Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem pendingin secara umum berfungsi untuk mendinginkan suhu mesin
agar kondisi mesin tetap prima dan mobil bisa digunakan dengan baik tanpa
terjadi kerusakan, sistem pendingin ada tiga macam yaitu: sistem pendingin air,
sistem pendingin udara, dan sistem pendingin oli. Dalam sistem pendingin udara
terbagi menjadi dua macam yaitu: pendingin udara alami dan pendingin udara
buatan, contohnya seperti pada pendingin sepeda motor
yang menggunakan
pendingin udara alami untuk menyirkulasi panas yang ditimbulkan oleh mesin,
sedangkan pendingin udara buatan contohnya seperti pada pendingin mobil yang
menggunakan kipas di belakang radiator.
Sistem pendingin mesin juga memerlukan perawatan agar kondisi sistem
pendingin tetap baik dan berfungsi secara optimal, dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat sudah terbisa menggunakan air biasa untuk mengisi radiator dan tidak
menggunakan radiator coolant, hal ini yang menyebabkan komponen pendingin
mesin mudah rusak atau cepat berkarat terutama pada blok mesin, pompa air, dan
juga komponen yang lainnya akan cepat rusak, jika sudah rusak komponenkomponen yang berkarat sulit untuk direparasi sehingga peforma mobil akan
sedikit berkurang gara-gara kinerja pendingin mesin tidak sempurna, oleh sebab
itu pendingin mesin perlu mendapat perawatan yang lebih.
Sistem pendingin sering di aplikasikan pad suatu mesin atau komponen
dan pada suatu daerah tu ruangan seperti pusat keramaian dan lain lain.
Dari begitu pentingnya ilmu tentang sistem pendingin maka dilakukanlah
praktikum prestasi mesin tentang sistem pendingin.
1.2.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mengetahui sistem dan prinsip kerja dan sistem pendinginan.
2. Dapat membuat grafik hubungan COP dan yang diberikan.
3. Memahami siklus umum pada sistem pendingin.
1.3.
Manfaat
Adapun mamfaat praktikum ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui cara kerja dari sistem pendingin
2. Dapat memahami maksud dari siklus umum sistem pendingin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
pembakaran
yang
berlangsung
terus
menerus
dalam
mesin
alat penukar
panas yang
digunakan
untuk
memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya
untuk mendinginkan maupun memanaskan. Radiator yang kita kenal pada
umumnya digunakan pada kendaraan bermotor (roda dua atau roda empat), namun
tidak jarang radiator juga digunakan pada mesin yang memerlukan pendinginan
ekstra. Seperti pada mesin mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja
dalam kondisi kerja berat atau lama. Pada kendaraan baik motor atau mobil
radiator pada umumnya terletak di depan dan berada didekat mesin atau pada
posisi tertentu yang menguntungkan bagi system pendinginan.
2. Thermostat
Kegunaan dari sistem pendingin meliputi banyak faktor tetapi yang paling
utama adalah mendinginkan mesin yang sedang bekerja. Pada saat mesin sedang
bekerja perlu pendinginan karena untuk mencapai kondisi yang ideal.
Dapat dibanyangkan jika mesin atau kendaraan tidak menggunakan atau dapat
memiliki sistem pendingin makxa kondisi idela tidak dapat dijangkau. Selain itu,
kerusakan pada mesin juga dapat terjadi dan akan mengganggu peforma dari
kendaraan.
Pada
yang meliputi
proses
terjadi
merupakan
akibat
dari
kombinasi
proses
(konsentrasi
zat
penyerap
rendah)
untuk
menguapkan
memisahkan
refrigeran
dari
zat
dan
penyerap,
mengalir
ke
absorber
dan
uap
(konsentrasi
ke
Penggunaan
absorber
katup
mempertahankan
zat
penyerap
melalui
cekik
katup
tinggi)
cekik.
bertujuan
untuk
tekanan
antara
perbedaan
Tekanan
dengan
tinggi
refrigeran
menggunakan
katup
cair
diturunkan
cekik
(katup
ekspansi)
dan
dihasilkan
refrigeran
cair
lingkungan
menguap
yang
sehingga
akan
didinginkan
terjadi
uap
dan
refrigeran
bertekanan rendah.
Proses 6-8/7-8 :
penyerapan
tersebut
terjadi
Jika
secara
Agar proses
Pompa
menerima
larutan
cair
bertekanan
mengalirkannya
ke
generator
sehingga
atmosfir)
untuk
mengurangi
berat
alat
dan
pada
kombinasi
kedua,
amonia
bertindak
sebagai
litium
bromida-air
banyak
digunakan
untuk
antara
entalpi
dengan
persentase
Litium-
melewati
pembentukan
batas
lumpur
kristalisasi
padat
dan
akan
mengakibatkan
penyumbatan
sehingga
Sistem amonia-air
sifat
amonia
yang
sedikit
beracun
sehingga
membatasi
dan
A N A LY Z E R ,
RE CTI F I E R ,
A N A LY Z E R .
Di
sini, uap air yang mempunyai suhu jenuh yang lebih tinggi
diembunkan dan dikembalikan ke generator. Selanjutnya amonia
dan sejumlah kecil uap air diteruskan ke
A N A LY Z E R ,
dimana uap
RE CTI F I E R ,
yang
umumnya
menggunakan air
pendingin
dari
proses
kompresi,
pengembunan,
ekspansi
dan
mengisap
ini,
uap
tekanan
refrigerant
diusahakan
dari
tetap
sisi
rendah
keluar
agar
dan
temperature
tinggi
untuk
menghindarkan
temperature
mengalami
proses
komopresi,
uap
refrigerant
refrigerant
memerlukan
atau
mengambil
bentuk
1. Daur Carnot
Daur carnot adalah daur reversible yang didefinisikan oleh
dua proses isothermal dan dua proses isentropic. Karena proses
reversible dan adiabatic, maka perpindahan panas hanya terjadi
selama proses isothermal. Dari kajian thermodinamika, daur
carnot di kenal dengan sebagai mesin kalor carnot yang
menerima energy kalor pada suhu tinggi, sebagian diubah
menjadi kerja dan sisanya dikeluarkan sebagai kalor pada suhu
rendah.
Apabila daur mesin kalor carnor dibalik, yaitu proses
pengembalian panas dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah
Keteranagan proses :
1 2 : kompresi adiabatic
2 3 : pelepasan panas isothermal
3 4 : ekspansi adiabatic
4 - 1 : pemasukan panas isothermal
2. Daur Kompresi Uap Ideal
Apabila daur carnot diterapakan pada kompresi uap, maka
seluruh proses akan terjadi dalam fasa campuran. Untuk itu
fluida kerja yang masuk kompresor diusahakan tidak berupa
campuran, yang tujuannya mencegah kerusakan.
Pada daur carnot ekspansi isentropic terjadi pada turbin,
daya yang dihasilkan digunakan untuk mengerakkan kompresor.
Dalam hal ini mengalami suatu kesulitan teknis, maka untuk
penurunan
panas
lanjut
dan
pengembunan
refrigerant.
34 :
sub
dingin
dan
meninggalkan
evaporator
dalam
daur
tidak
kompresi
isentropic,
uap
hal
nyata
ini
preses
disebabakan
kompresi
adanya
keadaan
sub
dingin.
Kondisi
panas
lanjut
yang
dari
evaporator
dan
kemudian
menekan/
dan
suhu
gas
bahan
pendingin
tersebut,
dan
Centrifugal,
kompresor
centrifugal
tidak
adalah
suatu
alat
untuk
merubah
bahan
dindingnya,
mengambil
panas
dari
ruangan
di
pipa
kapiler
atau
keran
ekspansi.
Saringan
harus
serta
karakteristik
kerja
alat
yang
akan
dikendalikan.
Termostat pertama kali diciptakan pada tahun 1883 oleh Warren S. Johnson.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Siklus sistem pendingin
Keterangan
1-2 : kompresi oleh kompresor untuk menaikkan tekanan
2-3 : penambahan panas
3-4 : penurunan tekanan
4-1 : penyerapan kalor kedalam sistem yang ada dalam ruangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Beban
(watt)
150
H1
(btu/lb)
116,2996
H2
(btu/lb)
139,3349
H3
(btu/lb)
38,347
H4
(btu/lb)
11,062
250
116,4414
142,3638
37,6435
9,6175
350
116,5778
145,4957
38,0455
7,6685
450
116,4316
146,7136
37,82775
8,98025
550
116,2283
146,6469
38,36625
10,441
650
117,9934
143,8757
38,606775
10,945
4.2 Perhitungan
Dari data percobaan yang dilakukan proses perhitungan pada beban 150
watt.
= 0,65761 kw
6. Coeffisient of peformance
Cop=
m(h1h 4)
m(h 2h1)
139,3349116,29
6,51
= 6,51(116,299511,062)
=4,56854
Q kond
(kw)
0,6576
1
H efek
(btu/lb)
-23,0353
Q evap
(kw)
0,6852
8
COP
4,56854
250
9,64416
0,25
4
3
350
12,1032
450
14,8603
-25,9224
4
0,35
3
4
1,0099
1,3004
1,6180
-28,9179
550
18,0899
0,55
1,9582
-30,282
650
24,7314
0,65
2,6034
3,76616
1,5967
3,54836
6
-30,4086
9
6
1,3181
5
8
5
4,12091
9
0,45
1,0302
1,9133
3,47886
7
-26,2823
2,6375
4,0578
7
6
7
Dari tabel 4.2 diatas, beban hasil perhitungan dengan beban yang
diberikan yaitu sebesar 150 w, 250 w, 350 w, 450 w,550 w, 650 w. Dan didapatlah
nilai perhitungan m ( laju aliran massa ) kapasitas kompresor (Q komp) kapasitas
kondensor (Q kond) efekrefrigeran (H efek) laju aliran kalor pendinginan ( Q evap
) dan coeffisien peformance (cop).
4.4 Grafik
Grafik 4.1 perbandingan beban vs laju aliran massa.
15
10
5
0
Beban (watt)
Kapasitas Kompresor
(Qkomp)
0.1
0
Beban (watt)
1.5
1
0.5
0
Beban (watt)
Kapasitas Kondensor
(Qkond)
-15
-20
Efek Refrigerant
(Hefek)
-25
-30
-35
Beban (watt)
1.5
1
0.5
0
Beban (watt)
Coefisien Of
Performance (COP)
2
1
0
150
250
350
450
550
650
Beban (watt)
4.5
Pembahasan
Dari data yang telah didapat. Dengan dilakukannya 6 kali percobaan
denagn 6 pembebanan yang berbeda beda yaitu, 150 watt, 250 watt, 350 watt, 450
watt, 550 watt dan 650 watt. Dari tabel akan dilakukan perhitungan Q kompresor,
Q kondensor, efek refrigeran, laju aliran kalor pendingin ( Q evaporator) dan COP
(coeffisien of peformance).
Pada grafik 4.1 nilai yang didapat tertinggi adalah pada beban 650 watt
dengan nilai sebesar 24,73147 lb/hr, dan nilai yang didapat terendah adalah pada
beban 150 watt dengan nilai sebesar sebesar 6,511745 lb/hr.
Pada grafik 4.2 nilai kapasitas kompresor yang tertinggi didapat pada
beban 650 watt dengan nilai sebesar sebesar 0,65 kw dan nilai yang didapat
terendah terendah adalah pada beban 150 watt dengan nilai sebesar sebesar 0,15
kw
Pada grafik 4.3 nilai yang tertinggi didapat pada beban 650 watt dengan
nilai sebesar 2,60346 kw dan nilai terendah didapat pada beban 150 watt dengan
nilai sebesar 0,65761 kw.
Pada grafik 4.4 nilai tertinggi didapat pada beban 550 watt dengan an nilai
-30,4086 btu/lb yang tertinggi. Sedangkan nilai yang terendah didapat pada beban
150 watt dengan nilai sebesar -23,0353 btu/lb
Pada grafik 4.5 nilai yang tertinggi didapay pada beban 650 watt dengan
nilai sebesar 2,63757 kw dan nilai yang terendah didapat pada beban pada beban
150 watt dengan nilai sebesar sebesar 0,68528 kw.
Pada grafik 4.6 niali yang tertinggi didapat pada beban 150 watt dengan
nilai sebesar 4,56854, dan sedangkan nilai yang terendah didapat pada beban 550
watt dengan nilai sebesar 3,47886 kw.
Dari hampir semua perhitungan yang telah dilakukan menghasilkan
nilaiyang bebeda beda dan nilai yang tertinggi didapat pada beban 650 watt dan
nialai yang terendah didapat pada beban 150 watt. Berarti sistem pendingin yang
baik jika beban sekitar 650 watt.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. sistem pendingin adalah sebuah sistem yang berguna untuk menjaga
suatu temperatur dari sebuah sistem supaya tetap ideal.
2. dari hasil perhitungan didapat nilai
M = 24,73147 lb/hr pada 650 watt
Q komp = 0,65 kw pada 650 watt
Q kond = 2,60346 kw pada 650 watt
DAFTAR PUSTAKA
Tim asisten 2015, modul praktikum prestasi mesin bengkulu, laboratorium
konversi energi unuversitas bengkulu
Yunus A,Cengel.1989.Thermodynamics an Engineering Approach.England: MC.
Graw Hill Book and Corporation.
https://www.google.co.id/sistem-pendingin/