You are on page 1of 5

Zat warna Naftol adalah zat warna yang tidak larut, terbentuknya warna di dalam serat

sebagai hasil reaksi komponen Naftol dengan garam diazonium. Komponen Naftol yang
terkenal adalan Naftol AS yang merupakan perbaikan Naftol. Naftol As adalah hasil
subsitusi dari asam beta oksinaffoat dengan anilena menjadi 2 hidroksi 3 asam naftoat
yang memiliki tahan sinar dan sosok lebih baik dan warna yang dihasilkan lebih banyak.
Naftol As mempunyai afinitas seperti halnya zat warna direk, maka penambahan elektrolit
dalam pencelupan akan memperbesar penyrapan. Dengan berat molekul yang besar sehingga
tidak larut, untuk melarutkan diperlukan natrium hidroksida.
Naftol digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Golongan poligenetik yaitu memberikan bermacam-macam warna dengan
berbagai garam diazonium. Yang termasuk jenis ini antara lain : Naftol As, As D, As OL, As
E, As GR, As, LB, As SR, As SG, As BT dan lain-lain.
2) Golongan Naftol yang monogenetik, yaitu yang memberikan satu arah warna saja yaitu
kekuningan dengan berbagai macam garam dozonium.Yang termasuk jenis Naftol ini, yaitu :
As G, As LG, As L3G, As L4G. Garam diozanium lebih dikenal dalam praktek sebagai
garam Naftol adalah hasil reaksi diazotasi senyawa basa Naftol yang merupakan turunan dari
anilina yang selanjutnya distabilkan dalam kondisi tertentu. Reaksi kopling merupakan reaksi
antara Naftol (Naftol As) dengan garam diozonium. Jika komponen kopling adalah natol
As poligentetik, maka warna yang dihasilkan sesuai dengan jenis garam diozonium yang
dipakai, dan nama dagang menunjukkan jenis warnanya. Dalam praktek pencapan dikenal
dengan 2 cara, yaitu metoda padd Naftol dan pencapan Naftol. Dari kedua cara ini
mempunyai keuntungan dan kerugian, misal : cara padd Naftol memerlukan waktu yang
lama, karena kain setelah dipadd memerlukan pengeringan, dalam bentuk Naftolat kurang
stabil, mudah rusak dan sulit dibangkitkan, bisa mendapatkan warna yang banyak dalam satu
bahan. Sedangkan cara cap Naftol hanya satu garam Naftol atau basa.
1) Cara padd Naftol
Urutan proses pada cara ini adalah sebagai berikut :
Benam peras (pad) larutan Naftol, diangin-anginkan suhu + 800C
Pencapan dengan pasta cap yang mengandung garam diazonium
Pembilasan dan penyabunan
Berbagai kombinasi warna hasil pencapan dengan cara padd naftol dapat dicapai lebih
bervariasi dianding dengan cara cap naftol, yaitu hanya dengan menggunakan satu jenis
naftol poligenetik dan berbagai macam warna garam diazonium. Karena larutan naftol
diaplikasikan pada seluruh permukaan kain dan hanya pada bagian motif saja yang terkena
reaksi kopling, maka daerah naftol yang tidak bereaksi harus dihilangkan dengan pencucian
alkali pada
suhu mendidih. Jika diinginkan warna dasar yang benar-benar putih bersih maka perlu
dilakukan pemilihan naftol yang memiliki substantifitas rendah. Oleh karena itu metoda ini
hanya cocok untuk naftol yang memiliki substantifitas rendah. Reaksi formaldehid pada
larutan naftolat dapat digambarkan sebagai berikut.

Berikut ini adalah contoh-contoh Naftol berdasarkan tingkat substantifitasnya


terhadap selulosa :
Naftol dengan substantifitas rendah :
Naftol As, AsD, AsOL, AsPN, AsG, AsL4G, AsIRG dan sebagainya.
Naftol dengan substantifitas sedang
Naftol As RL, As BG, As LT, As VL, As PTR
Naftol dengan substatifitas tinggi
Naftol TTR, As BI, As Bs, AS BO, As RS, As SW, As LC, As E
Naftol dengan substatifitas tertinggi
Naftol As.S, As LB, As BT, As SG, As SR, As BR, As LG, As L3G, As LR,
As GR dan sebagainya.
Pelarutan Naftol ada 2 cara :
Cara panas
Naftol dibuat Pasta dengan TRO, penambahan soda kostik dan air panas
selanjutnya dipnaskan jika perlu.
Cara dingin
Naftol dibuat Pasta dengan spiritus, soda kostik dan air dingin. Dalam proses pelarutan ini,
bentuk naftol akan berubah menjadi naftolat yang larut. Di dalam proses ini ada kemungkinan
naftolat akan bereaksi dengan karbondioksida dan udara kemudian berubah kembali menjadi
bentuk naftol yang tidak larut. Naftol ini mempunyai afinitas yang rendah terhadap selulosa
dan tidak dapat bereaksi kopling dengan garam diazonium mengakibatkan hasil pewarnaan
yang lebih muda. Untuk mencegah hal ini dapat ditambahkan formaldehid ke dalam larutan
naftolat sebelum diaplikasikan pada kain. Penambahan formaldehid akan terbentuk
komponen metikol yang lebih sulit terhidrolisa daripada bentuk naftolat. Penambahan
tersebut pada temperatur kamar untuk mencegah terjadinya komponen metilena yang dapat
menghambat reaksi kopling antara naftolat dengan garam diazonium. Beberapa naftol
mempunyai ketahanan yang bagus terhadap karbondioksida

dari udara tanpa penambahan formaldehia, antara lain Naftol AS-OL, AS-ITR, AS-BS, ASBG, AS-Bl, AS-LB, AS-PT, dsb. Beberapa naftol ini asetoasilacrilamida, akan berkurang
reaksi koplingnya dengan garam diazonium jika ditambahkan formaldehida, antara lain
Naftol AS-BR, AS-BT, AS-GR, AS-S dsb.
Setelah larutan Naftol diaplikasikan pada kain dengan cara padding, pengeringan segera
dilaksanakan untuk menghindari kontak dengan karbondioksida udara seminimal mungkin.
Pengeringan sebaiknya tidak dilakukan pada silinder pengering karena akan mengakibatkan
pengeringan yang tidak rata, Naftolat tidak rata sehingga hasil pewarnaan juga tidak rata.
Setelah pengeringan kain harus dihidari dari cahaya matahari, kelembaban, gas alam dan
percikan air yang dapat menyebakan ketidakrataan hasil pewarnaan. Penyimpanan setelah
Naftolat yang terlalu lama dapat menyebabkan difusi Naftolat yang terlalu dalam ke serat
sehingga sulit dilakukan pencuccian pada bagian dasar motif yang tidak terjadi reaksi
kopling.
Pasta cap yang mengandung pengental dan garam, jumlah garam/basa Naftol tergantung dari
jumlah kandungan Naftol yang digunakan dalam larutan padding. Penambahan asam asetat
dapat meningkatkan hasil pewarnaan.
Resep padding Naftol :
Naftol As 20 g/l
R\TRO 20 ml/l
Soda kostik 380Be 20 ml/l
Zat pendispersi 6 ml/l
Resep pasta cap garam diozonium
Garam diozonium 30 60 g
Asam asetat 50% 10 20 g
Zat pendispersi 1 g
Pengental starc- 500 g tragalant
Air/pengental x g
Jumlah 1000 g
Resep pasta cap basa Naftol
Basa Naftol 15 g
Asam khlorida 15 g
Natrium nitrit 6 g
Natrium asetat 12 g
Asam asetat 8 g
Pengental starch - 500 g
tragalant
Air / pengental x g
Jumlah 1000 g
Setelah pencapan, pengeringan, pencucian, penyabunan dengan sabun dan soda abu pada
temperatur mendidih, selanjutnya dilakukan pengerjaan dengan
natrium bisulfit (38 0Be) untuk menghilangkan garam atau basa naftol yang tidak
terkoplingkan di daerah sekitar motif. Selanjutnya proses cuci sabun dan pengeringan.

2) Cara cap Naftol


Pada cara ini untuk menghasilkan dengan berbagai kombinasi warna menggunakan sejumlah
jenis Naftol yang dilapkan pada kain, kemudian dibangkit/dikopling dengan satu jenis garam
diozonium melalui proses padding.
Beberapa keuntungan dari cara ini :
Karena naftolat hanya diaplikasikan pada kain hanya di daerah motif saja sehingga warna
dasar tetap bersih dan pencucian lebih sederhana
Pemakaian Naftol bisa hemat
Jika diinginkan hasil pewarnaan dengan variasi ketuaan warna, kombnasi tersebut bisa
dicapai dengan cara ini.
Resep pasta cap Naftol sebagai berikut :
Naftol As 15 - 20 g
TRO 30 g
Spiritus 50 g
Soda Kostik 380Be 25
Pengental starch - 500 g
tragalant
Air / pengental x g
Jumlah 1000 g
Resep garam diazonium
Garam diasonium 50 g
Air 920 g
Natrium klorida 25 30 g/l
Jumlah 1000 g
Cara prosesnya adalah sebagai berikut :
Setelah pencapan dengan pasta cap Naftol, dilakukan pengeringan. Kain hasil pencapan
dengan Naftolat dapat disimpan dalam keadaan terhindar dari sinar, udara dan gas yang
bersifat asam.
Selanjutnya dilakukan pengerjaan padding dalam larutan garam diozonium, dalam hal ini
kemungkinan terjadi bleeding naftolat dari daerah motif masuk ke dalam bak larutan padding
yang dapat menodai daerah yang tidak bermotif (dasar). Setelah dipadding dilakukan
pengangin-anginan beberapa saat guna memberikan kesempatan pada reaksi koopling terjadi
secara sempurna untuk menghilangkan sisa-sisa Naftolat maupun garam diazonium yang
tidak
bereaksi bahan dikerjakan dalam larutan natrium bisulfit (380Be). Akhirnya pencucian dengan
sabun yang mengandung sabun dan soda abu pada suhu mendidih selanjutnya dibilas dan
keringkan. Di samping garam diazonium dapat pula dengan basa Naftol (metoda cap
Naftol nitrit).
Naptol As 25 - 30 g
TRO 30 - 40 g
Kostiksoda 40 - 40 g
(380Be)
Air panas 250 - 250 g

Pengental - 550 - 550 g


starch
tragalant
Natrium nitrit 105 - 110 g
Jumlah 1000 g
pasta cap
Resep basa Naftol :
Basa Naftol 15 g
Asam asetat 50 g
Air dingin 935 g
Jumlah 1000 g
Larutan
Prosesnya sebagai berikut :
Bahan dicap dengan pasta cap
Dikeringkan
Diuap (steaming)
Dibangkitkan (padding) dengan larutan basa Naftol
Dibilas, disabung, dibilas dan keringkan
Cara lain yang bisa digunakan untuk pencapan naftol dengan pembangkitan
basa naftol.
1. Metoda padd naftol nitrit
Pertama dilakukan padd larutan naftolat yang mengandung natrium nitrit dan dikeringkan.
Kemudian pencapan dengan pasta cap yang mengandung basa naftol dan asam organik serta
pengental. Reaksi pertama kali terjadi diazotasi antara basa naftol dengan asam organik dan
natrium nitrit membentuk garam diazonium, kemudian garam diazonium bereaksi kopling
dengan naftolat membentuk pigmen naftol pada bagian bermotif. Selanjutnya proses
pencucian dan pengeringan.
2. Metoda pencapan naftol nitrit
Pada metoda ini mirip dengan di atas, dimana pertama kali dilakukan pencapan dengan pasta
cap yang mengandung natrium naftolat dan natrium nitrit. Setelah pengeringan, padding
larutan basa naftol yang mengandung asam organik. Pada daerah motif terjadi reaksi diazotasi
basa naftol oleh natrium nitrit dan asam organik, garam diazonium yang terbentuk bereaksi
kopling dengan naftolat membentuk pigmen naftol di dalam serat.

You might also like