Professional Documents
Culture Documents
OM Swastyastu
Puji syukur kami haturkan kehapanan Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karuniaNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Keadaan Kenyang Dan Lapar,
Fekal : proses defekasi. Meskipun banyak hambatan kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca.
OM Santih Santih Santih OM
Denpasar, 26 Maret 2014
penyusun
Daftar Isi
Daftar Isi.....
A. Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
3
3
3
4
4
2.2
2.3
11
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar diantara kita mungkin pernah merasakan lapar dan tahu bahwa itu pertanda
kita harus segera makan. Namun mengetahui bagaimana perut kita bisa menjadi lapar butuh
sedikit motivasi untuk mencari informasinya. Rasa lapar sesungguhnya merupakan sinyal
yang normal yang mengingatkan bahwa tubuh perlu menambah energi yang berkurang.
Rasa lapar inilah yang mendorong manusia untuk makan. Dalam dunia modern seperti
sekarang ini disinyalir bahwa semakin banyak orang yang tidak pernah lagi merasakan lapar
karena berbagai alasan seperti karena gaya hidup dan pola makan yang berubah yang sedikit
banyak terkait dengan makin banyaknya ragam makanan yang tersedia serta daya beli yang
semakin meningkat seiring dengan kemakmuran dunia. Manusia semakin banyak yang
makan hanya karena sudah waktunya makan (sesuai jam makan yang teratur) meski belum
merasakan lapar, karena godaan kelezatan makanan, dan alasan-alasan pendorong lain selain
rasa lapar. Kenyataan seperti ini mungkin lazim terjadi pada masyarakat negara maju dan
negara berkembang terutama pada masyarakatnya yang tergolong ekonomi menengah ke
atas. Cukup beralasan mengapa jumlah orang yang kegemukan atau obesitas meningkat pada
segmen masyarakat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses terjadinya lapar.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya kenyang.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya defekasi.
D. Manfaat
1.
2.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode kepustakaan, dimana datadata yang diperoleh didapatkan melalui buku-buku dan juga dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Inflamasi
Inflamasi adalah respon jaringan terhadap cedera akibat infeks, pungsing,
abrasi, terbakar, objek asing, atau toksin (produk bakteri yang merusak sel
hospes atau jaringan hospes). Inflamasi meliputi rangkaian pristiwa kompleks
yang dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronik.
1. Tanda-tanda
lokal
respons
inflasi
meliputi
kemeraha,
panas,
akumulasi
sel
sel
fagositik
dan
apakah
akan
terjadi
regenerasi
atau
Dalam
rangka
memproduksi
suatu
penyakit
pada
permukaan
mukosa,
mikroorganisme patogen harus berinteraksi dengan sel permukaan. Jika sel tersebut
telah ditempati oleh flora normal, maka tidak akan terjadi interaksi antara
mikroorganisme patogen dengan sel permukaan, sehingga tidak terjadi penyakit. Dari
mekanisme tersebut, flora normal digolongkan sebagai bagian dari innate immunity.
Flora normal terdiri dari bakteri dan fungi (umumnya yeast). Bakteri dan fungi ini
memiliki hubungan yang unik dengan organisme yang ditempatinya (host), hubungan
ini dimulai saat fetus yang steril mulai memasuki birth canal. Bakteri dan fungi mulai
berkoloni di seluruh permukaan yang terbuka, termasuk permukaan mukosa
pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran urogenital distal.
c. Konstituen Fase Cair (Fluid Phase Constituents)
Ada banyak molekul cair yang penting untuk pertahanan alami melawan
mikroorganisme patogenik. Diantaranya protein komplemen, lisozim, protein
faseakut, interferon, dan iron-binding protein.
Lisozim adalah enzim yang terdapat pada sekret berbagai sel tubuh. Enzim ini
memotong lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Bakteri Gram-positif mudah
diserang.
Protein fase akut secara normal terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam
plasma. Selama infeksi, mereka bertambah banyak. Contohnya protein C-reaktif,
mengenali dan mengikat Ca2+ ke permukaan berbagai spesies bakteri dan fungi. Creaktif berperan sebagai opsonin yang memfasilitasi fagositosis. Protein ini juga
mengaktivasi sistem komplemen.
Interferon penting untuk imunitas terhadap virus. Terdiri dari interferon alfa dan beta,
sedangkan interferon gamma termasuk imunitas yang diperoleh (acquired immunity).
Iron-binding protein (laktoferin, transferin) ditemukan dalam fase cair sebatas
keberadaan zat besi (iron). Karena besi merupakan kebutuhan utama untuk
pertumbuhan bakteri dan fungi, protein ini sangat berperan dalam innate
immunity (Hirsch & Zee, 1999).
d. Sel-Sel Imunitas Alami
(1) Sel-sel fagosit
Infeksi bakteri di dalam tubuh menyebabkan mobilisasi neutrofil yang cepat
dari tempat penyimpanannya ke area infeksi, sehingga terjadi akumulasi
neutrofil. Pergerakan neutrofil dipengaruhi oleh faktor kemotaktis. Proses
vaskuler
(margination), extravasationke
dalam
ruang
Beberapa
organisme
dapat
mengantisipasinya,
misalnya
Patologis
ada
empat
tanda-tanda
antibodi antitoksin penting untuk menetralkan dan mengikat toksin sebelum toksin itu
mengikat area seluler lain dan menginisiasi gejala klinis.
IgG dan IgM berfungsi sebagai opsonin dan bekerja bersama sel fagosit untuk
meningkatkan proses menelan dan membunuh. IgG dan IgM juga mengaktivasi
urutan komplemen sehingga mengakibatkan lisisnya bakteri (jika Gram negatif).
Untuk
bakteri
yang
hidup
secara
intraseluler
fakultatif,
misalnya Listeria dan Mycobacterium, antibodi relatif inefektif untuk membunuh dan
membuang agen tersebut. Tipe infeksi ini membutuhkan respon T H1 untuk
memproduksi gamma interferon. Gamma interferon dikenal sebagaimacrophage
activating factor, meningkatkan regulasi proses metabolik pada makrofag,
memungkinkan
makrofag
untuk
membunuh
mikroorganisme
yang
mampu
agen
infeksi
intraseluler
(misalnyaBrucella,
Salmonella,
Mycobacterium, Rickettsia). Sel T sitotoksik melisiskan sel host dimana agen infeksi
berada (Hirsch & Zee, 1999).
C. Sepsis
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory
sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit.
Selain itu, sepsis dapat juga disebabkan oleh adanya kuman-kuman yang
berproliferasi dalam darah dan osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat
berbahaya dari sepsis adalah terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan
melibatkan lebih dari satu organ.
Pada sepsis, sistem organ yang terkena kerusakan antara lain system cardiovascular.
Terjadinya kerusakan pada system cardiovascular akan mengakibatkan penurunan
10
immune,
yang
mengakibatkan
terjadinya
kegagalan
koagulasi
dan
2.
A.
Simpulan
Inflamasi adalah respon jaringan terhadap cedera akibat infeks, pungsing, abrasi,
terbakar, objek asing, atau toksin (produk bakteri yang merusak sel hospes atau jaringan
hospes). Inflamasi meliputi rangkaian pristiwa kompleks yang dapat bersifat akut (jangka
pendek) atau kronik.
Respon imun terhadap infeksi ada dua yaitu :
11
1. Innate immunity adalah imunitas alami sebagai pelindung yang selalu ada dan aktif pada
setiap spesies hewan untuk melindungi dari aksi agen infeksi. Innate immunity terdiri
dari barier fisik dan barier mikrobiologis (flora normal), komponen fase cair, dan
konstituen seluler (Hirsch & Zee, 1999).
2. Respon Acquired Immunity. Respon ini digerakkan oleh adanya presentasi antigen
terhadap sel T dan B oleh antigen-presenting cell (APC). Antigen ditangkap oleh
makrofag dari lingkungan eksternal, misalnya bakteri yang difagosit dan didigesti di
dalam vakuola fagositik, akan diproses di fagosom dan bagian dari antigen yang tercerna
akan dibawa ke permukaan
Sepsis
Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory sytemic
rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain itu,
sepsis dapat juga disebabkan oleh adanya kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah dan
osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya
kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari satu organ.
B.
Saran
Sebagai seorang perawat kita haruslah memahami betul mengenai konsep infeksi,
karena merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Disamping
dapat untuk menambah ilmu dalam pengetahuan, kita juga bisa menggunakan sebagai acuan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Slonane Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran : EGC
http://kesmas-unsoed.info/2011/06/pengertian-inflamasi.html
12