You are on page 1of 27

LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI

KULTUR Daphnia sp.

Disusun oleh :
Kelompok 4
Kelas C
Elsi Sri Mulyani

230210130052

Taufik Candra M.

230210130057

Mediana Rahma P.

230110130123

Risa Mawadatu S.

230110130129

Zulfiqar Wahyu I.

230110130142

Bastian H. Damanik

230110130152

Yuliana Rafika

230110130153

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan akhir
kegiatan Praktikum mata kuliah Planktonologi. Laporan terdiri dari 5 Bab yang
dilampiri dokumentasi saat kegiatan praktikum Daphnia sp. Bab 1 Pendahuluan
memaparkan latar belakang, tujuan dan manfaat praktikum. Bab 2 Tinjauan
Pustaka merupakan penjelasan tentang definisi kultur, definisi Daphnia sp.,
klasifikasi, habitat, reproduksi, serta karakteristik Daphnia sp., faktor yang
memengaruhi pertumbuhan Daphnia sp., kegunaan Daphnia sp., dan pupuk dalam
budidaya Daphnia sp. Bab 3 Metodologi Praktikum memaparkan tentang tempat
dan waktu pelaksanaan praktikum, alat dan bahan yang digunakan, serta prosedur
kerja saat praktikum. Bab 4 Hasil dan Pembahasan menjelaskan data hasil
praktikum dan pembahasan mengenai kultur Daphnia sp. Bab 5 berisi
Kesimpulan dan Saran dari praktikum yang telah dilaksanakan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Untuk itulah pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saranyang membangun sangat
diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Demikian laporan praktikum kultur Daphnia sp. ini kami buat semoga
dapat bermanfaat. Aamiin.
Jatinangor, Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB

Halaman

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR LAMPIRAN...
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
1.2 Tujuan Praktikum
1.3 Manfaat Praktikum..
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kultur.
2.2 Definisi Daphnia sp. ...
2.2.1 Klasifikasi Daphnia sp. ...
2.2.2 Habitat Daphnia sp. .
2.2.3 Reproduksi Daphnia sp. ..
2.2.4 Karakteristik Daphnia sp.
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp. ..
2.2.6 Kegunaan Daphnia sp.
2.3 Pupuk Dalam Budidaya Daphnia sp. .
III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
3.2.2 Bahan yang Digunakan.
3.3 Prosedur Kerja.
3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan...
3.3.2 Pemupukan...
3.3.3 Penebaran..
3.3.4 Aerasi
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.
4.2 Pembahasan.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.....
LAMPIRAN...

DAFTAR TABEL
No.
1.

Judul
Data Hasil Kepadatan Daphnia sp.

Halaman

DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.

Judul
Daphnia sp.
Reproduksi Daphnia sp.
Bagian Tubuh Daphnia sp.
Susunan Alat Kultur

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.

Judul
Data Perhitungan Kultur Daphnia sp.

Halaman

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil produk perikanan terbesar di

dunia. Hal ini dapat menjadi salah satu modal untuk tambahan devisa negara. Untuk
para pengusaha pun usaha budidaya ikan termasuk usaha yang menjanjikan,
mengingat potensi wilayah perairan, iklim, serta factor lainnya yang terdapat di
Indonesia mampu menunjang keberhasiulan usaha perikanan.
Salah satu faktor penunjang keberhasilan budidaya perikanan adalah
ketersediaannya pakan. Pakan untuk larva ikan berdasarkan asalnya dibagi menjadi
dua yaitu, pakan alami dan pakan buatan. Secara kualitas organisme pakan alami
belum bisa diganti sepenuhnya dengan pakan buatan untuk ikan stadia larva, hal ini
disebabkan pakan alami lebih mudah dicerna oleh larva juga bentuk dan ukuran yang
sesuai dengan bukaan mulut ikan. Salah satu contoh pakan alami yang biasa
digunakan untuk budidaya larva adalah zooplankton yang berasal dari filum
Arthropoda dari kelas Branchiopoda, yaitu Daphnia sp.
Menurut Pennak (1989) Daphnia sp. sebagai pakan alami memiliki beberapa
kelebihan yaitu kandungan nutrisi yang tinggi, memiliki ukuran yang sesuai dengan
mulut larva, pergerakan yang lambat sehingga mudah ditangkap oleh larva, serta
tingkat pencemaran air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan
buatan.
1.2

Tujuan

1.

Memberikan pengertian dan pemahaman mengenai proses kultur Zooplankton

2.

utamanya untuk Daphnia sp.


Memberikan pengertian dan pemahaman cara-cara serta teknik yang
digunakan dalam kultur Daphnia sp. mulai dari persiapan media hingga
pemanenan.

3.

Mengenal salah satu jenis zooplankton yang dapat dibudidaya dan


dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.

1.3

Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah:


1.
2.
3.
4.

Praktikan mengenal wadah budidaya Daphnia sp. dalam skala laboratorium.


Praktikan mampu menghitung kepadatan Daphnia sp. dalam budidaya.
Praktikan mampu mengetahui jenis pupuk untuk media tumbuh plankton.
Praktikan mampu membudidayakan Daphnia sp. secara mandiri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Kultur
Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai

proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977). Kultur


merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik
domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme
yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi
ekonomi (Bardach, dkk., 1972). Kultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan
organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Websters Dictionary,
1990).
2.2

Definisi Daphnia sp.


Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami

kolam atau danau. Daphnia dapat tumbuh optimum pada suhu perairan sekitar 21 C
dan pH antara 7,1 8,0. Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia sp.
adalah bakteri, fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan cara membuat
aliran pada media, yaitu dengan menggerakan alat tambahan yang ada di mulut,
sehingga makanan masuk ke dalam mulutnya.
2.2.1

Klasifikasi Daphnia sp.

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Crustacea

Sub Kelas

: Branchiopoda

Divisi

: Oligobranchiopoda

Ordo

: Cladocera

Famili

: Daphnidae

Gambar 1. Daphnia sp.

Genus

: Daphnia

Spesies

: Daphnia sp.

2.2.2

Habitat Daphnia sp.


Daphnia sp. adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami

kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan
subtropis. Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya
sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp.
pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam
mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin
berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan
haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya
temperatur, atau tingginya kepadatan populasi.
2.2.3

Reproduksi Daphnia sp.


Pada keadaan baik Daphnia sp. berkembang secara parthenogenesis, dimana

individu baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi. Cara ini hanya menghasilkan
individu betian saja dan jumlah telur yang dihasilkan rata-rata 10-20 butir (Edmonson
dalam Casmuji, 2002). Pada saat kondidi kurang baik, seperti adanya perubahan
temperature, kurangnya makanan dan akumulasi limbah, produksi telur secara
parthenogenesis menjadi berkurang bahkan beberapa menetas dan telur berkembang
menjadi individu jantan (Hickman, 1967 dalam Casmuji, 2002). Dengan munculnya
Daphnia jantan, maka populasi mulai bereproduksi secara seksual.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak,
remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam
ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp. yang bentuknya
mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah instar pada stadium
anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada
stadium ini (Mokoginta, 2003).

Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar
dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai perkembangan
penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit pada akhir instar
remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur pertama dilepaskan ke
ruang pengeraman. Selama instar dewasa pertama, kelompok telur kedua berkembang
di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat periode steril pada Daphnia
sp. tua (Casmuji, 2002).

Gambar 2. Reproduksi Daphnia sp.


2.2.4

Karakteristik Daphnia sp.


Daphnia sp. memiliki ukuran 1-3 mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruas-

ruas/segmen meskipun ruas ini tidak terlihat. Pada bagian kepala terdapat sebuah
mata majemuk, ocellus (kadang-kadang), dan lima pasang alat tambahan (Casmuji,
2002), yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang
mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah
bagian-bagian dari mulut (Mokoginta, 2003). Umumnya cara berenang Daphnia sp.
tersendat-sendat (intermitenly), tetapi ada beberapa spesies yang tidak bias berenang
dan bergerak dengan merayap karena telah beradaptasi untuk hidup di lumut dan
sampah daun-daun yang berasal dari dalam hutan tropik (Suwignyo, 1989 dalam
Casmuji, 2002).
Bagian tubuh Daphnia sp. tertutup oleh cangkang dari khitin yang transparan.
Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung habitatnya. Spesies
daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau berwarna muda, sedangkan di
daerah litoral, kolam dangkal, dan dasar perairan berwarna lebih gelap. Pigmentasi
terdapat baik pada bagian karapas maupun jaringan tubuh (Casmuji, 2002).
Daphnia sp. termasuk hewan filter feeder, memakan berbagai macam macam
bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus, dan bahan organic terlarut (Rodina dalam
Casmuji, 2002). Daphnia sp. muda berukuran panjang kurang dari satu millimeter
menyaring partikel kecil ukuran 20-30 mikrometer, sedangkan yang dewasa dengan
ukuran 2-3 mm dapat menagkap partikel sebesar 60-140 mikrometer (Fasileva dalam
Casmuji, 2002).

Gambar 3. Bagian Tubuh Daphnia sp.


2.2.5

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Daphnia sp.


Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan

antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat beradaptasi dengan baik
pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik
dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat
ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu.
Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai pH yang optimal
untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif
basah yaitu pada pH 7,1 8,0 baik untukpertumbuhannya. Pada kandungan amoniak
antara 0,35 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan
baik (Mokoginta, 2003). Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan
oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm (Mokoginta, 2003).
2.2.6

Kegunaan Daphnia sp.


Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga

hewan kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih dari 70% kadar
bahan kering. Secara umum, dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54%
lemak, 0.67% karbohidrat dan 0.15% abu. Daphnia sp. dibudidayakan sehingga dapat

tersedia dalam jumlah mencukupi, hampir setiap saat.


Kegunaan lainnya yaitu :
a.
b.
c.
d.

Sebagai bahan uji toksisitas


Sebagai pembersih lingkungan tercemar
Sebagai bahan baku penghasil kitin
Sebagai raw model dalam mempelajari interaksi gen dan lingkungan (Mc
Taggart et. Al 2009)

2.3

Pupuk dalam Budidaya Daphnia sp.


Pemupukan dilakukan agar Daphnia sp. bisa tumbuh dan tetap mendapatkan

nutrisi. Pupuk yang digunakan adalah kotaran ayam yang berfungsi untuk
menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan adalah dosis pemupukan
yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya blooming fitoplankton. Hal tersebut dapat mengakibatkan kadar ammonia
yang tinggi dan oksigen terlarut yang rendah dalam wadah budidaya sehingga dapat
menyebabkan kematian daphnia.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan kegiatan praktikum kultur Daphnia sp. dilaksanakan pada,

Waktu

: Tanggal 14 April 2014 s.d. selesai.

Tempat: Laboratorium MSP, FHA, Aquakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu


Kelautan, Universitas Padjadjaran.
3.2

Alat dan Bahan

3.2.1

Alat yang Digunakan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Toples (wadah budidaya)


Cover Glass
Gelas Ukur
Hand Counter
Lampu Neon
Mikroskop
Neraca
Piala Gelas
Pipet Tetes
Plankton Net
Blower
Selang Aerator
Sendok

3.2.2

Bahan yang Digunakan

1.
2.
3.
4.

Air bersih/ air kolam


Biakan Daphnia sp
Kain kasa
Pupuk Kandang (Kotoran Ayam)

3.3

Prosedur Kerja

3.3.1

Persiapkan Alat dan Bahan

1.

Siapkan alat dan bahan.

2.

Bersihkan wadah yang akan digunakan dengan cara meyikat wadah

3.

tersebut sampai bersih, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
Pasanglah aerator ke dalam wadah budidaya tersebut dengan memberikan

4.

pemberat pada selang aerasi.


Masukan pupuk kandang kedalam wadah budidaya dengan dosis 2,4 g/liter

5.

air.
Media penambahan pupuk kandang ini bisa dilakukan dengan cara

6.

disebar.
Secara merata diseluruh wadah, atau dengan cara membungkusnya dengan

7.
8.
9.

kain.
Kasa/kantong plastik yang dilubangi.
Masukan Daphnia sp. sebanyak individu/liter.
Pada hari ke tujuh Daphnia sp. Sudah bisa dipanen.

3.3.2

Pemupukan
Pemupukan dilakukan agar

mendapatkan nutrisi. Pupuk


berfungsi

yang

Daphnia sp. bisa tumbuh dan tetap


digunakan

adalah kotoran

ayam

yang

untuk menumbuhkan plankton. Selain itu yang harus diperhatikan

adalah dosis pemupukan yang diberikan tidak boleh berlebihan karena hal
tersebut

dapat

mengakibatkan terjadinya blooming phytoplankton. Hal tersebut

dapat mengakibatkan kadar ammonia yang tinggi dan oksigen terlarut yang
rendah dalam wadah budidaya sehingga dapat menyebabkan kematian daphnia.

3.3.3

Penebaran
Inokulasi Daphnia dapat

dilakukan

dengan

memakai

siste

maupun

Induk Daphnia (Daphnia dewasa). Padat tebar Daphnia awal pada umunya
antara 20-100 individu perliter media. Inokulan dapat diperoleh dari hasil
budidaya petani, Balai Benih Air Tawar, Lembaga Penelitian, serta di perairan
umum.
Keberadaan Daphnia di perairan dapat dilihat dengan mata telanjang, oleh

karena itu untuk menghitung kepadatan Daphnia pada saat inokulasi maupun masa
budidaya, dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pembesar atau mikroskop.
Daphnia dari dalam wadah dengan menggunakan gelas vial 100 ml kemudian
tuangkan secara perlahan-lahan sambil dihitung jumlah Daphnia yang keluar
bersama air. Apabila jumlah Daphnia yang ada sangat banyak, maka dari gelas vial
100 ml dapat diencerkan, caranya adalah dengan menuangkan ke dalam gelas pial
1000 ml dan ditambah air hingga volumenya 1000 ml. Dari gelas 1000 ml, lalu
diambil sebanyak 100 ml. Daphnia yang ada dihitung seperti cara diatas, lalau
kepadatan di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan cara mengalikan 10
kali jumlah didalam gelas 100 ml.

Penebaran dilakukan agar Daphnia sp dapat

berkembang dalam wadah budidaya yang berisi aquades dan pupuk kotoran
sehingga Daphnia sp akan berkembangbiak serta dapat di manfaatkan untuk pakan
ikan.
Skema Pelaksanaan Budidaya Daphnia sp.
Alat dan Bahan yang
Digunakan

Disiapkan Sesuai
Kebutuhan

Dimasukkan 1500 ml Air Kolam ke


dalam toples

Ditambahkan pupuk kandang


sebanyak 25 gr/l

Dilakukan Proses Aerasi

Ditambahkan Biakan yang akan


Dikultur Sebanyak 50 ekor perliter

Biarkan Daphnia tersebut selama satu minggu sehingga akan


berkembangbiak

Hitunglah kepadatannya setiap hari sehingga


diketahui kepadatan puncak populasi di dalam
wadah budidaya

Panen Daphnia
3.3.4

Aerasi
Aerasi merupakan pengaliran udara kedalam air untuk meningkatkan

kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara


kedalam air. Aerasi ini digunakan agar Daphnia sp. tetap bisa mendapatkan oksigen
walaupun pada keadaan tertutup. Aerasi ini disambungkan dengan menggunakan
selang. Fungsi aerasi adalah suplai O2 /CO2 pengaduk air media pemeliharaan,
pemerataan cahaya dan pemerataan pupuk.

Proses aerasi dilakukan dengan susunan alat sebagai berikut :


Toples

Lampu
Neon
Lubang aerator
Gambar 4. Susunan Alat Kultur
Sumber: Format laporan praktikum kultur plankton, 2014

1. Susun wadah kultur yang telah siap seperti


gambar di atas
2. Atur cahaya lampu yang digunakan
3. Atur aerator hingga sesuai dengan kebutuhan
4. Dilakukan Pengamatan setelah 1 x 24 jam
5. Perhitungan kepadatan secara berkala

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil
Tabel 1. Data Hasil Kepadatan Daphnia sp.

Jumlah

Massa Pupuk

Volume

Volume Inokulan

Jumlah Individu saat

Daphnia

(gram/L)

Aquades

dalam Gelas

Pemanenan (sel/L)

(mL)

Ukur

956,5

43,5

(sel/L)
100
4.2

2,5

168

Pembahasan
Pada praktikum kali ini adalah budidaya Dhapnia sp. dengan menggunakan

media toples, karena Daphnia sp. hidup di air tawar maka air yang digunakan untuk
mengkultur Daphnia sp. adalah air bersih dan penambahan media lainnya. Media
yang dipakai pada praktikum kultur Daphnia sp. ini adalah media kotoran, yakni
kotoran ayam yang sudah kering. Media ini digunakan sebagai tempat tumbuhnya
Daphnia sp.
Mengapa harus kotoran ayam? Karena kotoran ayam baik untuk pertumbuhan
fitoplankton, yang berfungsi sebagai pupuk untuk menumbuhkan fitoplankton. Di
dalam air pupuk akan diuraikan oleh bakteri menjadi bahan anorganik yang akan
dimanfaatkan oleh fitoplankton. Kotoran ayam yang dipakai adalah 2 gr dan
ditambahkan 956,5 mL aquades + volume inokulan 43,5 mL dalam 1 toples yang
sudah diberi aerasi.
Untuk menghitung kepadatan Daphnia sp. pada saat dilakukan pemanenan,
perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat kaca pembesar. Daphnia sp. dalam
aquarium disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia sp. tersaring
kemudain jumlah Daphnia sp. yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam
mangkuk, lalu di hitung individunya menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung

dengan menggunakan hand counter atau bisa juga dihitung secara manual.
Pemanenan dilakukan pada hari ke 7. Pemanenan dilakukan hari 7 karena
pada hari itu merupakan fase Stasioner, fase yang sangat ideal untuk pemanenan. Dari
hasil praktikum kelompok empat, total panen Daphnia yang hidup adalah sebanyak
168 individu. Stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah 100 individu. Hasil
menunjukan bahwa Daphnia sp. tersebut berkembang, ini dapat dikatakan cukup
berhasil. Pupuk yang dimasukkan kedalam media kultur pakan alami Daphnia sp. ini
berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detritus dan beragam phytoplankton
sebagai makanan utama Daphnia sp. Keberhasilan dalam membudidayakan Daphnia
sp. yang kami lakukan karena kondisi media yang cukup baik dan terjaga, aerasi yang
cukup stabil, dalam keadaan homogen, sehingga pembagian oksigen terlarut dapat
merata dalam toples
Praktikum yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 8 mengalami perkembangan
yang cukup tinggi, yakni secara berturut-turut 981, 396, 265 individu. Ini
menunjukan media yang digunakan cukup baik. Media yang dipakai mungkin sesuai
dengan kultur hidup Daphnia dan baik bagi pertumbuhannya
Sedangkan kelompok 3 dan 5 tidak terlalu berhasil karena mengalami
penurunan individu kelompok 3 awalnya 100 menjadi 98 individiu, kelompok 5
awalnya 100 menjadi 63 individu kemungkinan dikarenakan media yang kurang baik.
Sedangkan kelompok 7 dan 9 mengalami penurunan yang cukup besar yakni
kelompok 7 yang awalnya 100 menjadi 7 individu, kelompok 9 awalnya 100 menjadi
7 individu. Kematian Daphnia yang drastis kemungkinan diakibatkan dari kotoran
ayam yang merupakan pakan Daphnia habis dan plankton-plankton tersebutpun habis
sehingga Daphnia tidak dapat bertahan hidup.
Kegagalan pada setiap kelompok bisa saja disebabkan oleh kurangnya
ketersediaan oksigen terlarut, ini kemungkinan besar disebabkan karena padat tebar
yang terlalu tinggi dan juga aerasi yang tidak stabil. Kurangnya oksigen terlarut di
dalam media kultur menyebabkan Daphnia mati.
Daphnia merupakan hawan yang sensitif terhadap kontaminasi bahan kimia

sehingga wadah yang di gunakan harus disterilisasikan. Faktor lingkungan seperti


sinar matahari sangat menunjang keberhasilan budidaya karena ekologi cahaya
berfungsi sebagai proses fotosintesa yang dapat merangsang fhytoplankton tumbuh
dan berkembang cepat.
Pemupukan bertujuan : meningkatkan zat hara dalam perairan, sehingga
menumbuhkan fhytoplankton dan organisme lain. Sehingga dalam budidaya daphnia
kiranya perlu melakukan pemupukan susulan. Didalam pemupukan hal yang perlu
diperhatikan : dosis pupuk yang dibutuhkan karna bila terjadi kelebihan pupuk
mengakibatkan bloming fhytoplankton.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan

a.

Daphnia sp. merupakan zooplankton yang hidup di air tawar yang sangat

toleran terhadap perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah


b.

Daphnia sp. berkembang biak dengan cara parthenogenesis dimana individu

baru berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi


c.

Daphnia sp. ini pada hidupnya mengalami 4 periode yaitu, telur, anak, remaja

dan dewasa
d.

Daphnia sp. berukuran 1-3mm, tubuh lonjong, pipih, terdapat ruas-

ruas/segmen meskipun ruas ini tidak terlihat


e.

Ada berbagai faktor yang memperngaruhi pertumbuhan Daphnia sp. yang

pertama adalah suhu, lalu oksigen terlarut, dan yang terakhir adalah pH
f.

Daphnia sp. ini termasuk hewan yang mampu beradaptasi pada perubahan di

lingkungannya, dan termasuk kedalam hewan eutotropik dan tahan terhadap fluktuasi
suhu harian atau tahunan
g.

Daphnia sp. dapat dijadikan sebagai pakan ikan

h.

Pada kultur daphnia pupuk yang digunakan adalah kotoran ayam, karena

kotoran ayam ini dapat menumbuhkan fitoplankton yang menjadi makanan dari
Daphnia sp. tersebut. Takaran dari kotoran ayam itu harus pas dengan jumlah
Daphnia sp. dan volume air dari wadah pengkulturan daphnia tersebut agar tidak
terjadi blooming fitoplankton. Dan harus mengikuti prosedur-prosedur yang sudah
tertera agar pengkulturan daphnia itu bisa berhasil tanpa kendala.
5.2

Saran
Sebaiknya dalam kultur Daphnia sp., tempat atau wadahnya diisi sesuai

dengan habitat dari daphnia tersebut. Lalu harus dilakukan control terus-menerus agar
terhindar dari hal yang tidak diinginkan yaitu kegagalan. Dari pakan atau kotoran

ayam tersebut harus diperhatikan sekali, dari mulai penakaran dan pembukusan
dengan kassanya. Dari takaran harus pas, karena jika berlebihan akan menyebabkan
blooming fitoplankton yang tumbuh dan hidup dari kotoran ayam tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, S dan Evans. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton Daerah Tropik . UI
Press: Jakarta.
Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.
Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas
Diponegoro: Semarang.
Stewart. M dan Hutabarat.1986. Kunci Identifikasi Plankton. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro: Semarang.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Perhitungan Kultur Daphnia sp.

Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah
Individu
saat
Pemanenan
(sel/L)
981
396
98

Jumlah
Daphnia
(sel/L)

Massa
Pupuk
(gram/L)

Volume
Aquades
(mL)

Volume
Inokulan
dalam
Gelas Ukur

100
100
100

2
2
2,5

930

70

900

100

100

2,5

43,5
16,3

168

100
100
100
100
100
100

956,5
983,7

3
3,5
4

1000
950

?
50

7
265
7

63

You might also like