sebagian besar tubuhnya kecuali bagian dari appendages. Dalam
beberapa family, kepala biasanya dipisahkan dari badan dengan lekukan mendalam, tetapi
tidak dapat dipisahkan. Pada dahi terdapat gabungan mata (unpaired), kemampuan
bergerak secara vertical maupun horizontal.
Jumlah ommatidia yang membentuk senyawa mata bervariasi dari jenis ke jenis
makanan sesuai dengan preferensi. Mata tersebut mempunyai peranan terpenting
terhadap penangkapan makanan. Pertama sepasang antenna yang yang berisi organ
organ indrawi sangat kecil dan terpasang pada punggung. Kedua pasangan tersebut
adalah lebih besar dibandingkan badannya. Mereka memiliki dua cabang , kedua pasang
antenna merupakan alat utama untuk menangkap makanan. Kedua antenna bawahnya
secara bersamaan membuat lompatan pendek untuk bergerak (hopping). Mereka
mempunyai thorax yang sangat pendek dan terdiri dari 4 6 segmen.pada betina terdapat
ruang besar pada bagian belakang dan sirip belakang sampai carapace yang berfungsi
sebagai kantung untuk pengeraman. Telur yang diletakkan kedalam kantung tersebut
dapat berkembang di dalamnya.
2.3 Reproduksi Cladocera
Mekanisme reproduksi cladocera pada umumnya adalah dengan cara parthenogenesis.
Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induknya. Pada daphnia
yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit (molting) beberapa kali sebelum
tumbuh menjadi dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Siklus hidup Daphnia sp. yaitu
telur, anak , remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas di
dalam ruang pengeraman. Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8
mm dihasilkan secara parthenogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali
pada umur 4-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya 12 hari. Setiap satu atau dua hari
sekali, lalu dewasa. Proses reproduksi ini akan berlanjut jika kondisi lingkungannya
mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal, baru akan dihasilkan individu jantan agar
terjadi reproduksi seksual (Waterman, 1960).
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada individu jantan
terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan
membuka carapace betina, kemudian akan dilindungi lapisan lapisan yang bernama ephipium
untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai kondisi ideal untuk menetas (Mokoginta,
2003)
: Arthropoda
Kelas
: Crustacea
Sub Klas
: Branchiopoda
Divisi
: Oligobranchiopoda
Ordo
: Cladocera
Famili
: Daphnidae
Genus
: Daphnia
Spesies
: Daphnia sp.
2. Diaphanosoma sp
Phylum : Arthropoda
Kelas
: Branchiopoda
Ordo
: Cladocera
Genus
: Diaphanosoma
Copepoda
merupakan
kelompok
25%
nya
sebagian
ektoparasit.
cara hidupnya. Sebagai ektoparasit terdapat pada permukaan tubuh, sirip dan insang
inang, memakan cairan tubuh atau jaringan inang.
Hanya yang betina hidup sebagai ektoparasit, sedangkan stadia muda dan jantan
hidup bebas. Yang betina acapkali tampak dari kantung telurnya. Dari 10 ordo dalam
kelas Copepoda hanya 3 ordo yang anggotanya hidup bebas,sedangkan yang lainnya
sebagai ektoparasit atau komensal dengan avertebrata air lain. Ketiga ordo tersebut
adalah Calanoida, Cyclopoida dan Harpacticoida. Sebagian besar calanoid adalah
planktonik, kebanyakan harpacticoida adalah benthik, sedangkan cyclopoida terdapat
baik sebagai planktonik maupun benthos. Copepoda berenang menggunakan kaki renang
dengan gerakan yang sangat cepat dan menyentak-nyentak (jerky sudden motions). Bila
gerakan kaki renang berhenti, maka antena pertama (antenul) membuka ke arah lateral
supaya tidak tenggelam. Bila sedang berenang, antenul mengarah ke belakang. Calanus
dan Diaptomus dari ordo Calanoida ada kalanya berenang seperti Anostraca. Kebanyakan
copepoda planktonik di luar terdapat pada lapisan permukaan sampai kedalaman 50 m,
namun banyak spesies dijumpai sampai 2.000 m, bahkan beberapa spesies lebih dalam
lagi.
Banyak spesies copepoda melakukan migrasi vertikal, dan dalam hal ini
dipengaruhi cahaya. Harpacticoida dan cyclopoida penghuni dasar perairan merayap atau
meliang (burrow) dalam substrat menggunakan kaki thorax dan gerak undulasi tubuh.
Banyak harpacticoida hidup sebagai fauna interstisial mempunyai tubuh langsing dan
antena yang pendek.
sepasang kantung telur; hidup bebas atau parasit; laut dan air tawar; 8400 spesies. Dibagi
menjadi 10 Ordo :
1. Ordo Platycopioda : Semua parasit
2. Ordo Calanoida : Hidup bebas ; 1200 spesies; pelagis; herbivore; artikulasi antara ruas
thorax dengan kaki kelima dan keenam; antenna pertama panjang, uniramus; antenna
kedua biramus; Calanus finmarchius, britt panjang 4 mm merupakan makanan penting
bagi ikan lemuru, tuna dan paus; Diaptomus di danau, kolam dan setu.
Contoh spesies:
Klasifikasi
Phylum
Class
Ordo
Genus
Species
: Arthropoda
: Maxillopoda
: Calanoida
: Calanus
: Calanus finmarchicus
Ciri-ciri :
Calanus Finmarchicus dianggap menjadi copepoda besar, yang biasanya 2-4 milimeter
(0,08-0,16)
Habitat :
di Laut Utara dan Laut Norwegia. Hal ini juga ditemukan di seluruh perairan dingin
Atlantik Utara, terutama di lepas pantai Kanada dan di Teluk Maine.
3. Ordo Misophrioida : Semua parasit
4. Ordo Cyclopoida : Hidup bebas sabagai plankton, benthos, di laut dan air tawar;
beberapa parasit; artikulasi antara ruas dengan kaki empat dan kelima tampak jelas;
antenna pertama dan kedua uniramus; Cyclops, hidup bebas; Lernaea, parasit.
Contoh spesies:
Cyclops sp.
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Maxillopoda
Ordo
: Cyclopoida
Famili
: Cyclopidae
Genus
: Cyclops
Spesies
: Cyclops sp.
Ciri ciri
Hidup secara kosmopolitan (dapat hidup disemua perairan:laut, tawar, maupun payau),
dapat bertahan hidup dalam kondisi yang tidak cocok dengan membentuk
penutuplendirdan memiliki 5 pasang kaki
Habitat
Hidup di perairan tawar dan laut.
Oithona sp
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Crustacea
Sub Kelas
: Copepoda
Ordo
: Cyclopoida
Family
: Oithonidae
Genus
: Oithona
Spesies
: Oithona sp
Oithona sp merupakan copepoda yang mendiami hampir di seluruh perairan
Indonesia, karenanya Oithona sangat mudah diisolasi dan di koleksi. Saat ini Oithona
termasuk jenis copepoda yang digunakan sebagai pakan hidup penyelang, walaupun
keberadaannya sering digantikan oleh pakan buatan impor yang harganya cukup mahal
karena kegiatan kultur massalnya sering gagal yang dilakukan. Oithona sp berkembang
biak secara seksual yaitu keturunan atau individu baru dihasilkan melalui proses
perkawinan antara individu jantan dan betina. Belum teramati adanya perkembang biakan
secara parthenogenesis.
Jenis kelamin Oithona sudah dapat diidentifikasi pada hari ke tujuh atau delapan,
yaitu pada saat memasuki tahap kopepodit V. Pada saat itu individu jantan dan betina
sudah mengalami penyempurnaan segmen genitalnya. Pada individu jantan muncul
pseudocella yaitu duri pada ujung antenna dan dua persendian.
5. Ordo Gelyelloida : Semua parasit
6. Ordo Marmonilloida : Semua parasit
7. Ordo Harpacticoida : Umumnya sebagai benthos di laut dan air tawar; pemakan bakteri
dan detritus; artikulasi antara ruas dengan kaki keempat dan dan kelima tidak jelas;
antenna pertama pendek; antara kedua biramus; Harpacticus; hidup bebas dan parasit.
Contoh spesies
Canthocamptus sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum: Crustacea
Class
: Maxillopoda
: Harpacticoida
Family
: Canthocamptidae
Genus
: Canthocamptus
Spesies
: Canthocamptus sp
Canthocamptus adalah genus dari copepod (crustacean kecil) yang hidup di air
dari samudra Arktik ke samudra Atlantik. Ada lebih dari 200 species berbeda dari
Canthocamptus sp. Canthocamptus sp termasuk kopepod harpaktikoid yang mempunyai
antena yang sangat pendek yang terdiri daripada tidak lebih daripada sembilan segmen.
Tubuhnya seakan bentuk silinder dan tidak dapat dibedakan antara bahagian anterior dan
posterior.
Macrosetella
gracillis
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Maxillopoda
Sub kelas
: Copepoda
Ordo
: Harpacticoida
Family
: Miraciidae
Genus
: Macrosetella
Spesies
gracillis
Macrosetella
cukup tinggi. Lainnya tinggal di lumut gambut atau bahkan dalam phytothelmata (kolam
kecil terbentuk di axils meninggalkan tanaman) dari bromeliad dan tanaman lainnya.
2.12 Peranan, Manfaat, dan Kerugian Copepoda
2.12.1 Peranan dan Manfaat Copepoda
Perairan Indonesia kaya akan kehadiran berbagai jenis copepoda, memiliki
peluang besar untuk memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pakan
alternatif atau pengganti Artemia yang saat ini harganya kian melambung.
Copepoda (copepodit dan copepoda dewasa) juga dipercaya memiliki level enzim
pencernaan yang lebih tinggi dan berperan penting untuk menunjang kebutuhan
nutrisi larva. Padahal pada fase awal dari larva ikan-ikan laut belum memiliki
perkembangan pada sistem pencernaan dan yang lebih dipercaya berperan hanyalah
cadangan makanan exogenous (pakan dari luar) sebagai cadangan makanan alami
untuk organisme. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pederson (1984 dalam
Lavens dan Sorgeloos, 1996), yang menguji pencernaan pada awal pemeliharaan
larva, dan ditemukan bahwa copepoda lebih cepat tercerna dan cepat melewati usus
serta lebih bagus tercerna dibandingkan Artemia.
Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang dapat
mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta mencerahkan
warna pada udang dan ikan. Keunggulan copepoda juga telah diakui oleh para
peneliti, karena kandungan DHA-nya yang tinggi, dapat menyokong perkembangan
mata dan meningkatkan derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga mempunyai
kandungan lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Artemia sehingga
dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan. Perairan Indonesia
kaya akan kehadiran berbagai jenis copepoda, memiliki peluang besar untuk
memilih jenis pakan hidup yang unggul sebagai pakan alternatif atau pengganti
Artemia yang saat ini harganya kian melambung.
Selain itu, beberapa copepoda memiliki beberapa manfaat tambahan. Mereka
adalah "detritivores", yang berarti mereka akan mengais sisa-sisa makanan ikan,
kotoran ikan, dan bakteri di dalam ekosistem. Mereka dapat membantu mengontrol
kualitas air dengan memakan makanan yang tidak terpakai yang akhirnya dapat
menyebabkan overload bakteri dalam kolam ikan.
2.12.2 Kerugian dalam Bidang Perikanan
Copepoda adalah golongan udang renik yang sering menyerang tubuh ikan
bagian luar dan insang. Parasit ini dapat hidup di air tawar maupun air asin dan
sangat sulit dikontrol. Anggota copepoda yang bukan parasit sering berperan sebagi
inang perantara dari parasit cacing. Banyak parasit Copepoda yang menembus
daging ikan tanpa dapat dicegah oleh perlakuan kimia. Contohnya, Argulus sp.
Argulus sp. adalah sejenis udang renik yang termasuk ke dalam famili
Argulidae dan merupakan ektoparasit. Organisme ini mempunyai bentuk tubuh bulat
pipih seperti kutu, sehingga sering disebut kutu ikan (fish louse). Tubuhnya
dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada
insang dan mengisap sari makanan. Serangan parasit ini umumnya tidak
menimbulkan kematian pada ikan sebab ia hanya mengisap darahnya saja sehingga
ikan menjadi kurus. Luka bekas alat pengisap ini merupakan bagian yang mudah
diserang oleh bakteri atau jamur. Infeksi sekunder inilah yang bisa menyebabkan
kematian ikan secara masal.
Fisiologi
Berbagai cara makan ada pada Ostracoda. Jenis herbivore memakan ganggang; jenis
karnivora memakan crustacean kecil, siput kecil dan annelida; jenis scavengers memakan
bangkai dan detritus organic; jenis filter feeder menyaring makanan. Gygantocypris
selain memakan Crustacea, dapat menangkap ikan kecil dengan antenanya. Kecuali
beberapa jenis, umumnya Ostracoda bernafas dengan permukaan tubuh. Luminescence
terdapat pada 3 jenis Ostracoda laut yaitu Cypridina, Vargula dan Conchoecia. Cahaya
kebiruan dipancarkan sekejap-kejap selama satu sampai dua detik.
pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Telur menetes
menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.
Tahapan siklus hidup Ostracoda:
Dioecous
Kopulasi, pembuahan di luar
Telur dierami di bawah karapas ataudilekatkan pada substrat
Telur menetas menjadi larva nauplius Cypridae air tawar biasa berkembang secara
parthenogenesis
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Classis
: Crustacea
Subclassis
:Ostracoda
Ordo
: Podocopa
Family
: Cypridinidae
Genus
: Cypridina
Spesies
: Cypris sp.
Platycopa (Platycopida)
Antena pertama dan kedua besar tetapi bukan alat renang; antena kedua
pipih, biramus; spesies laut, Contoh : Cytherella sp.
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Arthropoda
Class:
Crustacea
Sub Class:
Maxillopoda
Ordo:
Platycopa
Family:
Cytherellidae
Spesies:
Cytherella sp.
Palaeocopida
Contoh : Spesies fosil
cahaya
gelombang-panjang
oleh sebagian
bioluminescent
organisme (Muller, 1906).
ostracoda yang digunakan, yaitu : zona Neocythere bisulacata(dangkal, laut hangat); zona
Veeniacythereis jezzineensis (dangkal, laut hangat); dan zona Amphicytherura distincta (laut
normal, laut terbuka) .
Korelasi jarak jauh
Ostracoda air tawar ataupun ostracoda air laut, telah digunakan dengan sukses di banyak
kasus untuk korelasi jarak jauh (termasuk antar-benua), yang berguna dalam paleooseanografi.
Contoh apa yang disebut sebagai Gondwana Wealden (jura akhir sampai Aptian awal) dari Brazil
dan Afrika Barat. Krommelbien menemukan bahwa sepertiga spesies ostracoda dari Brazil
ditemukan juga di Gabon. Dengan dasar tersebut dia membuat korelasi yang teliti antara formasi
di Brazil dan di abon (Afrika Barat, sekitar nol derajat). Pengamatan itu menunjukan bukti
paleontologi pertama bahwa Afrika Barat dan Brazil pernah disatukan oleh suatu cekungan luas
bersifat lakustrin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
-
Ordo Cladocera dinamakan juga kutu air merupakan bagian dari branchiopoda yang membentuk
suatu grup monophyletic yang saat ini mempunyai 11 keluarga, 80 genera, dan sekitar 400
Poecilostomatoid. Banyak hidup diperairan laut tetapi beberapa terdapat di perairan tawar.
Ostracods, atau ostracode, adalah kelas dari Crustacea (kelas Ostracoda), kadang-kadang dikenal
sebagai udang biji. Beberapa 70.000 spesies (hanya 13.000 dari yang masih ada ) telah
diidentifikasi. Terdiri dari 5 ordo : Myodocopa, contoh: Cypridina sp. Cladocopa, contoh:
Polycope sp. Podocopa, contoh: Cypris sp. Platycopa, contoh: Cytherella sp. Palaeocopida,
contoh : seperti fosil. Banyak hidup di air laut tapi ada beberapa terdapat pada air tawar.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.