Professional Documents
Culture Documents
KEJADIAN IRITASI KULIT (RUAM POPOK) PADA BAYI USIA 0-12 BULAN
Hardin La Ramba1, Siti Nurbaya2
1STIKES
2STIKES
Iritasi kulit (ruam popok) adalah gangguan atau kejanggalan yang terjadi pada diri manusia yang
dipengaruhi oleh faktor fisik, kimiawi, enzimatik, dan biogenik. Insiden ruam popok di Indonesia mencapai 735%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun. Jumlah Balita di Provinsi
Sulawesi Selatan 2011 kurang lebih 2,3 juta jiwa, di tahun 2012 kurang lebih 3,2 juta jiwa. (Pusat Data Dan
Informasi Departemen Kesehatan RI, 2009). Berdasarkan data primer yang diperoleh dari bagian Rekam
Medis RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, jumlah bayi yang lahir tahun 2010 sebanyak 394 bayi,
tahun 2011 sebanyak 457 bayi, tahun 2012 sebanyak 513 bayi, tahun 2013 sebanyak 118 bayi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian iritasi kulit (ruam
popok) pada bayi usia 0-12 bulan di ruang anak RSUP. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jenis penelitian ini
adalah Analitik Asosiatif dengan rancangan Cross Sectional dengan menggunakan desain uji Chi-square.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 47 Orang Responden yang didapat menggunakan
teknik Total Sampling yang sesuai dengan kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan
antara popok kotor dengan iritasi kulit (p = 0.00 < nilai (0.05), alergi kulit (p = 0.00 < nilai (0.05), dan
lapisan plastik kedap air (sirkulasi) (p = 0.00 < nilai (0.05) terhadap iritasi kulit (ruam popok). Kesimpulan
penelitian ini adalah ada hubungan antara popok kotor, alergi kulit dan lapisan plastik kedap air (sirkulasi)
pada bayi usia 0-12 bulan di Ruangan Anak RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Kata kunci: Iritasi Kulit, Ruam Popok, Alergi Kulit
PENDAHULUAN
Popok dan bayi adalah dua hal yang tak
bisa dilepaskan. Namun bagai pedang bermata
dua, popok bisa membuat bayi tenang tapi bisa
juga justru jadi sumber kerewelan mereka. Dan
semua itu bergantung pada seberapa jeli kita
mendeteksi kehadiran ruam popok. Diantara
sejumlah gangguan kulit pada bayi, ruam popok
adalah yang paling sering terjadi pada bayi baru
lahir. Waspada bila kulit di sekitar bokong bayi
meradang, berwarna kemerahan. Itu tandanya
bayi terkena ruam popok. Biasanya, ruam kulit ini
membuat si kecil merasa gatal. Kenapa disebut
ruam popok (diaper rash)? Karena, gangguan
kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu
sekitar alat kelamin, bokong, serta pangkal paha
bagian dalam, (Hidayat R, 2011).
Kulit merupakan salah satu aspek vital
yang perlu diperhatikan dalam higiene setiap
orang. Kulit sebagai pembungkus yang elastik,
yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan,
dan bersambungan dengan selaput lendir yang
melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk
kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada
gangguan dalam kulit dapat menimbulkan
berbagai masalah yang serius dalam kesehatan.
Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi,
kulit memagang peranan penting dalam
meminimalkan setiap gangguan dan ancaman
87
METODE
Desain, Waktu penelitian, Populasi dan Sampel
Berdasarkan masalah penelitian, maka
jenis penelitian ini adalah Analitik Asosiatif
dengan rancangan Cross Sectional. Penelitian ini
dilaksanakan di Ruangan Anak RSUP DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tanggal 3
Juli dengan 11 Juli 3013. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien bayi yang di
rawat di ruangan Anak RSUP DR. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Penarikan sampel
menggunakan Total Sampling maka didapatkan
sampel sebanyak 47 Orang Responden.
Sampel
tersebut
kemudian
dipilah
berdasarkan karakteristik dan kriteria sampel
berdasarkan :
1. Kriteria inklusi
a. Bayi usia 0-12 bulan yang dirawat di ruang
anak RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
pada
saat
penelitian
berlangsung.
b. Ibu yang bersedia saat bayinya di observasi
pada saat penelitian berlangsung
2. Kriteria eksklusi
a. Bayi yang tiba-tiba meninggal dunia saat
penelitian berlangsung.
b. Ibu yang tidak kooperatif saat penelitian
berlangsung
Pengumpulan dan pengolahan data
Untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan peneliti menggunakan kuisioner
sebagai instrumen pengumpulan data yang
dikembangkan oleh peneliti menurut varibael yang
akan diteliti dan berdasarkan tinjauan literatur.
Setelah data-data terkumpul, maka peneliti
melakukan :
1. Editing
Proses editing (penyuntingan data) dilakukan
dengan memeriksa setiap lembar kuisioner
skala kecemasan yang didapatkan oleh
peneliti setelah melakukan uji pre-post test
dengan
cara
wawancara
langsung
menggunakan teknik komunikasi terapeutik
dengan pasien.
2. Koding
Pada tahap ini yang dilakukan adalah
pemberian kode atau tanda dari tiap lembar
kuisioner skala kecemasan yang telah
didapatkan dari hasil wawancara peneliti
dengan
pasien
pra
operasi.
Untuk
mempermudah pemasukan data maka dibuat
format koding, kemudian hasil koding di
masukkan ke dalam Tabel koding. Setelah itu,
data siap di masukkan kedalam computer.
3. Tabulasi
Pada tahap ini, dilakukan pengelompokan data
dalam suatu Tabel sesuai dengan tujuan
penelitian.
Analisis Data
Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul
dan telah diberikan skoring maka dilakukan
88
Alergi Kulit
Alergi
Tidak Alergi
Total
Frekuensi
(n)
23
24
47
Persentase
(%)
48.9
51.1
100
HASIL
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Kelompok Umur di Ruangan Anak RSUP. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013.
Frekuensi
Persentase
Umur
(n)
(%)
0 s/d 3 Bulan
2
4.3
4 s/d 6 Bulan
14
29.8
7 s/d 9 Bulan
16
34.0
10 s/d 12 Bulan
15
31.9
Total
47
100
89
Dari
hasil
uji
statistik
dengan
menggunakan
uji
Chi-square
maka
berdasarkan correction fishers exact test
diperoleh nilai p = 0.000 < nilai (0.05).
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara lapisan plastik kedap air
(Sirkulasi) dengan iritasi kulit (ruam popok) di
Ruangan
Anak
RSUP.
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Antara Popok Kotor dengan Iritasi
Kulit (Ruam Popok)
Berdasarkan analisis univariat maka
diketahui bahwa 47 Orang responden yang
mengalami iritasi kulit adalah sebanyak 26
orang responden (55.3%) pada saat
menggunakan popok dan yang tidak
mengalami iritasi kulit adalah sebanyak 21
orang responden (44.7%).
Dari hasil analisis bivariat menunjukan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
popok kotor dengan iritasi kulit (ruam popok) di
Ruangan
Anak
RSUP.
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Resiko tinggi popok
kotor responden maka akan semakin memicu
kejadian iritasi kulit (ruam popok).
Maka hipotesa yang disajikan peneliti
diterima karena ada hubungan antara popok
kotor dengan iritasi kulit (ruam popok). Dalam
penelitian Rahmat Hidayat (2011) dengan
judul
penelitian
"Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Diaper Rush Pada Bayi 0-12
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Bantaeng", diperoleh hasil penelitian bahwa
popok yang tidak sering diganti mengakibatkan
bayi menjadi tidak tenang dan gelisah dapat
mengakibatkan terjadinya ruam pada bayi
(Diaper Rush). Berdasarkan teori dan hasil
peelitian diatas maka dapat kita lihat tingginya
kejadian iritasi kulit akibat alergi kulit.
2. Hubungan Antara Alergi Kulit dengan Iritasi
Kulit (Ruam Popok)
Berdasarkan analisis univariat maka
diketahui bahwa 47 Orang responden yang
mengalami alergi kulit adalah sebanyak 23
orang responden (48.9%) pada saat
menggunakan popok dan yang tidak
mengalami iritasi kulit adalah sebanyak 24
orang responden (51.1%).
Dari hasil analisis bivariat menunjukan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
alergi kulit dengan iritasi kulit (ruam popok) di
Ruangan
Anak
RSUP.
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Resiko tinggi alergi
kulit responden maka akan semakin memicu
kejadian iritasi kulit (ruam popok).
Maka hipotesa yang disajikan peneliti
diterima karena ada hubungan antara alergi
kulit dengan iritasi kulit (ruam popok).
Hasil penelitian ini didukung oleh
pendapat yang dikemukakan oleh Vinci
Ghazali (2010), reaksi alergi menyebabkan
90
91
S,
2009.
Ruam
Popok.
(online)
(http://www.idai.or.id, di akses pada tanggal
03 April 2013)
92