You are on page 1of 73

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan
mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi,
bagaimana perusahaan dapat menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai
dengan jumlah yang diperlukan. Masalah penentuan jumlah dana atau alokasi dana
dalam persediaan mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan.
Investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan
memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan
digudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keusangan dan lain lain, yang kesemuanya dapat memperkecil keuntungan
perusahaan. Investasi dalam persediaan yang terlalu kecil akan mempunyai dampak
yang menekan keuntungan, juga karena kekurangan bahan baku akan mengakibatkan
perusahaan tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh yang berarti tenaga kerja dan
aktiva perusahaan tidak dapat di dayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan
mempertinggi biaya produksi rata-rata, yang akhirnya akan menekan keuntungan
yang diperoleh perusahaan, untuk kelangsungan proses produksi suatu perusahaan,
maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah persediaan bahan baku.

Page

Persediaan adalah salah satu kekayaan yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual atau persediaan barang yang masih dalam proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu untuk digunakan dalam
suatu proses produksi. Dalam kegiatan di suatu perusahaan, jumlah persediaan akan
sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan.
Berbagai perusahaan menyadari pentingya mengelola tingkat persediaan untuk
memperoleh kompetitif jangka panjang. Secara umum perusahaan dengan tingkat
persediaan yang lebih tinggi dari pada pesaingnya cenderung berada pada posisi
kompetitif yang lebih lemah. Kebijakan manajemen persediaan telah menjadi sebuah
senjata kompetitif. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam
satu periode, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan
pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses
produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas
maupun kuantitas waktu penyerahaan.
Perencanaan dan pengendalian bahan baku haruslah menjadi hal penting yang
harus diperhatikan pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya. Kemampuan dalam
mengatur masalah persediaan bahan baku yang tepat akan memberikan dampak
positif bagi keefisiensan, kemajuan, dan kinerja perusahaan dalam mengatur biayabiaya yang harus dikeluarkan.
Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam
efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang tersedia.

Page

Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh


perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian
finansial.
Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik
perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena
persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara
kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan.
Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya
serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu
diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada
dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan
Harga Pokok Produksi (HPP), maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga
dapat menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk
menekan

biaya-biaya

operasiona

seminimal

mungkin

sehingga

akan

mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian


persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan
berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan
biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus
dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.
Tujuan dari manajemen persediaan tidak hanya mempertimbangkan biaya
pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya transportasi, tetapi pertimbangan lain yang
harus dilakukan adalah tingkat layanan (service level) bagi pelanggan.

Page

Kelangsungan proses produksi didalam suatu perusahaan akan dipengaruhi


oleh berbagai faktor antara lain : Modal, Tekhnologi, persediaan Bahan Baku,
Persediaan Barang jadi dan tenaga kerja. Persediaan (inventory) sebagai elemen
modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar.persediaan juga
merupakan elemen-elemen aktiva lancar yang yang selalu dianggap likuid
dibandingkan dengan elemen-elemen aktiva yang lain misalnya, kas, piutang, dan
marketable securities.
Meskipun demikian masalah inventory dianggap sangat penting bagi
perusahaan, khususnya dibidang industri dan perdagangan, selain bidang tersebut
persediaan juga mempunyai pengaruh pada fungsi bisnis terutama fungsi operasi
pemasaran dan keuangan, selain itu persediaan juga merupakan kekayaan perusahaan
yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis dalam pabrik (manufacturing)
yaitu persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi dan
persediaan suku cadang.
Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta
barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran,
yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena apabila barang tidak tersedia
maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat
mensuplay barang pada tingkat optimal.

Page

Dengan adanya investasi dalam persediaan mengakibatkan adanya nilai uang


yang terkait dalam bentuk persediaan, sehingga bagi perusahaan adanya biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya sewa gudang, biaya pemesanan, biaya
penyimpanan, dan biaya pengaman. Penanaman persediaan yang terlalu besar
dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar penyusutan, besar kemungkinan
karena rusak, kualitas menurun, usang, sehingga memperkecil keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Dan penanaman persediaan yang terlalu kecil akan menekan
keuntungan juga, karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan tingkat produktifitas
yang optimal, sehingga akan mempertinggi biaya pengelolaan persediaan.
Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang
diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode,
maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan pengendaliaan
produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas maupun
kuantitas waktu penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan
penyesuaian dalam efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor
produksi yang tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang
dimiliki

oleh

perusahaan

akan

menimbulkan

adanya

pemborosan

yang

mengakibatkan kerugian finansial.

Page

Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik


perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena
persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara
kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan.
Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya
serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu
diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada
dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan
Harga Pokok Produksi, maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga dapat
menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi.
Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan bahan baku yang optimal
diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat ditekan sekecil
mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat digunakan analisis
Economic Order Quantity (EOQ). Perencanaan metode EOQ dalam suatu
perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak
mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang
dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisisensi persediaan bahanbaku di dalam
perusahaan yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ
perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik
untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang

Page

timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi risiko yang
dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk
menekan

biaya-biaya

operasional

seminimal

mungkin

sehingga

akan

mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian


persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan
berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan
biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus
dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.
Mengingat bahwa masalah persediaan mencakup bidang yang cukup luas dan
guna membatasi masalah yang akan diuraikan, maka penulis tertarik untuk membahas
tentang persediaan bahan baku. Sehubungan dengan hal ini maka penulis memilih
judul skripsi sebagai berikut: Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk
Meminimumkan Biaya Persediaan Pada Usaha Kacang Atom Sri Dharmasraya

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan

penjelasan

dari

latar

belakang

di

atas

maka

dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut : Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku

Page

yang

harus dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat meminimumkan biaya

persediaan?
1.3 Batasan Masalah
Agar penetilian ini lebih terarah dan langkah-langkah pemecahan masalah tidak
menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan yang dibatasi dengan memfokuskan permasalahan kepada hal yang
berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku serta meminumumkan
biaya persediaan bahan baku pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang minimum. Agar kegiatan
produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang di inginkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
a. Bagi perusahaan
Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah sebagai berikut :
a) Sebagai tambahan informasi kepada pihak manajemen perusahaan dalam
menentukan persediaan yang efektif dan efisien.
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan maupun pihak lain
yang berkepentingan dalam menjalankan pengendalian persediaan bahan baku
secara efektif dan efisien

Page

b. Bagi Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok


Manfaat penelitian bagi universitas adalah sebagai bahan masukan bagi lembaga
peneliti, Perguruan Tinggi maupun peneliti lain .
c. Bagi penulis
Manfaat penelitian bagi penulis yaitu di harapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan dengan membandingkan antara
yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya yaitu di harapkan penelitian ini dapat
memberikan tambahan

pengetahuan serta referensi pengembangan ilmu

manajemen operasional khususnya teori perencanaan bahan baku dengan metode


EOQ

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Manajemen Operasional

Page

2.1.1

Pengertian Perencanaan dan Manajemen Opersaional


Menurut pendapat warman (2004) perencanaan adalah suatu proses

memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan datang dan mempersiapkan
sesuatu untuk masa yang akan datang itu. Jadi perencanaan adalah suatu yang di
lakukan dengan cara dini dengan persiapan tentang apa yang akan di lakukan dimasa
mendatang dengan memperkirakan fakta apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang.
Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan
faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor
produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.
Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab
dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam
bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan
keputusan

mengenai

kebutuhan-kebutuhan

operasional.

Kedua,

manajamen

operasional mesti juga memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem


transformasi. Sistem ini termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat
rancangan serta analisis dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak
pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen operasional. Sebagaimana
dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa
bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah
dijalankan. Oleh karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan

Page

pengambilan keputusan seorang pemimpin operasional. Struktur Manajemen


Operasional Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan
yang mesti dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan
sebagaimana fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem
manajemen operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi
tiang atau pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang
manajer adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan
tugasnya, misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf,
pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan
manajemen operasional secara keseluruhan.
Manajemen Operasional Menurut Para Ahli
a. Menurut Anoraga(2009) Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk
mengatur dan mengkoordinir faktor faktor produksi secara efektif dan efisien
untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang atau
jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi.
b. Render dan Heizer (2005 : 2)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah
Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari
masukan dan keluaran.
c. Russel and Taylor (2002) dalam Murdifin Haming (2003 : 17)mendefinisikan
Manajemen Operasional adalah Fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan
proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai tambah yang besar.

Page

d. Eddy Herjanto (2007) Manajemen operasi adalah suatu kegiatan yang


berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses
transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
2.1.2 Bahan Baku
Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raw Material merupakan
bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari
perusahaan yang bersangkutan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Bahan baku
merupakan bahan yang harus diperhitungkan dalam kelangsungan proses produksi.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), bahan baku dapat digolongkan
berdasarkan beberapa hal di antaranya yaitu berdasarkan harga dan frekuensi
penggunaan. Klasifikasi bahan baku berdasarkan harga dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
1. Bahan baku berharga tinggi (high value items)
Bahan baku yang biasanya berjumlah 10% dari jumlah jenis persediaan, namun
jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, oleh karena
itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.
2.

Bahan baku berharga menengah (medium value items)


Bahan baku yang biasanya berjumlah 20% dari jumlah jenis persediaan,
dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga
memerlukan tingkat pengawasan yang cukup.

3. Bahan baku berharga rendah (low value items)

Page

Jenis bahan baku ini biasanya berjumlah 70% dari seluruh jenis persediaan,
tetapi memiliki nilai atau harga sekitar 10% dari seluruh nilai atau harga
persediaan, sehingga tidak memerlukan pengawasan yang tinggi.
2.2 Persediaan
2.2.1 Pengertian Persediaan (Inventory)
Menurut Pontas M. Pardede (2003:13) dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Operasi dan Produksi menyatakan bahwa: Persediaan merupakan
sejumlah bahanatau barang yang tersedia untuk digunakan sewaktu-watu dimasa yang
akan datang. Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau
digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku
yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual maupun diproses.
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi
perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi
barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen.
Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh
dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak
perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi
didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Adapun alasan diperlukannya
persediaan oleh suatu perusahaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah sebagai
berikut:

Page

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan


produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses
dan pemindahan.
2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul
operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.
2.2.2

Fungsi persediaan
Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi

kebutuhan perusahaan, sebagai berikut:


a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang
dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga atau inflasi.
d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan baku tersebut tidak tersedia dipasaran.
e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.
f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang
diperlukan
2.2.3 Biaya-biaya dalam persediaan
Dalam setiap penentuan pemesanan bahan baku yanga akan mempengaruhi
besarnyya

jumlah

persediaan,

biaya-biaya

variabel

berikut

ini

harus

dipertimbangkan, diantaranya :
a. Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Biaya
penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu persentase dari unit

Page

harga/nilai barang, dan dalam bentuk rupiah perunit barang, dalam peiode
waktu tertentu. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyimpanan adalah :
1. Biaya sewa gudang
2. Biaya administrasi pergudangan
3. Gaji pelaksanaan pergudangan
4. Biaya listrik
5. Biaya modal yang tertanam dalam persediaan
6. Biaya asuransi
7. Biaya kerusakan
8. Biaya penyusutan
b. Biaya pemesanan (ordering costs, procurement cost) merupaka biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari
penempatan pemesanan sampai tersedianya barang digudang (Eddy Herjanto,
2008:243). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi:
1. Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi
2. Upah
3. Biaya telepon
4. Pengeluaran surat menyurat
5. Biaya pengepakan dan penimbangan
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
7. Biaya pengiriman ke gudang
8. Biaya hutang lancar, dan sebagainya
c. Biaya bahan atau barang itu sendiri (purchase cost) adalah harga bahan atau
barang yang harus dibayar atas item yang harus dibeli. Biaya ini akan
dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier. Oleh karena
itu biaya bahan atau barang akan bermanfaat dalam menentukan apakah
perusahaan sebaiknya menggunakan harga diskon atau tidak.
d. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost, stockout cost) adalah biaya yang
timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya
kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukanlah biaya nyata (riil),
melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Dalam perusahaan

Page

manufaktur, biaya ini merupakan biaya kesempatan yang timbul misalnya


karena terhentinya proses produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang
diproses, yang antara lain meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi
mesin dan karyawan.
Dalam perusahaan dagang, terdapat tiga hal yang dapat terjadi karena kekurangan
persediaan, yaitu:
a. Tertundanya penjualan
b. Kehilangan penjualan
c. Kehilangan pelanggan
2.3 Manajemen Persedian
Manajemen persediaan merupakan bagian dari Manajemen Keuangan yang
dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan. Sebelum membuat
keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus memahami konsep persediaan.
Dalam Manajemen Persediaan terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu
menurut Fien Zulfikarijah (2005:9) yaitu:
1. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang menjadi
tugas utama dalam penentuan persediaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Keputusan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui :
a. Barang apa yang akan di stock?
b. Berapa banyak jumlah barang yang akan dip roses dan berapa banyak barang
yang akan dipesan?
c. Kapan pembuatan barang akan dilakukan dan kapan melakukan pemesanan?
d. Kapan melakukan pemesanan ulang ( Re Order Point)?
e. Metode apakah yang digunakan untuk menentukan jumlah persediaan?

Page

2. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dngan tekhnis pemesanan


yang mengarah pada analisis data secara deskriptif.
a. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?
b. Perusahaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang dipesan
perusahaan?
c. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakian perusahaan?
2.3.1

Pengertian Manajemen Persedian Menurut Para Ahli


Menurut Agus Ristono (2009:2) dalam bukunya Manajemen Persediaan,

menerangkan bahwa: Pengendalian persediaan merupakan suatu usaha memonitor


dan menentukan tingkat komposisi bahanyang optimal dalam menunjang kelancaran
dan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan perusahaan.
Menurut

Sri Joko (2004:353) dalam buku Manajemen produksi dan

operasi, menerangkan bahwa: Pengendalian persediaan adalah struktur untuk


mengawasi tingkat persediaan yang dilakukan dengan cara menentukan berapa
jumlah barang yang akan dipesan (the level of replenishment) dan kapan waktu
pemesanannya.
Dari kedua definisi para ahli tersebut maka dapat di simpulkan bahwa
pengertian manajemen persedian adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu

Page

peralatan atau mesin. manajemen persediaan mencakup pengendalian dari aktiva


dengan diproduksi untuk dijual dalam skala normal dari operasi perusahaan.
2.3.2

Jenis Jenis Manajemen Persediaan


Dilihat dari dari fungsinya persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:170)

adalah sebagai berikut:


1. Batch Stock atau Lot size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena
kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah
yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory adalah sebagai
berikut:
a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian
b. Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economis) karena adanya
operasi atau production run yang lebih lama.
c. Adanya pengematan didalam biaya angkutan.
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan
yang meningkat.

Page

Disamping perbedaan menurut fungsi, menurut Sofjan Assauri (2004:171)


persediaan juga dilihat dari jenis atau posisi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Persediaan bahan baku (Raw Material stock) yaitu persediaan dari barang-barang
berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh
dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakan nya.
2. Persediaan bagian produk (Purchased part) yaitu persediaan barang-barang yang
terdiri dari part atau bagian yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara
langsung diassembling dengan part lain, tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (Supplies
stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlikan dalam
proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan
dalam bekerjanya suatu perusaahan, tetapi tidak merupakan bagian atau
komponen dari barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in
process/progress stock) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap
bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi

Page

5. Persediaan barang jadi (Finished goods stock)yaitu barang-barang yang telah


selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan
atau perusahaan lain.
2.3.3

Manfaat Manajemen Persediaan.


Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut merupakan

manfaat dari manajemen persediaan.


a.

Memanfaatkan Diskon Kuantitas


Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar.
Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang disimpan sebagai
persediaan.

b. Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock).


Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan
tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan. Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan
harus mempunyai persediaan barang jadi.
c. Manfaat Pemasaran.
Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka
pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan
yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat. Di samping itu jika
perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan
maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.

Page

2.3.4

Prinsip-Prinsip Pengendalian Persediaan


Menurut Hammer, (dikutip oleh Hardianto, 2003), sistem dan teknik

pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai dengan


sebagai berikut :
a.

Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan tambahan biaya pekerja serta
overhead untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

b.

Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan.

c.

Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal esensial
bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan baku yang efisien.

d. Kebijakan manajemen yang berupaya menciptakan keseimbangan antara


keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya
pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam
menentukan investasi persediaan.
e. Pemesanan bahan baku merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan
rencana pengendalian produksi.
f.

Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.

g.

Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak. Hal ini dilakukan
manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan. Aturan-aturan dan
prosedur memberi jalan pada para personel dalam membuat evaluasi dan
mengambil keputusan.

Page

2.3.5

Model Pengendalian Persediaan


Secara umum model-model pemgendalian yaitu Model Pengendalian

Deterministik dan Model Pengendalian Probabilistik. Berikut Penjelasannya yang


lebih terperinci.
1. Model Pengendalian Deterministik.
Model pengendalian deterministik adalah model yang menganggap semua
parameter telah diketahui dengan pasti. Untuk menghitung pengendalian
persediaan digunakan metode EOQ (Economic Order Quantity), yang merupakan
model persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran
pemesanan yang paling ekonomis yang dapat meminimasi biaya-biaya dalam
persediaan. Model-model lain yang dapat digunakan untuk pengendalian
persediaan deterministik antara lain: Production Order Quantity (POQ), Quantity
Discount, Economic Lot Size (ELS), dan Back Order Inventory.
Penjelasan dari model-model yang digunakan dalam pengendalian persediaan
deterministik yaitu sebagai berikut :
a. Model Kuantitas Pesanan Produksi (Production Order Quantity)
Model kuantitas pesanan produksi merupakan sebuah teknik kuantitas pesanan
ekonomis yang diterapkan pada pesanan produksi. Model ini berguna ketika
persediaan terus menerus menumpuk dari waktu ke waktu dan pada saat asumsi
kuantitas pesanan ekonomis tradisional berlaku. Model ini diperoleh dengan
menetapkan bahwa biaya setup atau biaya pemesanan sama

Page

b. Model Diskon Kuantitas (Quantity Discount)


Diskon kuantitas, merupakan sebuah harga yang dikurangi untuk barang yang
dibeli dalam jumlah yang besar. Sudah sangat biasa jika pelanggan membeli
dalam jumlah besar akan diberikan diskon. Dalam hal ini, manajemen harus
memutuskan kapan dan berapa banyak jumlah pesanan ketika akan diberikan
diskon.
c.

Model Pengendalian Probabilistik.


Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan,
lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus
diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul
karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena
waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk
menghindari stock out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu
suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya stock out. Dalam model probabilistik yang menjadi hal pokok adalah
analisis perilaku persediaan selama lead time. Karena pada kondisi ini, lead time
dan demand bersifat probabilistik, maka akan ada tiga kemungkinan yang dapat
terjadi:
a) Tingkat demand konstan, namun periode waktu datangnya pesananan (lead

time) berubah
b) Lead time tetap sementara demand berubah
c) Demand dan lead time berubah
2.3.6 Model EOQ (Economic Order Quantity)

Page

Teknik EOQ merupakan teknik persediaan yang tertua dan paling umum
dikenal. Model ini mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal
dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan. Sehubungan dengan pengendalian persediaan dan pembelian
bahan baku, maka perusahaan perlu untuk menentukan kuantitas pembelian yang
paling optimal (EOQ). Kebanyakan literatur persediaan mengatakan bahwa model
EOQ mudah untuk diterapkan apabila asumsi dasar dalam EOQ dipenuhi, yaitu :
1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui.
2. Harga per unit produk adalah konstan.
3. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan.
4. Biaya pemesanan per pesan adalah konstan.
5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima
adalah konstan.
6. Tidak terjadi kekurangan kekurangan barang atau back order.
Dalam menerapkan EOQ ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan jumlah pembelian atau keuntungan, diantaranya :
a.

Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan

pemesanan yang dilakukan perusahaan. Biaya pemesanan berfluktuasi bukan dengan


jumlah yang dipesan, tetapi dengan frekwensi pesanan. Biaya pesan tidak hanya
terdiri dari biaya yang eksplisit, tetapi juga biaya kesempatan (Opportunity Cost).

Page

Sebagai misal, waktu yang terbuang untuk memproses pesanan, menjalankan


administrasi pesanan dan sebagainya. Beberapa contoh biaya pemesanan antara lain :
1) Biaya persiapan
2) Biaya telepon
3) Biaya pengiriman.
4) Biaya pembuatan faktur.
Rumus biaya pemesanan adalah sebagai berikut :
Biaya pesan =

D
Q

XS

Keterangan :
Q = Jumlah Barang setiap pesan.
D = Permintaan barang persediaan, dalam unit.
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan.
b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan
sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan dalam perusahaan. Biaya
simpan akan berfluktuasi dengan tingkat persediaan. Beberapa contoh biaya
penyimpanan antar lain:
1) biaya pemeliharaan,
2) biaya asuransi,
3) biaya kerusakan dalam penyimpanan,
4) biaya sewa gedung,

Page

5) biaya fasilitas penyimpanan.


Biaya penyimpanan =

Q
2

xH

Keterangan :
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
H = Biaya penyimpanan
Sehingga dalam menentukan biaya persediaan ada 2 jenis biaya yang berubahubah dan harus dipertimbangkan. Pertama berubah-ubah sesuai dengan frekwensi
pesanan yaitu biaya pesan. Kedua biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besar
kecilnya persediaan yaitu biaya penyimpanan. Selanjutnya menentukan total biaya
persediaan (TC) dengan menjumlahkan biaya pesan dan biaya simpan.
Adapun rumusnya sebagai berikut :
TC =

D
Q

S+

Q
2

Keterangan :
TC = Total biaya persediaan
Q = Jumlah barang setiap pesan
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Page

Sedangkan untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis menurut metode


Economic Order Quantity (EOQ) adalah dengan rumus sebagai berikut :

EOQ = Q =

2 DS
H

Keterangan :
Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis
D = Jumlah kebutuhan dalam satuan (unit) per tahun
S = Biaya pemesanan untuk sekali pesan.
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.
c.

Persediaan Pengaman (Safety Stock)


Dalam kondisi aktual, perusahaan sering dihadapkan dengan fluktuasi

permintaan. Persediaan penyangga merupakan tindakan penanggulangan yang logis


dalam mengatasi permintaan yang fluktuatif. Akibat pengadaan persediaan
penyelamat terhadap biaya pemisahan adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan
karena terjadinya stock out, akan tetapi sebaliknya akan menambah besarnya
carrying cost. Besarnya pengurangan biaya atau kerugian perusahaan adalah sebesar
perkalian antar jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk menghadapi
stock out dengan biaya stock out per unit. Pengadaan persediaan penyelamat oleh
perusahaan dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena
terjadinya stock out, tetapi juga pada saat itu diusahakan agar carrying cost serendah
mungkin. Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat

Page

yaitu penggunaan bahan baku, faktor waktu, dan biaya-biaya yang dugunakan. Untuk
menentukan biaya persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan
mempertimbangkan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan
pemakaian bahan baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar
deviasinya.
Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :
SD=

( XiX )2
N

Keterangan :
SD = Standar deviasi
X = Pemakaian sesungguhnya
x = Perkiraan pemakaian
N = Jumlah data
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan pengaman adalah
sebagai berikut :
SS = SDxZ
Keterangan :
SS = Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD = Standar Deviasi
Z = Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan.
d.

Waktu Tunggu (Lead Time)

Page

Untuk menjamin kelancaran proses produksi perusahaan perlu memperhatikan


jangka waktu antara saat mengadakan pemesanan dengan saat penerimaan barangbarang yang dipesan kemudian dimasukkan kedalam gudang. Lamanya waktu antara
mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan
yang dipesan dinamakan lead time. Bahan baku yang datang terlambat
mengakibatkan kekurangan bahan baku. Sedangkan bahan baku yang datang lebih
awal dari waktu yang telah ditentukan akan memaksa perusahaan memperbesar biaya
penyimpanan bahan baku. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetukan
lead time adalah:
1. Stock Out Cost
Stock Out Cost adalah biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena
keterlambatan datangnya bahan baku.
2. Extra Carrying Cost
Extra Carrying Cost adalah biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena
keterlambatan bahan baku datang lebih awal.

e. Pemesanan Kembali (Re Order Point)


Pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada
pada suatu saat diaman pesanan harus diadakan kembali. Titik ini menunjukkan
kepada bagian pembelian untuk mengadakan kembali pesanan bahan-bahan
persediaan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Titik pemesanan
kembali yang optimal adalah jumlah persediaan dimana seharusnya EOQ tambahan

Page

persediaan. Titik ini merupakan titik dimana penggunaan bahan baku dengan toleransi
kehabisan bahan baku tertentu, akan menghabiskan persediaan yang ada selama
periode (lead time) yang diperlukan untuk memperoleh tambahan persediaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pesanan kembali bahan baku
adalah:
ROP = (dxL)+ SS
Keterangan :
ROP = Re-order Point
d = Tingkat kebutuhan
L = Lead Time
SS = Safety Stock
2.4

Peranan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan


Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari manajemen persediaan.

Pengendalian adalah suatu tindakan agar aktifitas dilakukan dengan sebaik-baiknya


sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengendalian tanpa perencanaan adalah sia-sia dan perencanaan tanpa
pengendalian merupakan tindakan yang tidak efektif. Secara umum dapat
diformulasikan disini bahwa arti dari perencanaan dan pengendalian bahan baku
menurut Suyadi Prawirosentono(2001:79) adalah suatu kegiatan memperkirakan
kebutuhan persediaan bahan baku, baik secara kulitatif maupun kuantitatif. Agar
perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan, jai singkatnya bahwa arti dari

Page

perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah


jadi dan persediaan barang jadi. Secara keseluruhan diartikan sebagai upaya
menentukan besarnya tingkat perseiaan dan mengendalikannya dengan efisien dan
efektif.
Untuk menentukan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif maka
diperlukan tujuan perencanaan yang efektif pula dan merupakan kegiatan
pengendalian (Controlling). Adapun tujuan perencanaan bahan baku adalah:
a. Agar jumlah persediaan bahan yang disediakan tidak terlalu sedikit juga terlalu
banyak, artinya dalam jumlah yang cukup efisien dan efektif.
b. Operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat berjalan secara efisien dan
efektif.
c. Implikasi penyediaan bahan yang efisien demi untu kelancaran proses produksi ,
berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam jumlah yang memadai.
Untuk mengatur tingkat persediaan dalam jumlah, mutu, dan waktu yang
tepat. Maka diperlukan pengendalian persediaan bahan yang efektif dan efisien, untuk
itu penulis menyajikan pengertian pengendalian persediaan bahan baku.
Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah salah
satau kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam

Page

seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah
direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.
Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:333) pengendalian adalah fungsi
manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan
melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar. Oleh karena itu
perusahaan harus mengadakan suatu tingkat persediaan yang tepat karena bila
persediaan terlalu berlebihan berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dan
biaya biaya yang ditimbulkan . dari persediaan tersebut besar jumlah dan bila
persediaan terlalu kecil akan mengganggu kelancaran dari kegiatan produksi
perusahaan.
2.4.1

Cara Cara Penentuan Persediaan


Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada

akhir suatu periode yaitu dengan Menurut Sofjan Assauri (2004:173):


a. Periodic System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
b. Perpetual atau disebut juga Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan
administrasi persediaan. Setiap mutasi ari persediaan sebagai akibat dari
pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi
persediaannya. Bila metode ini yang dipakai maka perhitungan secara fisik hanya
dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya ilakukan untuk keperluan

Page

counter cheking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan
dalam kartu administrasi persediaannya.

2.4.2 Efesiensi Biaya Produksi


Di dalam memikirkan aspek yang kedua,yaitu menentukan komposisi faktor
produksi yang akan meminimumkan biaya produksi ,produsen perlu memerhatikan
besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan dan
besarnya pertambahan hasil penjualan. Jika biaya persedian sudah minimum maka
akan menciptakan biaya persedian yang efisiensi.
Pengertian efisiensi menurut Susantun (2000:149) merupakan antara
perbandingan output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum
dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin
tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam
memproduksi output. Dari sudut pandang ekonomi, meskipun bentuk-bentuk
organisasi perusahaan sangat beragam, mereka mempunyai satu tujuan yang sama
yaitu memaksimalkan keuntungan. Untuk tujuan ini, mereka menjalankan usaha yang
bersamaan, yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi dengan cara seefisien
mungkin sehingga usaha memaksimumkan keuntungan dapar dicapai dengan cara
yang dari sudut pandang ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien.
Keuntungan atau kerugian pada hakikatnya adalah perbedaan antara hasil
penjualan dan biaya produksi. Dalam usahanya untuk memproduksikan barang-

Page

barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum dari


usaha tersebut, masalah pokok yang harus dipecahkan adalah:
1. Komposisi factor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk
menciptakan tingkat produksi yang tinggi?
2. Komposisi factor produksi yang bagaimana yang akan meminimumkan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu?
Dalam menganalisis kegiatan perusahaan untuk mencari keuntungan, periode
analisis perlu dibedakan dalam dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam jangka pendek, tiga factor produksi yaitu tanah, modal dan keahlian
kewirausahaan adalah tetap jumlahnya, kecuali tenaga kerja yang dapat ditambah.
Dalam jangka panjang, semua factor produksi dapat ditambah. Dalam analisis
mengenai kegiatan firma-firma perlu dibedakan dari arti firma dan industry. Firma
adalah suatu unit produksi yang menghasilkan suatu barang, sedangkan industry
adalah semua firma yang terdapat dalam sesuatu pasar barang.
2.4.3

Penelitian Terdahulu
Dari hasil kajian pustaka, penulis menemukan beberapa penelitian yang

berhubungan dengan persediaan bahan baku dan efisiensi biaya yang diteliti oleh
fitriani dengan judul analisis pengendalian persediaan bahan baku di Pt. Eastern
pearl flour mills Makassar . metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

Page

metode penelitian deskriptif, dan teknik perencanaan bahan baku yang digunakan
adalah dengan menerapkan metode EOQ. Produk yang di produksi Pt. Eastern pearl
flour mills Makassar terdiri dari dua bagian yaitu produk utama dan produk
sampingan. Adapun produk utama yang di hasilkan adalah tepung terigu dan produk
sampingannya tepung industry, brand, pollar dan pellet. Perhitungan analisis
pengendalian bahan baku menggunakan metode EOQ. Hal ini dapat di lakukan
karena kondisi, krakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi
dalam metode EOQ. Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan
jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah
permintaan lead time konstan.
2.4.4

KERANGKA PEMIKIRAN
Di setiap perusahaan persediaan merupakan modal kerja atau investasi yang

sangat penting, karena secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil yang akan
dicapai perusahaan.
Persediaan (Inventory) adalah barang jadi yang disimpan atau digunakan
untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang
disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang
disimpan untuk dijual maupun diproses

Page

. sedangkan Pengendalian adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian


yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan perusahaan harus di isi
dan berapa besar pesanan harus dilakukan.

GAMBAR
PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK
MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN

Pengendalian
persediaan

Meminumkan
biaya persediaan

(X )

(Y)

..4 Hipotesis

2.4.5

Hipotesis
Berdasarkan dugaan sementara mengenai penelitian dan keterangan yang

didapat dari pabrik kacang atom SRI dharmasraya, maka dapat disimpulkan hipotesis
seperti berikut Dalam pengadaan persediaan bahan baku, akan menimbulkan biayabiaya yang berhubungan dengan persediaan bahan baku tersebut. Seperti biaya
pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya bahan baku itu sendiri. Setiap perusahaan
tentunya menginginkan biaya yang lebih optimal dan efisiensi

Page

Dalam upaya efisiensi biaya persediaan bahan baku tersebut, maka diperlukan
metode perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Sehingga biaya yang akan
dikeluarkan menjadi lebih efisien.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di pabrik Kacang Atom SRI yang berlokasi
di blok C (Sungai Atang) Jln.Poros Sungai Atang No 115 kabupaten Dharmasraya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas (X)
adalah persediaan bahan baku ada pabrik kacang atum SRI. Kemudian yang menjadi
variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah biaya persediaan yang di keluarkan
oleh pabrik kacang atum .
3.2

Sumber Data dan Teknik pengumpilan data


Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan

kuantitatif yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
secara langsung dari pabrik Kacang Atom SRI Dharmasraya, yang terdiri atas:
gambaran umum perusahaan, data produksi dan penjualan produk, kebijakan

Page

pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup jenis bahan
baku yang digunakan, jumlah kebutuhan bahan baku, waktu tunggu (lead time)
pembelian bahan baku, pemasok, sistem pemesanan dan penyimpanannya.
Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung di
lapangan dan wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara langsung dilakukan
kepada karyawan, manajer produksi, dan pihak perusahaan yang berkaitan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari (bahan pustaka) buku, hasil laporan
penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, literatur perusahaan dan
instansi terkait serta internet.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
a) Studi Kepustakaan (Library Research)
Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan informasi yang
berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan
data yang bersumber dari literaturliteratur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya
yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.
b) Studi Lapangan (Field Research)
Melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui observasi, dan
wawancara. Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara :
a) Observasi

Page

Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data dengan terjun langsung


ke lapangan untuk mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b) Wawancara
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data/informasi tertentu yang
dilaksanakan dengan Tanya jawab secara lisan. Wawancara dimaksudkan untuk
menggali kesulitan siswa dalam memahami fungsi organ pernapasan manusia, yang
mungkin sulit diperoleh dari hasil pekerjaan siswa maupun melalui pengamatan.
c) Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan dokumen
(bahan atau gambar-gambar penting). Adapun dokumen-dokumen yang dimaksud
adalah berupa data-data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
3.3

Populasi Dan Sampel

Dalam pengumpulan dan menganalisis suatu data, langkah yang sangat penting
adalah menentukan populasi terdahulu.
a) Populasi
Populasi menetapkan dan menentukan yang akan diteliti, yaitu persediaan
bahan baku kacang tanah yang digunakan pada pabrik kacang atum Sri
Dharmasraya dalam melakukan proses produksi kacang atom SRI selama
satu periode.
b) Sampel

Page

Sampel penelitian ini diambil dari persediaan bahan baku (Raw Material)
yang digunakan pada pabrik kacang atom SRI Dharmasraya yaitu kacang
tanah

3.4 Metode Analisis data dan Teknik Analisa Data


3.4.1 Metode Analisis Data
Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan secara narasi.
Sedangkan untuk data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
gambar dan tabel agar mudah dipahami.
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh adalah
analisis deskriptif yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai
metode EOQ (Ekonomic Order Quantity) pada persediaan bahan baku kacang
pada pabrik kacang atum SRI Dharmasraya.
Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian yang optimal tiap
kali pemesanan, perlu ada perhitungan kuantitas pembelian optimal yang
ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkah-langkah
dalam mendapatkan EOQ dalam buku Manajemen Operasi oleh Heizer dan
Render (2005) adalah sebagai berikut:
a. Membuat sebuah persamaan untuk biaya setup atau biaya pemesanan.
b. Membuat sebuah persamaan untuk biaya penyimpanan.
c. Menentukan biaya setup yang sama dengan biaya penyimpanan.
d. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimum.

Page

1) Menghitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ), dengan


menggunakan rumus :
EOQ =

2 DS
H

Dimana :
D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
S = Biaya per pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

2) Menghitung frekuensi pemesanan setelah nilai EOQ ( Q ) diketahui, dan


dirumuskan sebagai berikut :
F=

D
Q

Dimana :
F = Frekuensi pemesanan
3) Menghitung persediaan pengaman (safety stock) yang harus dilakukan oleh
perusahaan.
Sebelum menghitung persediaan pengaman (safety stock) terlebih dahulu
menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus berikut ini :
(XiX )2
SD=
N

Dimana :
SD = Standar Deviasi
Xi = Rata-rata pemakaian barang
X = Kebutuhan barang sebenarnya
n = Banyaknya data

Page

Apabila standar deviasi dari permintaan atau kebutuhan telah diketahui,


maka besarnya persediaan pengaman dapat diketahui dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
SS = Z x
Dimana :
Z
= Tabel z
SD = = Standar Deviasi
4) Menghitung titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku dengan
menggunakan rumus :
ROP = SS + dL
Dimana :
ROP = Reorder Point
d = Tingkat kebutuhan per unit waktu
SS = Persediaan pengamanan (safety stock)
L = Waktu tenggang (lead time)
5) Menghitung hasil biaya total persediaan setelah menggunakan metode Economic
Order Quantity (EOQ), dengan menjumlahkan biaya penyimpanan dan biaya
pemesanan, dan dengan diperoleh melalui rumus :
Biaya Pemesanan = Frekuensi pesanan x biaya pesanan
Biaya Penyimpanan = Persediaan rata-rata dari jumlah pesanan x biaya
penyimpanan
Dari data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah, selanjutnya
dilakukan analisis kembali untuk mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan
biaya persediaan bahan baku, melalui perbandingan perhitungan total biaya
pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dan perhitungan total biaya
pengendalian persediaan dengan menggunakan EOQ. Kemudian dapat dilihat besar
efisiensi dari hasil perbandingan tersebut.

Page

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah penjabaran masing-masing variabel terhadap
indikator-indikator yang membentuknya. Dalam penelitian ini, indikator-indikator
variabel tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Waktu tunggu (lead time) adalah selang antara pemesanan bahan baku dengan saat
datang dan diterimanya bahan baku di gudang persediaan. Waktu tunggu ini diukur
dalam satuan hari, minggu atau bulan, tergantung dari sifat dan kebutuhan bahan
yang diperlukan perusahaan.
2. Frekuensi pembelian adalah banyaknya (kali) pembelian yang dilakukan
perusahaan selama satu tahun produksi.
3. Biaya pemesanan bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali melakukan
pemesanan dan penerimaan pesanan. Biaya pemesanan diukur dalam rupiah per
pesanan (Rp/pesanan). Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada
besarnya atau banyaknya barang yang dipesan.
4. Biaya penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan
selama satu tahun produksi karena penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya
penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).

Page

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
Pabrik Kacang Atom SRI merupakan perusahaan manufaktur yang berawal
dari sebuah home industry yang memproduksi makanan ringan yaitu kacang atom.
Perusahaan kacang atom cap SRI ini berdiri secara resmi pada tanggal 9 januari
2000 yang mempunyai luas sekitar 98 m2. Perusahaan ini diprakarsai oleh Bapak
Tijan dan Ibu Sri pada tahun 2000 yang diberi nama kacang atom SRI. Perusahaan ini
pada awalnya hanya memiliki 4 tungku dan 2 unit kendaraan sebagai alat transportasi
serta 8 orang karyawan. Status perusahaan berubah.pada tanggal 1 juli 2002.
Perkembangan perusahaan pada saat itu melakukan penambahan alat-alat produksi
baru dan mempunyai 25 karyawan dengan produk tetap yang dihasilkan yaitu kacang

Page

atom. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang didirikan dengan latar belakang
untuk menyatukan modal keluarga agar lebih berkembang. Perusahaan ini didirikan
untuk memproduksi makanan ringan yang sedang berkembang di pasaran dan
diharapkan bisa diterima oleh konsumen sehingga bisa menguntungkan perusahaan.
4.1.2

Lokasi Pabrik Kacang Atom SRI


Dalam menentukan dan memilih lokasi perusahaan harus diperhatikan secara

teliti dan mempertimbangkan berbagai aspek, karena lokasi perusahaan sangat


menunjang kelancaran kegiatan dan operasional perusahaan. Pabrik Kacang Atom
SRI berlokasi di blok C No 115 Jl. Poros sungai atang kabupaten dharmasraya
Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam hal transportasi terutama penyaluran bahan baku produksi serta
pemasaran produk produk keluar daerah sehingga dapat menghemat biaya
transportasinya.
2.

Dekat dengan pasar dan lingkungan konsumen yang dituju.

3. Adanya fasilitas yang memenuhi syarat yaitu listrik, air dan telepon yang bagus.
4.1.3

Struktur Organisasi dan Sistem Organisasi


Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu

organisasi dapat mencapai tujuannya. Pengorganisasian (organizing) merupakan


proses penyusunan struktur organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan
yang melingkupinya. ( Handoko, 2003 : 167) Salah satu cara untuk menciptakan
pengorganisasian yang baik adalah dengan menyusun struktur organisasi. Struktur
organisasi diperlukan untuk membantu mengatur dan mengarahkan kegiatan

Page

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu dengan dibentuknya struktur
organisasi, wewenang dan tugas masing-masing bagian dapat dipisahkan dengan jelas
sehingga kegiatan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Bentuk dan sistem organisasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya dalam
menjalankan suatu perusahaan. Penyusunan struktur organisasi berdasarkan
pengaturan formal dan fungsi pokok dalam suatu perusahaan.
Struktur organisasi di pabrik kacang atom SRI adalah sebagai berikut:

Pimpinan
Perusahaan

Kabag
Produksi

Kabag
Pemasaran

Kabag
Keuangan

Karyawan
Gambar 4.1

Sistem organisasi yang diterapkan di Kacang Atom SRI adalah sebagai


berikut dengan wewenang dan tanggung jawab yang meliputi:
1. Pimpinan Perusahaan

Page

a. Mengambil keputusan dalam hal kebijaksanaan perusahaan, penentuan


peraturan, pemutusan hubungan kerja dan penentuan jam kerja.
b. Mengkoordinasi semua bagian di perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
c. Menerima pertanggung jawaban dari tiap bagian bawahannya
2. Bagian Produksi
a. Menentukan standar kualitas, ukuran dan kemasan yang digunakan.
b. Mengatur segala kepentingan proses produksi sampai barang siap dijual.
c. Berhak mendapat pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub
bagian yang dipimpinnya.
d. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Perusahaan.
4. Kabag Pemasaran
a. Menentukan sasaran pasar dan mengambil alternatif keputusan dalam
kebijaksanaan strategi pemasaran.
b. Menciptakan pasar dan menjalankan penjualan dengan mengkoordinasikan
order dengan unsur pemasaran lainnya sesuai dengan order yang diterima.
c. Berhak mendapatkan pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub
bagian yang dipimpinnya.
d. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Perusahaan.
5. Kabag Keuangan
a. Mengetahui semua permasalahan keuangan perusahaan.
b. Mengkoordinasikan pekerjaan karyawan yang ada di bawah wewenangnya.

Page

c. Berhak mendapatkan pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub
bagian yang dipimpinnya.
d. Bertanggung jawab kepada pimpinan.
4.1.4

Jam Kerja
Jam kerja karyawan pabrik kacang atom Sri dharmasraya adalah 7 jam efektif

dan 1 jam untuk istirahat, mulai dari jam 07.30 sampai 15.30 WIB dan waktu istirahat
mulai jam 12.00 s/d 13.00 WIB. Kecuali hari-hari menjelang hari raya lebaran jam
kerja ditambah.
4.1.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangat mendukung
keberhasilan suatu perusahaan. Saat ini Perusahaaan SRI memiliki karyawan tetap
sejumlah 25 orang. Kebijakan sumber daya manusia di Perusahaan SRI dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan serta produktifitas karyawan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan perusahaan.
Kebijakan tersebut meliputi :
a.

Pemberian tunjangan masa kerja, tunjangan fungsional serta tunjangan


struktural disamping gaji pokok.

b. Pemberian pelatihan atau training serta kursus-kursus untuk meningkatkan


kompetensi dan kemampuan masing-masing karyawan di bidangnya.
4.1.6

Modal Usaha Pabrik Kacang Atom SRI


Salah satu syarat utama pendirian suatu usaha adalah ketersediaan modal.

Tanpa modal yang cukup, sebuah perusahaan tidak bisa menjalankan kegiatannya

Page

dengan lancar. Modal usaha dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Modal
usaha Pabrik kacang atom SRI berasal dari dua sumber yaitu :
1.

Modal Dalam
Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan yaitu Bapak Tijan dan Ibu Sri

2.

Modal Luar
Modal ini berupa pinjaman dana usaha dari Bank Danamon.

4.2

Proses dan Hasil Produksi


a. Proses Produksi
Perusahaan memproduksi kacang atom dengan menggunakan tenaga
manual dan mesin dengan meperkerjakan tenaga kerja sehingga proses
produksi di laksanakan dengan efektif. Untuk menghasilkan produk dengan
kualitas yang terjaga, maka sebelum proses produksi Bagian produksi
terlebih dahulu menentukan bahan-bahan pilihan yang akan dipakai.
Adapun bahan-bahan tersebut adalah :
b. Bahan baku kacang atom SRI :
- Kacang tanah pilihan
- Tepung tapioka
- Garam
- Gula
- Bawang putih
- Minyak goreng
- Penyedap rasa

Page

c. Bahan penolong :
- Plastik
- Karton
- Band tape

Adapun Proses pembuatan kacang atom SRI sebagai berikut :


1. Pembuatan bumbu dan adonan bubur kanji
Tapioka dicampur dengan air, campuran ini dimasaksampai agak matang (warna
putih keruh) sehingga diberi namalem setengah matang. Bawang dan garam
digiling sampaihalus. Setelah itu bumbu ini dicampur dengan air dan diaduk
sampai rata. Hasil yang diperoleh disebut lem berbumbu. Bumbu memegang
peranan penting dalam pengolahan suatu bahan makanan karena bumbu
menghasilkan cita rasa khas dari produk yang membedakan dari produksi lain
Tahapan proses dalam pembuatan bumbu terdiri dari penghalusan bawang dengan
menggunakan blender, setelah bawang halus dicampur dengan garam, sodium
siklamat dan penyedap rasa dengan menggunakan mixer bumbu. Hasil yang
didapat adalah bumbu halus. Bumbu halus dicampur dengan tepung tapioka dan
air panas sehingga dihasilkan adonan bubur kanji berbumbu. Dalam pembuatan
adonan bubur kanji diusahakan semua bumbu tercampur rata (homogen) agar pada
saat digunakan sebagai lem (pengikat), bumbu dapat melekat pada kacang.
Perbandingan antara bumbu dengan adonan bubur kanji adalah 1:1. Jika

Page

perbandingan bumbu lebih besar dari adonan bubur kanji atau sebaliknya, maka
hasil yang didapat tidak memenuhi standar kacang atom yang diinginkan
konsumen atau tidak bagus.
2.

Pencampuran dan pembalutan biji kacang tanah


Pencampuran dan pembalutan biji kacang tanah dapat dilakukan dengan cara
pembalutan dan pencampuran menggunakan tampah. Proses pembalutan bumbu
dan tepung tapioka ini dilakukan sampai keseluruhan bumbu dan tepung habis (
15 menit). Proses pembalutan biji kacang tanah dengan tepung tapioka dilakukan
dengan dua tahap, pembalutan tahap 1tepung yang digunakan adalah tepung
tapioka jemur. Tujuan dari penggunaan tepung tapioka jemur adalah agar kacang
atom yang dihasilkan dapat mekar dan mengembang. Pembalutan tahap kedua
tepung yang digunakan adalah tepung tapioka oven. Tujuan dari pembalutan
dengan tepung oven adalah untuk mencegah agar kacang atom yang dihasilkan
tidak sangat mekar atau mengembang. Karena apabila tidak dibalut dengan
tepung tapioka oven kacang atom yang dihasilkan akan sangat besar bahkan
ukurannya bisa sebesar bola bekel. Proses pencampuran dan pembalutan
dihentikan setelah 15 menit, caranya dengan mematikan mesin dan
menuangkannya kedalam tampah. Waktu pembalutan sangat mempengaruhi hasil
akhir kacang atom, apabila waktunya terlalu singkat maka balutan kacang akan
pecah sehingga mudah hancur dan apabila waktunya terlalu lama maka kacang
atom yang dihasilkan akan keras.

Pengayakan

Page

Tujuan dari pengayakan ini adalah untuk memisahkan kacang berdasarkan


ukurannya. Pada tahap pengayakan dilakukan dengan menggunakan pengayak
mekanik dengan 3 saringan yang disesuaikan berdasarkan gradingnya yaitu:
a. Saringan 1 dengan ukuran lubang ayakan 12 mm-14 mm:
Ukuran balutan yang terlalu besar dan gandeng yang tidak lolos saringan
dipisahkan tepung dan bumbunya kemudian dilakukan proses pencampuran
dan pembalutan ulang.
b. Saringan 2 dengan ukuran lubang ayakan 10 mm-12 mm:
Ukuran bulatan standar yang lolos saringan 1, masuk dalam penggorengan.
c. Saringan 3 dengan ukuran lubang ayakan 8 mm-10 mm.:
Ukuran bulatan kecil yang lolos saringan 2 tetapi tidak lolos saringan 3 masuk
dalam penggorengan.
d. Kacang atom yang lolos saringan 3 dilakukan pemisahan
tepung dan bumbu, selanjutnya dilakukan proses pencampuran dan
pembalutan ulang.
4.

Penggorengan
Kacang atom mentah digoreng dengan menggunaan minyak panas (suhu 1700C)
sambil diaduk pelan-pelan sampai matang. Setelah matang kacang diangkat dan
ditiriskan tujuan dilakukan penggorengan kacang atom untuk memasak butiran
kacang atom yang masih mentah setelah proses pembalutan. Proses
penggorengan kacang atom dilakukan dengan alat penggorengan yang dilengkapi
dengan burner sebagai alat untuk penyalaan api dan pengaduk mekanik dengan

Page

motor listrik serta bak penampung minyak. Langkah pertama dari proses
penggorengan adalah penuangan minyak goreng kedalam bak penggoreng yang
dilanjutkan dengan menyalakan burner untuk pemanasan
minyak. Suhu penggorengan yang dibutuhkan untuk penggorengan kacang atom
adalah 160-170oC. Setelah minyak mencapai suhu tersebut maka kacang atom
dimasukkan dalam bak penggorengan kemudian dilakukan pengadukan.
Pengadukan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan pengaduk
manual dan pengaduk mekanik. Pengadukan manual dilakukan dengan tenaga
manusia agar kacang atom tidak saling menempel dan tingkat kematangannya
merata, sedangkan pengadukan mekanik supaya kacang atom yang digoreng
tidak gosong dan matangnya merata, ini dilakukan setelah kacang kelihatan
mengapung. Waktu yang dibutuhkan untuk proses penggorengan adalah sekitar
15 menit atau sampai kacang atom matang. Kacang yang telah matang kemudian
diletakkan didalam bak peniris.
5.

Penirisan
Tujuan penirisan untuk mengurangi kandungan minyak kacang atom setelah
proses penggorengan. Alat peniris juga dilengkapi dengan penampungan minyak,
tuas dan katup. Selama proses penirisan berlangsung, terjadi penuruan suhu
kacang atom akibat perputaran bak peniris. Waktu yang dibutuhkan didalam
proses penirisan adalah sekitar 5 menit. Penirisan diakhiri dengan mematikan
mesin yaitu tuas katub diangkat dan kacang atom keluar lewat katub yang

Page

terangkat dibagian bawah menuju bagian penadah. Hasilnya berupa kacang atom
yang sudah kering.
6.

Pendinginan
Tujuan dari proses pendinginan ini adalah untuk menurunkan suhu kacang atom
sehingga tidak terjadi kondensasi pada saat pengemasan. Kacang atom setelah
ditiriskan kemudian dihamparkan pada bak dengan ketebalan 3 cm sambil
dilakukan pembalikan 2 kali setiap 10 menit dan diratakan dengan menggunakan
alat perata yang berupa kayu panjang. Waktu yang diperlukan dalam pendinginan
adalah sekitar 20 menit.

7.

Pengemasan
Tujuan dari pengemasan adalah untuk mempertahankan mutu bahan hingga
sampai ke tangan konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu
sensori, mutu gizi, dan mutu mikrobiologi. Kacang atom dikemas dalam kantong
plastik yang tertutup rapat yang tidak dapat dimasuki oleh uap air, Pengemasan
di pabrik Kacang atum SRI dilakukan untuk memberikan kondisi sekeliling rapat
bagi bahan pangan, mempertahankan mutu bahan hingga sampai ke tangan
konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu sensori, mutu gizi, dan
mutu mikrobiologi. Proses pengemasan pabrik Kacang Atum SRI terdiri dari
pemeriksaan kemasan plastik yang akan dipakai untuk pengemasan, tahapan
pengisian produk, penimbangan sesuai berat dan isi (5 kg), pengepresan, dan
pemeriksaan akhir terhadap hasil pengemasan. Pengemasan kacang atom
dilakukan dengan mesin pengepres kemasan produk yang terbuat dari baja dan

Page

besi. Jenis plastik yang digunakan adalah jenis PE (polietilen). Plastik PE


mempunyai sifat transparan sampai dengan keruh, lemas, mudah dibentuk, daya
rentangannya tinggi dan mudah lengket jika dalam keadaan panas.
Skema proses pembuatan kacang atom yaitu sebagai berikut :
Kacang Tanah

Bumbu
Bumbu

Tepung
Tapioka

AIR

Haluskan
Larutkan dan Panaskan

Adonan

Campur dan
digoyang

Kacang Berselaput
Tepung

Goreng

Pengemasan

Gambar 4.1

Page

4.2.1

Pemasaran Hasil Produksi


Pabrik kacang atom SRI melayani pembelian yang dilakukan secara langsung

(direct selling). Produk kacang atom SRI yang telah dikemas langsung dikirim
konsumen

dan

pelanggan.

Pembelian

langsung

dilakukan

dengan

cara

konsumen/pelanggan langsung ke perusahaan dan menghubungi bagian Pemasaran.


Penjualan

produk

pada

perusahaan

SRI

dilakukan

secara

tunai.

Dalam

perkembangannya, Perusahaan SRI Sampai saat ini telah memiliki pelanggan tetap.
Untuk memperkuat jaringan pemasarannya, Perusahaan SRI melakukan berbagai
usaha untuk mendukung tujuan tersebut. Usaha-usaha tersebut adalah menetapkan
harga jual produk yang terjangkau oleh semua lapisan konsumen, menjaga mutu dan
kualitas produk, serta melakukan riset pasar untuk mengukur potensi kacang atom
SRI di pasaran.
4.2.2

Biaya Yang Timbul Karena Persediaan


Dalam memenuhi kebutuhan akan

persediaan

bahan

baku

guna

berlangsungnya proses produksi, selalu terdapat biaya-biaya yang akan dikeluarkan.


Untuk menganalisa sistem persediaan yang diterapkan perusahaan, maka dibutuhkan
data-data berupa biaya- biaya maupun kapasitas serta kebutuhan akan bahan baku itu
sendiri sebagai bahan penelitian.
Biaya total persediaan atau Total Inventory Cost (TIC) adalah semua

Page

pengeluaran yang timbul sebagai akibat persediaan. Berikut adalah biaya persediaan
yang dikeluarkan oleh Pabrik Kacang Atum SRI, diantaranya :
a. Biaya pemesanan
Biaya pemesanan adalah biaya yang di keluarkan oleh perusahaan akibat
adanya pemesanan bahan baku. Komponen biaya pemesanan per pesanan pada Pabrik
Kacang Atum SRI berbeda beda untuk tiap bahan baku.
Tabel 4.1
Pemesanan per pesanan pada Pabrik Kacang Atum SRI
Jenis Biaya

Biaya Pemesanan
Kacang
Tepung
Biaya pengiriman
Rp 50.000
Rp 50.000
Biaya telepon
Rp 10.000
Rp 10.000
Total
Rp 60.000
Rp 60.000
Sumber : Data perusahaan Tahun 2014
Berdasarkan tabel di atas upah yang di berikan kepada supir setiap kali
pengiriman sebesar Rp 50.000. biaya telpon untuk setiap kali pemesanan di
perkirakan Rp 10.000. total biaya pemesanan setiap kali adalah Rp 60.000.

b. Biaya penyimpanan
Biaya persediaaan yang akan di bahas selanjutnya adalah biaya penyimpanan.
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari
dilakukannya penyimpanan bahan baku.

Page

Tabel 4.2.
Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kacang Atum SRI Per Tahun
Jenis Biaya
Bahan Baku
Penerangan di ruang penyimpanan
Rp 50.000
Penanganan persediaan
Rp 1.200.000
Total
Rp 1.250.000
Berdasarkan tabel di atas di perkirakan penerangan di gudang penyimpanan
bahan baku per tahun sebesar Rp 50.000. biaya penanganan persediaan yaitu biaya
gaji pengawas untuk mengawasi bahan baku di gudang sebesar Rp 100.000 per bulan,
sehingga biaya penanganan persediaan bahan baku per tahun sebesar Rp 100.000 X
12bln = Rp 1.200.000 per tahun.
c. Biaya bahan baku itu sendiri (biaya modal)
Biaya bahan baku yang dibeli Pabrik Kacang Atum SRI sampai di lokasi
penampungan adalah:
Kacang Rp 20.000 Per Kg
Tepung Rp 10.000 Per Kg
Pabrik Kacang Atum SRI melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam
setahun (1 bulan sekali). Maka biaya modal bahan baku selama satu tahun dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3
Biaya modal bahan baku pertahun
Bahan

Jumlah

Banyak

Baku

Sekali

Pemesanan

Jumlah
(Kg)

Harga
(Rp)

Biaya Modal
per Tahun (Rp)

Page

Kacan

Pesan

(Kg)

(Kg)
5500

12

66000

20000

1.320.000.000

g
Tepung
450
12
5400
10000
Total
5950
71400
Sumber : Data perusahaan (Diolah) Tahun 2014

54.000.000
1.374.000.000

4.2.4 Volume Pemakaian Bahan Baku


Pemakaian bahan baku kacang dan tepung dalam proses produksi kacang
atom SRI pada perusahaan disesuaikan dengan rencana produksi. Penentuan rencana
produksi berdasarkan pesanan dan kapasitas produksi perusahaan. Berdasarkan
rencana produksi tersebut perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku
yang akan digunakan.

Tabel 4.4
Volume pemakaian bahan baku selama tahun 2014 :
Bulan

Jumlah Pemakaian (Kg)

Page

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Berikut Rata rata per

Tepung
500
628
420
400

Kacang
400
500
380
320

500
520
460
520
500
637
540
639
6270
522

400
420
390
420
400
510
450
510
5100
425

bulan
Sumber : data perusahaan (2014) diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pemakaian bahan baku kacang dan
tepung selama tahun 2014 . Data tersebut dibagi berupa data per bulan tiap tahunnya.
4.2.5 Harga Bahan Baku Tahun 2014
Harga bahan baku bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh musim dan iklim
dari daerah penghasil bahan baku. Adapun harga pembelian kacang pada tahun 2014
adalah Rp20.000/Kg dan harga pembelian tepung pada tahun 2014 adalah
Rp10.000/Kg
4.2.6

Waktu Tunggu Bahan Baku ( Lead Time)

Lead Time merupakan selisih atau perbedaan waktu antara saat pemesanan
sampai dengan barang diterima. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa lead
time pengiriman yaitu 1 minggu.

Page

4.2.7 Total biaya persediaan


Biaya persediaan total atau total inventory cost (TIC) adalah biaya
keseluruhan dari biaya-biaya persediaan yang merupakan penjumlahan dari biaya
pembelian, biaya simpan, biaya pesan.

Tabel 4.5
Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:
Bahan
Baku

Tepung
Kacang

Frekuensi
pemesanan
(kali)
a
12
12

Persediaan
rata-rata
(mt)
B
522
425

Biaya
Biaya
Pemesanan/pes Penyimpanan
an
/mt/thn
(Rp)
(Rp)
C
D
60.000
1.250.000
60.000
1.250.000

Tabel 4.5 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan
Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku
per tahn akan dijelaskan pada tabel 4.6 di bawah ini yang menyajikan besarnya total
biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.

Page

Tabel 4.6
Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:
Bahan Baku

Tepung
Kacang

Biaya
Pemesanan/tahun
(Rp)
e=axc

720.000
720.000

Biaya
Penyimpanan/tahun
(Rp)
f=bxd

652.500.000
531.250.000

Total biaya
persediaan (Rp)
e+f

653.220.000
531.970.000

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat total biaya persediaan yang harus
ditanggung oleh perusahaan adalah untuk tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk
kacang sebesar Rp 531.970.000.
4.3 Analisis Persediaan Dengan Menggunakan Metode Economic Order
Quantity
Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan
dengan metode EOQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi, karakteristik, serta
kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode EOQ. Perusahaan
memiliki data permintaan yang diketahui, tetap, dan bebas, selain itu lead time
konstan, penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap, diskon karena
kuantitas tidak memungkinkan, biaya variabel yang ada hanyalah biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika
pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas

Page

pesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah permintaan dan lead time
yang konstan. Perhitungan kuantitas pemesanan optimal bahan baku kacang dan
tepung yang optimal tahun 2014 secara terinci disajikan pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4.7
Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Baku Tahun 2014

Bahan Baku
Tepung
Kacang

Permintaan
(D)
62.700
5.100

Biaya

Biaya

Pemesanan

Penyimpanan

(S)
60.000
60.000

(H)
1.250.000
1.250.000

EOQ
601,92
489,6

Berdasarkan hasil perhitungan EOQ pada Tabel tersebut, diketahui bahwa


kuantitas pemesanan optimal bahan baku kacang pada tahun 2014 adalah sebanyak
601,92Kg setiap kali pemesanan. Dan untuk bahan baku tepung sebanyak 489,6Kg .
Setelah mengetahui kuantitas pemesanan optimal bahan baku setiap kali pesan,
frekuensi pemesanan baru dapat dihitung.
Tabel 4.8
Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal Bahan Baku pada tahun 2014
Bahan baku

Permintaan (D)

EOQ

Frekuensi (kali)

Page

Tepung
Kacang

62.700
5.100

6.019,2
489,6

10
10

Frekuensi pemesanan bahan baku gandum berdasarkan metode EOQ adalah


10 kali untuk bahan baku kacang dan tepung. Semakin kecil frekuensi pemesanan,
semakin kecil pula biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk biaya pemesanan,
namun biaya penyimpanan akan semakin besar. Namun, biaya pemesanan saja tidak
cukup untuk dapat membandingkan dua metode persediaan untuk mencari metode
persediaan yang paling efisien. Hal ini disebabkan karena masih ada satu komponen
biaya lagi yang memengaruhi total biaya persediaan secara keseluruhan, yaitu biaya
penyimpanan yang mana dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaan di gudang.
Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan total
biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode
EOQ tahun 2014.
Tabel 4.9
Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EOQ
Bahan
Baku

Tepung
Kacang

Frekuensi
pemesanan
(kali)
a
10
10

Persediaan
rata-rata
(mt)
B
601,92
489,6

Biaya
Pemesanan/pesa
n
(Rp)
C
60.000
60.000

Biaya
Penyimpanan
/mt/thn
(Rp)
d
1.250.000
1.250.000

Tabel 4.9 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan
Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku

Page

per tahun akan dijelaskan pada tabel 4.10 di bawah ini yang menyajikan besarnya
total biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.
Bahan Baku

Tepung
Kacang

Biaya
Pemesanan/tahun (Rp)
e=axc

600.000
600.000

Biaya
Penyimpanan/tahun
(Rp)
f = b/2 x d

376.200.000
306.000.000

Total biaya
persediaan (Rp)
e+f

376.800.000
306.600.000

Pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan


total biaya persediaan untuk kacang sebesar Rp 376.800.000 dan untuk tepung
sebesar Rp 306.600.000
d.

Persediaan Pengaman (Safety stock)


Pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan dimaksudkan untuk

mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi juga pada
saat itu diusahakan agar carrying cost serendah mungkin. Untuk menentukan biaya
persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan mempertimbangkan
penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan
baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar deviasinya.
a) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :

SD=

SD=

( XiX )2
N
69.066
12

Page

SD =

5755,5

SD =

75,865

b) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut

SD=

(XiX )2

SD=

SD =

36.900
12

3075

SD = 55,453

Dengan pemakaian Asumsi bahwa Perusahaan Kacang Atum SRI menerapkan


persediaan yang memenuhi permintaan 95% dan persediaan cadangan sebesar 5%,
sehingga dapat diperoleh Z dengan table normal sebesar 1,65 deviasi standar diatas
dari rata rata.

a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :
Safety stock = SD x Z
= 75,865 x 1,65
= 125,177 Kg

Page

Jadi persediaan bakan baku tepung yang harus di sediakan perusahaan kacang atum
SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 125,177 Kg
b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :
Safety stock = SD x Z
= 55,453 x 1,65
= 91,497 Kg
Jadi persediaan bakan baku kacang yang harus di sediakan perusahaan kacang atum
SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 91,497Kg

e.

Pemesanan Kembali (Re Order Point)


Waktu Tunggu Bahan Baku ( Lead Time) Lead Time merupakan selisih atau

perbedaan waktu antara saat pemesanan sampai dengan barang diterima. Berdasarkan
hasil wawancara, diketahui bahwa lead time pengiriman yaitu 1 minggu. Dengan rata
rata jumlah kerja 300 hari dalam 1 tahun. Sebelum menghitung besarnya ROP.
Perlu dicari tingkat penggunaan bahan baku perhari yang dapat di hitung sebagai
berikut :

U=

D
t

U=

6675 Kg
300 hari

Page

= 22,25 Kg
Maka titik ROP (Re Oerder Point) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :
ROP = U x L + SS
= 22,25 x 10 + 125,177
= 347,677 Kg
b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :
ROP = U x L + SS
= 22,25 x 10 + 91,497
= 313,997 Kg
4.4

Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku


Metode yang telah dilakukan oleh perusahaan secara aktual dapat

dibandingkan dengan metode EOQ. Dengan mengetahui hasil perbandingan,


perusahaan akan mengetahui metode mana yang akan menghasilkan biaya paling
minimum, yang berarti merupakan metode persediaan yang lebih efektif bagi
perusahaan yang bila diterapkan akan menghasilkan keuntungan yang terbesar.
Perbandingan tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Page

Tabel 4.11
Perbandingan Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ
Keterangan

Kebijakan

Metode EOQ

Pembelian rata rata bahan baku tepung


Pembelian rata rata bahan baku kacang
Total biaya persediaan bahan baku tepung
Total biaya persediaan bahan baku

Perusahaan
522
425
653.220.000
531.970.000

601,92
489,6
376.800.000
306.600.000

10
-

10
125,177
91,497
347,677
313,997

kacang
Frekuensi pemesanan bahan baku
Safety stock bahan baku tepung
Safety stock bahan baku kacang
Re order point bahan baku tepung
Re order point bahan baku kacang

1) Pembelian Rata rata bahan baku dengan metode EOQ lebih efisien dengan
pembelian bahan baku tepung 601,92 dan bahan baku kacang 489,6 dengan 10
kali pemesanan dalam waktu 1 tahun dan hanya menghabiskan biaya persediaan
untuk bahan baku tepung sebesar Rp 376.800.000 dan untuk bahan baku kacang
sebesar Rp 306.600.000. Jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang
melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun dengan jumlah bahan
baku tepung 522 dan bahan baku kacang 425 yang menghabiskan biaya
persediaan tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk bahan baku kacang sebesar
Rp 531.970.000. maka dengan menggunakan Metode EOQ perusahaan dapat

Page

menghemat biaya persediaan untuk bahan baku tepung sebesar Rp 276.420.000


dan untuk bahan baku kacang sebesar Rp 225.370.000
2) Perusahaan kacang atum SRI dalam kebijakannya tidak menetapkan adanya
persediaan pengaman (safety stock). Sedangkan dalam analisis metode EOQ
(Economic Order Quantity), perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman
untuk bahan baku tepung sebesar 125,177 kg dan untuk bahan baku kacang
sebesar 91,497 kg untuk memperlancar proses produksi.
3) Adanya titik pemesanan kembali (Re Order Point) dalam penggunaan metode
EOQ untuk mengantisipasi adanya keterlambatan bahan baku. Menurut analisis
dengan metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat
persediaan bahan baku tepung berada pada tingkat 347,677 kg dan untuk bahan
baku kacang 313,997 kg.

BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Page

Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada bab 4 dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Menurut kebijakan perusahaan pembelian rata rata bahan baku adalah sebanyak
556,25 kg, sedangkan menurut metode EOQ jumlah pembelian bahan baku yang
optimal adalah sebanyak 927,76 kg.
2. Menurut kebijakan perusahaan Total biaya Persediaan adalah Rp 5.872.916,5.
Sedangkan dihitung menurut metode EOQ Total biaya Perusahaan adalah Rp
5.180.193,77
3. Frekuensi pemesanan perusahaan sebelumnya 12 kali pemesanan dalam setahun,
sedangkan dihitung dengan metode EOQ pemesanan lebih efisien adalah 7 kali
pemesanan dalam setahun.
4. Jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang dibutuhkan oleh perusahaan
Kacang Atom SRI adalah 212,42 kg.
5. Waktu pemesanan kembali (re order point) yang harus dilakukan oleh perusahaan
Kacang Atom SRI menurut metode EOQ adalah pada saat persediaan bahan baku
tinggal 368,17 kg.

5.2 Saran

Page

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah di


Perusahaan kacang atom SRI, maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku, antara lain :
1. Perusahaan hendaknya mempertimbangkan penggunaan EOQ dalam kebijakan
pengadaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ, perusahaan
dapat melakukan pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih
kecil dibanding kebijakan perusahaan.
2. Perusahaan kacang atom SRI perlu mengadakan persediaan pengaman (safety
stock) untuk mencegah kekurangan bahan baku pada saat proses produksi sedang
berlangsung dan menentukan waktu dan jadwal yang tepat untuk melakukan
pemesanan kembali bahan baku guna menjamin kelancaran proses produksi.
3. Perusahaan hendaknya melakukan pemesanan kembali (re order point) untuk
menghindari keterlambatan pemesanan bahan baku agar biaya penyimpanan
digudang dapat optimal.
4. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap karyawan tentang safety stock
dan re order point, agar kedepannya karyawan dapat menerapkan (safety stock)
dan juga (re order Point) diperusahaan.

Page

Page

You might also like