You are on page 1of 9

Pengalihan Es Balok menjadi Es Batu dari Air Masak

di Kantin untuk Menghindari Bakteri Coliform pada


Es Balok

Disusun Oleh : (Kelompok 2)


Adam Gandung Priambodo

(3415133052)

Awalia Rzka Maftuha

(3415131002)

Dita Luthfia

(3415136417)

Nurul Fatihah

(3415130993)

Rivka Septiani

(3415133054)

Pendidikan Biologi Bilingual 2013

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Es batu merupakan air yang dibekukan dengan suhu 0 C sampai di bawah
0 C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman. Banyak pedagang kecil
yang menjual minuman menggunakan es batu berbentuk balok yang dijual
pedagang. Akhir-akhir ini banyak pemberitaan mengenai es balok yang
menggunakan air mentah tanpa diolah terlebih dahulu. Hal tersebut berbahaya
karena rendahnya kualitas sumber air atau kurangnya tingkat kebersihan (higiene)
dalam pembuatan dan pengelolaan. Karena kualitas air yang rendah dapat
menyebabkan timbulnya bakteri coliform pada es balok. Bakteri coliform
merupakan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit (Pathogen). Misal, diare,
gatal-gatal, peradangan disejumlah organ tubuh hingga tifus (cabral 2010). Bakteri
coliform
merupakan
kelompok
bakteri yang biasa digunakan
sebagai indikator untuk menentukan suatu lingkungan (misal, air dan tanah) telah
terkontaminasi oleh bakteri pathogen (penyebab penyakit) atau tidak (Cabral
2010). Kelompok bakteri ini biasa dijumpai pada feses (tinja) (Jost and Flemming,
2011). Pada es balok banyak ditemukan bakteri fekal (hidup di feses) yang
terkontaminasi dari lingkungan sekitar pembuatan es.
Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
FMIPA UNJ, didapat hasil bahwa es balok yang digunakan sebagai bahan
pelengkap minuman di kantin positif mengandung bakteri coliform dalam jumah
yang cukup banyak. Hasil yang didapat menunjukkan angka MPN index sebesar
14/ 100 ml yang berarti sudah melebihi batas nomal yaitu, <4 / 100 ml (Harley
dan Presscot 2002). Hal ini tentu dapat menjadi ancaman bagi para pembeli
minuman dingin di kantin tersebut. Pedagang minuman dingin di kantin beralasan
bahwa es balok yang mereka dapat dari pengecer sangat murah dan tidak perlu
repot untuk membuat es batu. Para pedagang itu mengaku sering membeli es
balok dalam ukuran sedang. Es balok dijual dengan harga 8500 per balok untuk
yang ukuran sedang. Maka dari itu, pedagang miuman dingin yang menggunakan
es balok sebagai pelengkap minuman akan diberikan penyuluhan mengenai
bahaya bakteri yang ada di es balok eceran, selain itu akan ada aksi sosial dengan
memberikan bekal pada para pedagang minuman dingin bagaimana membedakan
es batu yang menggunakan air mentah (berbakteri) dengan es batu yang
menggunakan air matang. Selain itu mereka juga akan diberikan bekal bagaimana
membuat es batu menggunakan air matang dengan biaya yang murah.

2. Tujuan Penulisan

Memberikan penyuluhan kepada pedagang minuman dingin di


kantin tentang bahaya bakteri coliform yang ada pada es balok
eceran.

Memberikan bekal pada pedagang minuman dingin bagaimana


membedakan es batu yang berasal dari air mentah (berbakteri) dan es
batu yang berasal dari air matang.

Memberikan penyuluhan kepada penjual minuman dingin bagaimana


membuat es batu dari air matang dengan biaya yang murah.

BAB II
RENCANA KEGIATAN

Kegiatan aksi sosial ini berkaitan dengan ruang lingkup biologi yaitu
mengenai bakteri Coliform serta dampaknya terhadap kesehatan. Sasaran pada
kegiatan aksi sosial ini yaitu pedagang minuman maupun makanan di kantin
FMIPA Universitas Negeri Jakarta yang menggunakan es balok sebagai pendingin
minuman.
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi

: Kantin FMIPA Universitas Negeri Jakarta


Jl. Pemuda, Rawamangun. No.5, Jakarta Timur

Waktu

: 19 Mei 26 Mei 2015

Berikut adalah jadwal kegiatan yang dilaksanakan:


No.

Kegiatan

Waktu

1.

Penyuluhan dengan wawancara


Jumat, 22 Mei 2015
kepada penjual minuman dingin

2.

Wawancara dengan penjual es Senin, 25 Mei


balok
(pukul 08.00)

3.

Penyuluhan dengan wawancara


Senin,
25 Mei 2015
kepada mahasiswa (konsumen)
(pukul 10.00)
FMIPA

4.

Tindakan pengecekan es

2015

Senin,
25 Mei 2015
(pukul 12.00)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

Keluaran (Output)
Keluaran dari kegiatan ini adalah sejumlah hasil kegiatan (dalam bentuk
laporan hasil kegiatan, dokumentasi aktivitas lapang, dll). Penyuluhan yang telah
dilaksanakan dalam kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
pedagang minuman mengenai bakteri Coliform pada es balok yang memiliki
dampak buruk khususnya terhadap kesehatan konsumen, sehingga konsumen
khususnya warga FMIPA UNJ juga mendapat dampak positif dari hasil kegiatan
ini.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam jangka waktu
kurang lebih 1 minggu didapatkan hasil sebagai berikut
Jumat, 22 Mei 2015 didapatkan hasil wawancara bersama penjualpenjual minuman dingin di kantin FMIPA. Terdapat 4 kios penjual
makanan sekaligus minuman dingin di kantin FMIPA, dari keempat
kantin tersebut hanya satu kantin yang menggunakan es balok sebagai
pendingin minuman baik pendingin yang tidak langsung berkontak
dengan minuman dan yang langsung berkontak atau tercampur dengan
minuman. Sebagian penjual sudah mengetahui dampak negatif
pemakaian es balok sebagai campuran pendingin minuman, namun
belum mengeahui terkait bakteri Coliform yang terdapat pada es
balok. Kami juga memberi sedikit tips atau cara yang mungkin dapat
digunakan untuk mengetahui perbedaan es balok yang terbuat dari air

mentah dan es dari ai rmatang.


Senin, 25 Mei 2015 pukul 08.00 hasil wawancara yang didapatkan
dari penjual es balok yaitu penjual es balok menyatakan bahwa es
balok yang dijual berasal dari pabrik di daerah Bekasi. Namun penjual
es balok tidak mengetahui darimana es balok itu berasal atau sumber
air yang digunakan untuk membuat es balok tersebut. Terlihata bahwa
es balok diletakkan di gerobak kecil dan tidak dikemas dengan baik
apalgi higienis. Penjual tersebut mengatakan bahwa harga es balok per

kantong plastik sedang berkisar Rp 10.000,Senin, 25 Mei 2015 pukul 10.00 wawancara dilakukan kepada
beberapa mahasiswa yang mengonsumsi minuman dingin dari kantin
FMIPA. Sama hal nya dengan hasil wawancara kepada para penjual.
Target mahasiswa yang kami wawancarai yaitu mahasiswa jurusan
Kimia, Fisika, dan Matematika yang kemungkinan sedikit mengetahui
mengenai kandungan bakteri Coliform. Kami memberi informasi
mengenai bakteri Coliform dan beberapa saran agar menjadi
konsumen yang cermat. Kami juga memberi sedikit tips atau cara

yang mungkin dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan es balok

yang terbuat dari air mentah dan es dari ai rmatang


Senin, 25 Mei 2015 pukul 12.00 hasil pengecekan ke setiap kios
didaptakan

bahwa

semua

penjual

minuman

dingin

sudah

menggunakan es buatan sendiri. Es balok hanya digunakan sebagai


pendingin minuman yang tidak langsung berkontak atau bercampur
dengan minuman. Kami pun juga mengetahui bahwa pergantian es
balok menjadi es nernahan baku air matang dikarenakan mereka (para
penjual makanan dan minuman di kantin) takut kalau sampai lahan
mereka kami tutup. Karena ternyata sebelumnya sudah diperingatkan
untuk menggunakan bahan-bahan yang sehat dari pihak kampus ke
mereka.
B. Pembahasan
Penyuluhan terhadap masyarakat mengenai bahaya penggunaan es
balok sebagai campuran pendingin minuman sangatlah penting, terutama
mulai dari lingkungan skitar yang kami fokuskan di kampus B FMIPA
UNJ. Seperti yang sudah diketahui masyarakat luas, kebanyakan es batu
atau es balok dibuat menggunakan air mentah. Tak jarang airnya berasal
dari sungai yang disuling dan ditambahkan bahan kimia sebagai penjernih.
Kemudian dimasukan ke dalam pendingin dan jadilah es batu atau es
balok. Selain menggunakan bahan berbahaya, proses pembuatan es batu di
pabrik tidak dilakukan secara bersih dan steril. Menurut ahli pangan,
bakteri yang ada dalam air mentah tidak mati meski dalam kondisi beku.
Bakteri baru bisa mati jika lama berada di lingkungan beku. Jika masuk ke
dalam tubuh, bakteri ini bisa membahayakan kesehatan
Bakteri
tersebut
dikenal
sebagai
bakteri

Coliform.

Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai


indikator penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri
sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun
bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan
sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus
atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem
pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator
digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang

tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak


dari pada organisme pathogen (Servais, 2007).
Sejak dibuat sampai ke tangan pembeli, es balok selalu tidak
dilengkapi kemasan yang baik, padahal bakteri atau virus penyebab
penyakit selalu mengancam di tempat yang tidak terlindungi. Saat
disimpan di depot, es hanya ditutup oleh kain atau karung yang tidak
dijamin kebersihannya. Masyarakat juga sulit membedakan es batu yang
sehat dan tidak.
Hasil penelitian menunjukkan, ternyata dalam es balok yang
sumber airnya berasal dari air mentah atau bahkan air sungai terkandung
bakteri E. Coli jauh di atas batas normal (10.000 20.000 per 100 mL).
Dengan lain kata, Es Batu ini mengandung bakteri hampir setara dengan
kotoran manusia. Yang dapat diartikan bahwa air Es Batu lebih kotor dari
pada air toilet. Karena itu kewaspadaan dari para konsumen maupun
pedagang yang menjadi penentunya.
Berdasarkan hasil pengamatan, para penjual minuman dingin di
kantin FMIPA dan beberapa mahasiswa (konsumen) sudah mengetahui
dampak negatif pemakaian es balok sebagai campuran pendingin
minuman, namun belum mengeahui terkait bakteri Coliform yang terdapat
pada es balok. Oleh karena itu kami memberi informasi terkait bakteri
Coliform yang terdapat pada es balok dan dampak negatifnya, serta
memberi sedikit tips atau cara yang mungkin dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan es balok yang terbuat dari air mentah dan es dari ai
rmatang. Perbedaannya yaitu es yang terbuat dari dari air mentah, terlihat
berwarna putih karena masih banyak gas/oksigen yang berada di
dalamnya. Es dari air matang akan terlihat bening karena gas di dalam air
terlepaskan ketika proses perebusan.
Setelah mengetahui terkait bakteri Coliform yang terdapat pada es
balok dan dampak negatifnya, serta perbedaan es balok yang terbuat dari
air mentah dan es dari air matang, diharapkan baik konsumen maupun
penjual menjadi lebih waspada dan cermat dalam menggunakan maupun
mengonsumsi minuman dingin yang tercampur es balok.

KESIMPULAN

Pada aksi sosial kali ini dapat diambil kesimpulan:

Hasil uji kualitas air minum berdasarkan MPN index didapat es balok
yang digunakan pedagang minuman dikantin FMIPA positif mengandung
bakteri coliform.

Pedagang es balok yang menyediakan es balok untuk para pedagang


dikantin megaku hanya sebagai distributor saja. Es balok didatangkkan
dari wilayah bekasi.

Es balok dijual dengan harga 10.000 per kantong plastik yang ditaksir
dengan berat total es batu 2 kg/ kantong plastik.

Pedagang minuman dingin di kantin FMIPA ternyata selama ini sudah


dipantau cukup baik dari pihak kampus hanya saja kurang mendapat
teguran dalam urusan penggunaan es pada minuman.

Pedagang minuman berjanji akan menggunakan es dengan bahan baku air


matang untuk tetap mempertahankan mata pencarian mereka di kantin
FMIPA.

DAFTAR PUSTAKA

Cabral, Joo P. S. 2010. Water Microbiology. Bacterial Pathogens and Water.

International Journal of Environmental Research and Public Health


No.7: 3657-3703

Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill


Publisher. USA.
Jost Wingender,Hans and Curt Flemming. 2011. Biofilms in drinking water and
their role as reservoir for pathogens. International Journal of Hygiene and
Environmental Health (IJHEH)-12471. Germany
Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network
(France). Sources, fate and modeling; Universit Libre de Bruxelles;
Bruxelles.

You might also like