You are on page 1of 11

Aspek imunologi Imunisasi

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebaian seseorang terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh
dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif.
Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif disebut imunisasi pasif dengan
memberikan antibodi atau factor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Contohnya adalah
pemberian imunoglobulin spesifik untuk penyakit tertentu, misalnya imunoglobulin antitetanus untuk
penderita penyakit tetanus. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh
tubuh, seperti misalnya pada kekebaian pasif alamiah antibodi yang diperoleh janin dari ibu akan
perlahan menurun dan habis. Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
secara alamiah atau melalui imunisasi.
Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan aktif disebut imunisasi aktif dengan
memberikan zat bioaktif yang disebut vaksin, dan tindakan itu disebut vaksinasi. Kekebalan yang
diperoleh dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan pasif karena adanya memori
imunologis, walaupun tidak sebaik kekebalan aktif yang terjadi karena infeksi alamiah. Untuk
memperoleh kekebalan aktif dan memori imunologis yang efektif maka vaksinasi harus mengikuti
cara pemakaian dan jadwal yang telah ditentukan oleh produsen vaksin melalui bukti uji klinis vang
telah dilakukan.
Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan
menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan
menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola.
Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penvakit yang hanya dapat ditularkan
melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria dan poliomielitis.
Program imunisasi nasional dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau
expanded program on immunization (EPI) dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program PPI
merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional
yaitu universal child immunization pada akhir 1982. UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990,
yaitu cakupan DTP3 Polio 3, dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun. Sedangkan cakupan
untuk DTP1, Polio 1 dan BCG minimal 90%. Imunisasi yang termasuk dalam PPI adalah BCG, polio,
DTP, campak, dan hepatitis B. Program imunisasi melalui PPI, mempunyai tujuan akhir (ultimate
goal) sesuai dengan komitmen internasional yaitu,
Eradikasi polio (ERAPO),
Eliminasi tetanus maternal dan neonatal (maternal and neonatal tetanus elimination - MNTE)
Reduksi campak (RECAM),
Peningkatan mutu pelayanan imunisasi,
Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices),
Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste Disposal management)
Jadwal Imunisasi
Jadwal Imunisasi IDAI secara berkala dievaluasi untuk penyempurnaan, berdasarkan perubahan
epidemiologi penyakit,kebijakan Kementerian Kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan
vaksin di Indonesia.
- Terdapat beberapa perbedaan antara jadwal imunisasi tahun 2011 dengan jadwal imunisasi
1

rekomendasi IDAI tahun 2008.


a. Pada jadwal imunisasi 2011, tidak dibedakan lagi antara vaksinasi Program Pengembangan
Imunisasi
(PPI, wajib) dan Program Imunisasi Non-PPl (dianjurkan). Mengingat semua vaksinasi untuk
mencegah kematian dan kecacatan harus diberikan pada bayi dan anak.
b. Vaksinasi varisela dapat diberikan sejak usia 12 bulan.
C. Program BIAS, mulai tahun 2011 memberikan vaksinasi Td untuk menggantikan vaksinTD.
d. Penambahan dalam foot-note (lihat lampiran di halaman cover depan).
e. Memasukan vaksin rotavirus dalam jadwal imunisasi
- Pemberian hepatitis B saat lahir sangat dianjurkan untuk mengurangi penularan hepatitis B dari ibu
ke bayinya sedini mungkin.
- Pemberian vaksin kombinasi, dengan maksud untuk mempersingkat jadwal, mengurangi jumlah
suntikan, dan mengurangi kunjungan tetap dianjurkan. Selain vaksin kombinasi DTP dengan Hib
(baik DTwP/Hib maupun DTaP/Hib, atau DTaP/ Hib/ IPV), Kementerian Kesehatan memberikan
vaksin kombinasi DTwP dengan Hepatitis B (DTwP/ Hep B) dalam program imunisasi nasional.
- Imunisasi campak yang hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan dalam kajian Badan Penelitian
& Pengembangan Depkes temyata kurang memberikan perlindungan jangka panjang. Oleh karena
itu, diberikan suntikan penguat pada saat masuk sekolah dasar melalui program BIAS (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah).
- Mengacu pada ketentuan WHO 2005 mengenai program eradikasi polio, apabila di Indonesia tidak
terdapat lagi virus polio liar (wild polio virus) selama 3 tahun berturut-turut, besaran cakupan
imunisasi polio cukup tinggi (>90%), serta survailans AFP yang baik; maka untuk imunisasi rutin
(PPI) dapat diberikan elPV (enhanced inactivated polio vaccine, injectable polio vaccine).
- Jadwal imunisasi Program Imunisasi Nasional Kementrian Kesehatan yang baru tetap dapat
dipergunakan, bersama jadwal imunisasi IDAI.
Program Imunisasi Nasional
Program Imunisasi Nasional meliputi BCG, polio,Hepatitis B, DTP, dan campak.

VAKSIN
VAKSIN KOMBINASI (combined vaccine)
- Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah
penyakit yang berbeda.
- Diberikan pada saat dan lokasi yang sama
- Vaksin kombinasi tradisional : DPT , MMR, Polio
Keuntungan :
Mengurangi : jumlah suntikan
jumlah kunjungan
ketidaknyamanan bayi/dokter
Memudahkan : mengejar imunisasi yang tertunda
2

menambah vaksin baru


Mengurangi pengadaan semprit
Kerugian :
Menurunkan respon imun tiap antigen
Jadwal harus disesuaikan
Mempengaruhi suplai dan harga vaksin
Menambah ruang penyimpanan
Dapat membingungkan perawat dalam membantu dokter
Mengurangi kunjungan dokter
Sediaan: - Tetract-Hib: kombinasi DPwT+Hib
infanrix-Hib: kombinasi DpaT(dlm vial)+Hib(dalam PFS)
Jenis-jenis vaksin:
Vaksin bakteri: -vaksin hidup : BCG
-vaksin inaktif: difteria, tetanus, pertusis, kolera, pneumococcus, Hib, typhoid Vi.
Vaksin Virus: -vaksin hidup: campak, rubela, varisela, OPV
-vaksin inaktif: influenza, IPV,hepatitis A, hepatitis B.

MEMBAWA VAKSIN:
Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier
Bila jarak dekat masukkan cool pack cair(bagian tengah letakkan termometer Muller)
Bila jarak jauh masukkan cold pack beku (HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel dan
masukkan freeze tag/watch)
Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung
COLD PACK & COOL PACK
Kantong plastik diisi air
Cair (cool pack): biru atau merah-dinginkan di lemari es 2-8C/min.24jam. untuk vaksin
HepB,DPT-HB,DT,TT
Beku (cold pack):putih:-bekukan di freezer -5 sd -15C min 24jam. Untuk vaksin
Polio,BCG,Campak.

10

11

You might also like