You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterlambatan perkembangan (development delayed) adalah keterlambatan secara
signifikan pada fisik, meliputi aktifitas merangkak, duduk, berdiri dan berjalan pada anak bila
dibandingkan dengan anak normal seusianya.Seorang anak dengan kondisi development delayed
akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan kemampuannya. Seorang anak
dengan development delayed adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga
semua tahapan perkembangan pada usianya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan perkembangan anak
yaitu faktor internal meliputi faktor keturunan dan faktor kondisi anak dan faktor eksternal
meliputi kelahiran, gizi dan psikologis.
Fisioterapi pada kasus development delayed berperan dalam meningkatkan kemampuan
fungsional agar anak mampu hidup mandiri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
orang lain (Shapherd, 1995).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh usia terhadap kemampuan motorik kasar pada anak delay
development?
2. Apakah ada pengaruh latihan keseimbangan terhadap kemampuan motorik kasar
pada anak delay development?
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum :
1.1. Untuk menerapkan pengetahuan penulis dalam penatalaksanaan fisioterapi
pada kondisi Delay Development.
2. Tujuan Khusus :
2.1.
Mengetahui anatomi dan fisiologi otak manusia
2.2.
Mengetahui anatomi dan fisiologi otak manusia

2.3.
Mengetahui definisi dari Delay Development.
2.4.
Mengaetahui Etiologi Delay Development.
2.5.
Mengetahui Pencegahan Delay Development.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Dapat lebih mengenal tentang Delay Development sehingga dapat menjadi bekal bagi
penulis setelah lulus nanti.
2. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi yang benar kepada paien, keluarga, masyarakat
sehingga dapat lebih mengenal dan mengetahui gambaran tentang Delay
Development
3. Bagi pendidik
Memberikan informasi ilmiah bagi penelitian mengenai Delay Development
selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Anatomi Otak Manusia dan Fisiologi Otak Manusia
Otak mengatur Sistem Saraf Pusat, Sistem Saraf Perifer dan Sistem Saraf
Otonom.Walaupun merupakan suatu keseluruhan fungsi, otak disusun menjadi beberapa
daerah yang berbeda yang mempunyai tugasnya masing masing.Bagian otak dapat secara
bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara berdasarkan perbedaan anatomis,
spesialisasi fungsional, dan perkembangan evolusi.Bagian bagian tersebut terdiri dari:

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1.

Cerebrum (Otak Besar)

2.

Cerebellum (Otak Kecil)

3.

Brainstem (Batang Otak)

4.

Limbic System (Sistem Limbik)

1. Cerebrum (Otak Besar)

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan
kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus
Occipital dan Lobus Temporal.
a.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus
ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,
penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual
dan kemampuan bahasa secara umum.

b.

Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

c.

Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan


pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

d.

Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan visual
yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap
oleh retina mata.

dengan

kemampuan

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area yang
punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan,
yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabelkabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri
tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otakkanan terlibat dalam
kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir
rasional.

2. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur
sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan
baju.

3. Brainstem (Batang Otak)

Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian dasar
dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak

ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu
tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.

Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial
sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika
orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:


a.

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal
mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh
dan pendengaran.

b.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis otak,
seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.

c.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.
Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga
oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik
antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem
limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara

homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan
juga memori jangka panjang.

Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang


salah satu fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu
mendapat perhatian dan mana yang tidak. Misalnya Anda lebih memperhatikan anak
Anda sendiri dibanding dengan anak orang yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena
Anda punya hubungan emosional yang kuat dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda
membenci seseorang, Anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini
terjadi karena Anda punya hubungan emosional dengan orang yang Anda benci.

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.
Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan
kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau
ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang
dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat
duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.
B. Manfaat otak kiri dan kanan

Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri


Perbedaan dua fungsi otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan
kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak kiri dan otak
kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil penelitian Roger Sperry.
Otak besar atau cerebrum yang merupakan bagian terbesar dari otak manusia adalah
bagian yang memproses semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir,
menalarkan, mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal
dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang
berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio,
kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar
menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ).
Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian
emosi. Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan,
memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis
kegiatan
kreatif
lainnya.
Belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya
fungsi masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi,
menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak
kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak

mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan proses
pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial. Mereka juga cenderung
memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan tangan kanannya juga lebih tajam daripada
tangan dan kaki kirinya. Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah
orang yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal yang
teknis.
Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau
dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat perilaku sehari-hari, cara berpakaian, dengan
mengisi kuisioner yang dirancang khusus atau dengan peralatan Electroencephalograph
yang bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.
Disekitar Anda pastinya ada orang yang pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi
tidak pandai bergaul. Sebaliknya ada orang yang pandai bergaul, tapi kurang pandai di
sekolahnya. Keadaan semacam ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara otak kanan
dan otak kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya berfungsi
secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi
orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Untuk mengoptimalkan dan menyeimbangkan kinerja dua belahan otak, Anda
bisa menggunakan teknologi CD Aktivasi Otak. Metode ini sangat mudah diikuti karena
Anda hanya perlu mendengarkan semacam musik instrumental yang dirancang khusus
untuk menyelaraskan dan mengaktifkan kedua belahan otak Anda.
C. Pyramid of learning
Dalam belajar, diperlukan beberapa kemampuan seperti yang dapat dilihat dalam
gambar pyramid tersebut (pyramid of learning by Williams& shellenberger)
Kemampuan-kemampuan tersebut saling melengkapi dan menunjang, sampai
pada akhirnya mampu membantu anak untuk dapat melakukan kegiatan belajar
(Academic Learning).

1. Sensori system
Sistem ini merupakan jendela bagi otak, sehingga input-input dari
luar tubuh dan dalam tubuh dapat disampaikan ke otak. "pengolahan
sensorik" mengacu pada proses dimana otak mengatur dan menafsirkan
rangsangan eksternal seperti sentuhan , gerakan, kesadaran tubuh ,
penglihatan, suara , dan gravitasi. Apabila sebagian dari Sensory Sytem
bermasalah, maka otak akan kesulitan memproses input-input yang masuk,
bahkan input-input tersebut tidak dapat masuk sama sekali. Sehingga anak
mungkin akan menjadi kesulitan berkonsentrasi, kesulitan menulis,
keseimbangan tubuh kurang bagus, gerakan tidak teratur, dsb.
2. Sensory motor development
Pertumbuhan kognitif didasarkan pada tindakan panca indera dan
motorik. Dimulai dengan tindakan yang terutama berbentuk reaksi refleks.
Dalam tahap terakhir dari periode sensori motor, anak membentuk
gambaran mental, dapat meniru tindakan orang lain yang telah lalu dan
merancang arti baru dari pemecahan persoalan dengan menggabungkan
skema yang didapat sebelumnya dengan pengetahuan secara mental.
Dalam periode singkat dari 18 bulan atau 2 tahun anak itu telah
mengubah dirinya dari organisme yang sama sekali tergantung pada sifat
refeleks bawaan lainnya menjadi orang yang mampu berpikir secara

simbolik" Pada level ini terjadi koordinasi antara sensori (indera) dan
motorik (gerak). Misalnya: keseimbangan, perencanaan gerak, koordinasi
dua tangan.
3. Pada level perceptual motor development
Sensory motor adalah gabungan antara masukan sensasi dengan
keluaran aktivitas motorik. Perseptual motor adalah merupakan interaksi
dari berbagai macam saluran persepsi aktivitas motorik. Persepsi adalah
organisasi dan interpretasi informasi sensori, yang mungkin kita
menyadari berbagai objek dan peristiwa dengan penuh arti. anak akan
mampu untuk mencerna atau memahami sesuatu. Anak juga akan bisa
mempertahankan atensi, kontak mata, koordinasi mata-tangan, dan
mempersepsi ruang. Keterhambatan pada perkembangan motorik dan
perseptual akan menyebabkan tergadinya kesulitan belajar akademik
(developmental learning disabilities).
4. Cognitive intellect
Merupakan puncak piramid, yang menyebabkan anak dapat belajar
akademik secara mandiri, berperilaku baik, serta mampu melakukan
aktifitas keseharian secara mandiri.
Apabila ada beberapa kemampuan di badan piramid tersebut yang
belum maksimal, maka akan menghambat kemampuan anak untuk belajar.
ada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar di sekolah. Orang tuanya
melihat bahwa anaknya kesulitan menerima materi pelajaran. Kemudian
orang tua cenderung memberikan anaknya les tambahan di luar sekolah.
Namun hasil yang didapat tidak maksimal, bahkan ada anak yang semakin
tertekan setelah mengikuti les di luar sekolah. Permasalahan tersebut
disebabkan oleh tidak matangnya kemampuan anak pada komponenkomponen di bagian tengah atau bawah piramid.
5. Central nevous system
Central Nervous System yang terletak pada bagian paling bawah
piramid (pada gambar Pyramid of Learning), adalah otak kita. Sistem ini
bertugas untuk mengolah semua input-input yang diterima melalui indera

(sensory system) sehingga bisa menghasilkan output berupa respon adaptif


(contoh: menjawab ketika ditanya, berpegangan ketika akan jatuh,
problem solving ketika ada masalah, mampu berkonsentrasi saat menulis,
mendengarkan penjelasan guru, dsb .

D. Tahap motorik anak


Proses motoris terjadi atas kerja beberapa bagian tubuh, syaraf dan otak
dan juga otot sehingga terjadi gerakan baik gerak reflek atau gerak tak disadari
maupun yang disadari. Saraf motoris atau dikenal dengan saraf eferen dengan
dendrite akan menuju ke otot. Jika impuls listrik sampai ke otot , maka ujung
akson mengeluarkan zat kimia, sehingga otot berkontraksi dan terjadi proses
motoris.
Proses perkembangan motorik anak harus melalui tahap-tahap yang sesuai
dengan umur . Tahap-tahap motorik merupakan dasar kemampuan motorik
selanjutnya yang lebih kompek. Jika keterampilan motorik dasar matang , maka
motorik lain yang lebih rumit akan lebih mudah dilakukan oleh anak. Dampak
apabila tahapan motorik dasar tidak terlalui, anak tidak mempunyai konsepsi
motorik yang dasar, sehingga tidak bisa menyadari gerak yang seharusnya.

B. Delay Develompment
1. Pengertian
Delay development merupakan adalah ketertinggalan secara signifikan pada fisik,
kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial seorang anak bila
dibandingkan dengan anak normal seusianya (wong,2000).
Delay development merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami
keterlambatan dalam perkembangan yang tidak sesuai dengan usianya. Dalam kasus
seperti ini penting dilakukan deteksi dini dan penanganan secara dini untuk
mencengah terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang makin
buruk. Terlambatnya perkembangan pada anak dibawah usia 6 tahun seringkali
merupakan gejala awal dari retardasi mental. Perkembangan anak dinyatakan
terlambat apabila pada skrining terdapat keterlambatan pada salah satu atau beberapa
dari aspek perkembangan (motorik kasar, motorik halus, berbicara, perilaku sosial).
2. Etiologi
Penyebab Delay development dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor , di
antaranya :
a. Faktor Herediter Merupakan faktor yang dapat di turunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang termasuk faktor
herediter antara lain :
1) Jenis kelamin
2) Ras
3) Suku bangsa
b. Faktor Lingkungan 5 Merupakan faktor yang memegang peran penting dalam
menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah di miliki. Faktor
lingkungan

meliputi :

1) Lingkungan Pranatal yang meliputi kurang nya gizi pada saat ibu hamil,posisi
janin

pada

uterus,zat

kimia

pengaruh

obatobatan,hormonal

(sematrotopin,plasenta,tiroid,insulin) , infeksi dan stress .


2) Lingkungan Postnatal yang meliputi : budaya lingkungan , status sosial
ekonomi , ntrisi ,iklim atau cuaca , olah raga atau latihan fisik , posisi anak dalam
keluarga dan
status kesehatan.
3. Patologi
Delay Development memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka ragam.
Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk pada
masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir premature, kelainan genetik
dan herediter, infeksi, tetapi seringkali penyebab Delay development tidak dapat
ditentukan. Secara umum, perjalanan penyakit Delay Deveopment tidak memburuk
seiring dengan waktu pertumbuhan anak. (Gunarsa,1997).
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development difokuskan
pada keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik, atau bahasa.
(Soetjiningsih, 1998)

4. Fisiologi Keseimbangan
Banyak komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk
melakukan reaksi keseimbangan. Bagian paling penting adalah proprioception yang
menjaga keseimbangan. Kemampuan untuk merasakan posisi bagian sendi atau
tubuh dalam gerak (Brown et al., 2006). Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh
kulit, otot, kapsul sendi, dan ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk
mengenali perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal pada setiap sendi
dan akhirnya berpengaruh pada peningkatan keseimbangan Proprioception
dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular, dan sistem
sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga
stabilitas postural. Paling diperhatikan dalam meningkatkan proprioception adalah
fungsi dari sistem sensorimotor. Meliputi integrasi sensorik, motorik, dan

komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama


selama tubuh bergerak, sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima
melalui reseptor saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan, dan
geometri tulang yang terlibat dalam struktur setiap sendi. Mechanoreceptors
sensorik khusus bertanggung jawab secara kuantitatif terhadap peristiwa hantaran
mekanis yang terjadi dalam jaringan menjadi impuls saraf (Riemann et al., 2002b).
Mereka yang bertanggung jawab untuk proprioception umumnya terletak di sendi,
tendon, ligamen, dan kapsul sendi sementara tekanan reseptor sensitif terletak di
fasia dan kulit (Riemann et al., 2002a). Empat jenis utama dari mechanoreceptors
yang membantu dalam proprioception yaitu, termasuk reseptor Ruffini, reseptor
Pacinian, Golgi-tendonorgan (GTO), dan muscle spindle. Ruffini dan Pacinian
reseptor berhubungan dengan sensasi sentuhan dan tekanan pada umumnya terletak
di kulit (Shier et al., 2004). Reseptor Ruffini dianggap sebagai reseptor statis dan
dinamis berdasarkan ambang rendahnya, reseptor ini lambat-mengadaptasi
karakteristik. Melalui perubahan impuls tekanan terjadi perubahan tarik statis dan
dinamis pada kulit dan sangat sensitif terhadap peregangan (Rieman et al., 2002a).
Reseptor Pacinian, agak cepat beradaptasi, namun reseptor dengan ambang batas
rendah yang dianggap reseptor lebih dinamis (Rieman et al., 2002a). Sementara
juga sensor tekanan, reseptor Pacinian mendeteksi tekanan berat dan mengenali
perubahan percepatan dan perlambatan gerak (Shier et al., 2004). Golgi tendon
Organ dan muscle spindle mempunyai yang lebih besar untuk mengetahui posisi
sendi selama gerak. Pertama GTOs berada di persimpangan musculotendinous dan
bertanggung jawab untuk memantau kekuatan kontraksi otot untuk mencegah otot

dari kelebihan beban (Brown et al., 2006). Terhubung ke satu set serat otot dan
diinervasi oleh neuron sensorik, GTOs memiliki ambang batas yang tinggi dan
dirangsang oleh ketegangan otot yang meningkat. Keseimbangan tubuh dipengaruhi
oleh system indera yang terdapat di tubuh manusia bekerja secara bersamaan jika
salah satu system mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan keseimbangan
pada tubuh (imbalance), system indera yang mengatur/mengontrol keseimbangan
seperti visual, vestibular, dan somatosensoris (tactile & proprioceptive).
F. Gait Analisis
Gait adalah cara berjalan sedang lokomotion berarti perpindahan dari satu tempat
ketempat lainnya, maka berjalan (walking) mencakup gait dan lokomotion. Gerakan
berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang dikontrol oleh susunan saraf
pusat dan melibatkan sistem yang sangat kompleks.
1. Gerakan yang dilakukan pada saat kita berjalan.
Berdiri tegak, angkat tungkai kiri, ikuti analisis gerakan tungkai (walking analisis) ke
depan menumpu setelah itu angkat tungkai kanan seperti layaknya tungkai kiri.
Melakukan analisa keterampilan gerak motorik dari satu fase ke fase berikutnya.

2. Perbedaan gerak dari setiap fase :


a. Stance phase (fase menapak).
1) Ekstensi sendi panggul (hip).
2) Geseran ke arah horizontal- lateral pada pelvis dan truk.
3) Fleksi lutut sekitar 15 pada awal heel strike, dilanjutkan dengan ekstensi dan fleksi
lagi sebelum toe off.
b. Swing phase (fase mengayun)
1) Fleksi lutut dengan diawali ekstensi hip.
2) Lateral pelvic tilting kearah bawah pada saat toe off.
3) Fleksi hip.
4) Rotasi pelvic ke depan saat tungkai terayun.
5) Ekstensi lutut dan dorsalfleksi ankle dengan cepat sesaat sebelum heel strike.

3. Perubahan gerak dari satu fase ke fase berikutnya mulai dari ankle and foot, knee joint,
sampai hip joint.
a.
1)

Ankle and Foot


initial Contact/Heel Strike (HO)
Awal dari cara siklus berjalan.
Sesaat kaki mengenai landasan, engkel berada dalam posisi normal, dan lutut

dalam keadaan tertutup atau kaki lurus. Heel Strike (calcaneous) merupakan tulang
pertama yang menyentuh landasan.

2)

Loading Response (Foot Flat)


Melakukan kontak sepenuhnya dengan landasan dan dalam keadaan rata (foot

flat/FF) dengan landasan.


3)

Midstance
Dimulai pada saat heel sesaat sebelum meninggalkan landasan sehingga kaki

berada sejajar dengan kaki bawah bagian depan.


4)

Terminal Stance (Heel Off)


Fase terminal stance pada saat heel kaki kanan (merah) meninggi (mulai

meniggalkan landasan) dan dilanjutkan sampai dengan heel dari kaki biru mulai mengenai
landasan.
5)

Pre-Swing (Toe-Off)
Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact (heel strike) oleh kaki kiri

(biru), dan kaki kanan (merah) berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan
periode mengayun (toe-off).
6)

Initial Swing (Acceleration)


Fase initial swing dimulai pada saat telapak kaki kanan (merah) mulai

diangkat dari posisi landasan.


7)

Mid-Swing
Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai

kaki merah mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai landasan.
8)

Terminal Swing (Decceleration)


Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle, terjadi pada periode

waktu siklus dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan berhenti pada
saat heel telapak kaki kanan (merah) mulai mengenai landasan. Pada periode ini, posisi
kaki kanan (merah) berada kembali berada depan anggota badan, seperti pada posisi awal
gait cycle.

b. Knee
1) Pada awal kontak, lutut yang hampir sepenuhnya ekstensi, maka secara bertahap
ke flexes. Phase support puncak fleksinya sekitar 20 derajat selama awal dari
midstance. Phase kedua dari midstance, meluas lagi hampir sepenuhnya, dan
kemudian flexes ke sekitar 40 derajat selama preswing. Dengan segera diikuti
oleh toe off, knee terus flexi hingga 60 sampai 70 derajat di midswing, kemudian
meluas untuk kontak selanjutnya.
2) Plane of motion pada abduksi-adduksi, lutut yang cukup stabil selama stance
phase karena keberadaan dari tulang dan batas ligament kendala dalam posisi
relatif perpanjangan dari knee position. Skeletal alignment memainkan peran
penting dalam pergerakan abduksi adductions pada knee. Internal dan eksternal
rotasi knee selama berjalan, seperti pada kasus adduction-abduction, ditentukan
terutama pada mekanisme tulang dan ligament.
c. Hip
1) Pada awal kontak, hip flexed adalah sekitar 30 derajat . Selama tahap terminal
stance, hip meluas hingga mencapai sekitar 10 derajat dari ekstensi. Selama preswing dan sebagian besar di seluruh tahap swing, hip-flexes sekitar 35 derajat,
lalu dimulai perpanjangan pada kontak sebelumnya ke kontak berikutnya pada
lower limb diperpanjang untuk menempatkan kaki di atas tanah.
2) Hip netral ketika adduction-abduction di awal kontak . Pada bagian akhir
didukung oleh lower limb pertama atau early midstance, hip-nya mencapai
posisi abduksi maksimum sekitar 5 derajat. Seluruh sisa dari sikap, hip abducts
sekitar 10 derajat di toe off, maka terus-menerus sepanjang adducts swing dalam
persiapan untuk kontak selanjutnya.
3) Gerakan Rotasi Hip lebih variabel pada individu selama gaya berjalan . Pada awal
kontak, rotasi eksternal hip sekitar 5 derajat . Dimulai pd internal rotasi 2 derajat
dari rotasi netral ke bagian middle terminal stance, lalu ke arah sebaliknya dan
eksternal rotasi, tumit mulai bangkit, ke puncaknya dari 15 derajat dari eksternal
rotasi selama initial swing. Sebaliknya Limb swings berlawanan dengan sikap
kaki selama midswing, dan hip rotasi internal 3 derajat dari netral, maka bergerak
antara 3 dan 5 derajat dari eksternal rotasi selama terminal swing. Kecuali

eksternal rotasi selama terminal ayunan. Kecuali mungkin untuk jangka waktu
singkat selama middle terminal swing, hip tidak pernah internal rotasi selama
berjalan.
4. Otot-otot yang lebih dominan yang bekerja pada setiap fase
a. Hip
- Stance phase
Initial Contact/Heel Strike (HO)

: Quadriseps.

Loading Response (Foot Flat)

: Quadriseps.

Midstance

: Quadriceps , gluteus maximus dan gluteus medius.

Terminal Stance (Heel Off)

: Tensor fascia latae.

- Swing phase
Pre-Swing (Toe-Off)

: Adductor Longus, dan Rectus Femoris.

Initial Swing (Acceleration)

: Iliacus, sartorius, dan gracilis.

Mid-Swing

: Hamstring.

Terminal Swing (Decceleration) : Hamstring dan quadriceps.


b. Knee
- Stance phase
Initial Contact/Heel Strike (HO) : Quadriseps.
Loading Response (Foot Flat)

: Hamstring.

Midstance

: Quadriceps.

Terminal Stance (Heel Off)

: Quadriceps.

- Swing phase
Pre-Swing (Toe-Off)

: Garcilis dan Sartorius.

Initial Swing (Acceleration)

: Garcilis dan Sartorius.

Mid-Swing

: Hamstring.

Terminal Swing (Decceleration) : Hamstring.


c. Ankle and foot
- Stance phase

Initial Contact/Heel Strike (HO) : Tibialis Anterior.


Loading Response (Foot Flat)

: Hamstring.

Midstance

: Fleksor digitorum longus, dan Hallucis Longus.

Terminal Stance (Heel Off)

: Gastrocnemius, dan Digitorum Longus.

-Swing phase
Pre-Swing (Toe-Off)

: Fleksor digitorum longus, dan Hallucis Longus.

Initial Swing (Acceleration)

: Tibialis Anteior.

Mid-Swing

: Tibialis Anterior.

Terminal Swing (Decceleration) : Gastrocnemius.


G. Penatalaksanaan fisioterapi
Berbagai macam terapi dapat membantu anak DD umtuk memaksimalkan kemampuan
dari perkembangan yang sudah dicapainya. Sejak didiagnosa mengalami DD, seorang anak
dapat menjalani terapi untuk membantu perkembangan gerak, berbicara, belajar, bermain
dan emosi. Penanganan yang dapat diberikan antara lain :
1. Fisioterapi dini dan intensif
Program terapi fisik memiliki beberapa tujuan utama yaitu mencegah kelemahan
dan kemunduran fungsi otot yang akan menyebabkan athropi otot yang keduanya
bertujuan untuk menghindari kontraktur, dimana otot akan menjadi kaku yang pada
akhirnya menimbulkan bentuk abnormal. Tujuan ketiga dari program terpi fisik
adalah meningkatkan perkembangan motorik anak. Cara kerja untuk mendukung
tujuan tersebut dengan teknik Bobath. Penanganan Bobath pada penderita DD
didasarkan pada :
1) Tindakan yang bersifat inhibisi terhadap aktifitas reflek posturalyang tidak normal
untuk megurangi hipertonus, terutamapada penderita dengan spastisitas dan athetoid
2) Tindakan yang bersifat fasilitasi dan stimulasi terhadap pola-pola postural dan
gerakan normal.
Bobath juga menekankan bahwa perkembangan latihan postur harus dimulai dari
aktifitas yang sederhana sampai yang lebih kompleks sesuai dengan urutan
perkembangan. [5]
Untuk menentukan masalah pada kasus ini terlebih dahulu fisioterapis melakukan
pemeriksaan yang tercantum dalam sistem pelayanan fisioterapi yang tersiri atas :
Anannesis

Adalah tanya jawab antara pasien dan terapis dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya berkaitan dengan riwayat perjalanan penyakit.
1. Pengumpulan Data Pasien
Meliputi nama jelas, tempat tanggal lahir/usia, jenis kelamin, pendidikan
ornag tua, pekerjaan orang tua, alamat, tanggal pemeriksaan, diagnosa medis.
2. Data Riwayat Penyakit
Meliputi keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat kelahiran (prenatal, natal, post natal),
riwayat tumbuh kembang, riwayat psikososial dan riwayat imunisasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik terbagi menjadi dua, yaitu :
1.) Pemeriksaan Umum : Heart Rate, Respiratory Rate, lingkar kepala, status gizi dan
suhu
2.) Pemeriksaan Khusus :
Pemeriksaan Motorik Kasar dan Pola Gerakan
Pada pemeriksaan ini, ada beberapa posisi yang harus diinspeksi sesuai kemampuan
pasien, posisi-posisi tersebut,antara lain :
a.) Terlentang
Pada posisi ini dapat dilihat kemampuan pasien mengangkat kepala dan posisi
dominan yang ada pada pasien.
b.) Telungkup
Pada posisi ini dapat dilihat kemampuan pasien mengangkat kepala dan
kemampuan pasien menumpu tubuhnya menggunakan lengan dan tangan.
c.) Berguling
Dilihat kemampuan pasien mengubah posisi dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya. Dapat dilihat kualitas rotasi trunk pasien saat melakukan pola gerak
ini.
d.) Duduk
Pada posisi ini dapat dilihat kemampuan pasien mengangkat kepala, letak
tumpuan saat duduk, keseimbangan saat duduk dan reaksi mempertahankan tubuh
agar tidak jatuh.
e.) Ke duduk
Dilihat kemampuan pasien untuk mengubah posisi dari telentang atau telungkup
ke duduk
f.) Berdiri
Pada posisi ini dapat dilihat letak tumpuan pada kaki dan kekuatan trunk yang
membuat pasien tetap tegak.
g.) Ke berdiri

Dilihat kemampuan pasien untuk mengubah posisi dari duduk ke posisi berdiri.
Pemeriksaan Spasitisitas
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menggerakan lengan dan tungkai pasien
dengan gerakan fleksi dan ekstensi secara pasif dan semakin cepat. Hasil
pemeriksaan ini dilihat bedasarkan skala Ashworth dengan kriteria sebagai berikut :
SKALA KLINIS SPASTISITAS (ASHWORTH)

NILAI

KRITERIA

Tidak ada peningkatan tonus postural

Sedikit peningkatan tonus, tahanan minimal diakhir LGS

1+

Sedikit peningkatan tonus, tahanan pada LGS

Peningkatan tonus lebih nyata hamper seluruh LGS, masih bisa


digerakan

Peningkatan tonus bermakna, gerakan pasif sulit

Sendi dalam posisi fleksi atau ekstensi (satu posisi)

Pemerikasaan Tujuh Refleks Primitif

REFLEKS PRIMITIF

SCORE

Ekstensor Trust (-) / (+)

0 /1

Neck Righting (-) / (+)

0/1

ATNR (-) /(+)

0/1

STNR (-) /(+)

0/1

Moro (-) /(+)

0/1

Paracute (-) /(+)

1/0

Foot Placement (-) /(+)

0/1

Score : 0 (Prognosa berjalan baik)


1 (Berjalan dengan/tanpa alat bantu)
2 (Prognosa berjalan buruk)
Pemeriksaan Ankle Klonus
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menggerakan ankle ke arah dorso fleksi,
jika positif maka akan terjadi semacam involuntary movement seperti bergetar pada
ankle.
Pemeriksaan Tightness
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada m.Hamstring, m.Illiopsoas, dan Tendon
Achiles.

Pemeriksaan Fungsi Bermain

Pemeriksaan fungsi bermain bertujuan untuk mengetahui tingkat kognisi pasien.


Pemeriksaan ini dilakukan bedasarkan metode Denver II.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan radiologi, x-ray, USG, dsb.
Problematik Fisioterapi
Gangguan-gangguan yang dapat ditemukan dalam tumbuh kembang anak
berkaitan dengan ruang lingkup Fisioterapi.
Diagnosa Fisioterapi
Ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan umum dan khusus
Tujuan Program
- Tujuan Jangka Pendek
- Tujuan Jangka Panjang
Metode Pemberian Fisioterapi
Intervensi
Uraian tindakan fisioterapi
Home Program
Anjuran latihan yang bisa yang bisa dilakukan di rumah.
Evaluasi
Prognosa
Perkiraan tingkat perkembangan dari pasien.

You might also like